- Beranda
- Kalimantan Barat
|||||| [Share, Informasi & Event] Seni Kebudayaan & Pariwisata Kalimantan Barat ||
...
TS
lamberianto
|||||| [Share, Informasi & Event] Seni Kebudayaan & Pariwisata Kalimantan Barat ||
Quote:
Permisi Pak Punggawe dan Kawan Kawan Sekalian
Mari Kita Share Informasi Dan Event
Tentang Kebudayaan dan Pariwisata Yang Ada Di Daerah Kita
Mari Kita Share Informasi Dan Event
Tentang Kebudayaan dan Pariwisata Yang Ada Di Daerah Kita
Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Barat
Inilah Aturan Mainnye
Quote:
# WAJIB MENGGUNAKAN PRIME ID HARI SENIN s/d JUM'AT,
# CLONE ID wajib memberikan identitas PRIME ID dengan Avatar / Locationnya.
# DILARANG menggunakan kata-kata yang berbau SARA, berbicara kotor, memaki, memancing keributan, menghina, atau menjelek-jelekkan / melecehkan individu atau yang membuat orang lain merasa tidak nyaman (flamming dan debat telah disediakan forum khusus). Gunakan bahasa yang sopan.
# DILARANG post cuma emoticon, post gambar saja atau posting asal²an.
# DILARANG posting gambar DP dan BB++ atau Berbau BB++
# DILARANG Reputation Abuse (Tukeran GRP/BRP/cendol/arisan).
# DILARANG promosi website/blog/jualan atau iklan dalam bentuk apapun.
# DILARANG posting hanya greeting (Selamat Pagi, Siang, Sore, Malam, Absen Gan, Hadir, Numpang Duduk, Melintas, Nampang Page One, Nice Info atau sejenisnya)
# CLONE ID wajib memberikan identitas PRIME ID dengan Avatar / Locationnya.
# DILARANG menggunakan kata-kata yang berbau SARA, berbicara kotor, memaki, memancing keributan, menghina, atau menjelek-jelekkan / melecehkan individu atau yang membuat orang lain merasa tidak nyaman (flamming dan debat telah disediakan forum khusus). Gunakan bahasa yang sopan.
# DILARANG post cuma emoticon, post gambar saja atau posting asal²an.
# DILARANG posting gambar DP dan BB++ atau Berbau BB++
# DILARANG Reputation Abuse (Tukeran GRP/BRP/cendol/arisan).
# DILARANG promosi website/blog/jualan atau iklan dalam bentuk apapun.
# DILARANG posting hanya greeting (Selamat Pagi, Siang, Sore, Malam, Absen Gan, Hadir, Numpang Duduk, Melintas, Nampang Page One, Nice Info atau sejenisnya)
Spoiler for rule:
Tolong Jangan Melanggar Aturan Ye
Kite Ambil Enaknye Jak
Kite Ambil Enaknye Jak
Terima Kasih
0
64.9K
Kutip
10K
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kalimantan Barat
1.6KThread•1KAnggota
Tampilkan semua post
MainStreak
#34
Mengenal Tradisi Lisan Dayak Desa [Sintang]
Quote:
By A.Alexander Mering
Quote:
Ketika sebuah masyarakat belum mengenal budaya tulis, maka cara untuk mengkomunikasikan berbagai kearifan local masyarakat, menurunkannya kepada generasi yang berikut adalah dengan system tanda. Lazim juga disebut bahasa sebagaimana dimaksud pramagtik smiotik yang akhirnya memungkinkan kita berfikir, berhubungan dengan orang lain dan memberikan makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Di antaranya adalah dengan satu kesatuan konvensi, peraturan yang dipersempit pada ikon, lambang, signal dan juga cara oral (oral tradition).
Dengan tradisi lisan, memberikan ruang bagi ilmu pengetahuan, kearifan local, sejarah, mitologi, kepercayaan, tradisi dan semua gejala alam yang diserap oleh panca indera maupun kotak fakir manusia dapat diwariskan.
Sesuai dengan judul kertas kerja ini, penulis ingin menyampaikan betapa kekayaan yang tersimpan dalam lumbung budaya masyarakat Dayak Desa ini akan menuju kemusnahan bila tidak segera didokumentasikan. Karena paralon tradisi lisan yang selama ini dijadikan salah satu saluran pewarisannya telah terancam punah oleh berbagai factor internal maupun eksternal yang terdapat di lingkungannya. Bahkan perubahan social yang sangat cepat di Indonesia pada beberapa dasawarsa terakhir dapat menghapus secara drastis kelompok etnik beserta tradisi lisan yang dimilikinya.
Ini diperparah dengan minimnya penelitian maupun usaha untuk mendokumentasikannya. Setakat ini, dokumentasinya sangat bergantung pada pelaku hidup yaitu tetua-tetua adat, atau penyaji ritual. Akibatnya banyak sekali pengetahuan dan kearifan berharga yang pernah dilahirkan masyarakat ini menjadi hilang tanpa bekas.
Sepintas akan sulit membuat batasan antara kelompok Dayak Desa yang hidup di beberapa Kecamatan di Kabupaten Sintang maupun Sekadau ini dengan suku Dayak Ketungau, Bugau dan Mualang yang juga memiliki kemiripan dengan kelompok Dayak Iban dan Kantuk di Kapuas Hulu.
Karena bila dilihat dari system kekerabatan dan system komunikasi serta system konsep tentang alam dan pekerjaan keduanya memiliki kemiripan (Bentuk, fungsi aplikasi, Mitologi Tentun Ikat Dayak di Kabupaten Sintang, Albert Rufinus dan Asriyadi Alexander, 2000-2001)
Namun menurut hasil penelitian Sujarni Alloy, peneliti pada Institut Dayakologi Pontianak, di Kabupaten Sintang Bahasa Desa adalah bahasa yang terbanyak penuturnya dan mereka tersebar di dalam tujuh daerah kecamatan. Kelompok masyarakat Dayak inilah yang menamakan dirinya sebagai suku Dayak Desa.
Bahasa Desa mempunyai banyak persamaan dengan bahasa Lebang, Mualang, Ketungau dan Bugau. Persamaannya adalah terutama karena ke lima bahasa ini banyak sekali memakai ai untuk kata-katanya, seperti untuk mengatakan makan mereka mengatakannya dengan makai, untuk berjalan mereka mengatakannya dengan bejalai, dan lain sebagainya. Meskipun begitu, mereka juga memiliki perbedaan, yaitu pada tekanan dan logatnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan antara 1997-2000 itu diketahui bahwa Bahasa Desa di pakai oleh sekitar 41,376 jiwa atau merupakan 9,73% dari keseluruhan penduduk kabupaten Sintang.
Pada umumnya Suku Desa mendiami tujuh buah kecamatan, yaitu kecamatan Sintang, kecamatan Kelam Permai, kecamatan Binjai Hulu, kecamatan Dedai, kecamatan Sungai Tebelian, kecamatan Tempunak dan kecamatan Sepauk.
Untuk mencapai tempat kediaman masyarakat Desa ini sangat gampang karena berada di tujuh kecamatan yang berada di sekitar kota Sintang dan semua tempat pemukiman mereka itu bisa di capai dengan jalan darat dan beberapa di antaranya bahkan bisa di capai dengan melalui sungai. Sementara di kabupaten Sekadau, kelompok masyarakat ini bermukim di 5 kampung saja yang hakikatnya merupakan penyebaran dari kabupaten Sintang sebagai tanah asal-usul penyebarannya.
Tidak ada data resmi mengenai jumlah populasi suku dayak ini kini. Hal ini lebih dipersulit lagi dengan akulturasi maupun inkulturasi yang terjadi antara suku ini dengan berbagai suku lainnya yang ada di kabupaten itu sekarang.
1. Kana
Kana adalah suatu bagian dari tradisi lisan Dayak desa berbentuk cerita lirik, semacam syair panjang yang dituturkan oleh orang-orang tertentu , yang telah memiliki syarat-syarat tertentu (misalnya; usia, Keturunan, dan tentu juga keahlian). Menurut pak Bangu seorang ahli Kana, yang berusia sekitar 58 tahun, di desa Terumbu, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang. Menurut beliau misalnya Kana Bilang Temawai/Menghitung Tembawang, walaupun seseorang cukup pandai menuturkannya tetapi apa bila ia belum pernah duda/janda karena salah satu pasangannya meninggal, maka ia belum boleh menuturkan Kana tersebut. Selain itu, jika seseorang yang ber-kana tengah ber-kana maka ia tidak boleh menghentikan ceritanya secara sesuka hatinya karena cerita ini dianggap sakral, dan tokoh-tokoh yang berperan dalam cerita tersebut dipercayai akan merasa tersinggung dan marah. Ia harus memilih bagian-bagian yang tepat apabila dengan terpaksa harus menghentikan ceritanya. Misalnya jika Kana tersebut tengah menceritakan babak peperangan maka cerita itu tak boleh dihentikan sebelum para tokoh cerita tersebut mencapai kemenangan, dan seterusnya.
Dengan tradisi lisan, memberikan ruang bagi ilmu pengetahuan, kearifan local, sejarah, mitologi, kepercayaan, tradisi dan semua gejala alam yang diserap oleh panca indera maupun kotak fakir manusia dapat diwariskan.
Sesuai dengan judul kertas kerja ini, penulis ingin menyampaikan betapa kekayaan yang tersimpan dalam lumbung budaya masyarakat Dayak Desa ini akan menuju kemusnahan bila tidak segera didokumentasikan. Karena paralon tradisi lisan yang selama ini dijadikan salah satu saluran pewarisannya telah terancam punah oleh berbagai factor internal maupun eksternal yang terdapat di lingkungannya. Bahkan perubahan social yang sangat cepat di Indonesia pada beberapa dasawarsa terakhir dapat menghapus secara drastis kelompok etnik beserta tradisi lisan yang dimilikinya.
Ini diperparah dengan minimnya penelitian maupun usaha untuk mendokumentasikannya. Setakat ini, dokumentasinya sangat bergantung pada pelaku hidup yaitu tetua-tetua adat, atau penyaji ritual. Akibatnya banyak sekali pengetahuan dan kearifan berharga yang pernah dilahirkan masyarakat ini menjadi hilang tanpa bekas.
Sepintas akan sulit membuat batasan antara kelompok Dayak Desa yang hidup di beberapa Kecamatan di Kabupaten Sintang maupun Sekadau ini dengan suku Dayak Ketungau, Bugau dan Mualang yang juga memiliki kemiripan dengan kelompok Dayak Iban dan Kantuk di Kapuas Hulu.
Karena bila dilihat dari system kekerabatan dan system komunikasi serta system konsep tentang alam dan pekerjaan keduanya memiliki kemiripan (Bentuk, fungsi aplikasi, Mitologi Tentun Ikat Dayak di Kabupaten Sintang, Albert Rufinus dan Asriyadi Alexander, 2000-2001)
Namun menurut hasil penelitian Sujarni Alloy, peneliti pada Institut Dayakologi Pontianak, di Kabupaten Sintang Bahasa Desa adalah bahasa yang terbanyak penuturnya dan mereka tersebar di dalam tujuh daerah kecamatan. Kelompok masyarakat Dayak inilah yang menamakan dirinya sebagai suku Dayak Desa.
Bahasa Desa mempunyai banyak persamaan dengan bahasa Lebang, Mualang, Ketungau dan Bugau. Persamaannya adalah terutama karena ke lima bahasa ini banyak sekali memakai ai untuk kata-katanya, seperti untuk mengatakan makan mereka mengatakannya dengan makai, untuk berjalan mereka mengatakannya dengan bejalai, dan lain sebagainya. Meskipun begitu, mereka juga memiliki perbedaan, yaitu pada tekanan dan logatnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan antara 1997-2000 itu diketahui bahwa Bahasa Desa di pakai oleh sekitar 41,376 jiwa atau merupakan 9,73% dari keseluruhan penduduk kabupaten Sintang.
Pada umumnya Suku Desa mendiami tujuh buah kecamatan, yaitu kecamatan Sintang, kecamatan Kelam Permai, kecamatan Binjai Hulu, kecamatan Dedai, kecamatan Sungai Tebelian, kecamatan Tempunak dan kecamatan Sepauk.
Untuk mencapai tempat kediaman masyarakat Desa ini sangat gampang karena berada di tujuh kecamatan yang berada di sekitar kota Sintang dan semua tempat pemukiman mereka itu bisa di capai dengan jalan darat dan beberapa di antaranya bahkan bisa di capai dengan melalui sungai. Sementara di kabupaten Sekadau, kelompok masyarakat ini bermukim di 5 kampung saja yang hakikatnya merupakan penyebaran dari kabupaten Sintang sebagai tanah asal-usul penyebarannya.
Tidak ada data resmi mengenai jumlah populasi suku dayak ini kini. Hal ini lebih dipersulit lagi dengan akulturasi maupun inkulturasi yang terjadi antara suku ini dengan berbagai suku lainnya yang ada di kabupaten itu sekarang.
1. Kana
Kana adalah suatu bagian dari tradisi lisan Dayak desa berbentuk cerita lirik, semacam syair panjang yang dituturkan oleh orang-orang tertentu , yang telah memiliki syarat-syarat tertentu (misalnya; usia, Keturunan, dan tentu juga keahlian). Menurut pak Bangu seorang ahli Kana, yang berusia sekitar 58 tahun, di desa Terumbu, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang. Menurut beliau misalnya Kana Bilang Temawai/Menghitung Tembawang, walaupun seseorang cukup pandai menuturkannya tetapi apa bila ia belum pernah duda/janda karena salah satu pasangannya meninggal, maka ia belum boleh menuturkan Kana tersebut. Selain itu, jika seseorang yang ber-kana tengah ber-kana maka ia tidak boleh menghentikan ceritanya secara sesuka hatinya karena cerita ini dianggap sakral, dan tokoh-tokoh yang berperan dalam cerita tersebut dipercayai akan merasa tersinggung dan marah. Ia harus memilih bagian-bagian yang tepat apabila dengan terpaksa harus menghentikan ceritanya. Misalnya jika Kana tersebut tengah menceritakan babak peperangan maka cerita itu tak boleh dihentikan sebelum para tokoh cerita tersebut mencapai kemenangan, dan seterusnya.
lanjut dibawah
0
Kutip
Balas