Act - 3.4 The Secret Beneath the Shadow Revealed

Diana memandang Said Ibrahim cukup lama. Dia kemudian menundukkan kepalanya dan kembali membaca file yang dia pegang. “Kenapa kalian bisa hidup seperti itu? hidup dengan mengetahui kebenaran, hidup dengan memiliki kesempatan untuk mencegah kepedihan akibat politik dan juga konspirasi orang-orang yang berkuasa. Tapi kalian tidak melakukan apapun. Kalian bergerak demi tujuan kalian sendiri dan membiarkan manusia yang tidak berdaya menderita padahal kalian bisa melakukan sesuatu.”

“Kau harus mengerti, kita tidak bisa menyelamatkan seluruh manusia. Menyelamatkan dengan disisi lain mengorbankan nyawa orang lain. Percaturan dunia dalam pengaruh dan konflik kekuasaan di dunia ini sangatlah banyak dan rumit. Semua kelompok menginginkan tercapainya true goal. Begitu juga dengan kelompok yang aku tempati. Mencegah terjadinya Apocalypse adalah harapan besar yang diinginkan sejak perang suci terakhir di Jerussalem. Namun kenyataannya semua usaha itu gagal.”

Said Ibrahim menjawab dan membuat Diana terdiam. Wanita itu yang memandangi isi laporan dan mengetahui mengenai pengorbanan nyawa manusia dengan bom sebagai pengalih perhatian dan penggulingan kekuasaan suatu pemerintahan, merasakan bahwa apa yang terjadi pada dunia adalah permainan dari orang-orang yang berkuasa. Nyawa manusia bagaikan sesuatu yang tak berarti. Demi tujuan, semuanya dikorbankan. Bahkan nyawa orang-orang tidak berdosa yang tidak mengetahui apa-apa.

“Katakan padaku Said, kemana sekarang dunia ini mengarah? Semuanya telah berakhir bukan? Kekuasaan, konflik, dan perebutan pengaruh telah memberikan dampak kehancuran pada perang besar ketiga. Sekarang dunia telah menjadi sisa-sisa hamparan kesalahan manusia itu sendiri. Semuanya telah berakhir bukan? Tuhan telah menghukum orang-orang biadab yang mempermainkan banyak hidup manusia tak bersalah.”

“Kebenarannya adalah.. dunia sekarang mengarah pada hal yang lebih buruk.”

Diana terkejut. Wanita itu lalu membalikan badannya dan memandang punggung Said Ibrahim yang juga sedang membaca laporan. “Apa maksudmu Said?”

“Kita semua sekarang sedang menuju kearah hari penghakiman. Kemunculan para setan berbola mata merah dengan wujud nyata yang menyerang manusia dari dalam kegelapan adalah buktinya. Semuanya adalah kesalahanku.. ya kesalahanku.”

“Jadi kau mengetahui mengenai asal muasal para Unknown? Kau mengetahui semuanya dan tetap diam? Katakan padaku apa yang sebenarnya kau ketahui!! Katakan padaku mengapa sekarang manusia harus menghadapi ketakutan seperti ini!!”

Said Ibrahim mendengar suara keras amarah dari Diana yang berdiri dibelakangnya. Dia terdiam tidak sanggup mengatakan hal sebenarnya pada manusia yang tidak mengetahui apa-apa itu. Dia bukanlah anggota Order yang mengerti keadaan dunia ini. Dia hanya manusia biasa yang menjalani hidup dan harus merasakan akibat dari apa yang sebenarnya dia tidak mengerti.

“Di.. Diana.” Suara Isaac terdengar berbicara. Anak laki-laki yang berusia 12 tahun itu yang mengenakan jaket parasit abu-abu dan celana jeans hitam terlihat sedikit takut karena melihat seperti terjadi pertengkaran diantara Said dan wanita yang dikenalnya.

Diana yang sedang dalam amarah kemudian mencoba menenangkan dirinya seraya menarik nafas dalam dan memejamkan matanya. Untuk beberapa saat ruangan bawah tanah itu kembali menjadi sunyi senyap.

Isaac yang masih menunduk, kemudian memberanikan diri untuk kembali berbicara. “Diana.. aku menemukan sesuatu..”. Diana yang telah mencoba meredam amarahnya kemudian memandang Isaac. “Sesuatu? Apa yang kau temukan Isaac?”

“Tape Recorder. Aku menemukan Tape Recorder di meja sebelah sana.”


***


Said, Diana, dan juga Isaac berjalan dan sampailah pada meja yang tua yang diatasnya terdiam obyek Tape Recorder tua. Said kemudian menyibak debu-debu yang hinggap di obyek itu seraya mencoba membersihkan seluruh permukaannya.

“Apa benda itu masih berfungsi?” ucap tanya Diana.

“Kita akan coba menyalakannya.” Said Ibrahim menjawab pelan dan kemudian dia menekan tombol untuk memutar menyalakan tape recorder tersebut.

Tape Recorder tua itu menyala. Terdengar suara mesinnya berputar cukup lama tanpa suara. Ketiga orang yang berada didepan meja itu serius diam menunggu apa yang selanjutnya akan mereka dapatkan dari obyek tua ini. Tidak ada seorangpun yang berbicara. Mereka semua terpaku mendengarkan suara putaran kaset yang terngiang.

“Ketika kalian mendengar rekaman suara ini, itu berarti kalian telah berhasil menyelesaikan teka-teki rahasia dibalik bangunan monumental Cathedral St. Louis” suara dari dalam kaset itu terdengar.

“Kasetnya bekerja!” ucap Isaac dengan wajah yang terlihat senang. Disisi lain, Diana dan juga Said terlihat tetap diam serius mendengarkan ucapan yang keluar dari rekaman itu.

‘Ini adalah suara Melkisedek..’ ucap said didalam hatinya. Pemuda itu mengerutkan dahinya dan merasakan amarahnya kembali muncul ketika dia mengingat kembali apa yang telah dilakukan oleh orang yang suaranya terekam ini pada dirinya di masa lampau.

“Siapapun kalian, apapun latar belakang kehidupan kalian, kalian yang mendengar ini harus mendengar kebenaran yang tersimpan selama ini didalam bayangan. Aku akan menceritakan rahasia besar yang harus kalian waspadai. Rahasia yang akan mengubah kehidupan manusia.

Namaku adalah Melkisedek aku adalah informan penting dari suatu society bawah tanah yang bernama Order of Silver. Aku bekerja sebagai seorang perantara antara Order of Silver dan kelompok secret service yang mereka bawahi. Kelompok itu bernama Le Noire Saint Croix.

Kelompok ini bekerja untuk menjaga kedamaian dan juga mengantisipasi para kelompok bawah tanah lain yang berniat untuk mengacaukan ketentraman yang ada. Kalian harus tahu mengenai keberadaan kelompok pemuja setan yang telah hidup selama ratusan tahun dan memilki rencana besar yang mengerikan untuk dunia ini. Mereka berniat untuk menghancurkan dunia dan membawa sesuatu yang telah terkubur selama ribuan tahun di masa lampau dan membangkitkan mereka kembali. Supernatural being, makhluk yang mungkin kalian anggap hanyalah bentuk imajiner dari perwakilan rasa takut.”

Said yang mendengarkan rekaman ucapan dari Melkisedek, menyadari bahwa apa yang sedang diceritakannya adalah mengenai kelompok The Sect. Bagaimana dunia ini hancur luluh lantah akibat konspirasi yang mereka lakukan, juga keinginan mereka untuk membangkitkan para Fallen.

“Kelompok pemuja setan itu adalah mimpi buruk. Tapi ada hal yang lebih buruk yang harus aku sampaikan pada kalian. Ini mengenai suatu proyek rahasia yang dilakukan oleh para manusia yang berkaitan dengan masa depan umat manusia.

Ketika aku mencari tahu mengenai seluk beluk dan juga rencana konspirasi yang hendak dilakukan kelomnpok pemuja setan The Sectaku menemukan suatu petunjuk mengenai suatu proyek rahasia besar yang sedang digarap.

Trinity Project adalah kode nama yang kuketahui. Suatu proyek rahasia yang dikembangkan dibawah kewenangan Order of Silver dimana keberadaannya tidak pernah dianggap ada dan pengembangannya dilakukan oleh orang-orang yang tidak bisa kucari jejak dan juga kaitannya dengan kelompok itu.

Sesuatu telah terjadi didalam society. Aku tidak bisa mempercayai mereka atau siapun lagi terkecuali diriku sendiri. Aku mencoba mencari lebih dalam mengenai hal ini dan sampailah pada banyak teka-teki yang tidak bisa kupecahkan. Orang-orang yang menjadi penanggung jawab dari proyek ini adalah Dewan tetua Order dan hal itu membuatku sangat terguncang.

Manusia ingin seperti Tuhan dan menciptakan kembali segalanya yang telah salah. Order of Silver telah menemukan Struktur Deus di masa lampau dari manusia yang bukan manusia. Suatu jalan untuk bergerak atas pemikiran sendiri diluar takdir dan ketetapan Tuhan akhirnya terbuka.

Trinity Project yang memegang Sistem Deus rusak dan gagal. Tapi salah satu proyek experimentalnya berada dalam kondisi yang tidak diketahui. Hal itu menyebabkan kelahiran suatu Bencana besar yang tertanam dan waktunya terus berjalan semakin habis. Sesuatu yang “berbahaya” layaknya ribuan bom nuklir aktif itu ada.

Aku tidak memiliki lagi waktu untuk menjelaskan pada kalian. Akibat dari apa yang kulakukan pada para “pelopor”, diriku dan juga Le Noire Saint Croix berada dalam bahaya. Aku harus membungkam semua rahasia ini dengan menghancurkan Le Noire Saint Croix dan mati menyimpan segalanya.

Dengarlah dengan baik hei kalian yang mendengarkan suara terakhirku. Kalian harus menemukannya.. E.V.E. Kalian harus menemukannya sebelum waktu habis dan segalanya tidak bisa dihentikan. Carilah kebenaran yang tertutup dibalik kegelapan. Temukan rahasia yang Dia tulis. Pergilah ke Antiokhia. Temukan Shrine of Anat. Temukan kebenaran masa lampau untuk mencegah kehancuran di masa depan.

Selamatkan dunia ini.. Zrssttt.. Zrssstttt…”

Rekaman suara yang cukup panjang itu akhirnya selesai dan tape recorder itu pun kembali mati. Diana, Issac, dan juga Said Ibrahim diam terlihat kebingungan dengan apa yang baru saja mereka dengar.

“Aku tidak mengerti dengan apa yang dia katakan. Apa maksudnya dengan E.V.E dan juga bencana besar yang tertanam?” ucap Diana dalam kebingungan.

Said Ibrahim menelan ludah, dia masih merasakan rasa tercengang akibat apa yang baru saja dia dengar. Pemuda berbola mata merah itu datang ketempat ini untuk mencari kebenaran mengenai Last Fallen dan juga Project Nephilim. Tapi apa yang kemudian dia dengar ternyata adalah sesuatu hal yang lebih besar.