Quote:
Kini aku telah bersamanya. Bersama dengan orang yang jauih disana tanpa ku tau siapa dia sebenarnya.
Ketakutanku muncul apakah benar dia pria baik atau tidak. Tapi tak ada gunanya aku berfikir buruk padanya. Itu hanya membuatku stres dan gelisah.
Ku jalani hubunganku dengan baik, namun dimana ada hubungan pasti juga ada masalah. Masalah demi masalah muncul baik dari pihak ku, pihak dia bahkan pihak lain, terkecuali mantan ku. Dia mulai membuka ring tinju hingga membuat ku marah. Dia benar-benar tak rela aku membuka hati baru untuk kekasihku kini. Dia terus mengumbar ketidakrelaannnya pada dunia maya (ga waras di baca banyak orang kali). Bukan hanya itu ia mulai mendekati kekasihku dan mengatakan hal yang sebenarnya tak perlu (mau ngasih sesuatu dan bilang kalo dia mau ketemu aku, gimana pacar aku ga jelous, parah). Namun, ntah kenapa aku tidak merasa takut karena ku tau kekasihku lebih percaya kepadaku, dari pada harus mendengarkan kata-katanya. Jarang tau ada cowok yang selalu positif thinking. Masalah itu berlangsung selama 2 minggu. Namun, kami masih bisa melaluinya dengan baik, sampai akhirnya ia jera untuk mengganggu. Aku pun lega masalah itu berakhir. Namun, hati kami kembali di uji saat cacian mulai datang.
LDR memang hubungan yang sulit, masih lumayan kalau ketemu setaun sekali ketemu, tapi apa jadinya kalau belum pernah ketemu sekalipun. Bahkan orang lain pun tak bisa percaya. PDKTan secara langsung aja belum tentu di terima, tapi PDKTan jarak jauh bisa di terima. Masuk akal ga sih? Tapi itu lah aku. Hanya bisa percaya yang disana, berharap tak bermaksud apa-apa padaku.
***
Kampus Universitas Negeri Medan
Kelas..
1 jam 45 menit berlalu, akhirnya perkuliahan berakhir. Seperti biasa aku berlama-lama di kampus. Maklum males pulang, bosen.. hehehee..
Hasna.., panggil seorang pria yang ku kenal, sambil berjalan menuju tempat dimana aku berdiri.
ya, apa?, jawab ku singkat pada pria itu.
Dengan wajah yang aneh, senyum-senyum sambil sesekali tertawa melihatku. Aku yang bingung langsung spontan bertanya.
Kenapa? Ada yang lucu?, tanya ku dengan wajah cuek seperti biasa. Pria itu tetap tak berhenti tersenyum, membuat ku sedikit agak jengkel.
Sabar Hasna, jangan marah-marah gitu, jawabnya lain dari pertanyaaan yang ku tanyakan.
Kau aneh lha, aku nanya kau bilang marah, gak bisa baca mimik wajah aku apa?, balas ku ketus.
Iya, iya, aku cuma mau nanya, Yusup pacar baru mu ya?, tanya nya pada ku, dengan senyum yang tak hilang-hilang (senyum emang sedekah, tapi ga gitu-gitu juga kali).
Iya, terus kenapa?, jawab ku singkat.
Dunia maya lagi ya?, tanyanya lagi, sambil tertawa meledek ku.
Urusan mu apa? Mau dia di dunia maya, mau dia di dunia nyata, bukan urusan mu kan!, jawab ku kesal, merasa terusik dan terganggu.
Kau aneh lah Hasna, ada yang suka sama mu di dunia nyata dekat sama kau, selalu kau lihat. Masi juga kau pilih dunia maya, yang jauh sama kau, yang sekalipun ga pernah kau liat, sambungnya menceramahi ku atau apa aku tak mengerti.
Kau ga tau dia disana gimana Hasna, mana tau dia cuma mainin kau, bohongin kau, nyakitin kau. Ntah pun di sana dia dah punya istri, siapa yang tau, sambung nya tanpa memberi ku celah untuk berbicara.
Makasih atas nasehatnya, jawab ku sambil tersenyum dan langsung pergi meninggalkannnya.