TS
Heilel_Realz012
[OriFict] DIABLO FALLING - After Inctum (1st book)
Genre : Supernatural / Drama / Tragedy / Occult / Action / Psychological
Tag Age : 21+ (Recomended)
Prakata :
Cerita ini mulanya terbentuk ketika penulis mendapatkan banyak referensi bacaan di kaskus. Terutama dari thread thread di Forum Education, Xenology, Angelology, & Demonology.
Ini merupakan murni karya fiksi yang sedang saya buat sebagai Novel. Tema yang diambil adalah mengenai Religion, God , Doomsday, and Humanity
Mungkin didalamnya akan terliat Unsur yang sedikit menyangkut SARA namun diharapkan pembaca tidak melakukan Abuse dan Flaming Ingat ini bukanlah DC.
And PS: Please Dont Judge book with the cover
jangan langsung menilai SARA hanya gara - gara ada unsur Agama didalamnya (baiknya baca dulu biar ngerti
)
Btw, Mohon tidak menjadi Silent Reader. Jadilah pembaca aktif untuk memberi masukan bagi karya saya
![[OriFict] DIABLO FALLING - After Inctum (1st book)](https://dl.kaskus.id/img706.imageshack.us/img706/143/diablofallinglogo.png)
The First Book - After Inctum (Beginning)
by Heilel_Realz012
Another Title Name: Diablo La caída
Status : OnGoing The Second Book
Seorang gadis katolik yg begitu taat yang memiliki tragedy buruk mengenai umat manusia, tiba - tiba saja harus berselisih pandang cukup pelik dengan pemuda yang menyangkal Tuhan mengenai masalah Keberadaan akan Tuhan. Di tengah perdebatannya atas apa yang ia percayai, ia akhirnya menyadari banyak hal yang harus dilihat. gadis itu mulai menyadari perlahan, bahwa dunia ini bukan hanya mengenai soal Religion saja, tapi juga mengenai humanity dan God itu sendiri.
Di lain pihak, seorang pemuda yang beriman yg ditinggalkan Tuhan sejak masa kecilnya, akhirnya memilih membuang nama aslinya dan memilih untuk menjadi seorang penyangkal akibat dari gugatan dia pada Tuhan atas keadaan dunia yang terjadi tepat didepan matanya. bagi sang pemuda, ada atau tidak adanya Tuhan itu tidaklah merubah apapun pada dunia.
Cerita fiksi ini akan berkutat seputar bagaimana sisa - sisa yang ada dari ketiga agama samawi (yang diwakili oleh 3 tokoh utama) bersatu bukan atas nama agama, tapi atas nilai - nilai agama yang mereka imani masing - masing untuk me-rebuild dunia kembali yang sekarang telah rusak. Disini Agama bukanlah menjadi pembeda ataupun menjadi pemicu perselisihan di era masa akhir dunia.
Ketika manusia yang selamat benar - benar kehilangan harapan, ternyata akhirnya mereka menyadari bahwa Pilihan masa depan dunia sekarang ada ditangan mereka sendiri. Apakah mereka akan memilih untuk melaksanakan judgement day demi menghapuskan segala penderitaan yang ada? atau akan tetap memilih terus berusaha menunda waktu "penghakiman" dengan berbagai cara?
semua pertanyaan itu akan terjawab di dalam Trilogy Diablo Falling ini
The True Plague
![[OriFict] DIABLO FALLING - After Inctum (1st book)](https://dl.kaskus.id/i838.photobucket.com/albums/zz303/Realz012/shadeseedsfinalrezII.jpg)
Protector of Maria
![[OriFict] DIABLO FALLING - After Inctum (1st book)](https://dl.kaskus.id/i838.photobucket.com/albums/zz303/Realz012/test_00012111.jpg)
Dibawah ini merupakan keseluruhan ruang lingkup SAGA Diablo Falling. Dari cerita utama trilogy, sidestory, hingga alternative world.
The Zero Book - Lacrima di Angelo (Servus Dei Gabriel)"prequel Diablo Falling" (ongoing) Timeline 4108 B.C - before 2278 B.C
Diablo Falling Trilogy :
- 1st Book - After Inctum (end) Timeline 2015 A.D after impact
- 2nd Book - Primo cecidit Excitandis Helel Ascensus (ongoing) Timeline 2015 - 2023 A.D
- Deus Adversarium Symbol 3rd Book (in concept) Timeline 2023 - 2025 A.D
* Diablo Falling side story
THE THREE CODE (end) timeline 1999 A.D
Coup De Grace (ongoing) timeline 2012 A.D
Zeitgeist Anthologie :
- Beyond the Promised land (in concept) Timeline 1016 - 1936 A.D
- Witchcraft (in concept) timeline 1998 A.D
- Harvest Blood (in concept) timeline 2006 A.D
- Origin of The Sect (in concept) timeline 2000 - 2014 A.D
- Le Noire Saint Croix (in concept) timeline 2012 - 2013 A.D
-Operation Subject Zero (ongoing) timeline 2014 A.D
* Diablo Falling Alternative World
Diablo Rising (ongoing) Timeline unknown
Tag Age : 21+ (Recomended)
Prakata :
Cerita ini mulanya terbentuk ketika penulis mendapatkan banyak referensi bacaan di kaskus. Terutama dari thread thread di Forum Education, Xenology, Angelology, & Demonology.
Ini merupakan murni karya fiksi yang sedang saya buat sebagai Novel. Tema yang diambil adalah mengenai Religion, God , Doomsday, and Humanity
Mungkin didalamnya akan terliat Unsur yang sedikit menyangkut SARA namun diharapkan pembaca tidak melakukan Abuse dan Flaming Ingat ini bukanlah DC.
And PS: Please Dont Judge book with the cover
jangan langsung menilai SARA hanya gara - gara ada unsur Agama didalamnya (baiknya baca dulu biar ngerti
)Btw, Mohon tidak menjadi Silent Reader. Jadilah pembaca aktif untuk memberi masukan bagi karya saya

![[OriFict] DIABLO FALLING - After Inctum (1st book)](https://dl.kaskus.id/img706.imageshack.us/img706/143/diablofallinglogo.png)
The First Book - After Inctum (Beginning)
by Heilel_Realz012
Another Title Name: Diablo La caída
Status : OnGoing The Second Book
Quote:
Kita akan bercerita mengenai seorang laki laki
Kisah dari seseorang yang benar benar kehilangan kepercayaannya pada Tuhan
Ia sangat mempercayai namun dikhianati
.
Keputusasaan dan kebencian membuat ia menyangkal keberadaan-Nya
Baginya tidak ada kuasa Tuhan di dunia ini.
Kisah dari seseorang yang benar benar kehilangan kepercayaannya pada Tuhan
Ia sangat mempercayai namun dikhianati
.
Keputusasaan dan kebencian membuat ia menyangkal keberadaan-Nya
Baginya tidak ada kuasa Tuhan di dunia ini.
Spoiler for synopsis pendek:
Seorang gadis katolik yg begitu taat yang memiliki tragedy buruk mengenai umat manusia, tiba - tiba saja harus berselisih pandang cukup pelik dengan pemuda yang menyangkal Tuhan mengenai masalah Keberadaan akan Tuhan. Di tengah perdebatannya atas apa yang ia percayai, ia akhirnya menyadari banyak hal yang harus dilihat. gadis itu mulai menyadari perlahan, bahwa dunia ini bukan hanya mengenai soal Religion saja, tapi juga mengenai humanity dan God itu sendiri.
Di lain pihak, seorang pemuda yang beriman yg ditinggalkan Tuhan sejak masa kecilnya, akhirnya memilih membuang nama aslinya dan memilih untuk menjadi seorang penyangkal akibat dari gugatan dia pada Tuhan atas keadaan dunia yang terjadi tepat didepan matanya. bagi sang pemuda, ada atau tidak adanya Tuhan itu tidaklah merubah apapun pada dunia.
Cerita fiksi ini akan berkutat seputar bagaimana sisa - sisa yang ada dari ketiga agama samawi (yang diwakili oleh 3 tokoh utama) bersatu bukan atas nama agama, tapi atas nilai - nilai agama yang mereka imani masing - masing untuk me-rebuild dunia kembali yang sekarang telah rusak. Disini Agama bukanlah menjadi pembeda ataupun menjadi pemicu perselisihan di era masa akhir dunia.
Ketika manusia yang selamat benar - benar kehilangan harapan, ternyata akhirnya mereka menyadari bahwa Pilihan masa depan dunia sekarang ada ditangan mereka sendiri. Apakah mereka akan memilih untuk melaksanakan judgement day demi menghapuskan segala penderitaan yang ada? atau akan tetap memilih terus berusaha menunda waktu "penghakiman" dengan berbagai cara?
semua pertanyaan itu akan terjawab di dalam Trilogy Diablo Falling ini

Spoiler for Novel ilustrasi :
Spoiler for Cover (Agak besar gambarnya):
Spoiler for Character Illustrated:
Spoiler for character cast:
Spoiler for Shade with the First Killer:
The True Plague
![[OriFict] DIABLO FALLING - After Inctum (1st book)](https://dl.kaskus.id/i838.photobucket.com/albums/zz303/Realz012/shadeseedsfinalrezII.jpg)
Spoiler for Elenna Mission rome outfit:
Protector of Maria
![[OriFict] DIABLO FALLING - After Inctum (1st book)](https://dl.kaskus.id/i838.photobucket.com/albums/zz303/Realz012/test_00012111.jpg)
Spoiler for Concept Art First book:
Spoiler for Concept Art second book:
Quote:
***** INDEX STORY *****
The First Book - After Inctum (Beginning) Part 1 Part 2 [COMPLETED]
The Second Book - Primo cecidit Excitandis HELEL Ascensus Part 1 [ONGOING]
The Second Book - Primo cecidit Excitandis HELEL Ascensus Part 1 [ONGOING]
Dibawah ini merupakan keseluruhan ruang lingkup SAGA Diablo Falling. Dari cerita utama trilogy, sidestory, hingga alternative world.
Quote:
Diablo Falling Saga
The Zero Book - Lacrima di Angelo (Servus Dei Gabriel)"prequel Diablo Falling" (ongoing) Timeline 4108 B.C - before 2278 B.C
Diablo Falling Trilogy :
- 1st Book - After Inctum (end) Timeline 2015 A.D after impact
- 2nd Book - Primo cecidit Excitandis Helel Ascensus (ongoing) Timeline 2015 - 2023 A.D
- Deus Adversarium Symbol 3rd Book (in concept) Timeline 2023 - 2025 A.D
* Diablo Falling side story
THE THREE CODE (end) timeline 1999 A.D
Coup De Grace (ongoing) timeline 2012 A.D
Zeitgeist Anthologie :
- Beyond the Promised land (in concept) Timeline 1016 - 1936 A.D
- Witchcraft (in concept) timeline 1998 A.D
- Harvest Blood (in concept) timeline 2006 A.D
- Origin of The Sect (in concept) timeline 2000 - 2014 A.D
- Le Noire Saint Croix (in concept) timeline 2012 - 2013 A.D
-Operation Subject Zero (ongoing) timeline 2014 A.D
* Diablo Falling Alternative World
Diablo Rising (ongoing) Timeline unknown
Spoiler for Referensi Bacaan:
0
18.7K
Kutip
545
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•343Anggota
Tampilkan semua post
TS
Heilel_Realz012
#524
update setelah sekian lama
Act 2.6 Running In The Storm
Aku tidak percaya, kami diserang kembali oleh mereka para Unknown.
Hahh.. Hahh.. Hahh..
Ketika kami merasakan telah menemukan tempat aman dan dapat merasakan rasa lega sejenak dari ketakutan akan dikejar oleh sesuatu yang tidak diketahui, ternyata kami salah. Mereka para unknown yang tidak tahu darimana asalnya, muncul dari balik kegelapan dengan tiba-tiba dan berusaha melahap tubuh kami. Vroooorrrrrrr!!!!
Lari Diana!!! Lari!! Catherina yang melihat aku terpisah dari kelompok berteriak sangat kencang menyuruhku untuk lari menghindari mereka.
Ctaaaarrrrr!! Ctaaaarr!! suara petir terdengar menggelegar ditengah hujan badai yang lebat. Tepat disaat yang serupa ditengah derasnya butiran air yang jatuh membasahi tubuhku, Aku berlari dengan terengah-engah dijalanan dengan menggenggam erat tangan anak laki-laki yang kucoba selamatkan dari para pengejar.
Mereka yang berbola mata merah dan berkulit coklat gelap merangkak cepat dan melompat-lompat dibelakangku. Aku yang berlari ditengah hujan, menggerakan lengan kananku kebelakang melirik mereka dan kemudian menembakan peluruku pada sosok yang terlalu dekat dengan kami. Dorr!!Dorr!!Dorr!!
Di.. Diana.. suara anak laki-laki yang kugenggam tangannya berbicara dengan terbata.
Jangan menangis! kamu harus bisa menguatkan dirimu sendiri Isaac.!! Jawabku dikondisi tegang dengan melihat wajahnya.
****
Unknownadalah sebutan kami pada mereka, sosok-sosok menyeramkan yang muncul dari balik kegelapan. Mereka memiliki taring-taring tajam, rupa yang mengerikan, dan cakar-cakar yang dapat dengan mudah mengoyak tubuh kami. Bentuk rupa mereka berbeda-beda namun yang menyamakan diri mereka satu sama lain adalah tanduk-tanduk yang mereka miliki dan bola mata merah yang menyala terang.
Kami para manusia tidak mengerti apa yang sebenarnya mereka inginkan. Mereka selalu datang tiba-tiba melakukan penyerangan dan membunuh manusia yang mereka lihat. Banyak nyawa yang hilang tepat didepan mataku. Mereka membunuh manusia dengan keji, mencabik isi perut mereka dan memakan isi serta meminum darahnya. Bagaikan hewan buas yang tengah kelaparan, kami para manusia merasakan bagaimana rasanya diburu untuk dimangsa oleh para predator itu.
Kenapa mereka tiba-tiba muncul ketika dunia mengalami kehancuran seperti ini?
Aku berlari ditengah guyuran hujan yang deras memasuki gang sempit kota Paris. Dengan menyeret anak kecil yang kupegang erat dengan tanganku, aku menembakan pula peluru-peluru berusaha menjaga jarak dengan mereka. Tapi yang kulakukan sia-sia. Enam sosok makhluk yang menyeramkan itu terus mengejarku berusaha mendapatkan apa yang mereka mau.
Aku melepaskan peganganku pada anak kecil yang kuselamatkan. Bergerak membalikan badan dan kemudian memegang dengan kedua tangan Dessert Eagle berwarna hitam dan membidikan senjata api itu pada mereka yang semakin dekat.
Letusan-letusan kembali terdengar. Timah-timah panas itu melesat melewati hujan dan melukai beberapa diantara mereka para Unknown. Darah-darah merah bercipratan dibarengi dengan jatuhnya selongsong-selongsong peluru kejalanan.
Isaac seorang anak laki-laki berumur 12 tahun yang berada dibelakangku, hanya bisa diam terperangah dengan ketakutan melihat aksi diriku yang berusaha menyelamatkan hidup kami berdua. Tubuh-tubuh para monster yang jatuh ke jalanan itu perlahan kembali bangkit dan berusaha kembali menyerang kami.
Aku yang benar-benar kewalahan menghadapi mereka semua, menyadari bahwa peluru pada senjata yang kupegang telah habis.
Secepat kilat aku berusaha kembali mereload peluru namun tanpa diduga salah satu dari mereka menabrakku dan menindihku hingga jatuh terlentang di jalanan. Sekuat tenaga kutahan tubuh makhluk itu yang berusaha mengigitku dengan taring dimulutnya. Aku tahu jika berada terus diposisi ini, hidupku akan benar-benar dalam bahaya.
Samar-samar dari posisiku yang sedang berusaha menyingkirkan monster yang sedang menindihku, kulihat para Unknown yang lain telah bergerak semakin dekat. Aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku akan bernasib sama dengan survivor lain yang dahulu kulihat tewas mengenaskan dilahap hidup-hidup oleh mereka.
Lari Isaac!!! Lari!!! kuteriakan kata-kata keras itu dengan pula menyingkirkan monster yang menindihku dengan menendangnya menggunakan lutut kananku. Badan monster itu terlempar kesamping kananku dengan bantuan dorongan kuat yang kulepaskan menggunakan kedua tangan. Tubuhku yang benar-benar basah kuyub dan juga kotor, dengan segera bergerak mencoba kembali berdiri dan bersiap menghadapi 3 sosok monster yang sudah sangat dekat denganku.
Pergi Cepat!!! kuarahkan wajahku pada anak itu dan memerintahkannya untuk pergi dari wilayah ini. Aku melihat mata sayu dan rasa ketakutan dari anak itu. Dia yang juga basah kuyub karena hujan kemudian akhirnya bergerak berlari meninggalkanku disini.
Cakaran kuat dilepaskan kearahku, dengan cepat aku menghindarinya dan memegang lengan mengerikan itu lalu melakukan bantingan melempar tubuh unknown yang menyerang. Aku berupaya sekeras mungkin melawan dengan teknik aikido yang kukuasai. Tidak hanya mengandalkan ilmu bela diri, aku juga melepaskan tembakan dari senjata api yang kupegang. Dorr!! Dorr!! Dorr!!
Pertikaian ini seakan mengingatkanku pada mimpi burukku yang coba kulupakan. Insiden yang terjadi di Alaska yang melepaskan wabah kegilaan pada manusia.
Makhluk-makhluk ini memiliki bola mata merah sama seperti orang-orang yang dalam pengaruh Thanatos morphin. Mereka yang lebih mirip sebagai orang-orang gila yang haus akan kanibalisme berusaha mencabik dan melahap kalian hidup-hidup tanpa rasa belas kasihan. Sempat pernah terpikirkan olehku mengenai kaitan keberadaan makhluk ini dan juga thanatos morphin. Apakah kemunculan mereka ada hubungannya dengan Thanatos? Apakah makhluk ini ada hubungannya dengan proyek rahasia pemerintah?
Aku yang dalam kondisi kelelahan menghadapi mereka, telah berhasil menjatuhkan beberapa sosok hingga terjerembab tidak bergerak ditanah.
Hujan yang begitu deras ini menyulitkan pergerakanku dan juga pandanganku.
Tiba-tiba saja tanpa kuduga, muncul suatu serangan yang menyayat lengan kananku disaat konsentrasiku sedang teralihkan. Craaassshhh!!! Darah dari luka ditanganku terlihat memancar. Sakit, ya aku merasakan lengan kananku sakit.
Brugh!! salah satu sosok unknown kembali menindihku. Aku yang dalam keadaan terluka, tidak bisa berbuat banyak dan kemudian merasakan makhluk itu mengigit bagian kiri pundakku dengan sangat keras. AAAAAAKKHHHHHHHH!!!!! jeritku melengking merasakan rasa sakit teramat sangat pada bahuku.
BUAAAKKKK!!! Suara pukulan keras terdengar dan melemparkan sosok makhluk yang menindihku menjauh. Didalam rasa kesakitanku pada luka yang kudapat, kucoba membuka mata sembari meringis melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Kulihat tidak jauh dari tubuhku yang sedang terbaring terlentang, sosok Isaac sedang berdiri ditengah guyuran hujan dan sedang memukul-mukulkan batang besi yang dia pegang pada kepala sosok yang sebelumnya mengigitku.
Aku menyangka anak itu akan pergi dan menyelamatkan dirinya sendiri
Tapi ternyata aku salah
***
Diana kamu tidak apa-apa.? Maafkan aku.. Maafkan aku Terdengar suara cemas seorang anak dengan pakaian jaket parasit abu-abu, mengenakan celana jeans hitam, dan sedang memegang pipa besi yang berlumuran darah.
Dia yang begitu terlihat khawatir, memandang sosok wanita yang sedang berusaha berdiri dengan kondisi tubuh yang terluka. Aku baik-baik saja.. tenanglah jawab Diana dengan memegang erat lengan kanannya menggunakan tangan kirinya yang terluka akibat sayatan.
Wanita itu berusaha untuk tetap terlihat tegar didepan sang anak walaupun sebenarnya luka ditangan dan bahunya cukup serius. Dikondisinya yang sedang berlutut, Diana kemudian bergerak mencoba berdiri kembali seraya berkata pelan dengan meringis. Ayo kita kembali ketempat yang lainnya. Isaac..
Isaac yang mendengar hal itu dan melihat kondisi nyata Diana didepan matanya, tidak menjawab apa-apa dan hanya mengangguk pelan. Sang wanita tersenyum kecil dan kemudian dia mengalihkan pandangannya kearah jalan yang sebelumnya dilalui.
Terkejutlah Diana dan juga Isaac karena mereka melihat cahaya bola mata merah cukup banyak muncul dari pinggir gedung dan beberapa ada yang melompat dari atap ke jalan. Sosok-sosok makhluk mengerikan itu kembali menampakan diri dan kini jumlahnya cukup banyak.
Dilatari derasnya hujan yang turun, bergemalah lengkingan suara mengerikan mengiang-ngiang dijalanan. GRAAAAAAAAAA!!!!!
Diana yang meyadari bahwa sesuatu yang buruk masih mengejar mereka, kemudian memegang kembali lengan Isaac dengan erat menggunakan tangan kirinya yang berlumuran darah.
Lari Isaac Lari Sekarang!!!
Spoiler for "Act 2.6":
Act 2.6 Running In The Storm
Aku tidak percaya, kami diserang kembali oleh mereka para Unknown.
Hahh.. Hahh.. Hahh..
Ketika kami merasakan telah menemukan tempat aman dan dapat merasakan rasa lega sejenak dari ketakutan akan dikejar oleh sesuatu yang tidak diketahui, ternyata kami salah. Mereka para unknown yang tidak tahu darimana asalnya, muncul dari balik kegelapan dengan tiba-tiba dan berusaha melahap tubuh kami. Vroooorrrrrrr!!!!
Lari Diana!!! Lari!! Catherina yang melihat aku terpisah dari kelompok berteriak sangat kencang menyuruhku untuk lari menghindari mereka.
Ctaaaarrrrr!! Ctaaaarr!! suara petir terdengar menggelegar ditengah hujan badai yang lebat. Tepat disaat yang serupa ditengah derasnya butiran air yang jatuh membasahi tubuhku, Aku berlari dengan terengah-engah dijalanan dengan menggenggam erat tangan anak laki-laki yang kucoba selamatkan dari para pengejar.
Mereka yang berbola mata merah dan berkulit coklat gelap merangkak cepat dan melompat-lompat dibelakangku. Aku yang berlari ditengah hujan, menggerakan lengan kananku kebelakang melirik mereka dan kemudian menembakan peluruku pada sosok yang terlalu dekat dengan kami. Dorr!!Dorr!!Dorr!!
Di.. Diana.. suara anak laki-laki yang kugenggam tangannya berbicara dengan terbata.
Jangan menangis! kamu harus bisa menguatkan dirimu sendiri Isaac.!! Jawabku dikondisi tegang dengan melihat wajahnya.
****
Unknownadalah sebutan kami pada mereka, sosok-sosok menyeramkan yang muncul dari balik kegelapan. Mereka memiliki taring-taring tajam, rupa yang mengerikan, dan cakar-cakar yang dapat dengan mudah mengoyak tubuh kami. Bentuk rupa mereka berbeda-beda namun yang menyamakan diri mereka satu sama lain adalah tanduk-tanduk yang mereka miliki dan bola mata merah yang menyala terang.
Kami para manusia tidak mengerti apa yang sebenarnya mereka inginkan. Mereka selalu datang tiba-tiba melakukan penyerangan dan membunuh manusia yang mereka lihat. Banyak nyawa yang hilang tepat didepan mataku. Mereka membunuh manusia dengan keji, mencabik isi perut mereka dan memakan isi serta meminum darahnya. Bagaikan hewan buas yang tengah kelaparan, kami para manusia merasakan bagaimana rasanya diburu untuk dimangsa oleh para predator itu.
Kenapa mereka tiba-tiba muncul ketika dunia mengalami kehancuran seperti ini?
Aku berlari ditengah guyuran hujan yang deras memasuki gang sempit kota Paris. Dengan menyeret anak kecil yang kupegang erat dengan tanganku, aku menembakan pula peluru-peluru berusaha menjaga jarak dengan mereka. Tapi yang kulakukan sia-sia. Enam sosok makhluk yang menyeramkan itu terus mengejarku berusaha mendapatkan apa yang mereka mau.
Aku melepaskan peganganku pada anak kecil yang kuselamatkan. Bergerak membalikan badan dan kemudian memegang dengan kedua tangan Dessert Eagle berwarna hitam dan membidikan senjata api itu pada mereka yang semakin dekat.
Letusan-letusan kembali terdengar. Timah-timah panas itu melesat melewati hujan dan melukai beberapa diantara mereka para Unknown. Darah-darah merah bercipratan dibarengi dengan jatuhnya selongsong-selongsong peluru kejalanan.
Isaac seorang anak laki-laki berumur 12 tahun yang berada dibelakangku, hanya bisa diam terperangah dengan ketakutan melihat aksi diriku yang berusaha menyelamatkan hidup kami berdua. Tubuh-tubuh para monster yang jatuh ke jalanan itu perlahan kembali bangkit dan berusaha kembali menyerang kami.
Aku yang benar-benar kewalahan menghadapi mereka semua, menyadari bahwa peluru pada senjata yang kupegang telah habis.
Secepat kilat aku berusaha kembali mereload peluru namun tanpa diduga salah satu dari mereka menabrakku dan menindihku hingga jatuh terlentang di jalanan. Sekuat tenaga kutahan tubuh makhluk itu yang berusaha mengigitku dengan taring dimulutnya. Aku tahu jika berada terus diposisi ini, hidupku akan benar-benar dalam bahaya.
Samar-samar dari posisiku yang sedang berusaha menyingkirkan monster yang sedang menindihku, kulihat para Unknown yang lain telah bergerak semakin dekat. Aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku akan bernasib sama dengan survivor lain yang dahulu kulihat tewas mengenaskan dilahap hidup-hidup oleh mereka.
Lari Isaac!!! Lari!!! kuteriakan kata-kata keras itu dengan pula menyingkirkan monster yang menindihku dengan menendangnya menggunakan lutut kananku. Badan monster itu terlempar kesamping kananku dengan bantuan dorongan kuat yang kulepaskan menggunakan kedua tangan. Tubuhku yang benar-benar basah kuyub dan juga kotor, dengan segera bergerak mencoba kembali berdiri dan bersiap menghadapi 3 sosok monster yang sudah sangat dekat denganku.
Pergi Cepat!!! kuarahkan wajahku pada anak itu dan memerintahkannya untuk pergi dari wilayah ini. Aku melihat mata sayu dan rasa ketakutan dari anak itu. Dia yang juga basah kuyub karena hujan kemudian akhirnya bergerak berlari meninggalkanku disini.
Cakaran kuat dilepaskan kearahku, dengan cepat aku menghindarinya dan memegang lengan mengerikan itu lalu melakukan bantingan melempar tubuh unknown yang menyerang. Aku berupaya sekeras mungkin melawan dengan teknik aikido yang kukuasai. Tidak hanya mengandalkan ilmu bela diri, aku juga melepaskan tembakan dari senjata api yang kupegang. Dorr!! Dorr!! Dorr!!
Pertikaian ini seakan mengingatkanku pada mimpi burukku yang coba kulupakan. Insiden yang terjadi di Alaska yang melepaskan wabah kegilaan pada manusia.
Makhluk-makhluk ini memiliki bola mata merah sama seperti orang-orang yang dalam pengaruh Thanatos morphin. Mereka yang lebih mirip sebagai orang-orang gila yang haus akan kanibalisme berusaha mencabik dan melahap kalian hidup-hidup tanpa rasa belas kasihan. Sempat pernah terpikirkan olehku mengenai kaitan keberadaan makhluk ini dan juga thanatos morphin. Apakah kemunculan mereka ada hubungannya dengan Thanatos? Apakah makhluk ini ada hubungannya dengan proyek rahasia pemerintah?
Aku yang dalam kondisi kelelahan menghadapi mereka, telah berhasil menjatuhkan beberapa sosok hingga terjerembab tidak bergerak ditanah.
Hujan yang begitu deras ini menyulitkan pergerakanku dan juga pandanganku.
Tiba-tiba saja tanpa kuduga, muncul suatu serangan yang menyayat lengan kananku disaat konsentrasiku sedang teralihkan. Craaassshhh!!! Darah dari luka ditanganku terlihat memancar. Sakit, ya aku merasakan lengan kananku sakit.
Brugh!! salah satu sosok unknown kembali menindihku. Aku yang dalam keadaan terluka, tidak bisa berbuat banyak dan kemudian merasakan makhluk itu mengigit bagian kiri pundakku dengan sangat keras. AAAAAAKKHHHHHHHH!!!!! jeritku melengking merasakan rasa sakit teramat sangat pada bahuku.
BUAAAKKKK!!! Suara pukulan keras terdengar dan melemparkan sosok makhluk yang menindihku menjauh. Didalam rasa kesakitanku pada luka yang kudapat, kucoba membuka mata sembari meringis melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Kulihat tidak jauh dari tubuhku yang sedang terbaring terlentang, sosok Isaac sedang berdiri ditengah guyuran hujan dan sedang memukul-mukulkan batang besi yang dia pegang pada kepala sosok yang sebelumnya mengigitku.
Aku menyangka anak itu akan pergi dan menyelamatkan dirinya sendiri
Tapi ternyata aku salah
***
Diana kamu tidak apa-apa.? Maafkan aku.. Maafkan aku Terdengar suara cemas seorang anak dengan pakaian jaket parasit abu-abu, mengenakan celana jeans hitam, dan sedang memegang pipa besi yang berlumuran darah.
Dia yang begitu terlihat khawatir, memandang sosok wanita yang sedang berusaha berdiri dengan kondisi tubuh yang terluka. Aku baik-baik saja.. tenanglah jawab Diana dengan memegang erat lengan kanannya menggunakan tangan kirinya yang terluka akibat sayatan.
Wanita itu berusaha untuk tetap terlihat tegar didepan sang anak walaupun sebenarnya luka ditangan dan bahunya cukup serius. Dikondisinya yang sedang berlutut, Diana kemudian bergerak mencoba berdiri kembali seraya berkata pelan dengan meringis. Ayo kita kembali ketempat yang lainnya. Isaac..
Isaac yang mendengar hal itu dan melihat kondisi nyata Diana didepan matanya, tidak menjawab apa-apa dan hanya mengangguk pelan. Sang wanita tersenyum kecil dan kemudian dia mengalihkan pandangannya kearah jalan yang sebelumnya dilalui.
Terkejutlah Diana dan juga Isaac karena mereka melihat cahaya bola mata merah cukup banyak muncul dari pinggir gedung dan beberapa ada yang melompat dari atap ke jalan. Sosok-sosok makhluk mengerikan itu kembali menampakan diri dan kini jumlahnya cukup banyak.
Dilatari derasnya hujan yang turun, bergemalah lengkingan suara mengerikan mengiang-ngiang dijalanan. GRAAAAAAAAAA!!!!!
Diana yang meyadari bahwa sesuatu yang buruk masih mengejar mereka, kemudian memegang kembali lengan Isaac dengan erat menggunakan tangan kirinya yang berlumuran darah.
Lari Isaac Lari Sekarang!!!
******
0
Kutip
Balas