jogzzzAvatar border
TS
jogzzz
Cinta Empat Kota
Quote:




Halo agan2 semua, ane mau share pengalaman ane sama kaya agan2 lain di SFTH. Kisah ane ini tentang bagaimana ane jalanin hubungan LDR selama 2 tahun. Ane bukan pengingat dan pencerita yang baik, tapi ane akan berusaha sebaik mungkin untuk agan2 semua. Silakan dinikmati, relax and enjoy the story.


Quote:
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
6.9K
85
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
jogzzzAvatar border
TS
jogzzz
#23
Part 10a
Sekarang kami berempat berada di mobil Nuge, dalam perjalanan menuju ke Jatim Park sebuah taman bermain yang baru di kawasan kota Batu. Aku dan Ami bertemu lagi untuk kedua kalinya dan saat ini dalam keadaan sudah tidak lagi jadian. Ami masih terlihat manis namun tampak kurus. Di dalam mobil kami hanya berbicara seperlunya, terkadang juga sambil bercanda.

Yah, aku menginginkannya menjadi milikku, dia orang yang berbeda. Orang yang pertama kali aku suka dari kepribadiannya daripada fisiknya. Hari ini akan aku lihat seberapa jauh aku dapat melangkah.

Setelah perjalanan sekitar 45 menit akhirnya kita sampai di tempat tujuan. Taman bermain yang cukup besar, pikirku. Kita pun segera menuju ke loket, hari ini merupakan hari efektif sekolah dan kerja sehingga taman ini tampak sepi. Setelah membeli tiket kita pun segera masuk ke dalam.
Tempat ini selain sebagai taman bermain juga dijadikan taman edukasi, pada bagian awal kita akan masuk ke dalam ruang diorama nusantara yang menunjukkan pakaian dan rumah adat suku- suku di Indonesia. Selanjutnya kita akan dibawa k ruang sains dan teknologi. Banyak alat peraga yang dapat kita coba.

Saat itu Ami terlihat ceria, begitu senangnya aku melihat wajahnya yang seperti itu. Karena Nuge dan Fen merupakan pasangan jadinya aku dan Ami seperti obat nyamuk yang dibiarkan saja. Aku tidak akan melewatkan kesempatan seperti itu, tapi aku juga canggung untuk memulai sebuah obrolan. Tetapi Ami memang orang yang selalu bisa membawa suasana, dia seperti anak kecil yang dibawa berlibur ke taman bermain.

Sampai ketika kami berada di bagian wahana. Aku dan Ami merupakan orang yang berkebalikan soal ini, aku tidak bisa naik wahana yang aneh- aneh, entah jadinya mual atau pusing. Tapi aku berani untuk masuk rumah hantu. Sedangkan Ami dia wanita tangguh yang bisa naik wahana apa saja, kebiasaan di Dufan mungkin. Tapi dia tidak bisa kalau untuk masuk rumah hantu.

“Oke kita naik ini tapi nanti kita ke rumah hantu ya.” Tantangku
“Emang kamu berani naik ini? Nanti mual.” Kata dia
“Berani aja, kamu berani gag masuk rumah hantu?” mulai gengsi deh.
“Berani aja” tantang dia.

Karena saat itu sepi kita tidak perlu antri untuk dapat masuk wahana. Saat itu kita masuk ke rumah hantu. Masuk wahana ini bersama pacar atau gebetan sama seperti kita nonton film hantu di bioskop, kita merasa seperti pahlawan yang akan menyelamatkan wanita dari rasa takutnya. Ami pun teriak- teriak dan tidak berani melihat dari awal jalan hingga akhir, dia hanya memegang tanganku sambil menyenderkan mukanya di pundakku.

Sial, hal ini membuat aku grogi campur senang. Akhirnya aku menjadi penunjuk arah untuk kita bisa keluar karena hanya aku yang matanya terbuka (hehe). Keluar dari wahana itu aku mulai menggoda dia.

“Gimana? Takut? Cemen ah.” Kataku
“Dasar, sekarang kamu berani gag naik itu?” katanya sambil menunjuk coaster yang hanya berisi 4 orang dengan posisi duduk dan di beberapa lintasan akan diputar posisi duduknya.
“Ayo siapa takut.” Balasku dengan muka yang sebenarnya takut.

Saat antre kami berempat terpotong, karena sisa 1 orang di depan dan sekali masuk adalah 4 orang. Dan siapa yang tidak beruntung? Ya aku. Nuge, Fen, dan Ami naik bersama dan aku di antrian terdepan sendiri menghadapi coaster ini.

Saat sudah di atas aku tegang setengah mati, berpegangan erat di pengaman. Perasaanku aku akan terlontar karena sabuk pengaman yang tidak kencang. Siksaan itu sekitar 3 menit berjalan tapi bagiku itu lama sekali. Aku turun dengan muka pucat.

“Duh kasiannya, takut yah?” ledek dia
“Engga, masih kuat kok.” Kataku gengsi.
“yauda naik itu yuk” katanya sambil menunjuk wahana perahu yang digoyang seperti pendulum.

Oh Tuhan, kenapa banyak sekali jenis wahananya sedangkan rumah hantu Cuma ada satu??
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.