TS
redrackham
[OriFic] Mystic Circle
Oke....setelah berpikir2 lagi. Saia akhirnya memutuskan untuk posting novel completed saia di forum ini juga.
Silahkan dikomentari, dikasih cendol, dikasih bata, dikasih cabe, dikasih keju, terserahlah. Saia ingin liat respon pembaca kalau melihat cerita saia ini.
-Under construction-
Volume 1:
1st Arc: Gadis Yang Dirasuki Dewa
Part 1
Part 2.1
Part 2.2
Part 2.3
Part 3
Part 4.1
Part 4.2
Part 5.1
Part 5.2
Part 5.3
Part 5.4
Part 6
2nd Arc: Manusia, Uang, dan Makhluk Gaib
Part 1
Part 2.1
Part 2.2
Part 2.3
Part 3.1
Part 3.2
Part 4
Part 5.1
Part 5.2
Part 5.3
Part 6
3rd Arc: Siluman Macan Turun Gunung
Part 1
Part 2
Part 3.1
Part 3.2
Part 4
Part 5.1
Part 5.2
Part 5.3
Part 5.4
Part 6.1
Part 6.2
Part 7
4th Arc: Manusia Abadi
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4.1
Part 4.2
Part 4.3
Part 5.1
Part 5.2
Part 6.1
Part 6.2
Part 6.3
Volume 2:
4.5th Arc: Manusia Abadi
Part 1.1
Part 1.2
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6.1
Part 6.2
Part 6.3
5th Arc: Kembali ke Awal
Part 1.1
Part 1.2
Part 2
Part 3
Part 4.1
Part 4.2
Part 4.3
Part 4.4
6th Arc: Pengkhianatan
7th Arc: Komite Para Pemburu
Final Arc: Lingkaran Mistis
Epilog: Akhir Dari Sebuah Awal
Selamat menikmati (^____^)b
Silahkan dikomentari, dikasih cendol, dikasih bata, dikasih cabe, dikasih keju, terserahlah. Saia ingin liat respon pembaca kalau melihat cerita saia ini.
MYSTIC CIRCLE
Spoiler for "Sinopsis":
Percaya dengan hal-hal gaib dan makhluk-makhluk gaib seperti: Kuntilanak, Genderuwo, Buto Ijo, Sundel Bolong, Siluman Kucing, dan lain-lain? Kalau tidak percaya, sebaiknya kau percaya karena mereka nyata.
Indra Pratama, seorang siswa SMA setengah vampir. Yudha Prabowo, mantan Dewa berwajah mesum. Maya Fitria, gadis SMA yang dirasuki oleh Dewa Keberuntungan. Ketiganya adalah orang-orang yang bertugas menangani masalah-masalah yang diakibatkan oleh makhluk gaib di kota Yogyakarta.
Ikuti kisah bagaimana Indra menyelamatkan Maya yang sempat mau bunuh diri karena menjadi pembawa sial. Bagaimana Indra, Maya, dan Yudha menangani kasus pembobolan bank oleh Buto Ijo. Bagaimana Indra berkelahi dengan Raden Setyo Pamungkas, seorang Pangeran Kerajaan Siluman Macan dari Lereng Merapi, yang jatuh cinta pada Maya. Serta ikuti bagaimana Indra, Maya, dan Raden Setyo menggagalkan rencana kembalinya para Ashura jahat ke tanah Jawa.
Indra Pratama, seorang siswa SMA setengah vampir. Yudha Prabowo, mantan Dewa berwajah mesum. Maya Fitria, gadis SMA yang dirasuki oleh Dewa Keberuntungan. Ketiganya adalah orang-orang yang bertugas menangani masalah-masalah yang diakibatkan oleh makhluk gaib di kota Yogyakarta.
Ikuti kisah bagaimana Indra menyelamatkan Maya yang sempat mau bunuh diri karena menjadi pembawa sial. Bagaimana Indra, Maya, dan Yudha menangani kasus pembobolan bank oleh Buto Ijo. Bagaimana Indra berkelahi dengan Raden Setyo Pamungkas, seorang Pangeran Kerajaan Siluman Macan dari Lereng Merapi, yang jatuh cinta pada Maya. Serta ikuti bagaimana Indra, Maya, dan Raden Setyo menggagalkan rencana kembalinya para Ashura jahat ke tanah Jawa.
Spoiler for "Chapters Index":
-Under construction-
Volume 1:
1st Arc: Gadis Yang Dirasuki Dewa
Part 1
Part 2.1
Part 2.2
Part 2.3
Part 3
Part 4.1
Part 4.2
Part 5.1
Part 5.2
Part 5.3
Part 5.4
Part 6
2nd Arc: Manusia, Uang, dan Makhluk Gaib
Part 1
Part 2.1
Part 2.2
Part 2.3
Part 3.1
Part 3.2
Part 4
Part 5.1
Part 5.2
Part 5.3
Part 6
3rd Arc: Siluman Macan Turun Gunung
Part 1
Part 2
Part 3.1
Part 3.2
Part 4
Part 5.1
Part 5.2
Part 5.3
Part 5.4
Part 6.1
Part 6.2
Part 7
4th Arc: Manusia Abadi
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4.1
Part 4.2
Part 4.3
Part 5.1
Part 5.2
Part 6.1
Part 6.2
Part 6.3
Volume 2:
4.5th Arc: Manusia Abadi
Part 1.1
Part 1.2
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6.1
Part 6.2
Part 6.3
5th Arc: Kembali ke Awal
Part 1.1
Part 1.2
Part 2
Part 3
Part 4.1
Part 4.2
Part 4.3
Part 4.4
6th Arc: Pengkhianatan
7th Arc: Komite Para Pemburu
Final Arc: Lingkaran Mistis
Epilog: Akhir Dari Sebuah Awal
Selamat menikmati (^____^)b
0
6.8K
Kutip
113
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•347Anggota
Tampilkan semua post
TS
redrackham
#84
4th Arc: Manusia Abadi
Part 6.3
Pak Darsono langsung bereaksi dengan menyambar tubuh Maya dan mendorongnya kebelakang, menjauh dari tempat yang segera akan jadi lokasi pertempuran. Pada saat yang sama, Gembul langsung melompat turun dan mengubah wujudnya. Kucing gemuk itu langsung bertambah besar berkali-kali lipat hingga akhirnya tubuhnya tumbuh hingga sebesar seekor banteng, tapi tetap saja terlihat seperti kucing yang terlalu banyak makan. Wujud itu adalah wujud asli dari sang Dewa Keberutungan.
Melihat perubahan situasi itu, Aul juga langsung bereaksi. Manusia berkepala anjing itu melompat mundur dan berusaha melarikan diri. Tapi Indra sudah memperkirakan tindakannya itu. Pemuda itu menerjang maju, berusaha menjatuhkan Aul dengan salah satu jurus pencak silatnya.
Anehnya, Aul tampak bisa dengan mudah membaca gerakan Indra. Manusia berkepala anjing itu berputar ke samping, lalu menghantam wajah Indra dengan kepalan tangannya. Membuat pemuda itu tersentak dan jatuh terjungkal ke belakang.
Apa ?!
Indra terkejut bukan main. Dia tidak menyangka kalau dia bisa begitu mudah dijatuhkan hanya dengan satu pukulan. Pemuda itu langsung berdiri dan kembali menyerang. Tapi lagi-lagi serangannya bisa dengan mudah dibaca, dan dalam waktu singkat, dia sudah kembali terbaring di tanah. Sekali lagi Indra mencoba, tapi hasilnya sama saja. Dia tidak berhasil menyentuh makhluk itu sama sekali, sebaliknya, semua serangan Aul dengan telak selalu menghantam sasarannya.
Mustahil! Makhluk ini benar-benar bisa membaca semua gerakanku?! seru Indra kaget dalam hati.
Bukan hanya Indra, tapi Maya yang melihat pertarungan itu juga terkejut. Makhluk berkepala anjing itu tampaknya juga jago bela diri, dan sepertinya dia jauh lebih tangguh dari Indra. Selama ini, makhluk gaib yang sangat ahli bela diri yang pernah dia lihat bertarung dengan Indra adalah Jaka, pengawal pribadi Raden Setyo yang merupakan pangeran dari Kerajaan Siluman Macan. Dan tentu saja Raden Setyo itu sendiri. Selama dia bekerja bersama Indra, baru 2 makhluk gaib itu saja yang tampak menguasai bela diri.
Indra terlihat marah dan mengerahkan segenap kecepatan dan kekuatannya untuk menjatuhkan Aul. Tapi setiap kali dia mengerahkan jurus, Aul selalu bisa menghindar, menepis, dan bahkan membalas dengan satu-dua pukulan yang langsung membuat Indra terjatuh. Namun Indra merasakan dengan jelas bahwa makhluk itu tidak benar-benar berniat untuk membunuhnya, walaupun pukulan manusia berkepala anjing itu sangat keras.
Biar kubantu!
Tiba-tiba Gembul, alias Dewa Keberuntungan, berlari maju untuk membantu Indra yang tampak kewalahan. Tubuh tambun Dewa itu terlihat lucu ketika dia berlari dengan keempat kakinya ke arah Aul, tapi tentu saja dibalik tubuh tambun itu, Gembul tetaplah Dewa yang memiliki kekuatan gaib yang tinggi, dan kemampuan fisik yang sama sekali tidak bisa diremehkan.
Aul menyadari kalau dia tidak bisa menang melawan dua orang itu sekaligus, sehingga dia memutuskan untuk mengubah cara bertarungnya.
Manusia berkepala anjing itu merogoh ke balik jubah tebal dan compang-camping yang dia kenakan, dan mengambil sebuah gulungan yang tampak terbuat dari bilah-bilah bambu. Begitu Aul menarik gulungan itu keluar, Dewa Keberuntungan tampak kaget dan berusaha menghentikan lajunya, tapi sudah terlambat.
Aul menggelar gulungan itu ke samping dengan cepat, sehingga gulungan itu tampak berputar mengelilinginya. Kemudian, manusia berkepala anjing itu terdengar mengucapkan kata-kata dalam bahasa sanskerta dan merentangkan sebelah tangannya ke arah Dewa Keberuntungan.
Bahaya! seru Dewa Keberuntungan sambil berusaha menghindar, tapi dia terlambat.
Sebuah lingkaran bercahaya muncul di bawah kaki Dewa berwujud kucing gemuk rakasasa itu, lalu tiba-tiba saja tubuhnya terhempas ke tanah. Seakan-akan dia baru saja ditimpa oleh beban yang sangat berat dan tidak bisa bergerak. Gembul berusaha bangkit, tapi dia tidak kuasa untuk mengangkat tubuhnya dari tanah.
Gembul! seru Indra kaget. Dasar makhluk kurang ajar!
Indra menerjang ke arah Aul dengan tendangan terbang andalannya. Tapi sekali lagi, manusia berkepala anjing itu mengucapkan kata-kata lain dalam bahasa yang sama, lalu merentangkan kedua tangannya kedepan. Sedetik kemudian, sebuah perisai segi empat transparan muncul di depan Aul dan menahan tendangan Indra. Kilatan cahaya biru terang, diikuti percikan bunga api berhamburan ketika sepatu bot khusus milik Indra, bersentuhan dengan perisai itu.
Border?! Dinding pembatas?! seru Indra kaget.
Sialnya dia tidak bisa lama-lama terkejut, karena sedetik kemudian tubuhnya juga terhempas ke tanah. Sama seperti Gembul. Indra merasa seakan-akan dipunggungnya ada beban yang sangat berat, sehingga dia tidak bisa bangkit dari tanah.
Maya terkejut melihat kedua temannya itu dengan mudahnya dilumpuhkan. Gadis itu langsung berlari ke arah keduanya sebelum pak Darsono sempat melakukan apapun. Polisi itu masih belum bisa mengatasi rasa kagetnya begitu melihat sosok Gembul dan Indra tampak dijatuhkan oleh si manusia berkepala anjing.
Hentikan! Kalau kau memang tidak bermaksud buruk, jangan sakiti kedua temanku! bentak Maya sambil berdiri diantara Aul dan Indra.
Gadis itu tidak terlihat ketakutan, padahal jauh di dalam hatinya, dia sangat ketakutan. Tapi Maya tidak mau melihat Gembul, dan terutama, Indra disakiti oleh Aul. Sehingga gadis itu memberanikan diri untuk menghentikan pertarungan itu, karena dia merasa kalau pertarungan itu tidak ada gunanya.
Kalau Aul memang bukan pelaku pembunuhan misterius yang baru saja terjadi, maka seharusnya dia tidak akan meneruskan pertarungan ini. Dan untung saja dugaan Maya memang benar.
Aul menurunkan sebelah tangannya dan menyambar gulungan bambu yang masih melayang melingkari tubuhnya. Pada saat yang sama, tekanan dahsyat yang tadi dirasa menimpa tubuh Indra dan Gembul langsung hilang. Keduanya perlahan-lahan bangkit dan duduk di atas lantai berlapis beton yang masih kasar. Maya menghembuskan nafas lega ketika melihat keduanya tampak tidak terluka, walaupun jelas keduanya sangat jengkel karena bisa dikalahkan dengan sangat mudah.
Aul. Kalau kau memang bukan pelaku pembunuhan misterius yang baru saja terjadi, lalu siapa pelakunya? Apa kau sempat melihatnya?
Maya langsung mengajukan pertanyaan utama yang dari tadi ingin dia tanyakan, tapi terinterupsi oleh datangnya pak Darsono, lalu Indra. Aul terdiam sejenak, lalu menjawab pertanyaan Maya.
Aku memang bukan pelakunya, dan walaupun aku tidak melihatnya secara langsung, tapi aku tahu siapa yang melakukan pembunuhan ini, jawab Aul dengan nada jijik. Makhluk ini disebut sebagai Dullahan di Eropa.
Dullahan? Ksatria tanpa kepala? balas Maya dan Indra, nyaris bersamaan. Keduanya langsung saling pandang.
Dullahan, atau ksatria tanpa kepala, adalah makhluk gaib yang mengenakan jubah besi dari abad pertengahan, dan terkadang, muncul dengan mengendarai seekor kuda perang berbaju besi lengkap. Ciri khasnya adalah, baik penunggang maupun kudanya tidak memiliki kepala. Di Eropa kemunculan ksatria itu selalu dikaitkan dengan bencana dan kematian, karena memang makhluk itu memburu kepala manusia.
Maya dan Indra memang pernah mendengar tentang legenda itu, dan berhubung mereka berdua sudah terlalu akrab dengan hal-hal gaib, keduanya percaya kalau makhluk itu memang ada. Dan sialnya, kini mereka memang berhadapan dengan kasus yang disebabkan oleh makhluk gaib itu.
Benar. Ksatria tanpa kepala, ujar Aul lagi dengan nada geram Makhluk itulah yang sudah membunuh dan mengambil kepala para korban. Kalau ada diantara kalian yang mampu mencium aroma makhluk gaib, dia pasti sadar kalau ada aroma lain di sekitar tempat ini, selain aromaku.
Mendengar ucapan Aul, Gembul langsung mengangguk. Dewa itu memang mencium keberadaan makhluk gaib lain selain Aul, yang tadi sempat dia kejar bersama Indra. Berarti perkataan Aul memang benar, sekarang pertanyaan lain muncul di benak Maya. Ini Indonesia, bukan Eropa. Bagaimana bisa makhluk yang asalnya dari Eropa itu muncul di Indonesia? Tiba-tiba Maya dan Indra saling berpandangan lagi. Keduanya baru saja menyadari sesuatu.
Jadi ritual yang dilakukan 3 orang korban pertama adalah ritual pemanggilan. Dan mereka sial karena yang datang adalah Dullahan itu! seru Maya. Akhirnya dia bisa memecahkan satu pertanyaannya.
Tiga orang korban pertama melakukan ritual pemanggilan? tanya Aul heran. Tidak mustahil kalau Dullahan ini muncul karena mereka melakukan suatu kesalahan dalam ritual mereka.
Kalau begitu jelas sudah siapa pelakunya, ujar Indra sambil mengadu kedua tinjunya dengan geram. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah menangkap dan memusnahkan makhluk itu secepatnya. Sebelum ada korban lagi.
Aul mengangguk setuju.
Akan kubantu kalian. Makhluk itu sudah membuatku tampak seperti pelaku pembunuhan misterius ini, gerutu Aul.
Tapi sebelum itu, akan lebih baik lagi kalau kau mau menceritakan siapa dirimu sebenarnya, Aul. ujar Maya sambil memandang manusia berkepala anjing itu Kalau tidak, mungkin hingga akhir kasus ini, kami tidak bisa percaya sepenuhnya padamu.
Maya lalu memandang ke arah Indra, Gembul, dan pak Darsono bergantian. Ketiganya lalu mengangguk menyetujui. Gadis itu lalu kembali memandang ke arah Aul, si manusia berkepala anjing.
Baiklah. Tapi apa harus kuceritakan disini sekarang juga? ujar Aul Karena mungkin ceritaku akan agak panjang.
Kalau begitu, mulai saja, desak Indra. Kita tidak punya banyak waktu.
Aul mengangguk, lalu mulai bercerita mengenai siapa dirinya.
__________________________________________________ _
Spoiler for "Part 6.3":
Pak Darsono langsung bereaksi dengan menyambar tubuh Maya dan mendorongnya kebelakang, menjauh dari tempat yang segera akan jadi lokasi pertempuran. Pada saat yang sama, Gembul langsung melompat turun dan mengubah wujudnya. Kucing gemuk itu langsung bertambah besar berkali-kali lipat hingga akhirnya tubuhnya tumbuh hingga sebesar seekor banteng, tapi tetap saja terlihat seperti kucing yang terlalu banyak makan. Wujud itu adalah wujud asli dari sang Dewa Keberutungan.
Melihat perubahan situasi itu, Aul juga langsung bereaksi. Manusia berkepala anjing itu melompat mundur dan berusaha melarikan diri. Tapi Indra sudah memperkirakan tindakannya itu. Pemuda itu menerjang maju, berusaha menjatuhkan Aul dengan salah satu jurus pencak silatnya.
Anehnya, Aul tampak bisa dengan mudah membaca gerakan Indra. Manusia berkepala anjing itu berputar ke samping, lalu menghantam wajah Indra dengan kepalan tangannya. Membuat pemuda itu tersentak dan jatuh terjungkal ke belakang.
Apa ?!
Indra terkejut bukan main. Dia tidak menyangka kalau dia bisa begitu mudah dijatuhkan hanya dengan satu pukulan. Pemuda itu langsung berdiri dan kembali menyerang. Tapi lagi-lagi serangannya bisa dengan mudah dibaca, dan dalam waktu singkat, dia sudah kembali terbaring di tanah. Sekali lagi Indra mencoba, tapi hasilnya sama saja. Dia tidak berhasil menyentuh makhluk itu sama sekali, sebaliknya, semua serangan Aul dengan telak selalu menghantam sasarannya.
Mustahil! Makhluk ini benar-benar bisa membaca semua gerakanku?! seru Indra kaget dalam hati.
Bukan hanya Indra, tapi Maya yang melihat pertarungan itu juga terkejut. Makhluk berkepala anjing itu tampaknya juga jago bela diri, dan sepertinya dia jauh lebih tangguh dari Indra. Selama ini, makhluk gaib yang sangat ahli bela diri yang pernah dia lihat bertarung dengan Indra adalah Jaka, pengawal pribadi Raden Setyo yang merupakan pangeran dari Kerajaan Siluman Macan. Dan tentu saja Raden Setyo itu sendiri. Selama dia bekerja bersama Indra, baru 2 makhluk gaib itu saja yang tampak menguasai bela diri.
Indra terlihat marah dan mengerahkan segenap kecepatan dan kekuatannya untuk menjatuhkan Aul. Tapi setiap kali dia mengerahkan jurus, Aul selalu bisa menghindar, menepis, dan bahkan membalas dengan satu-dua pukulan yang langsung membuat Indra terjatuh. Namun Indra merasakan dengan jelas bahwa makhluk itu tidak benar-benar berniat untuk membunuhnya, walaupun pukulan manusia berkepala anjing itu sangat keras.
Biar kubantu!
Tiba-tiba Gembul, alias Dewa Keberuntungan, berlari maju untuk membantu Indra yang tampak kewalahan. Tubuh tambun Dewa itu terlihat lucu ketika dia berlari dengan keempat kakinya ke arah Aul, tapi tentu saja dibalik tubuh tambun itu, Gembul tetaplah Dewa yang memiliki kekuatan gaib yang tinggi, dan kemampuan fisik yang sama sekali tidak bisa diremehkan.
Aul menyadari kalau dia tidak bisa menang melawan dua orang itu sekaligus, sehingga dia memutuskan untuk mengubah cara bertarungnya.
Manusia berkepala anjing itu merogoh ke balik jubah tebal dan compang-camping yang dia kenakan, dan mengambil sebuah gulungan yang tampak terbuat dari bilah-bilah bambu. Begitu Aul menarik gulungan itu keluar, Dewa Keberuntungan tampak kaget dan berusaha menghentikan lajunya, tapi sudah terlambat.
Aul menggelar gulungan itu ke samping dengan cepat, sehingga gulungan itu tampak berputar mengelilinginya. Kemudian, manusia berkepala anjing itu terdengar mengucapkan kata-kata dalam bahasa sanskerta dan merentangkan sebelah tangannya ke arah Dewa Keberuntungan.
Bahaya! seru Dewa Keberuntungan sambil berusaha menghindar, tapi dia terlambat.
Sebuah lingkaran bercahaya muncul di bawah kaki Dewa berwujud kucing gemuk rakasasa itu, lalu tiba-tiba saja tubuhnya terhempas ke tanah. Seakan-akan dia baru saja ditimpa oleh beban yang sangat berat dan tidak bisa bergerak. Gembul berusaha bangkit, tapi dia tidak kuasa untuk mengangkat tubuhnya dari tanah.
Gembul! seru Indra kaget. Dasar makhluk kurang ajar!
Indra menerjang ke arah Aul dengan tendangan terbang andalannya. Tapi sekali lagi, manusia berkepala anjing itu mengucapkan kata-kata lain dalam bahasa yang sama, lalu merentangkan kedua tangannya kedepan. Sedetik kemudian, sebuah perisai segi empat transparan muncul di depan Aul dan menahan tendangan Indra. Kilatan cahaya biru terang, diikuti percikan bunga api berhamburan ketika sepatu bot khusus milik Indra, bersentuhan dengan perisai itu.
Border?! Dinding pembatas?! seru Indra kaget.
Sialnya dia tidak bisa lama-lama terkejut, karena sedetik kemudian tubuhnya juga terhempas ke tanah. Sama seperti Gembul. Indra merasa seakan-akan dipunggungnya ada beban yang sangat berat, sehingga dia tidak bisa bangkit dari tanah.
Maya terkejut melihat kedua temannya itu dengan mudahnya dilumpuhkan. Gadis itu langsung berlari ke arah keduanya sebelum pak Darsono sempat melakukan apapun. Polisi itu masih belum bisa mengatasi rasa kagetnya begitu melihat sosok Gembul dan Indra tampak dijatuhkan oleh si manusia berkepala anjing.
Hentikan! Kalau kau memang tidak bermaksud buruk, jangan sakiti kedua temanku! bentak Maya sambil berdiri diantara Aul dan Indra.
Gadis itu tidak terlihat ketakutan, padahal jauh di dalam hatinya, dia sangat ketakutan. Tapi Maya tidak mau melihat Gembul, dan terutama, Indra disakiti oleh Aul. Sehingga gadis itu memberanikan diri untuk menghentikan pertarungan itu, karena dia merasa kalau pertarungan itu tidak ada gunanya.
Kalau Aul memang bukan pelaku pembunuhan misterius yang baru saja terjadi, maka seharusnya dia tidak akan meneruskan pertarungan ini. Dan untung saja dugaan Maya memang benar.
Aul menurunkan sebelah tangannya dan menyambar gulungan bambu yang masih melayang melingkari tubuhnya. Pada saat yang sama, tekanan dahsyat yang tadi dirasa menimpa tubuh Indra dan Gembul langsung hilang. Keduanya perlahan-lahan bangkit dan duduk di atas lantai berlapis beton yang masih kasar. Maya menghembuskan nafas lega ketika melihat keduanya tampak tidak terluka, walaupun jelas keduanya sangat jengkel karena bisa dikalahkan dengan sangat mudah.
Aul. Kalau kau memang bukan pelaku pembunuhan misterius yang baru saja terjadi, lalu siapa pelakunya? Apa kau sempat melihatnya?
Maya langsung mengajukan pertanyaan utama yang dari tadi ingin dia tanyakan, tapi terinterupsi oleh datangnya pak Darsono, lalu Indra. Aul terdiam sejenak, lalu menjawab pertanyaan Maya.
Aku memang bukan pelakunya, dan walaupun aku tidak melihatnya secara langsung, tapi aku tahu siapa yang melakukan pembunuhan ini, jawab Aul dengan nada jijik. Makhluk ini disebut sebagai Dullahan di Eropa.
Dullahan? Ksatria tanpa kepala? balas Maya dan Indra, nyaris bersamaan. Keduanya langsung saling pandang.
Dullahan, atau ksatria tanpa kepala, adalah makhluk gaib yang mengenakan jubah besi dari abad pertengahan, dan terkadang, muncul dengan mengendarai seekor kuda perang berbaju besi lengkap. Ciri khasnya adalah, baik penunggang maupun kudanya tidak memiliki kepala. Di Eropa kemunculan ksatria itu selalu dikaitkan dengan bencana dan kematian, karena memang makhluk itu memburu kepala manusia.
Maya dan Indra memang pernah mendengar tentang legenda itu, dan berhubung mereka berdua sudah terlalu akrab dengan hal-hal gaib, keduanya percaya kalau makhluk itu memang ada. Dan sialnya, kini mereka memang berhadapan dengan kasus yang disebabkan oleh makhluk gaib itu.
Benar. Ksatria tanpa kepala, ujar Aul lagi dengan nada geram Makhluk itulah yang sudah membunuh dan mengambil kepala para korban. Kalau ada diantara kalian yang mampu mencium aroma makhluk gaib, dia pasti sadar kalau ada aroma lain di sekitar tempat ini, selain aromaku.
Mendengar ucapan Aul, Gembul langsung mengangguk. Dewa itu memang mencium keberadaan makhluk gaib lain selain Aul, yang tadi sempat dia kejar bersama Indra. Berarti perkataan Aul memang benar, sekarang pertanyaan lain muncul di benak Maya. Ini Indonesia, bukan Eropa. Bagaimana bisa makhluk yang asalnya dari Eropa itu muncul di Indonesia? Tiba-tiba Maya dan Indra saling berpandangan lagi. Keduanya baru saja menyadari sesuatu.
Jadi ritual yang dilakukan 3 orang korban pertama adalah ritual pemanggilan. Dan mereka sial karena yang datang adalah Dullahan itu! seru Maya. Akhirnya dia bisa memecahkan satu pertanyaannya.
Tiga orang korban pertama melakukan ritual pemanggilan? tanya Aul heran. Tidak mustahil kalau Dullahan ini muncul karena mereka melakukan suatu kesalahan dalam ritual mereka.
Kalau begitu jelas sudah siapa pelakunya, ujar Indra sambil mengadu kedua tinjunya dengan geram. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah menangkap dan memusnahkan makhluk itu secepatnya. Sebelum ada korban lagi.
Aul mengangguk setuju.
Akan kubantu kalian. Makhluk itu sudah membuatku tampak seperti pelaku pembunuhan misterius ini, gerutu Aul.
Tapi sebelum itu, akan lebih baik lagi kalau kau mau menceritakan siapa dirimu sebenarnya, Aul. ujar Maya sambil memandang manusia berkepala anjing itu Kalau tidak, mungkin hingga akhir kasus ini, kami tidak bisa percaya sepenuhnya padamu.
Maya lalu memandang ke arah Indra, Gembul, dan pak Darsono bergantian. Ketiganya lalu mengangguk menyetujui. Gadis itu lalu kembali memandang ke arah Aul, si manusia berkepala anjing.
Baiklah. Tapi apa harus kuceritakan disini sekarang juga? ujar Aul Karena mungkin ceritaku akan agak panjang.
Kalau begitu, mulai saja, desak Indra. Kita tidak punya banyak waktu.
Aul mengangguk, lalu mulai bercerita mengenai siapa dirinya.
__________________________________________________ _
0
Kutip
Balas