TS
Deflan
[Touhou Fanfic] Something to Save, Something to Expose
Salam gan.
Ini pertama kali ane nulis fanfic Touhou, jadi, tolong dinilai saja ya.
Karena mungkin karya seseorang itu tidak ada yang sempurna, jadi kritik dan saran sangat ane hargai.
Hehe, anyway, selamat menikmati!
Chapter 1-10-b masih di pejwan
Chapter 1 : The Mountain and The Problem (Post #1/ This post, obviously)
Chapter 2 : Suspicious Person Suspected! (Post #2)
Chapter 3 : Behind the Boringness (Post #3)
Chapter 4 : Confuse the Confuseness (Post #5)
Chapter 5 : The Task (Post #6)
Chapter 6 : Just Begun (Post #7)
Chapter 7 : Secret (Post #10)
Chapter 8 : Tricked (Post #13)
Chepter 9 : We're in... Wait..... (Post #16)
Chapter 10-a : Parted : His Tears (Post #19)
Chapter 10-b : Parted : Unconscious Heart (Post #20)
Selanjutnya ada di page > 1
Chapter 10-c : Parted : Lie (Post #22)
Chapter 10-d : Parted : Prey Get Prayed (Post #24)
Chapter 10-e : Parted : Mission Impossible - Lunatic (Post #26)
Chapter 10-f : Parted : Oops! (Post #28)
Chapter 10-g : Parted : Desperado (Post #30)
Chapter 11-a : Brave : A Brand New Heart (Post #32)
Chapter 11-b : Anticipation : Instinct, Hope, and Tactic (Post #33)
Chapter 11-c : Knowledge : Book of Knowledge (Post #34dan #35)
Chapter 11-d : Speed : Half Memory (Post #36)
Chapter 11-e : Helper : Celestial and Constellations (Post #37 dan #38)
Chapter 11-f : Naive : What a Close Call (Post #39 dan #40)
Chapter 11-g : Life : Game Not Real (Post #42)
Chapter 12 : Extra : Agent 009 (Post #43 dan #44)
Chapter 13-a : Moving : Mirage (Post #45)
Suatu hari, saat gunung youkai sedang dilanda ketidak-adaan dan kebosanan, Aya, tengu tercepat di Gensokyou masih tetap mencari sesuatu yang menarik untuk dijadikan artikel. Namun, berbeda dengan anjing pengawas di gunung youkai, Momiji hanya bermain gamedan tidak melakukan hal lainnya sampai ia dipanggil oleh Aya.
"Momiji." sahutnya. Namun Momiji tetap saja bermain.
"Momiji...." panggilnya lagi.
"Apa?" katanya sambil terus saja memainkan permainan itu.
Akhirnya Aya pun mendekati dan meneriakinya.
"MOMIJI!!!"
Terkejut karena suara Aya, terdengar suara 'Pichuuuun' di komputernya.
"A....A....Aya! Astaga, apa yang sudah kau perbuat?! Itu nyawa terakhirku!" kata Momiji dengan nada marah.
"Hah...Aku sudah mencari artikel ke seluruh penjuru Gensoukyo dan kau hanya diam saja disini dengan permainan itu? Hah?!" katanya dengan nada agak marah.
Momiji pun mulai berdiri dari tempat duduk tempat dia bermain permainan itu siap membalas kata-kata Aya.
"Tapi tidak ada yang terjadi sekarang! Tidak ada insiden atau kejadian kecil lainnya! Dan..."
"Kamu mau aku pecat dari sini?!" cela Aya dengan nada yang tinggi. Dia sudah terlihat marah dan hanya mengambil tas hitam kecil di meja kerjanya.
"Tapi! Tapi ini stage terakhir! Ini spell terakhir Yu..."
"Tangkap." kata Aya memotong pembicaraan lagi sambil melempar tas kecil itu kepada Momiji.
"Sekarang pergi dan carilah sebuah artikel!" lanjut Aya sambil melesat cepat meninggalkan Momiji sendirian dengan tas kecilnya itu.
"Tapi...... Dia pergi lagi.... Dia tidak pernah mendengarkan aku walau sepatah katapun... Hah... Biarlah..." kata Momiji sambil membawa tas dan pedangnya pergi.
Tanpa tujuan dia berjalan. Hanya mengitari gunung Youkai, melewati sungai dan akhirnya dia pun mengeluh kembali.
"Andai saja ada sebuah keajaiban sehingga aku bisa menulis artikel..." katanya sambil berjalan pelan melewati jalan setapak ke desa penduduk.
Lalu tiba-tiba dia merasakan seseorang datang. Hawa yang ia rasakan agak berbeda dengan manusia. Dia lebih...ringan? Tidak percaya dia melihat ke belakang. Dan ternyata hawa yang ia rasakan memang sangat ringan. Manusia itu terbang di atas angin yang sepertinya ia buat di telapak kakinya. Siapa lagi kalau bukan Sanae, seorang penjaga kuil yang berada di dekat puncak gunung youkai. Tiba-tiba dia melompat dari angin tempat ia berpijak sambil berteriak dengan girang.
"ANGIN SUCIII!!!!" katanya sambil menggerakkan goheinya.
"Err... Apa yang kau lakukan?" tanya Momiji dengan kebingungan.
"Bukannya kamu yang mau didatangkan KEAJAIBAN?" tanya Sanae.
"Umm... Ya, tapi..."
"Kalau gitu...." katanya sambil mengangkat goheinya.
"ANGIIIN SUCIII!!! DA...!"
"Cukup! Cukup! Cukup!" katanya sambil mencoba untuk menghentikan Sanae.
"Untuk sekarang aku tidak mau bertarung danmakku denganmu, jadi tolong..."
"Tapi kamu mau KEAJAIBAN kan?"
"Arrgh... sudahlah, lupakan..." kata Momiji agak kesal.
Sanae pun menatap Momiji dengan mata yang agak kesal dan mulai mengisi pipinya dengan angin.
"Apa?" tanya Momiji yang mulai tidak nyaman dengan perlakuan Sanae.
Tak ada jawaban, namun Sanae tetap mempertahankan perlakuannya itu dan menatap mata Momiji dengan kesal. Sampai beberapa menit terlewat dengan adegan dimana mereka menatap satu dan yang lainnya dengan agak kesal.
"Agh..." keluh Momiji yang sudah tidak tahan lagi dengan tatapan Sanae.
"Ikh! Jangan lihat aku seperti itu! Aku sangat terganggu dengan itu! Ja...Jadi... Lakukan... Argh! Terserahlah! Lakukan saja yang kau mau...Aku pergi saja dari sini!" katanya dengan gugup.
Raut wajah Sanae pun berubah menjadi cerah kembali seakan tidak ada yang terjadi sebelum ini.
"Horee! Makasih ya Momiji! <3" katanya.
"Dan karena kamu memperbolehkan aku ngapain aja."
"Jadi aku mau ngikut kamu sekarang, ya!" sambungnya.
"Eeeh? Kenapa kau...?" kata Momiji dengan kaget, namun teringat dengan perkataannya, dia pun sadar kembali dan menghela nafas.
"Hah, ya sudahlah..." lanjutnya dengan nada yang terlihat pasrah.
"Eiit. Tunggu dulu Momi-chan" katanya sambil mengacungkan jari telunjuknya.
"Huh?"
Sambil mengangkat goheinya, angin disekitarnya terlihat membawanya terbang. Dan setelah dia berada setinggi Kepala Momiji berteriaklah dia,
"ANGIN SUCII! BERTIUPLAH!!!"
"What the....?"
Momiji mendengar suatu suara gemuruh angin yang luar biasa di belakangnya. Tiba-tiba bulu-bulunya berdiri sekeika saat ia ingin berbalik melihat ke belakang. Namun ia paksakan kepalannya untuk menengok ke belakang dan hasilnya...
[SFX: ZUUUUUUUUUUUUNNN~]
"A...APA?!!!"
Angin yang bertiup sangat kencang secara cepat menghampiri mereka.
"Argh! Aku harus lari! Angin ini terlalu besar! Haah! Untuk apa dia memanggil angin ini?! Dasar aneh!" katanya sambil berlari menjauhi angin itu. Sementara itu Sanae dengan girang mengkibas-kibaskan goheinya ke kiri dan ke kanan.
"Ya! Aku dapat menguasai angin! Angiin! Ya... Eh? Momi-chan?"
Lalu dia pun sadar bahwa dia tertinggal sendiri di situ. Namun karena Sanae berada di atas angin sehingga dari ketinggiannya dia bisa melihat Momiji yang sedang berlari ketakutan.
"Hei! Tunggu aku Momi-chan!"
Ini pertama kali ane nulis fanfic Touhou, jadi, tolong dinilai saja ya.
Karena mungkin karya seseorang itu tidak ada yang sempurna, jadi kritik dan saran sangat ane hargai.
Hehe, anyway, selamat menikmati!
Spoiler for Index (masih on going):
Chapter 1-10-b masih di pejwan
Chapter 1 : The Mountain and The Problem (Post #1/ This post, obviously)
Chapter 2 : Suspicious Person Suspected! (Post #2)
Chapter 3 : Behind the Boringness (Post #3)
Chapter 4 : Confuse the Confuseness (Post #5)
Chapter 5 : The Task (Post #6)
Chapter 6 : Just Begun (Post #7)
Chapter 7 : Secret (Post #10)
Chapter 8 : Tricked (Post #13)
Chepter 9 : We're in... Wait..... (Post #16)
Chapter 10-a : Parted : His Tears (Post #19)
Chapter 10-b : Parted : Unconscious Heart (Post #20)
Selanjutnya ada di page > 1
Chapter 10-c : Parted : Lie (Post #22)
Chapter 10-d : Parted : Prey Get Prayed (Post #24)
Chapter 10-e : Parted : Mission Impossible - Lunatic (Post #26)
Chapter 10-f : Parted : Oops! (Post #28)
Chapter 10-g : Parted : Desperado (Post #30)
Chapter 11-a : Brave : A Brand New Heart (Post #32)
Chapter 11-b : Anticipation : Instinct, Hope, and Tactic (Post #33)
Chapter 11-c : Knowledge : Book of Knowledge (Post #34dan #35)
Chapter 11-d : Speed : Half Memory (Post #36)
Chapter 11-e : Helper : Celestial and Constellations (Post #37 dan #38)
Chapter 11-f : Naive : What a Close Call (Post #39 dan #40)
Chapter 11-g : Life : Game Not Real (Post #42)
Chapter 12 : Extra : Agent 009 (Post #43 dan #44)
Chapter 13-a : Moving : Mirage (Post #45)
Spoiler for Prologue : The Mountain and The Problem:
Suatu hari, saat gunung youkai sedang dilanda ketidak-adaan dan kebosanan, Aya, tengu tercepat di Gensokyou masih tetap mencari sesuatu yang menarik untuk dijadikan artikel. Namun, berbeda dengan anjing pengawas di gunung youkai, Momiji hanya bermain gamedan tidak melakukan hal lainnya sampai ia dipanggil oleh Aya.
"Momiji." sahutnya. Namun Momiji tetap saja bermain.
"Momiji...." panggilnya lagi.
"Apa?" katanya sambil terus saja memainkan permainan itu.
Akhirnya Aya pun mendekati dan meneriakinya.
"MOMIJI!!!"
Terkejut karena suara Aya, terdengar suara 'Pichuuuun' di komputernya.
"A....A....Aya! Astaga, apa yang sudah kau perbuat?! Itu nyawa terakhirku!" kata Momiji dengan nada marah.
"Hah...Aku sudah mencari artikel ke seluruh penjuru Gensoukyo dan kau hanya diam saja disini dengan permainan itu? Hah?!" katanya dengan nada agak marah.
Momiji pun mulai berdiri dari tempat duduk tempat dia bermain permainan itu siap membalas kata-kata Aya.
"Tapi tidak ada yang terjadi sekarang! Tidak ada insiden atau kejadian kecil lainnya! Dan..."
"Kamu mau aku pecat dari sini?!" cela Aya dengan nada yang tinggi. Dia sudah terlihat marah dan hanya mengambil tas hitam kecil di meja kerjanya.
"Tapi! Tapi ini stage terakhir! Ini spell terakhir Yu..."
"Tangkap." kata Aya memotong pembicaraan lagi sambil melempar tas kecil itu kepada Momiji.
"Sekarang pergi dan carilah sebuah artikel!" lanjut Aya sambil melesat cepat meninggalkan Momiji sendirian dengan tas kecilnya itu.
"Tapi...... Dia pergi lagi.... Dia tidak pernah mendengarkan aku walau sepatah katapun... Hah... Biarlah..." kata Momiji sambil membawa tas dan pedangnya pergi.
Tanpa tujuan dia berjalan. Hanya mengitari gunung Youkai, melewati sungai dan akhirnya dia pun mengeluh kembali.
"Andai saja ada sebuah keajaiban sehingga aku bisa menulis artikel..." katanya sambil berjalan pelan melewati jalan setapak ke desa penduduk.
Lalu tiba-tiba dia merasakan seseorang datang. Hawa yang ia rasakan agak berbeda dengan manusia. Dia lebih...ringan? Tidak percaya dia melihat ke belakang. Dan ternyata hawa yang ia rasakan memang sangat ringan. Manusia itu terbang di atas angin yang sepertinya ia buat di telapak kakinya. Siapa lagi kalau bukan Sanae, seorang penjaga kuil yang berada di dekat puncak gunung youkai. Tiba-tiba dia melompat dari angin tempat ia berpijak sambil berteriak dengan girang.
"ANGIN SUCIII!!!!" katanya sambil menggerakkan goheinya.
"Err... Apa yang kau lakukan?" tanya Momiji dengan kebingungan.
"Bukannya kamu yang mau didatangkan KEAJAIBAN?" tanya Sanae.
"Umm... Ya, tapi..."
"Kalau gitu...." katanya sambil mengangkat goheinya.
"ANGIIIN SUCIII!!! DA...!"
"Cukup! Cukup! Cukup!" katanya sambil mencoba untuk menghentikan Sanae.
"Untuk sekarang aku tidak mau bertarung danmakku denganmu, jadi tolong..."
"Tapi kamu mau KEAJAIBAN kan?"
"Arrgh... sudahlah, lupakan..." kata Momiji agak kesal.
Sanae pun menatap Momiji dengan mata yang agak kesal dan mulai mengisi pipinya dengan angin.
"Apa?" tanya Momiji yang mulai tidak nyaman dengan perlakuan Sanae.
Tak ada jawaban, namun Sanae tetap mempertahankan perlakuannya itu dan menatap mata Momiji dengan kesal. Sampai beberapa menit terlewat dengan adegan dimana mereka menatap satu dan yang lainnya dengan agak kesal.
"Agh..." keluh Momiji yang sudah tidak tahan lagi dengan tatapan Sanae.
"Ikh! Jangan lihat aku seperti itu! Aku sangat terganggu dengan itu! Ja...Jadi... Lakukan... Argh! Terserahlah! Lakukan saja yang kau mau...Aku pergi saja dari sini!" katanya dengan gugup.
Raut wajah Sanae pun berubah menjadi cerah kembali seakan tidak ada yang terjadi sebelum ini.
"Horee! Makasih ya Momiji! <3" katanya.
"Dan karena kamu memperbolehkan aku ngapain aja."
"Jadi aku mau ngikut kamu sekarang, ya!" sambungnya.
"Eeeh? Kenapa kau...?" kata Momiji dengan kaget, namun teringat dengan perkataannya, dia pun sadar kembali dan menghela nafas.
"Hah, ya sudahlah..." lanjutnya dengan nada yang terlihat pasrah.
"Eiit. Tunggu dulu Momi-chan" katanya sambil mengacungkan jari telunjuknya.
"Huh?"
Sambil mengangkat goheinya, angin disekitarnya terlihat membawanya terbang. Dan setelah dia berada setinggi Kepala Momiji berteriaklah dia,
"ANGIN SUCII! BERTIUPLAH!!!"
"What the....?"
Momiji mendengar suatu suara gemuruh angin yang luar biasa di belakangnya. Tiba-tiba bulu-bulunya berdiri sekeika saat ia ingin berbalik melihat ke belakang. Namun ia paksakan kepalannya untuk menengok ke belakang dan hasilnya...
[SFX: ZUUUUUUUUUUUUNNN~]
"A...APA?!!!"
Angin yang bertiup sangat kencang secara cepat menghampiri mereka.
"Argh! Aku harus lari! Angin ini terlalu besar! Haah! Untuk apa dia memanggil angin ini?! Dasar aneh!" katanya sambil berlari menjauhi angin itu. Sementara itu Sanae dengan girang mengkibas-kibaskan goheinya ke kiri dan ke kanan.
"Ya! Aku dapat menguasai angin! Angiin! Ya... Eh? Momi-chan?"
Lalu dia pun sadar bahwa dia tertinggal sendiri di situ. Namun karena Sanae berada di atas angin sehingga dari ketinggiannya dia bisa melihat Momiji yang sedang berlari ketakutan.
"Hei! Tunggu aku Momi-chan!"
0
4K
Kutip
44
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•343Anggota
Tampilkan semua post
TS
Deflan
#24
Quote:
Original Posted By RR2008►bentar, itu hal yg berkaitan dengan masa lalu Patchouli beneran apa cuma sekedar fanmade?

Fanmade doank sih...
Masalahnya ane gak tahu masa lalu Patchy gimana... "OTL
btw, This...
Spoiler for Parted : Prey Get Prayed:
"Mereka....Pasti komplotan dengan yakuza..." pikir Youmu.
Dia sudah bersiap untuk menebas kedua orang itu dan kedua orang itu pun bersiap untuk mengeluarkan pisau dari sakunya.
"Dia pasti keturunan Konpaku!" bisik orang yang membuka kardus itu.
"Jika demikian.....Kita...." bisik orang yang satu lagi dengan nada yang kurang pasti.
Tiba-tiba datanglah seorang yang memakai eye-patchdi mata kanannya. Dia terlihat sudah tua dengan rambut putih yang di ikat di belakang dan jenggotnya yang juga putih. Dia memakai hakama berwarna biru.
"Sa....Saki-sama!" kata kedua orang itu terkejut.
"Sa...Saki?" pikir Youmu.
Dia sepertinya familiar dengan panggilan itu.
"Siapa dia?!" kata Saki.
Di pinggangnya ada dua pedang juga, namun tidak seperti milik youmu. Pedang itu lebih panjang dan ukurang keduanya sama.
"Ka...Kami tidak tahu Saki-sama... Maafkan kami." kata kedua orang itu sambil ketakutan.
"Hmm.... Hey, kau! Mau apa kamu ke sini? Lebih baik..." kata Saki namun terpotong saat matanya tertuju pada Hakurouken dan Roukanken.
"Kau...." kata Saki.
Suaranya bergetar. Dia sepertinya terkejut.
"Kau.....!" katanya lagi.
Kali ini dia mulai mendekat dan mengeluarkan kedua pedangnya.
"Aku sudah menunggu saat ini! Aku sudah menunggu saat-saat dimana penerus dari Klan Konpakku berdiri di depanku dengan memegang kedua pedang legendaris itu! Kemarilah! Bertarunglah denganku!" kata Saki setengah teriak.
Lalu Dia pun berlari dan mengeluarkan kedua pedangnya itu, melompat, dan mencoba menebas Youmu dari atas.
"HYAAAAAA!!!!"
SFX:THIIIINGGK
Hakurouken dan Roukanken berhasil menahan serangan itu. Dan kedua orang itu pun terdiam.
"Kamu memang sigap. Sama seperti pendahulumu." kata Saki.
"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Youmu.
Lalu Saki pun kembali menyerang Youmu di bagian kaki, namun serangan itu di tangkis lagi.
"Aku ingin sekali bertarung denganmu. Jadi sekarang, tunjukanlah apa yang sudah kamu pelajari." kata Saki.
"Jawab dulu pertanyaanku!" teriak Youmu, namun Saki tidak mengindahkannya.
Saki malah terus menyerang Youmu dan Youmu terus menahannya. Sampai Youmu pun mundur ke belakang beberapa langkah dan mengambil kuda-kudanya.
"Hah, kalau kamu mau seluruh kekuatanku, akan ku keluarkan!" teriak Youmu.
Lalu Youmu pun mengeluarkan spellcard dari saku roknya.
"Human Sign "Slash of Present"!"
SFX : CLING! THING! THANK! TING! THING! THINK! CLINK!
Dan Tiba-tiba Youmu sudah berada di belakang Saki sambil memegang Hakurouken dan roukankennya.
"Huh. Ini bukan seluruh kekuatanmu." kata Saki.
Youmu pun terkejut dan melihat ke belakang. Ternyata Saki terlihat biasa saja.
"Ti..Tidak mungkin!" kata Youmu.
"Kalau hanya itu, aku bisa melebihi itu." kata Saki dan bersiap untuk menyerang.
"Limit "End of Speed"!"
Lalu Saki pun menghilang dari pandangan Youmu.
"Ti...tidak mungkin!" pikir Youmu.
Dan Youmu pun langsung mengeluarkan spellcardnya.
"Hell Realm Sword "200 Yojana in 1 Slash"!"
Dan Youmu pun menghilang dari pandangan.
SFX : THINK! CLINK! TANG! F'TINHK! THINK!
Dan hanya terdengar bunyi pertemuan antara kedua pedang dan pemandangan seperti kabut berwarna hijau dan biru. Sampai beberapa detik kemudia terjadilah pertemuan kedua pedang yang dasyat dan menimbulkan bunyi yang dasyat pula. Angin pun tiba-tiba mementalkan kedua orang yang menonton pertarungan mereka saat kedua pedang bertemu.
"Haah... Haah... Hebat juga kamu anak kecil!" kata Saki sambil terengah-engah.
"Haah...Haah...Darimana.... kamu belajar.... teknik ini?! Haah..." kata Youmu.
Lalu Saki mementalkan Youmu ke belakang, namun Youmu mengelak dan menyayat perut bagian kiri Saki. Sedikit. Lalu Saki pun terjatuh sambil memegangi perut bagian kirinya yang terluka. Youmu pun langsung mengangkat Saki dan bertanya kepada kedua orang yang sedang terjatuh itu.
"Dimana aku bisa mengobatinya?" tanya Youmu.
"Di...Di sini... Ma..Mari!" kata kedua orang itu berdiri ketakutan dan memberi tahu tempat datangnya Saki kepada Youmu.
"Kamu berhutang padaku." kata Youmu sambil membopong Saki.
"Heh. Anak kecil... Ugh... Kamu ternyata menjadi anak yang keras kepala, hah?" kata Saki.
"Terserah apa katamu, tapi kamu harus menjelaskan semua ini dulu." kata Youmu.
"Hah, baiklah... Tapi... Ugh... Nanti." kata Saki sambil mengerang kesakitan.
Youmu pun di antar ke dalam satu ruangan di dalam kapal pesiar yang lumayan besar. Dan disitulah Saki menjelaskan kepada Youmu tentang apa yang mau Youmu tanyakan kepadanya. Saki sendiri di obati oleh Youmu sendiri yang sudah menyayat perut Saki.
"Jadi, kamu adalah kepala Yakuza di daerah selatan Jepang?" tanya Youmu.
"Ya. Jadi aku pun bisa berobat di mana pun aku mau, jadi tidak usah repot-repot mengobati aku, nak." kata Saki.
"Tidak bisa! Aku sudah melukai orang terhormat sepertimu! Aku harus mengobatinya! Meskipun dengan peralatan dan obat-obatan seadanya di kapal ini." kata Youmu yang bersikeras mengobati Saki.
"Hah. Aku memang teman dari Youki tapi, kamu tidak usah menghormatiku seperti ini Youmu." kata Saki.
"Sudahlah. Aku juga merasa terhormat bisa mengobatimu." kata Youmu.
"Hahaha. Memang. Kamu sama seperti Youki. Sebenarnya, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Saki.
Dan tiba-tiba salah seorang laki-laki masuk ke dalam ruangan itu.
"Tuan! Tuan! Mereka menyerang lagi!" kata orang itu.
Saki pun berdiri dan terkejut.
"Lagi?!" kata Saki.
"Mereka? Siapa?!" tanya Youmu kebingungan.
"Sudahlah, lebih baik kamu membantuku dulu. ini masalah yang penting!" kata Saki sambil mengambil pedangnya dan pergi bersama dengan Youmu dan bawahannya itu.
0
Kutip
Balas