Quote:
Singkat cerita..
20 Januari 2012..
Hari yang ku tunggu-tunggu akhirnya tiba.
Aku berangkat dari Medan menuju Bandung, sehari disana dan langsung bergerak menuju Jakarta keesokan harinya. Sepanjang jalan aku selalu memberinya kabar sudah sampai dimana. Setiap menit hp ku selalu stand by, jadi kalo mau ngabarin gak akan telat.
***
Setelah sekian lama berputar-putar di kota Jakarta. Yaaa maklum supirnya ga apal kota Jakarta jadi nyasar dulu nanya-nanya orang. Akhirnya tiba jugadi tempat tujuan Rasamala 5 (yang tau Jakarta pasti ga asing deh). Berbincang-bincang sejenak dan beristirahat sebentar, melepas kerinduan dengan pada sanak sodara, makan, dan....
Hasna, mau ikut gak?, tanya sepupu ku tiba-tiba pada ku.
Kemana teh?, tanya ku balik.
Jalan-jalan, mau ke museum Fatahillah, ikut?, jelasnya sambil kembali bertanya meminta kepastian dariku.
Mau.., ucap ku cepat, tanpa penolakan.
Setelah makan siang dan sebagainya akhirnya kamu jalan menuju museum Fatahillah.
***
Sayang, sapa ku pada kekasih ku di ujung sana.
Iya, balas nya dengan cepat.
Hasna, mau ke museum Fatahillah, syg mau kesana gak?, tanya ku padanya berharap ia mau menemui ku disana.
Oke, gue tunggu disana ya, balasnya tanpa basa basi.
Asiik.., ucap ku dalam hati senang mendapat waktu betemu dengannnya walau dadakan.
***
Pukul 04:00 aku tiba disana.
Macet parah yang melanda Jakarta mengharuskan ku untuk sedikit bersabar menahan lamanya perjalanan dan panas nya kota Jakarta. Ampuuuuunnn...
Sayang udah sampe museum nih, kabar ku segera sesampai ku disana.
Iya, gue tau, gue udah liat Hasna kok, jawab nya cepat membuat ku langsung menoleh kanan kiri mencari dimana ia berada.
Dimana yank?, tanya ku bingung. Masalahnya itu orang disana banyak trus padet banget, buat cari orang yang belum pernah ketemu itu bakalan sulit banget. Tapi kenapa dia bisa tau aku begitu cepat ya.
Gue di depan museum Fatahillah nya deket bendera sama Irma, pake kemeja merah, celana levis, jelas nya memudahkan ku untuk mencarinya.
Tak lama kemudian..
Aku berjalan menuju museum tersebut, sembari melihat orang yang ku kenal. Ku perhatiakn orang-orang yang sedang duduk di depan museum itu. Dan ku dapati wajah seorang wanita yang ku kenal. Dia melihat ku dan tersenyum.
Kak Irma, ucap ku dalam hati sambil kembali tersenyum. Ku perhatikan sesosok pria yang berada di sampingnya. Akhirnya...
Mas Usup, senyum ku makin merekah menghiasi wajah ku. Aku mulai gerogi. Wajar baru pertama kali ketemu.
Aduh gugup, sambil terus memandangnya dari belakang saudara ku yang melihat gerak gerik ku agak aneh langsung bertanya.
Hasna, itu temennnya?, tanya nya pada ku.
mmm, iya teh, sebelahnya pacar Hasna, jawab ku polos.
Datengin sana, ucap sodara ku yang sepertinya tau aku ingin menemuinya.
Malu teh, ntar ketauan, jelas ku singkat.
Maklum saja orang tua ku melarang ku pacaran. Dengan terpaksa hubungan kami backstreet + LDR. Parah dah.
Akhirnya sodara ku menemani ku menemuinya, dengan segala cara, mencuri waktu, mengambil kesempatan, akhirnya aku bisa melihatnya dari dekat. Kedua sodara ku berbincang-bincang dengan kak Irma, ternyata mereka satu hobi. Dan aku hanya bisa tatap-tatapan dengannnya sesekali mengajukan pertanyaan. Ternyata dia jauh lebih tinggi dari ku, kalo di ukur sebahunya aku, aku bantet banget atau dia yang tinggi banget ya..
Kesan ku bertemu dengannnya sangat gugup, namun aku sangat senang.