Kami berdua melewati hari- hari bahagia bersama. Meskipun hanya lewat chatting ataupun sms. Hari dimana kita bertemu hanya beberapa hari saja. Tidak lebih dari 5 hari. Tapi kita senang dengan apa yang kita jalani.
Saat itu aku baru pulang sekolah selepas ujian. Ya ini tahun terakhirku di SMA, sudah mulai sibuk untuk ujian akhir, ujian sekolah, dan memikirkan akan masuk universitas mana.

“Mas Yoga” terdengar suara yang tidak asing bagiku. Aku melihat ke arah suara tersebut, sosok yang aku kenal. Rista.
“owh, kenapa ti?” tanyaku tiba2. Dia tidak tahu aku sudah jadian dengan Ami, begitu juga teman2ku. Hanya temanku Fen dan Nuge yang tahu.
“mmmh. . . . aku Cuma mau ngasih ini ke mas yoga. Ini udah terlanjur aku pesen buat ngerayain setaunan kita. Tapi kan kita udah putus, ya daripada gag kpake aku kasih aja ke mas yoga.”
Dia memberiku sebuah bungkusan dalam kantong kertas.
“Apa ini Ris?”
“Buka aja mas gapapa.” Kata Rista

Aku buka bungkusan itu, ternyata isinya adalah baju couple dengan gambar hati dan foto dia tercetak ditengahnya. Aku kaget, perasaan apa ini? Terasa sakit, perasaan bersalah. Entah aku yang terlalu polos dan terlalu baik, karena aku merasa telah melukai hati seseorang dan aku pun berkata. . .

“hmmh, makasih yah, aku jadi gag enak. Gini aja deh, ntar kita kapan- kapan jalan bareng pake baju ini”
Maksudku adalah untuk membalas kebaikannya namun aku tidak tahu bahwa janjiku itu merupakan bom bunuh diri.

“Jadi kamu mau jalan sama Rista?” kata Ami
“Iyah, aku udah janji. Makanya aku minta izin kamu.” Aku telah bercerita semuanya. Aku hanya berpikir ini jalan- jalan biasa, tidak lebih. Namun hati wanita siapa yang tahu.
“Okeh” jawab dia.

Karena telah mendapat restu (?) maka aku melaksanakan janjiku ke Rista.
Setelah kejadian itu, sikap Ami berubah terhadapku. Aku yang baru tahu ternyata dia tidak suka aku jalan dengan Rista entah memang aku yang bodoh atau aku terikat dengan kata “janji”. Bagiku selama aku tidak selingkuh itu tidak masalah, tapi ternyata apa yang Ami pikirkan berbeda. Yah mungkin aku masih terbawa sifat cuekku.

LDR membuat ia tidak bisa sepenuhnya percaya padaku sehingga perjalanan kita selama sebulan harus diakhiri.
Kesedihan kembali menimpaku. Ami sosok gadis periang yang memiliki pendirian, kepribadian yang aku suka lebih awal daripada fisik. Sosok yang dulunya takut dengan makhluk yang namanya cowo dan baru pertama kali membuka hatinya untuk diriku dan hal itu membuat senang orang tuanya, kini harus berakhir.

Aku telah melukai satu orang lagi.

Begitulah awal aku menjalin hubungan yang tampak biasa dengan seseorang yang aku kenal hanya lewat media chatting dan ternyata hal itu mempengaruhi kehidupanku selanjutnya.