Esok paginya aku jemput Ami di kostannya pagi- pagi sekali. Rencanaku hari ini adalah membuat Ami melupakan kesedihannya dan berjuang untuk kesembuhannya.

“Mau kemana sih kita?” tanya Ami
“Udah kamu ikut aja, yang pasti kita ke Tawangmangu.”
“Mau kemana iiih, ngapain jauh2 ke TAwangmangu” tanya dia penasaran
“Ngeliat air terjun, mau gag?” balasku

Perjalanan itu kita isi dengan saling diam, memang aku berencana untuk berbincang dengan Ami saat kita sudah sampai di tujuan.
Sekitar 45 menit kita sampai di tempat air terjun itu. Jalannya menurun cukup terjal tapi setelah kita melihat air terjun itu semua terbayar impas. Terlebih hanya ada kita dan pedagang sate kelinci di tempat itu. Belum banyak pengunjung pada jam itu.

Kami mengambil spot tempat duduk dekat dengan air terjun.
“Kamu jangan sedih terus ta, aku disini kan pgen ngajak kamu seneng.” Kataku

“Kamu tinggalin aku aja ya,”
Aku kaget “kenapa kok gitu? Apa karena kamu sakit itu?”
Dia mengangguk pelan.
“Aduh kamu itu mikirnya lebay deh, udahlah gausa sampe kaya gitu. Aku nemenin kamu kok sampe kamu bisa sembuh.”
“tapi kalo misal kita bisa lanjut trus aku gabisa punya anak gimana? Trus kalo keluargamu tau gmana?” mulai pikiran Ami kemana2.
“Tuh kan lebay, udahlah gausa mikir kaya gitu. Aku tuh milih kamu bukan dari bagusnya aja, jeleknya juga tak makan skalian.”
Kita berbincang cukup intens saat itu, dia bersikeras biar aku lepas dari dia karena aku pantas mendapatkan yang lebih baik. Aku pun bersikeras untu tetap sama dia apapun yang terjadi. Dia cerita dia penyakit berat yang pernah ia derita dan aku juga cerita kalo aku berusaha cari obat buat dia.

Perbincangan itu kita akhiri dengan saling berpelukkan dan meneteskan air mata.

“Yuk, main air.” Ajakku
“Ayooook.” Kata Ami dengan ceria

Senang rasanya melihat Ami kembali ceria saat itu, tapi aku juga jadi kerepotan saat ia minta gendong untuk naik kembali ke atas untuk pulang.

Setelah pulang dari tempat air terjun kami langsung menuju ke mall yang ada di Solo. Ami ingin pergi ke salon jadi aku mengantar dia ke salon. Biasalah kalo cowo bawa cewenya ke salon, pasti jadi pengangguran atau patung atau apalah selama berjam- jam. Mengetahui aku bakal nunggu lama Ami menawari aku untuk pijat di konter sebelah. Mumpung gratis (haha) aku pun mengiyakan saja. Sekitar 30 menit aku pijat dan pastinya Ami belum selesai. Aku akhirnya menunggu di dalam salon melihat rambut pacarku di umek2 (diobok2 kali ya bahasa indonesianya). Sampai2 Ami menawariku untuk melakukan potong rambut juga, sekali lagi aku iyakan daripada hanya duduk saja. Sampai aku selesai aku potong rambut pun Ami belum selesai dengan segala urusannya. Aku pun pergi sebentar untuk sholat Ashar. Selesai sholat Ashar pun agan2 pasti sudah tau jawabannya.
.
.
.
.
.

1 jam kemudian. . . .

Kami pun keluar dari salon, mungkin jika dikalkulasi ada sekitar 3 jam di dalam salon. Setelah itu kami tidak lupa untuk melakukan foto di konter photo box. Puas dengan foto2 kami pergi untuk makan dan memesan tiket untuk menonton Harry Potter seri ke 6 (Half Blood Prince yah? ).

Hari itu adalah hari dimana aku berusaha membuat Ami bahagia dan lupa dengan segala kesedihannya.
Terasa sangat indah pada saat itu bisa melihat senyum manisnya. Love you