jogzzzAvatar border
TS
jogzzz
Cinta Empat Kota
Quote:




Halo agan2 semua, ane mau share pengalaman ane sama kaya agan2 lain di SFTH. Kisah ane ini tentang bagaimana ane jalanin hubungan LDR selama 2 tahun. Ane bukan pengingat dan pencerita yang baik, tapi ane akan berusaha sebaik mungkin untuk agan2 semua. Silakan dinikmati, relax and enjoy the story.


Quote:
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
6.9K
85
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
jogzzzAvatar border
TS
jogzzz
#41
Part 17a
Kali ini aku berangkat untuk kedua kalinya ke solo. Aku mengambil jatah bolos kuliah dan kali ini aku tidak naik kereta ekonomi lagi tapi aku memilih untuk menggunakan bus malam. Kedatanganku kali ini selain untuk melepas rindu juga karena ada masalah penting yang harus aku lakukan.

Ami akhir2 ini saat (maaf) datang bulan darah yang keluar lebih dari biasanya dan lebih padat. Tujuanku menemani dia untuk ke dokter dan berjaga apabila aku memang dibutuhkan saat itu.
Malam itu di Solo, aku dan Ami pergi menuju ke dokter obgyn bersama kedua temannya. Kebetulan dokter tersebut merupakan ibu dari salah satu teman Ami yang ikut bersama. Setelah sampai ditempat tujuan, Ami masuk ke dalam klinik bertiga dengan teman- temannya sedangkan aku mengantri makanan di HokBen yang kebetulan berseberangan dengan klinik tsb. Aku melihat ekspresi Ami seperti ketakutan, sesuatu sedang berkecamuk di dalam pikirannya. Sembari aku mengantre aku pun berdoa semoga Ami tidak kenapa2, hanya karna stress saja.

Selesai membayar pesanan aku segera kembali ke klinik, aku menunggu di halaman klinik. Ada sekitar 30 menit aku menunggu Ami keluar bersama dua temannya. Ia tidak memandang ke arahku, ia seperti orang linglung. Aku panggil pun ia tidak menoleh. Ia segera menuju ke apotek tanpa melihat keberadaanku.

Jadi aku yang menghampirinya, tapi ia segera saja menuju ke kasir dan duduk termenung disana. Sedangkan aku masih berada di tempat duduk yang agak jauh dari kasir bersama dengan teman- temannya. Temannya berkata bahwa ada kista di ovari nya. Hal itu yang menyebabkan saat (maaf) datang bulan seperti banjir.
Segera saja aku menitipkan makanan kepada temannya dan aku menghampiri Ami, duduk disampingnya. Tak banyak yang aku katakan, hanya kata- kata semangat dan hal- hal positif yang bisa aku katakan pada saat ini. Kuelus punggungnya dan rambutnya.

Tatapan matanya seperti kosong. Aku mungkin bisa merasakan rasa sedihnya, tapi aku tidak bisa merasakan seberapa dalam perasaannya saat itu karena aku bukanlah perempuan. Jadi yang bisa aku lakukan hanya mengelus punggungnya dan berkata “semua akan baik- baik saja.”
Di dalam taksi, Ami menelpon ibunya. Ia menangis, tapi berusaha tegar di depanku dan teman- temannya. Lalu tiba- tiba telponnya diberikan padaku.

“Nih ibu mw ngomong.”

Aku dan ibunya mengobrol, ibunya mengucapkan terima kasih karena saat itu aku ada disana. Jadi bisa nemenin Ami dan paling tidak membuat perasaannya lebih baik.
Tidak banyak yang aku omongkan dengan Ami malam itu, karena ia seperti orang bingung. Saat kita masing- masing sudah pulang pun aku hanya bisa mengirim pesan singkat untuk menyemangati dirinya agar tidak down. Semua tidak seburuk yang ada dipikirannya.

Malam itu yang aku lakukan adalah ngaskus dan masuk forum Health dan bertanya tentang kista ovari dan bagaimana menanganinya.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.