SRC-2012 Februari




Judul: Ever My Love
Penulis: Gretchen Craig
Penerjemah: Vivi Silvia C
Penerbit: Gagas Media
Terbit: September 2011
ISBN: 602-220-012-1
Hal: 424
Harga: Rp 55.000,-


"Dia lelaki terbaik yang pernah aku lihat. Dan dia lakukan itu semua buat Noni, karena dia ingin Noni bahagia"


Marianne Johnston adalah seorang nona cantik, putri pemilik perkebunan keluarga Johnston di Magnolia, Lousiana. Dibesarkan di tengah kehidupan mewah tak lantas membuatnya angkuh. Marianne memiliki hati selembut sutra, sangat peduli dengan nasib para budak yang bekerja untuk keluarganya. Kebaikan hati Marianne ternyata juga dirasakan oleh para budak. Saat itu, kasus perbudakan memang menjadi pembicaraan hangat di dataran selatan Amerika.

Sampai akhirnya sang nona memutuskan turun tangan bergabung dengan gerakan bawah tanah untuk membantu pembebasan para budak ke berbagai wilayah. Keberaniannya dalam menjalankan misi itu ternyata berhasil merebut perhatian Yves Chamard, lelaki tampan yang memiliki reputasi buruk sebagai lelaki penggoda perempuan.

Dunia perbudakan yang keras mungkin masih mampu Marianne taklukkan. Namun lain halnya dengan godaan seorang Yves. Sentuhan lelaki bermata coklat itu tak hanya membuat hati Marianne bergetar, tetapi mampu melecut semangatnya untuk melihat realita kekejaman yang terjadi di dunia perbudakan. Dilema, itulah yang Marianne rasakan. Kesetiannya diuji, antara mempertahankan dirinya menjadi putri keluarga yang agung atau hanyut dalam kehidupan liar dan cinta yang berbahaya.

Well, novel ini ditulis dengan alur yang lambat. Selain menceritakan tokoh utama juga menceritakan tokoh-tokoh pendukung, termasuk para budak. Tapi justru disinilah tantangannya, pilih lanjut membaca atau berhenti karena pusing dengan banyaknya karakter. Pemilihan settingnya pas, penulis tak hanya meminjam perkebunan Lousiana, tapi mampu mendeskribsikan secara detail tempat-tempat disana, lengkap dengan musim panas yang menaunginya.

Membaca novel ini kita diajak menyelami kehidupan perbudakan yang kerap disiksa, dipermalukan, diperlakukan secara tidak manusiawi dan akhirnya diperjualbelikan layaknya seekor sapi jantan. Meskipun novel terjemahan, tata bahasa yang digunakan cukup apik. Sebagai novel barat, sangat wajar jika penulis menyisipkan beberapa adegan panas. Namun, saya bersyukur scene itu dideskripsikan dengan sangat manis dan lembut, tidak menggebu-gebu seperti novel sejenisnya.

Dan.. satu scene yang mampu menguras emosi saya adalah ketika sang nona memeluk budak-budaknya, menitikkan air mata ketika akan berpisah. It's so amazing! Seorang nona seperti Marianne rela melepaskan atribut kekuasannya demi sebuah hati yang penuh kasih. Saya membayangkan para pemimpin negeri ini melakukan hal yang sama, peduli dengan kehidupan rakyat jelata dan merangkul yang lemah.

Overall, Ever My Love bukan sekadar novel percintaan yang biasa. Mengangkat tema perjuangan segelintir orang yang peduli akan nasib para budak dengan balutan kisah cinta yang romantis, menjadikan novel ini menarik untuk dibaca.

Rate: 4/5