TS
Deflan
[Touhou Fanfic] Something to Save, Something to Expose
Salam gan.
Ini pertama kali ane nulis fanfic Touhou, jadi, tolong dinilai saja ya.
Karena mungkin karya seseorang itu tidak ada yang sempurna, jadi kritik dan saran sangat ane hargai.
Hehe, anyway, selamat menikmati!
Chapter 1-10-b masih di pejwan
Chapter 1 : The Mountain and The Problem (Post #1/ This post, obviously)
Chapter 2 : Suspicious Person Suspected! (Post #2)
Chapter 3 : Behind the Boringness (Post #3)
Chapter 4 : Confuse the Confuseness (Post #5)
Chapter 5 : The Task (Post #6)
Chapter 6 : Just Begun (Post #7)
Chapter 7 : Secret (Post #10)
Chapter 8 : Tricked (Post #13)
Chepter 9 : We're in... Wait..... (Post #16)
Chapter 10-a : Parted : His Tears (Post #19)
Chapter 10-b : Parted : Unconscious Heart (Post #20)
Selanjutnya ada di page > 1
Chapter 10-c : Parted : Lie (Post #22)
Chapter 10-d : Parted : Prey Get Prayed (Post #24)
Chapter 10-e : Parted : Mission Impossible - Lunatic (Post #26)
Chapter 10-f : Parted : Oops! (Post #28)
Chapter 10-g : Parted : Desperado (Post #30)
Chapter 11-a : Brave : A Brand New Heart (Post #32)
Chapter 11-b : Anticipation : Instinct, Hope, and Tactic (Post #33)
Chapter 11-c : Knowledge : Book of Knowledge (Post #34dan #35)
Chapter 11-d : Speed : Half Memory (Post #36)
Chapter 11-e : Helper : Celestial and Constellations (Post #37 dan #38)
Chapter 11-f : Naive : What a Close Call (Post #39 dan #40)
Chapter 11-g : Life : Game Not Real (Post #42)
Chapter 12 : Extra : Agent 009 (Post #43 dan #44)
Chapter 13-a : Moving : Mirage (Post #45)
Suatu hari, saat gunung youkai sedang dilanda ketidak-adaan dan kebosanan, Aya, tengu tercepat di Gensokyou masih tetap mencari sesuatu yang menarik untuk dijadikan artikel. Namun, berbeda dengan anjing pengawas di gunung youkai, Momiji hanya bermain gamedan tidak melakukan hal lainnya sampai ia dipanggil oleh Aya.
"Momiji." sahutnya. Namun Momiji tetap saja bermain.
"Momiji...." panggilnya lagi.
"Apa?" katanya sambil terus saja memainkan permainan itu.
Akhirnya Aya pun mendekati dan meneriakinya.
"MOMIJI!!!"
Terkejut karena suara Aya, terdengar suara 'Pichuuuun' di komputernya.
"A....A....Aya! Astaga, apa yang sudah kau perbuat?! Itu nyawa terakhirku!" kata Momiji dengan nada marah.
"Hah...Aku sudah mencari artikel ke seluruh penjuru Gensoukyo dan kau hanya diam saja disini dengan permainan itu? Hah?!" katanya dengan nada agak marah.
Momiji pun mulai berdiri dari tempat duduk tempat dia bermain permainan itu siap membalas kata-kata Aya.
"Tapi tidak ada yang terjadi sekarang! Tidak ada insiden atau kejadian kecil lainnya! Dan..."
"Kamu mau aku pecat dari sini?!" cela Aya dengan nada yang tinggi. Dia sudah terlihat marah dan hanya mengambil tas hitam kecil di meja kerjanya.
"Tapi! Tapi ini stage terakhir! Ini spell terakhir Yu..."
"Tangkap." kata Aya memotong pembicaraan lagi sambil melempar tas kecil itu kepada Momiji.
"Sekarang pergi dan carilah sebuah artikel!" lanjut Aya sambil melesat cepat meninggalkan Momiji sendirian dengan tas kecilnya itu.
"Tapi...... Dia pergi lagi.... Dia tidak pernah mendengarkan aku walau sepatah katapun... Hah... Biarlah..." kata Momiji sambil membawa tas dan pedangnya pergi.
Tanpa tujuan dia berjalan. Hanya mengitari gunung Youkai, melewati sungai dan akhirnya dia pun mengeluh kembali.
"Andai saja ada sebuah keajaiban sehingga aku bisa menulis artikel..." katanya sambil berjalan pelan melewati jalan setapak ke desa penduduk.
Lalu tiba-tiba dia merasakan seseorang datang. Hawa yang ia rasakan agak berbeda dengan manusia. Dia lebih...ringan? Tidak percaya dia melihat ke belakang. Dan ternyata hawa yang ia rasakan memang sangat ringan. Manusia itu terbang di atas angin yang sepertinya ia buat di telapak kakinya. Siapa lagi kalau bukan Sanae, seorang penjaga kuil yang berada di dekat puncak gunung youkai. Tiba-tiba dia melompat dari angin tempat ia berpijak sambil berteriak dengan girang.
"ANGIN SUCIII!!!!" katanya sambil menggerakkan goheinya.
"Err... Apa yang kau lakukan?" tanya Momiji dengan kebingungan.
"Bukannya kamu yang mau didatangkan KEAJAIBAN?" tanya Sanae.
"Umm... Ya, tapi..."
"Kalau gitu...." katanya sambil mengangkat goheinya.
"ANGIIIN SUCIII!!! DA...!"
"Cukup! Cukup! Cukup!" katanya sambil mencoba untuk menghentikan Sanae.
"Untuk sekarang aku tidak mau bertarung danmakku denganmu, jadi tolong..."
"Tapi kamu mau KEAJAIBAN kan?"
"Arrgh... sudahlah, lupakan..." kata Momiji agak kesal.
Sanae pun menatap Momiji dengan mata yang agak kesal dan mulai mengisi pipinya dengan angin.
"Apa?" tanya Momiji yang mulai tidak nyaman dengan perlakuan Sanae.
Tak ada jawaban, namun Sanae tetap mempertahankan perlakuannya itu dan menatap mata Momiji dengan kesal. Sampai beberapa menit terlewat dengan adegan dimana mereka menatap satu dan yang lainnya dengan agak kesal.
"Agh..." keluh Momiji yang sudah tidak tahan lagi dengan tatapan Sanae.
"Ikh! Jangan lihat aku seperti itu! Aku sangat terganggu dengan itu! Ja...Jadi... Lakukan... Argh! Terserahlah! Lakukan saja yang kau mau...Aku pergi saja dari sini!" katanya dengan gugup.
Raut wajah Sanae pun berubah menjadi cerah kembali seakan tidak ada yang terjadi sebelum ini.
"Horee! Makasih ya Momiji! <3" katanya.
"Dan karena kamu memperbolehkan aku ngapain aja."
"Jadi aku mau ngikut kamu sekarang, ya!" sambungnya.
"Eeeh? Kenapa kau...?" kata Momiji dengan kaget, namun teringat dengan perkataannya, dia pun sadar kembali dan menghela nafas.
"Hah, ya sudahlah..." lanjutnya dengan nada yang terlihat pasrah.
"Eiit. Tunggu dulu Momi-chan" katanya sambil mengacungkan jari telunjuknya.
"Huh?"
Sambil mengangkat goheinya, angin disekitarnya terlihat membawanya terbang. Dan setelah dia berada setinggi Kepala Momiji berteriaklah dia,
"ANGIN SUCII! BERTIUPLAH!!!"
"What the....?"
Momiji mendengar suatu suara gemuruh angin yang luar biasa di belakangnya. Tiba-tiba bulu-bulunya berdiri sekeika saat ia ingin berbalik melihat ke belakang. Namun ia paksakan kepalannya untuk menengok ke belakang dan hasilnya...
[SFX: ZUUUUUUUUUUUUNNN~]
"A...APA?!!!"
Angin yang bertiup sangat kencang secara cepat menghampiri mereka.
"Argh! Aku harus lari! Angin ini terlalu besar! Haah! Untuk apa dia memanggil angin ini?! Dasar aneh!" katanya sambil berlari menjauhi angin itu. Sementara itu Sanae dengan girang mengkibas-kibaskan goheinya ke kiri dan ke kanan.
"Ya! Aku dapat menguasai angin! Angiin! Ya... Eh? Momi-chan?"
Lalu dia pun sadar bahwa dia tertinggal sendiri di situ. Namun karena Sanae berada di atas angin sehingga dari ketinggiannya dia bisa melihat Momiji yang sedang berlari ketakutan.
"Hei! Tunggu aku Momi-chan!"
Ini pertama kali ane nulis fanfic Touhou, jadi, tolong dinilai saja ya.
Karena mungkin karya seseorang itu tidak ada yang sempurna, jadi kritik dan saran sangat ane hargai.
Hehe, anyway, selamat menikmati!
Spoiler for Index (masih on going):
Chapter 1-10-b masih di pejwan
Chapter 1 : The Mountain and The Problem (Post #1/ This post, obviously)
Chapter 2 : Suspicious Person Suspected! (Post #2)
Chapter 3 : Behind the Boringness (Post #3)
Chapter 4 : Confuse the Confuseness (Post #5)
Chapter 5 : The Task (Post #6)
Chapter 6 : Just Begun (Post #7)
Chapter 7 : Secret (Post #10)
Chapter 8 : Tricked (Post #13)
Chepter 9 : We're in... Wait..... (Post #16)
Chapter 10-a : Parted : His Tears (Post #19)
Chapter 10-b : Parted : Unconscious Heart (Post #20)
Selanjutnya ada di page > 1
Chapter 10-c : Parted : Lie (Post #22)
Chapter 10-d : Parted : Prey Get Prayed (Post #24)
Chapter 10-e : Parted : Mission Impossible - Lunatic (Post #26)
Chapter 10-f : Parted : Oops! (Post #28)
Chapter 10-g : Parted : Desperado (Post #30)
Chapter 11-a : Brave : A Brand New Heart (Post #32)
Chapter 11-b : Anticipation : Instinct, Hope, and Tactic (Post #33)
Chapter 11-c : Knowledge : Book of Knowledge (Post #34dan #35)
Chapter 11-d : Speed : Half Memory (Post #36)
Chapter 11-e : Helper : Celestial and Constellations (Post #37 dan #38)
Chapter 11-f : Naive : What a Close Call (Post #39 dan #40)
Chapter 11-g : Life : Game Not Real (Post #42)
Chapter 12 : Extra : Agent 009 (Post #43 dan #44)
Chapter 13-a : Moving : Mirage (Post #45)
Spoiler for Prologue : The Mountain and The Problem:
Suatu hari, saat gunung youkai sedang dilanda ketidak-adaan dan kebosanan, Aya, tengu tercepat di Gensokyou masih tetap mencari sesuatu yang menarik untuk dijadikan artikel. Namun, berbeda dengan anjing pengawas di gunung youkai, Momiji hanya bermain gamedan tidak melakukan hal lainnya sampai ia dipanggil oleh Aya.
"Momiji." sahutnya. Namun Momiji tetap saja bermain.
"Momiji...." panggilnya lagi.
"Apa?" katanya sambil terus saja memainkan permainan itu.
Akhirnya Aya pun mendekati dan meneriakinya.
"MOMIJI!!!"
Terkejut karena suara Aya, terdengar suara 'Pichuuuun' di komputernya.
"A....A....Aya! Astaga, apa yang sudah kau perbuat?! Itu nyawa terakhirku!" kata Momiji dengan nada marah.
"Hah...Aku sudah mencari artikel ke seluruh penjuru Gensoukyo dan kau hanya diam saja disini dengan permainan itu? Hah?!" katanya dengan nada agak marah.
Momiji pun mulai berdiri dari tempat duduk tempat dia bermain permainan itu siap membalas kata-kata Aya.
"Tapi tidak ada yang terjadi sekarang! Tidak ada insiden atau kejadian kecil lainnya! Dan..."
"Kamu mau aku pecat dari sini?!" cela Aya dengan nada yang tinggi. Dia sudah terlihat marah dan hanya mengambil tas hitam kecil di meja kerjanya.
"Tapi! Tapi ini stage terakhir! Ini spell terakhir Yu..."
"Tangkap." kata Aya memotong pembicaraan lagi sambil melempar tas kecil itu kepada Momiji.
"Sekarang pergi dan carilah sebuah artikel!" lanjut Aya sambil melesat cepat meninggalkan Momiji sendirian dengan tas kecilnya itu.
"Tapi...... Dia pergi lagi.... Dia tidak pernah mendengarkan aku walau sepatah katapun... Hah... Biarlah..." kata Momiji sambil membawa tas dan pedangnya pergi.
Tanpa tujuan dia berjalan. Hanya mengitari gunung Youkai, melewati sungai dan akhirnya dia pun mengeluh kembali.
"Andai saja ada sebuah keajaiban sehingga aku bisa menulis artikel..." katanya sambil berjalan pelan melewati jalan setapak ke desa penduduk.
Lalu tiba-tiba dia merasakan seseorang datang. Hawa yang ia rasakan agak berbeda dengan manusia. Dia lebih...ringan? Tidak percaya dia melihat ke belakang. Dan ternyata hawa yang ia rasakan memang sangat ringan. Manusia itu terbang di atas angin yang sepertinya ia buat di telapak kakinya. Siapa lagi kalau bukan Sanae, seorang penjaga kuil yang berada di dekat puncak gunung youkai. Tiba-tiba dia melompat dari angin tempat ia berpijak sambil berteriak dengan girang.
"ANGIN SUCIII!!!!" katanya sambil menggerakkan goheinya.
"Err... Apa yang kau lakukan?" tanya Momiji dengan kebingungan.
"Bukannya kamu yang mau didatangkan KEAJAIBAN?" tanya Sanae.
"Umm... Ya, tapi..."
"Kalau gitu...." katanya sambil mengangkat goheinya.
"ANGIIIN SUCIII!!! DA...!"
"Cukup! Cukup! Cukup!" katanya sambil mencoba untuk menghentikan Sanae.
"Untuk sekarang aku tidak mau bertarung danmakku denganmu, jadi tolong..."
"Tapi kamu mau KEAJAIBAN kan?"
"Arrgh... sudahlah, lupakan..." kata Momiji agak kesal.
Sanae pun menatap Momiji dengan mata yang agak kesal dan mulai mengisi pipinya dengan angin.
"Apa?" tanya Momiji yang mulai tidak nyaman dengan perlakuan Sanae.
Tak ada jawaban, namun Sanae tetap mempertahankan perlakuannya itu dan menatap mata Momiji dengan kesal. Sampai beberapa menit terlewat dengan adegan dimana mereka menatap satu dan yang lainnya dengan agak kesal.
"Agh..." keluh Momiji yang sudah tidak tahan lagi dengan tatapan Sanae.
"Ikh! Jangan lihat aku seperti itu! Aku sangat terganggu dengan itu! Ja...Jadi... Lakukan... Argh! Terserahlah! Lakukan saja yang kau mau...Aku pergi saja dari sini!" katanya dengan gugup.
Raut wajah Sanae pun berubah menjadi cerah kembali seakan tidak ada yang terjadi sebelum ini.
"Horee! Makasih ya Momiji! <3" katanya.
"Dan karena kamu memperbolehkan aku ngapain aja."
"Jadi aku mau ngikut kamu sekarang, ya!" sambungnya.
"Eeeh? Kenapa kau...?" kata Momiji dengan kaget, namun teringat dengan perkataannya, dia pun sadar kembali dan menghela nafas.
"Hah, ya sudahlah..." lanjutnya dengan nada yang terlihat pasrah.
"Eiit. Tunggu dulu Momi-chan" katanya sambil mengacungkan jari telunjuknya.
"Huh?"
Sambil mengangkat goheinya, angin disekitarnya terlihat membawanya terbang. Dan setelah dia berada setinggi Kepala Momiji berteriaklah dia,
"ANGIN SUCII! BERTIUPLAH!!!"
"What the....?"
Momiji mendengar suatu suara gemuruh angin yang luar biasa di belakangnya. Tiba-tiba bulu-bulunya berdiri sekeika saat ia ingin berbalik melihat ke belakang. Namun ia paksakan kepalannya untuk menengok ke belakang dan hasilnya...
[SFX: ZUUUUUUUUUUUUNNN~]
"A...APA?!!!"
Angin yang bertiup sangat kencang secara cepat menghampiri mereka.
"Argh! Aku harus lari! Angin ini terlalu besar! Haah! Untuk apa dia memanggil angin ini?! Dasar aneh!" katanya sambil berlari menjauhi angin itu. Sementara itu Sanae dengan girang mengkibas-kibaskan goheinya ke kiri dan ke kanan.
"Ya! Aku dapat menguasai angin! Angiin! Ya... Eh? Momi-chan?"
Lalu dia pun sadar bahwa dia tertinggal sendiri di situ. Namun karena Sanae berada di atas angin sehingga dari ketinggiannya dia bisa melihat Momiji yang sedang berlari ketakutan.
"Hei! Tunggu aku Momi-chan!"
0
4K
Kutip
44
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•343Anggota
Tampilkan semua post
TS
Deflan
#6
Spoiler for Just Begun:
"Kamu harus meninggalkan gensokyou."
Kata itu langsung menusuk langsung ke dalam benaknya. Tugas itu seperti tugas untuk pergi jauh ke tempat yang tidak ia kenal. Dan mungkin karena itulah ia harus mencari satu atau beberapa teman yang bisa ia percayai.
"A....Apa...?"
Momiji mununjukan raut wajah yang tidak percaya. Seolah tugas itu tidak akan sanggup dia lakukan. Terbaca juga rautnya yang mengatakan bahwa ia tidak percaya dengan dirinya akan tugas ini dan hanya akan menggagalkan rencana Yuyuko.
"Dengarkann aku!" kata Yuyuko sambil memegangi pundak Momiji.
Tatapannya fokus ke arah matanya Momiji. Tajam dan terarah.
"Kamu akan keluar ke dunia luar yang berbeda dari Gensokyou. Jadi pilihlah teman yang benar-benar kamu percayai. Karena tugasmu adalah untuk menghabisi youkai yang ada di luar sana. Namun, jangan sampai kau terlibat dengan masalah di sana." lanjut Yuyuko.
".......aku mengerti..." jawab Momiji.
Namun masih terlihat raut ketidak pastian. Suatu perasaan yang bimbang, dikala dia bisa atau tidak menyelesaikan tugas ini.
"Tenanglah, Momiji. Aku tahu kamu belum bisa percaya dengan kemampuanmu, namun aku tahu kamu bisa, Momiji! Kamu pasti bisa melakukan ini Momiji! Kami semua mendukungmu!" dukung Yuyuko.
"Tidak usah kamu hiraukan kedua tengu itu. Kamu bisa berusaha sendiri." kata Shikieiki menambahkan.
Lalu Momiji pun melihat ke arah muka semua orang yang sedang melihatnya. Dari raut muka mereka, mereka percaya pada Momiji. mereka menaruh harapan yang besar di tangannya. Dan akhirnya Momiji pun bangkit dari keadaannya yang terjatuh itu.
"Baiklah! Akan aku lakukan semampuku!" kata Momiji.
Kali ini dia sudah dapat mengumpulkan kepercayaannya kedalam hatinya.
"Ok, sekarang kita punya tugas masing-masing dan masih banyak pekerjaan yang belum selesai, jadi bergerak semua!" kata Tenshi seraya meninggalkan Makai yang disusul oleh yang lainnya kecuali Shinki yang mencari penghuni Makai untuk menyampaikan pesan ke Alice.
===========Setelah keluar Makai=====>
Momiji akhirnya sendiri lagi dan berpikir untuk mencari teman yang sesuai untuk tugas ini.
"Aku tidak boleh terlibat dengan masalah di luar. Mungkin aku harus mencari orang yang tidak terlalu mencolok.......Tapi.....Siapa?" pikir Momiji.
Dan datanglah Koishi.
"Hai!" kata Koishi
"Waa!!! Kenapa kamu selalu mengagetkan aku?!" keluh Momiji.
"Hehehe, maaf." kata Koishi penuh canda.
"Ah! Benar! Koishi!" kata Momiji.
"Ya?" kata Koishi bingung.
"Pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Momiji dengan penuh harapan untuk berkata 'ya'.
"Tadi Reimu bilang aku terserah mau ke mana saja karena tugasku sudah selesai untuk hari ini." kata Koishi.
"Ahh! Temani aku kalau begitu!" pinta Momiji.
"Boleh." jawab Koishi dengan santai.
"Baiklah! Sekarang aku butuh...."
"Kamu butuh teman lagi?" potong Koishi.
"Aku membutuhkan seseorang yang bisa aku percayai. Mungkin beberapa." kata Momiji sambil berpikir.
"Kalau begitu tunggu sebentar ya." kata Koishi sambil segera meninggalkan Momiji.
"Hei! Sebentar! Aduh, dia pergi..."
Dan akhirnya Momiji pun menunggu Koishi.
Dan menunggu.....
Dan menunggu..
Sampai akhirnya ada beberapa orang yang mengikuti Koishi menuju Momiji.
"Jadi....Kamu yang mengajak mereka?" tanya Momiji tidak percaya.
"Yup" jawabnya dengan santai.
Orang-orang yang diajak oleh Koishi adalah beberapa orang yang memang hebat dibidangnya masing-masing. Pertama adalah Patchouli, lalu Ran, Nitori, Udonge, dan Youmu. Lalu Momiji pun menceritakan kembali masalah tersebut kepada mereka.
"Jadi......Untuk itu...." kata Patchouli dengan suara yang pelan.
"Sepertinya menarik. Aku akan membantumu!" kata Nitori dengan hati yang penuh dengan keceriaan karena akan melihat dunia yang tidak pernah dia lihat.
"Aku akan membantumu sebaik mungkin." kata Youmu.
"Aku juga akan membantumu!" kata Udonge.
Dan mereka pun berbincang-bincang tentang hal ini sementara datanglah Sanae dari kejauhan.
"Momi-chaaan!!!" teriak Sanae.
"Kamu mau ke dunia luar ya?" katanya meneruskan.
"Bisakah kau diam? Tengu itu akan mendengar kita dan itu akan mengacaukan rencana kita."bisik Patchouli.
"Aku boleh ikut ya! Aku tahu banyak soal dunia luar loh! Lagipula kamu sudah janji kan? Hehehe." kata Sanae lagi.
"Ugh. Baiklah, tapi tolong bantu aku ya. Di dunia luar kita hanya akan menghabisi youkai yang berkeliaran, jadi..."
"Youkai?" potong Sanae.
Tiba-tiba raut mukanya yang ceria berubah menjadi datar. Tidak ada emosi dan hanya terlihat diam saja. Namun beberapa detik kemudian dia kembali berkata dengan senyum yang agak menakutkan.
"Kalau begitu, izinkanlah aku ikut. aku akan membantumu...Hehehe..." kata Sanae.
"Umm... Ya... ba... baiklah..." kata Momiji.
=============Scarlet Devil Mansion====Living room====>
Saat Koishi sedang mencari teman, Remilia sedang memantau apa yang akan terjadi. Takdir mereka.
"Hmm... Jadi begitu..."
Lalu datanglah sakuya yang membawakan segelas air yang berwarna merah cerah di atas nampannya beserta tekonya.
"Oujo-sama. Minumanmu." kata Sakuya.
"Hmm.....Hmm....Letakan saja di atas meja." katanya sambil berkonsentrasi keras.
"Umm, apa yang sedang anda lakukan?" tanya Sakuya dengan bingung.
Remilia hanya memejamkan matanya sambil bicara.
"Mereka...akan pergi ke dunia luar. Ini menyangkut masalah yang kita hadapi juga." kata Remilia.
"Dunia luar?!!" kata Sakuya dengan kaget.
Remilia hanya mengangguk.
"Uhh... Oujo-sama, bolehkah aku..." dan perkataan Sakuya langsung dipotong oleh Remilia dengan lambaian tangan yang sepertinya menyuruhnya pergi saja.
"Terima kasih Oujo-sama." kata Sakuya dan diapun pergi dengan cepat.
=================Tempat berkumpul Momiji dan kawan-kawan====>
Saat mereka selesai berbicara dengan Sanae, datanglah Sakuya dari kejauhan. Dia sepertinya terburu-buru.
"Momiji! Momiji! Tunggu sebentar!" kata Sakuya.
"Uhh. Kamu....?"
"Aku pelayan yang ada di SDM. Aku punya satu permintaan untukmu. Bisakah?" kata Sakuya.
"Apa...permintaanmu?" kata Momiji.
"Tolong. Jika kau ingin membersihkan dunia luar dari youkai. Tolong bersihkanlah di tempat asalku! Inggris! Aku mohon! Aku....Aku khawatir dengan....orang tuaku..." kata Sakuya sambil menunduk khawatir.
"Tenang Sakuya. Aku bisa lakukan itu." kata Youmu menghibur.
"Youmu.....Terima kasih..." kata Sakuya.
Lalu dia pun kembali pergi. Menghilang.
"Baiklah, jadi kita ke mana?" tanya Momiji.
Saat Ran ingin menjawab pertanyaannya, Sanae memotongnya.
"Ah! Ikut aku saja! Aku masuk ke sini pertama kali lewat gapitu! Ayo! Ada di belakang kuil Moriya!" katanya sambil berlari ke puncak gunung. Dan semua pun mengikuti. Ran berjalan di belakang, mengikuti, memperhatikan. Hanya Patchouli yang merasa ganjil dengan gerak-gerik Ran namun menyembunyikannya.
0
Kutip
Balas