Quote:
Aku fikir dia sudah menyerah atas semua perjuangan yang ia lakukan ternyata sia-sia. Tapi tak ku sangka SMS dari pria yang pernah singgah di hati ku kembali datang, dan kali ini aku benar-benar di buatnya kehilangan kontrol atas diriku sendiri.
Deg, abg ga akan pernah mau kehilangan adeg, abg gak rela, lebih baik abg MATI dari pada harus kehilangan adeg.. bla.. bla.. bla.. (sebagian teks lupa), ucapnya di sms itu.
Aku berusaha tak menghiraukan hal itu. Berusaha aku tenangkan diri dan mencoba berbicara baik-baik dengan dia, manun ia tak mengerti, dia terus mengancamku dengan bunuh diri jika aku tak menerimanya kembali.
***
Drrr.. Drrrrr... hape ku berbunyi tanda telpon masuk.
Ku lihat hape ku, ku baca dan aku melihat nama yang membuat ku teang.
Kak Usup, seru ku girang.
Langsung ku angkat telponnnya dan menyapanya.
Assalamualaikum kak, sapa ku ramah.
Walaikumsalam, balasnya dengan suara melow yang sangat enak di dengar.
huft.., aku menghela nafas panjang.
lho? Kenapa hasna?, tanyanya dengan nada yang luar biasa lembutnya, membuat ku sejenak menjadi tenang.
Hasna pengen cerita kak, masag mantan hasna mau bunuh diri gara-gara putus sama hasna, padahal dia sendiri yang mutusin hasna kak, ceritaku padanya seperti tak ada beban.
Hahahaaa.., tawanya tanda mengejekku.
koq ketawa sih kak?, tanya ku dengan nada jengkel.
Ya ampun.. hasna itu oon atau polos atau bego sih? Haha. Ya ga mungkin lha dia bunuh diri Cuma gara-gara gitu doang.. ada-ada aja. Haha, jawabnya dengan santai seolah menenangkan ku.
Tapi kak dia serius ngomongnya sama hasna, ntar kalo beneran gimana kak? Hasna masuk penjara donk karena dah bunuh orang, bela ku tak mau kalah.
Hahahaaaa.. ga akan sampe masuk penjara, kan dia bunuh diri, bukan di bunuh sama hasna, jawab nya dengan nada yang tetap tenang.
Tapi kak.., sebelum selesai aku berbicara.
Udah percaya deh sama gue, dia ga akan bunuh diri, ucapnya dengan lembutnya.
iya kak, hasna percaya deh, aku yang kembali tenang melanjutkan pembicaraan lain yang membuatku melupakan masalahku. Tenang dan nyaman itu yang ku rasakan saat kata demi kata yang dia ucapkan membuatku selalu merindukan suaranya dan nasehatnya. Dia begitu dewasa, tenang dan tak pernah sekali pun menggunakan nada tinggi saat berbicara.