TS
Deflan
[Touhou Fanfic] Something to Save, Something to Expose
Salam gan.
Ini pertama kali ane nulis fanfic Touhou, jadi, tolong dinilai saja ya.
Karena mungkin karya seseorang itu tidak ada yang sempurna, jadi kritik dan saran sangat ane hargai.
Hehe, anyway, selamat menikmati!
Chapter 1-10-b masih di pejwan
Chapter 1 : The Mountain and The Problem (Post #1/ This post, obviously)
Chapter 2 : Suspicious Person Suspected! (Post #2)
Chapter 3 : Behind the Boringness (Post #3)
Chapter 4 : Confuse the Confuseness (Post #5)
Chapter 5 : The Task (Post #6)
Chapter 6 : Just Begun (Post #7)
Chapter 7 : Secret (Post #10)
Chapter 8 : Tricked (Post #13)
Chepter 9 : We're in... Wait..... (Post #16)
Chapter 10-a : Parted : His Tears (Post #19)
Chapter 10-b : Parted : Unconscious Heart (Post #20)
Selanjutnya ada di page > 1
Chapter 10-c : Parted : Lie (Post #22)
Chapter 10-d : Parted : Prey Get Prayed (Post #24)
Chapter 10-e : Parted : Mission Impossible - Lunatic (Post #26)
Chapter 10-f : Parted : Oops! (Post #28)
Chapter 10-g : Parted : Desperado (Post #30)
Chapter 11-a : Brave : A Brand New Heart (Post #32)
Chapter 11-b : Anticipation : Instinct, Hope, and Tactic (Post #33)
Chapter 11-c : Knowledge : Book of Knowledge (Post #34dan #35)
Chapter 11-d : Speed : Half Memory (Post #36)
Chapter 11-e : Helper : Celestial and Constellations (Post #37 dan #38)
Chapter 11-f : Naive : What a Close Call (Post #39 dan #40)
Chapter 11-g : Life : Game Not Real (Post #42)
Chapter 12 : Extra : Agent 009 (Post #43 dan #44)
Chapter 13-a : Moving : Mirage (Post #45)
Suatu hari, saat gunung youkai sedang dilanda ketidak-adaan dan kebosanan, Aya, tengu tercepat di Gensokyou masih tetap mencari sesuatu yang menarik untuk dijadikan artikel. Namun, berbeda dengan anjing pengawas di gunung youkai, Momiji hanya bermain gamedan tidak melakukan hal lainnya sampai ia dipanggil oleh Aya.
"Momiji." sahutnya. Namun Momiji tetap saja bermain.
"Momiji...." panggilnya lagi.
"Apa?" katanya sambil terus saja memainkan permainan itu.
Akhirnya Aya pun mendekati dan meneriakinya.
"MOMIJI!!!"
Terkejut karena suara Aya, terdengar suara 'Pichuuuun' di komputernya.
"A....A....Aya! Astaga, apa yang sudah kau perbuat?! Itu nyawa terakhirku!" kata Momiji dengan nada marah.
"Hah...Aku sudah mencari artikel ke seluruh penjuru Gensoukyo dan kau hanya diam saja disini dengan permainan itu? Hah?!" katanya dengan nada agak marah.
Momiji pun mulai berdiri dari tempat duduk tempat dia bermain permainan itu siap membalas kata-kata Aya.
"Tapi tidak ada yang terjadi sekarang! Tidak ada insiden atau kejadian kecil lainnya! Dan..."
"Kamu mau aku pecat dari sini?!" cela Aya dengan nada yang tinggi. Dia sudah terlihat marah dan hanya mengambil tas hitam kecil di meja kerjanya.
"Tapi! Tapi ini stage terakhir! Ini spell terakhir Yu..."
"Tangkap." kata Aya memotong pembicaraan lagi sambil melempar tas kecil itu kepada Momiji.
"Sekarang pergi dan carilah sebuah artikel!" lanjut Aya sambil melesat cepat meninggalkan Momiji sendirian dengan tas kecilnya itu.
"Tapi...... Dia pergi lagi.... Dia tidak pernah mendengarkan aku walau sepatah katapun... Hah... Biarlah..." kata Momiji sambil membawa tas dan pedangnya pergi.
Tanpa tujuan dia berjalan. Hanya mengitari gunung Youkai, melewati sungai dan akhirnya dia pun mengeluh kembali.
"Andai saja ada sebuah keajaiban sehingga aku bisa menulis artikel..." katanya sambil berjalan pelan melewati jalan setapak ke desa penduduk.
Lalu tiba-tiba dia merasakan seseorang datang. Hawa yang ia rasakan agak berbeda dengan manusia. Dia lebih...ringan? Tidak percaya dia melihat ke belakang. Dan ternyata hawa yang ia rasakan memang sangat ringan. Manusia itu terbang di atas angin yang sepertinya ia buat di telapak kakinya. Siapa lagi kalau bukan Sanae, seorang penjaga kuil yang berada di dekat puncak gunung youkai. Tiba-tiba dia melompat dari angin tempat ia berpijak sambil berteriak dengan girang.
"ANGIN SUCIII!!!!" katanya sambil menggerakkan goheinya.
"Err... Apa yang kau lakukan?" tanya Momiji dengan kebingungan.
"Bukannya kamu yang mau didatangkan KEAJAIBAN?" tanya Sanae.
"Umm... Ya, tapi..."
"Kalau gitu...." katanya sambil mengangkat goheinya.
"ANGIIIN SUCIII!!! DA...!"
"Cukup! Cukup! Cukup!" katanya sambil mencoba untuk menghentikan Sanae.
"Untuk sekarang aku tidak mau bertarung danmakku denganmu, jadi tolong..."
"Tapi kamu mau KEAJAIBAN kan?"
"Arrgh... sudahlah, lupakan..." kata Momiji agak kesal.
Sanae pun menatap Momiji dengan mata yang agak kesal dan mulai mengisi pipinya dengan angin.
"Apa?" tanya Momiji yang mulai tidak nyaman dengan perlakuan Sanae.
Tak ada jawaban, namun Sanae tetap mempertahankan perlakuannya itu dan menatap mata Momiji dengan kesal. Sampai beberapa menit terlewat dengan adegan dimana mereka menatap satu dan yang lainnya dengan agak kesal.
"Agh..." keluh Momiji yang sudah tidak tahan lagi dengan tatapan Sanae.
"Ikh! Jangan lihat aku seperti itu! Aku sangat terganggu dengan itu! Ja...Jadi... Lakukan... Argh! Terserahlah! Lakukan saja yang kau mau...Aku pergi saja dari sini!" katanya dengan gugup.
Raut wajah Sanae pun berubah menjadi cerah kembali seakan tidak ada yang terjadi sebelum ini.
"Horee! Makasih ya Momiji! <3" katanya.
"Dan karena kamu memperbolehkan aku ngapain aja."
"Jadi aku mau ngikut kamu sekarang, ya!" sambungnya.
"Eeeh? Kenapa kau...?" kata Momiji dengan kaget, namun teringat dengan perkataannya, dia pun sadar kembali dan menghela nafas.
"Hah, ya sudahlah..." lanjutnya dengan nada yang terlihat pasrah.
"Eiit. Tunggu dulu Momi-chan" katanya sambil mengacungkan jari telunjuknya.
"Huh?"
Sambil mengangkat goheinya, angin disekitarnya terlihat membawanya terbang. Dan setelah dia berada setinggi Kepala Momiji berteriaklah dia,
"ANGIN SUCII! BERTIUPLAH!!!"
"What the....?"
Momiji mendengar suatu suara gemuruh angin yang luar biasa di belakangnya. Tiba-tiba bulu-bulunya berdiri sekeika saat ia ingin berbalik melihat ke belakang. Namun ia paksakan kepalannya untuk menengok ke belakang dan hasilnya...
[SFX: ZUUUUUUUUUUUUNNN~]
"A...APA?!!!"
Angin yang bertiup sangat kencang secara cepat menghampiri mereka.
"Argh! Aku harus lari! Angin ini terlalu besar! Haah! Untuk apa dia memanggil angin ini?! Dasar aneh!" katanya sambil berlari menjauhi angin itu. Sementara itu Sanae dengan girang mengkibas-kibaskan goheinya ke kiri dan ke kanan.
"Ya! Aku dapat menguasai angin! Angiin! Ya... Eh? Momi-chan?"
Lalu dia pun sadar bahwa dia tertinggal sendiri di situ. Namun karena Sanae berada di atas angin sehingga dari ketinggiannya dia bisa melihat Momiji yang sedang berlari ketakutan.
"Hei! Tunggu aku Momi-chan!"
Ini pertama kali ane nulis fanfic Touhou, jadi, tolong dinilai saja ya.
Karena mungkin karya seseorang itu tidak ada yang sempurna, jadi kritik dan saran sangat ane hargai.
Hehe, anyway, selamat menikmati!
Spoiler for Index (masih on going):
Chapter 1-10-b masih di pejwan
Chapter 1 : The Mountain and The Problem (Post #1/ This post, obviously)
Chapter 2 : Suspicious Person Suspected! (Post #2)
Chapter 3 : Behind the Boringness (Post #3)
Chapter 4 : Confuse the Confuseness (Post #5)
Chapter 5 : The Task (Post #6)
Chapter 6 : Just Begun (Post #7)
Chapter 7 : Secret (Post #10)
Chapter 8 : Tricked (Post #13)
Chepter 9 : We're in... Wait..... (Post #16)
Chapter 10-a : Parted : His Tears (Post #19)
Chapter 10-b : Parted : Unconscious Heart (Post #20)
Selanjutnya ada di page > 1
Chapter 10-c : Parted : Lie (Post #22)
Chapter 10-d : Parted : Prey Get Prayed (Post #24)
Chapter 10-e : Parted : Mission Impossible - Lunatic (Post #26)
Chapter 10-f : Parted : Oops! (Post #28)
Chapter 10-g : Parted : Desperado (Post #30)
Chapter 11-a : Brave : A Brand New Heart (Post #32)
Chapter 11-b : Anticipation : Instinct, Hope, and Tactic (Post #33)
Chapter 11-c : Knowledge : Book of Knowledge (Post #34dan #35)
Chapter 11-d : Speed : Half Memory (Post #36)
Chapter 11-e : Helper : Celestial and Constellations (Post #37 dan #38)
Chapter 11-f : Naive : What a Close Call (Post #39 dan #40)
Chapter 11-g : Life : Game Not Real (Post #42)
Chapter 12 : Extra : Agent 009 (Post #43 dan #44)
Chapter 13-a : Moving : Mirage (Post #45)
Spoiler for Prologue : The Mountain and The Problem:
Suatu hari, saat gunung youkai sedang dilanda ketidak-adaan dan kebosanan, Aya, tengu tercepat di Gensokyou masih tetap mencari sesuatu yang menarik untuk dijadikan artikel. Namun, berbeda dengan anjing pengawas di gunung youkai, Momiji hanya bermain gamedan tidak melakukan hal lainnya sampai ia dipanggil oleh Aya.
"Momiji." sahutnya. Namun Momiji tetap saja bermain.
"Momiji...." panggilnya lagi.
"Apa?" katanya sambil terus saja memainkan permainan itu.
Akhirnya Aya pun mendekati dan meneriakinya.
"MOMIJI!!!"
Terkejut karena suara Aya, terdengar suara 'Pichuuuun' di komputernya.
"A....A....Aya! Astaga, apa yang sudah kau perbuat?! Itu nyawa terakhirku!" kata Momiji dengan nada marah.
"Hah...Aku sudah mencari artikel ke seluruh penjuru Gensoukyo dan kau hanya diam saja disini dengan permainan itu? Hah?!" katanya dengan nada agak marah.
Momiji pun mulai berdiri dari tempat duduk tempat dia bermain permainan itu siap membalas kata-kata Aya.
"Tapi tidak ada yang terjadi sekarang! Tidak ada insiden atau kejadian kecil lainnya! Dan..."
"Kamu mau aku pecat dari sini?!" cela Aya dengan nada yang tinggi. Dia sudah terlihat marah dan hanya mengambil tas hitam kecil di meja kerjanya.
"Tapi! Tapi ini stage terakhir! Ini spell terakhir Yu..."
"Tangkap." kata Aya memotong pembicaraan lagi sambil melempar tas kecil itu kepada Momiji.
"Sekarang pergi dan carilah sebuah artikel!" lanjut Aya sambil melesat cepat meninggalkan Momiji sendirian dengan tas kecilnya itu.
"Tapi...... Dia pergi lagi.... Dia tidak pernah mendengarkan aku walau sepatah katapun... Hah... Biarlah..." kata Momiji sambil membawa tas dan pedangnya pergi.
Tanpa tujuan dia berjalan. Hanya mengitari gunung Youkai, melewati sungai dan akhirnya dia pun mengeluh kembali.
"Andai saja ada sebuah keajaiban sehingga aku bisa menulis artikel..." katanya sambil berjalan pelan melewati jalan setapak ke desa penduduk.
Lalu tiba-tiba dia merasakan seseorang datang. Hawa yang ia rasakan agak berbeda dengan manusia. Dia lebih...ringan? Tidak percaya dia melihat ke belakang. Dan ternyata hawa yang ia rasakan memang sangat ringan. Manusia itu terbang di atas angin yang sepertinya ia buat di telapak kakinya. Siapa lagi kalau bukan Sanae, seorang penjaga kuil yang berada di dekat puncak gunung youkai. Tiba-tiba dia melompat dari angin tempat ia berpijak sambil berteriak dengan girang.
"ANGIN SUCIII!!!!" katanya sambil menggerakkan goheinya.
"Err... Apa yang kau lakukan?" tanya Momiji dengan kebingungan.
"Bukannya kamu yang mau didatangkan KEAJAIBAN?" tanya Sanae.
"Umm... Ya, tapi..."
"Kalau gitu...." katanya sambil mengangkat goheinya.
"ANGIIIN SUCIII!!! DA...!"
"Cukup! Cukup! Cukup!" katanya sambil mencoba untuk menghentikan Sanae.
"Untuk sekarang aku tidak mau bertarung danmakku denganmu, jadi tolong..."
"Tapi kamu mau KEAJAIBAN kan?"
"Arrgh... sudahlah, lupakan..." kata Momiji agak kesal.
Sanae pun menatap Momiji dengan mata yang agak kesal dan mulai mengisi pipinya dengan angin.
"Apa?" tanya Momiji yang mulai tidak nyaman dengan perlakuan Sanae.
Tak ada jawaban, namun Sanae tetap mempertahankan perlakuannya itu dan menatap mata Momiji dengan kesal. Sampai beberapa menit terlewat dengan adegan dimana mereka menatap satu dan yang lainnya dengan agak kesal.
"Agh..." keluh Momiji yang sudah tidak tahan lagi dengan tatapan Sanae.
"Ikh! Jangan lihat aku seperti itu! Aku sangat terganggu dengan itu! Ja...Jadi... Lakukan... Argh! Terserahlah! Lakukan saja yang kau mau...Aku pergi saja dari sini!" katanya dengan gugup.
Raut wajah Sanae pun berubah menjadi cerah kembali seakan tidak ada yang terjadi sebelum ini.
"Horee! Makasih ya Momiji! <3" katanya.
"Dan karena kamu memperbolehkan aku ngapain aja."
"Jadi aku mau ngikut kamu sekarang, ya!" sambungnya.
"Eeeh? Kenapa kau...?" kata Momiji dengan kaget, namun teringat dengan perkataannya, dia pun sadar kembali dan menghela nafas.
"Hah, ya sudahlah..." lanjutnya dengan nada yang terlihat pasrah.
"Eiit. Tunggu dulu Momi-chan" katanya sambil mengacungkan jari telunjuknya.
"Huh?"
Sambil mengangkat goheinya, angin disekitarnya terlihat membawanya terbang. Dan setelah dia berada setinggi Kepala Momiji berteriaklah dia,
"ANGIN SUCII! BERTIUPLAH!!!"
"What the....?"
Momiji mendengar suatu suara gemuruh angin yang luar biasa di belakangnya. Tiba-tiba bulu-bulunya berdiri sekeika saat ia ingin berbalik melihat ke belakang. Namun ia paksakan kepalannya untuk menengok ke belakang dan hasilnya...
[SFX: ZUUUUUUUUUUUUNNN~]
"A...APA?!!!"
Angin yang bertiup sangat kencang secara cepat menghampiri mereka.
"Argh! Aku harus lari! Angin ini terlalu besar! Haah! Untuk apa dia memanggil angin ini?! Dasar aneh!" katanya sambil berlari menjauhi angin itu. Sementara itu Sanae dengan girang mengkibas-kibaskan goheinya ke kiri dan ke kanan.
"Ya! Aku dapat menguasai angin! Angiin! Ya... Eh? Momi-chan?"
Lalu dia pun sadar bahwa dia tertinggal sendiri di situ. Namun karena Sanae berada di atas angin sehingga dari ketinggiannya dia bisa melihat Momiji yang sedang berlari ketakutan.
"Hei! Tunggu aku Momi-chan!"
0
4K
Kutip
44
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•343Anggota
Tampilkan semua post
TS
Deflan
#30
Quote:
Original Posted By MangiX1011►Hunting youkai is serious bussiness 
Sampe ke pentagon, dan orang2 pentagon ternyaata cukup ucup ya ampe ketakitan gitu
Tugasnya jadi makin serius dibandingin ama jurnalistik, lumayan jadi bumbu action tapi
:

Sampe ke pentagon, dan orang2 pentagon ternyaata cukup ucup ya ampe ketakitan gitu

Tugasnya jadi makin serius dibandingin ama jurnalistik, lumayan jadi bumbu action tapi
:Especially if it's a certain miko girl from the mountain...
It'll be a burden to that youkai.
Ceritanya juga ada yang tidak terlalu serius juga kok, kayak part yang Nitori, dan berikutnya....
Spoiler for Parted : Desperado:
Sanae pun berjalan dengan harapan akan menemukan distrik yang dia idam-idamkan itu. Dengan keramaiannya, dengan kisruhnya, dengan makanannya, dan segalanya. Dia pun berjalan di atas jalan yang kosong. Dan tiba-tiba dia teringat sesuatu saat memperhatikan jalan.
"Lalala...Oh, iya....Bukankah ini jalan dari Stasiun Harajukumenuju Shibuya ya? (Link untuk mengetahui tempat Stasiun Harajuku)" katanya sambil berpikir berpikir.
"Dan sekarang hari...." katanya berpikir lagi.
"Hari........" lanjutnya sambil berpikir keras.
"Aaaahh! Mana kalender?!!!! Aku butuh kalender!!" teriaknya di jalanan itu.
Lalu sebuah kertas kecil terbang dari antah berantah dan terjatuh tepat di kakinya. Sanae pun mengambil kertas kecil itu dan melihatnya. Itu kertas kalender dan ada lingkaran di tanggal 18 Bulannya terpotong sehingga Sanae tidak tahu bulan berapa itu.
"Ya, paling tidak sekarang aku tahu kalau hari ini adalah hari SABTU! HAH?!" katanya yang semula tenang menjadi terkejut.
"Hari SABTU?! Seharusnya jalanan ini ramai pada hari itu! Akan banyak yang berlibur ke Shibuya atau banyak lagi yang pergi ke stasiun itu pada hari ini! Apa lagi sekarang masih siang dan...dan.... ini...." katanya mulai mereda.
"Oh....Aku ingat." kata Sanae.
Dia pun terdiam memegang goheinya dan menunduk.
"Pasti mereka sudah ke situ. Aku harus cepat ke.... MEREKA! Mereka ada di sana! Aku...Aku harus melihatnya! Semoga mereka baik-baik saja!" kata Sanae bergegas menuju Shibuya.
........
........
Pemandangan gedung-gedung tinggi sudah mulai terlihat oleh Sanae. Namun ada yang berbeda.
"Ini... Aneh....." pikir Sanae.
Sanae pun terus berjalan cepat ke Shibuya dan akhirnya....
"I....Ini....Shi...buya...?" kata Sanae depresi.
Dia melihat kondisi Shibuya yang.....berbeda.... Gedung-gedung itu memang masih berdiri tegap di situ, namun dari dekat terlihat.... Terlihat bangunan-bangunan itu rusak. Kaca-kaca pecah, dan dari luar ruangan-ruangan di dalam banyak gedung terlihat berantakan. Rumah-rumah kecil pun terlihat di rusak. Masih ada juga rumah yang terbakar atapnya. Suasana di situ sangat sepi. Ada beberapa mayat juga di situ. Tergeletak. Naasnya, ada beberapa mayat yang terlihat telah di gigit dan ada juga yang tersisa hanya tulangnya saja. Sanae pun berjalan melintasi distrik itu yang sudah terlihat mencekam.
"I...Ini buruk...Aku harus... harus..... As...taga..." katanya lagi sambil melihat Shibuya crossing road, tempat penyebrangan yang biasanya banyak orang di atasnya dan sekarang hal itu tinggal kenangan belaka. Buka orang yang hidup di situ melainkan beberapa mayat dan bangunan yang rusak saja. Ia juga melihat patung Hachiko di dekat situ yang runtuh. Sanae pun menutup mulutnya dan menangis begitu rupa.
"Ti...Tidak mungkin...! Tidak mungkin...!" katanya sambil di selingi isak tangisnya.
Sanae hanya berlutut di situ. Melihat aspal dan berteriak keras.
"KURANG AJAR KAU!!!" teriaknya.
Lalu Sanae kembali menangis.
"Aku...hiks...Aku...harus melihat..." katanya seraya berjalan lagi.
Dia berjalan menuju United Nation University, tempatnya belajar pada saat ia 'menghilang' ke Gensokyou. Sanae pun dengan segera menemukan United Nations University, kampus Shibuya.
"Ini....pasti bohong..." katanya lagi saat ia tiba di depan gedung itu.
Gedung itu tampak mengerikan. Tergeletak beberapa dosen yang memegang kayu di tanah. Mereka sepertinya ingin melawan para youkai namun mereka, para manusia tidak ada tandingannya dengan para youkai itu. Sanae pun ingin bergegas masuk ke dalam kampus itu, namun pintu di depan sulit di buka. Sanae mencoba untuk mendobraknya namun tidak bisa.
"Ugh! Kenapa tidak bisa di buka! Kalau begitu aku harus memakai ofuda ini!" katanya sambil melemparkan ofudanya dan saat bersentuhan dengan pintu, terjadi suatu ledakan kecil yang membuka pintu itu, dan ternyata, pintu itu bukan dikunci, namun ada beberapa youkai yang menahannya, sehingga saat diledakan youkai itu terpelanting tidak berdaya ke belakang. Youkai itu seperti imp. Berwarna biru dan kecil seperti kurcaci. Dan saat Sanae melihat youkai itu, dia langsung berlari ke arahnya sambil mengeluarkan danmakku bintangnya. Dengan segera youkai itu pun terpelanting lagi ke dalam koridor dari kampus itu karena tidak sempat menghindar. Lalu Sanae mendengar beberapa teriakan di dalam gedung itu.
"Itu...Masih ada orang di sini! Aku harus menyelamatkan mereka!" katanya dengan sedikit bersemangat.
Kini dia mengetahui bahwa masih ada beberapa temannya yang selamat, bertahan di dalam gedung itu. Lalu Sanae cepat-cepat menuju ruangan yang paling dekat dan yang teriakannya paling bisa dia dengar.
"Bertahanlah semua!" teriak Sanae sambil mendobrak salah satu pintu.
Sanae pun melihat beberapa youkai yang kali ini lebih besar dari pada yang ada di pintu. Tubuhnya pun berwarna merah menyala. Saat youkai itu menyadari Sanae saat dia berteriak, youkai itu pun langsung cepat berbalik dan melompat ke arah Sanae. Sanae hanya diam di situ dan tertawa kecil....dan sedikit sadis. Kepalanya tertunduk sehingga hanya mata sebelah kanannya yang terlihat dan dia pun berkata...
"Heh. Kau youkai dungu. Kau tidak akan mampu melawan Kochiya Sanae jika kau telah menyulut api kemarahannya."
Lalu Sanae pun membentuk tanda bintang dengan tongkat goheinya dan terbentuk lah bintang besar yang berpencar dan menhantam para youkai itu hingga tak berdaya.
"Te...Terima kasih...!" kata salah seorang murid di situ.
"Sudah, sekarang diam dalam ruangan ini dan jika ada youkai lagi yang muncul, teriak saja!" kata Sanae sambil tergesa-gesa meninggalkan ruangan itu dan lanjut ke ruangan selanjutnya. Dia pun menemui youkai merah yang sama ukurannya dan kadang dia juga menemukan youkai yang bersenjatakan cakar besi yang panjang. Namun semua itu tidak menjadi masalah baginya karena dia dapat mengeluarkan danmakkunya yang bisa di bilang banyak, besar, dan mengikuti keberadaan musuh. Sampai akhirnya Sanae berhasil menyisir universitas itu.
"Sekarang tinggal di atap saja yang belum aku lihat!" katanya sambil bergegas menuju atap universitas itu.
Dan sesampainya di atap itu, Sanae pun melihat satu orang lelaki seumurannya yang kelihatannya terjebak di pinggir gedung itu, hampir terjatuh. Di depannya ada mahluk yang ia kenal baik. Selalu ada di game-game RPG dan dia pun langsung berteriak keras.
"Hey! Jangan sentuh dia! Semburlah api kepada lawanmu yang sepadan!" teriak Sanae.
Lalu Naga itu berbalik, melihat Sanae dan merasa tertantang untuk mengahabisi Sanae. Namun tiba-tiba Naga itu berubah menjadi sesosok wanita yang memegang pisau dengan pakaian biasa dan celana jeans panjang. Dia datang mendekati Sanae.
"Jadi kamu mau membunuhku, huh?" katanya angkuh.
"Dasar kau...." kata Sanae dan langsung menyerang naga yang sedang berubah menjadi orang itu dengan bintang-bintang danmakkunya.
Namun youkai itu hanya diam dan terkekeh.
"Heh. Segitu saja." katanya.
Lalu dia pun menghisap udara di sekitarnya dan mengeluarkannya dari mulutnya berupa api yang sangat besar.
"Apa! Aku harus cepat! Esoterica "Forgotten Ritual"!" katanya sambil mengeluarkan spellcardnya.
Dan dia pun menggerakkan goheinya membentuk bintang sehingga bintang itu melindunginya dari api itu.
"Sial!" kata Naga itu.
"Heh. Kamu tidak akan bisa mengalahkanku! Sekarang tibalah untuk saatnya kamu untuk mati! Hahaha!" kata Sanae sambil mengeluarkan spellcardnya.
0
Kutip
Balas