Merupakan kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Infeksi virus HIV secara perlahan menyebabkan tubuh kehilangan kekebalannya oleh karenanya berbagai penyakit akan mudah masuk ke dalam tubuh. Akibatnya penyakit-penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi bahaya bagi tubuh.
Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pada tahun 2009 angka perkiraan diagnosis infeksi HIV di 40 negara bagian di Amerika adalah 17,4 orang per 100.000 penduduk.
Kasus AIDS pertama di Indonsia ditemukan pada tanggal 5 April 1987 di Bali pada seorang wisatawan Belanda. Hingga bulan November 1991 telah dilaporkan ke Departemen Kesehatan sejumlah 16 kasus AIDS, yakni 12 dari Jakarta, 2 dari Bali dan 2 dari Surabaya. Semua penderita adalah pria, sedangkan 6 diantaranya ialah orang berkewarganegaraan asing (Belanda, Kanada,Perancis, Amerika Serikat, Jerman). Virus HIV ini hidup didalam 4 cairan tubuh manusia, yaitu: Cairan darah, Cairan sperma, Cairan vagina dan Air susu Ibu.
Virus HIV
Spoiler for virus HIV:
Quote:
Terdapat 2 sub tipe virus HIV : HIV-1 dan HIV-2
Sebagian besar infeksi HIV di dunia disebabkan oleh HIV-1 karena spesies virus ini lebih virulen dan lebih mudah menular dibandingkan HIV-2. Sedangkan, HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika barat. Pada umumnya gejala yang muncul akibat terinveksi HIV-1 maupun HIV-2 sulit untuk dibedakan.
Penularan HIV-AIDS
Quote:
Hubungan seksual
Ibu ke anak (transmisi perinatal)
Penggunaan jarum atau alat suntik yang terkontaminasi
Tatoo
Quote:
Ludah, gigitan nyamuk, dan kontak sehari-hari (berjabat tangan, terekspos batuk dan bersin dari penderita HIV, menggunakan toilet, kolam renang, alat makan bersama dan berpelukan) menurut CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) aktivitas tersebut tidak mengakibatkan penularan HIV.
Tanda-tanda seorang tertular HIV
Quote:
Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa menandai apakah seseorang telah tertular HIV, karena keberadaan virus HIV sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang (5 sampai 10 tahun hingga mencapai masa yang disebut fullblown AIDS). Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV positif. Bila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian memeriksakan diri dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan kaena tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period
Quote:
Secara umum, tanda-tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah sampai pada tahapan AIDS adalah :
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat
Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan)
Diare berkepanjangan (lebih dri satu bulan)
Sedangkan gejala-gejala tambahan berupa :
Batuk berkepanjagan (lebih dari satu bulan)
Kelainan kulit dan iritasi (gatal)
Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan
Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh, seperti di bawah telinga, leher, ketiak dan lipatan paha.
Deteksi HIV
Quote:
Saat ini deteksi HIV dapat melalui : Voluntary Counseling and Testing (VCT)
Secara sukarela datang ke tempat pelayanan pemeriksaan HIV-AIDS Provider Initiated Testing and Counseling (PITC)
Petugas melakukan screening terhadap individu yang dicurigai HIV-AIDS
Pengobatan HIV-AIDS
Beberapa pedoman pengobatan yang dikeluarkan WHO (World Health Organization)
Quote:
Spoiler for pengobatan HIV:
Spoiler for pengobatan HIV:
Spoiler for pengobatan HIV:
Gambaran penderita HIV-AIDS
Quote:
Spoiler for DP:
Spoiler for DP:
Just because you cant see it doesnt mean it not there
Spoiler for DP:
Just because you cant see it doesnt mean it not there
Spoiler for Sumber ::
Surya A, Ginting G, Pulungsih SP, Wardana HW. Panduan tatalaksana klinis infeksi HIV pada orang dewasa. Dalam: Aditama TY. Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral. Edisi II.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2007.hlm15