TS
redrackham
[OriFic] Mystic Circle
Oke....setelah berpikir2 lagi. Saia akhirnya memutuskan untuk posting novel completed saia di forum ini juga.
Silahkan dikomentari, dikasih cendol, dikasih bata, dikasih cabe, dikasih keju, terserahlah. Saia ingin liat respon pembaca kalau melihat cerita saia ini.
-Under construction-
Volume 1:
1st Arc: Gadis Yang Dirasuki Dewa
Part 1
Part 2.1
Part 2.2
Part 2.3
Part 3
Part 4.1
Part 4.2
Part 5.1
Part 5.2
Part 5.3
Part 5.4
Part 6
2nd Arc: Manusia, Uang, dan Makhluk Gaib
Part 1
Part 2.1
Part 2.2
Part 2.3
Part 3.1
Part 3.2
Part 4
Part 5.1
Part 5.2
Part 5.3
Part 6
3rd Arc: Siluman Macan Turun Gunung
Part 1
Part 2
Part 3.1
Part 3.2
Part 4
Part 5.1
Part 5.2
Part 5.3
Part 5.4
Part 6.1
Part 6.2
Part 7
4th Arc: Manusia Abadi
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4.1
Part 4.2
Part 4.3
Part 5.1
Part 5.2
Part 6.1
Part 6.2
Part 6.3
Volume 2:
4.5th Arc: Manusia Abadi
Part 1.1
Part 1.2
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6.1
Part 6.2
Part 6.3
5th Arc: Kembali ke Awal
Part 1.1
Part 1.2
Part 2
Part 3
Part 4.1
Part 4.2
Part 4.3
Part 4.4
6th Arc: Pengkhianatan
7th Arc: Komite Para Pemburu
Final Arc: Lingkaran Mistis
Epilog: Akhir Dari Sebuah Awal
Selamat menikmati (^____^)b
Silahkan dikomentari, dikasih cendol, dikasih bata, dikasih cabe, dikasih keju, terserahlah. Saia ingin liat respon pembaca kalau melihat cerita saia ini.
MYSTIC CIRCLE
Spoiler for "Sinopsis":
Percaya dengan hal-hal gaib dan makhluk-makhluk gaib seperti: Kuntilanak, Genderuwo, Buto Ijo, Sundel Bolong, Siluman Kucing, dan lain-lain? Kalau tidak percaya, sebaiknya kau percaya karena mereka nyata.
Indra Pratama, seorang siswa SMA setengah vampir. Yudha Prabowo, mantan Dewa berwajah mesum. Maya Fitria, gadis SMA yang dirasuki oleh Dewa Keberuntungan. Ketiganya adalah orang-orang yang bertugas menangani masalah-masalah yang diakibatkan oleh makhluk gaib di kota Yogyakarta.
Ikuti kisah bagaimana Indra menyelamatkan Maya yang sempat mau bunuh diri karena menjadi pembawa sial. Bagaimana Indra, Maya, dan Yudha menangani kasus pembobolan bank oleh Buto Ijo. Bagaimana Indra berkelahi dengan Raden Setyo Pamungkas, seorang Pangeran Kerajaan Siluman Macan dari Lereng Merapi, yang jatuh cinta pada Maya. Serta ikuti bagaimana Indra, Maya, dan Raden Setyo menggagalkan rencana kembalinya para Ashura jahat ke tanah Jawa.
Indra Pratama, seorang siswa SMA setengah vampir. Yudha Prabowo, mantan Dewa berwajah mesum. Maya Fitria, gadis SMA yang dirasuki oleh Dewa Keberuntungan. Ketiganya adalah orang-orang yang bertugas menangani masalah-masalah yang diakibatkan oleh makhluk gaib di kota Yogyakarta.
Ikuti kisah bagaimana Indra menyelamatkan Maya yang sempat mau bunuh diri karena menjadi pembawa sial. Bagaimana Indra, Maya, dan Yudha menangani kasus pembobolan bank oleh Buto Ijo. Bagaimana Indra berkelahi dengan Raden Setyo Pamungkas, seorang Pangeran Kerajaan Siluman Macan dari Lereng Merapi, yang jatuh cinta pada Maya. Serta ikuti bagaimana Indra, Maya, dan Raden Setyo menggagalkan rencana kembalinya para Ashura jahat ke tanah Jawa.
Spoiler for "Chapters Index":
-Under construction-
Volume 1:
1st Arc: Gadis Yang Dirasuki Dewa
Part 1
Part 2.1
Part 2.2
Part 2.3
Part 3
Part 4.1
Part 4.2
Part 5.1
Part 5.2
Part 5.3
Part 5.4
Part 6
2nd Arc: Manusia, Uang, dan Makhluk Gaib
Part 1
Part 2.1
Part 2.2
Part 2.3
Part 3.1
Part 3.2
Part 4
Part 5.1
Part 5.2
Part 5.3
Part 6
3rd Arc: Siluman Macan Turun Gunung
Part 1
Part 2
Part 3.1
Part 3.2
Part 4
Part 5.1
Part 5.2
Part 5.3
Part 5.4
Part 6.1
Part 6.2
Part 7
4th Arc: Manusia Abadi
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4.1
Part 4.2
Part 4.3
Part 5.1
Part 5.2
Part 6.1
Part 6.2
Part 6.3
Volume 2:
4.5th Arc: Manusia Abadi
Part 1.1
Part 1.2
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6.1
Part 6.2
Part 6.3
5th Arc: Kembali ke Awal
Part 1.1
Part 1.2
Part 2
Part 3
Part 4.1
Part 4.2
Part 4.3
Part 4.4
6th Arc: Pengkhianatan
7th Arc: Komite Para Pemburu
Final Arc: Lingkaran Mistis
Epilog: Akhir Dari Sebuah Awal
Selamat menikmati (^____^)b
0
6.8K
Kutip
113
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•347Anggota
Tampilkan semua post
TS
redrackham
#83
4th Arc: Manusia Abadi
Part 6.2
Maya dan Indra mengangguk. Jadi memang makhluk berkepala anjing itu pelakunya. Tapi Maya masih belum mengerti untuk apa makhluk itu membunuh orang dan mengambil kepalanya.
Artinya makhluk itu belum jauh, ujar Indra sambil memandang ke arah Gembul Ikuti aromanya!
Gembul tentu saja tidak bisa menjawab perkataan Indra, karena terlalu banyak orang yang berkerumun di dekatnya. Tapi kucing gemuk itu langsung berlari menyusuri aroma khas makhluk gaib yang diciumnya. Hanya saja, kucing itu merasa heran karena dia baru saja mencium ada 2 aroma makhluk gaib yang berbeda. Tapi berdasarkan instingnya, dia mengikuti aroma makhluk gaib yang dia rasa paling pekat.
Maya! Tunggu disini bersama pak Darsono! Jangan kemana-mana! seru Indra sambil berlari mengikuti Gembul. Makhluk ini berbahaya!
Tunggu! seru Maya sambil berlari mengikuti Indra.
Tindakannya itu tentu saja membuat pak Darsono juga langsung berlari mengejar Maya. Polisi itu langsung meraih tangan Maya dan menghentikan larinya.
Mau kemana?! Sebaiknya kau bersamaku saja. Indra benar, ini mungkin akan berbahaya bagi dirimu, ujar polisi itu.
Lepaskan! Aku tahu apa yang kulakukan! bentak Maya sambil menyentakkan tangannya, dan berhasil melepaskan diri dari genggaman tangan polisi itu.
Maya lalu berlari sekuat tenaga, tapi pak Darsono juga tidak mau kalah. Polisi itu juga berlari mengikuri Maya.
Tahu kalau dia pasti akan diseret kembali, Maya berlari menyusuri kawasan terminal lama yang sedang direnovasi menjadi pusat kerajinan. Deretan bangunan setengah jadi terlihat sangat menyeramkan, apalagi karena saat ini malam hari dan hampir tidak ada penerangan di tempat itu. Maya terpaksa menggunakan ponselnya, yang untungnya, dilengkapi senter sebagai penerang jalannya. Di belakangnya, terlihat cahaya senter dari pak Darsono yang masih berlari mengejarnya.
Maya terus saja berlari, dia punya firasat kalau makhluk yang melakukan perbuatan itu masih bersembunyi diantara bangunan-bangunan setengah jadi ini. Dan kalau dia menemukannya, dia akan berusaha melumpuhkan makhluk itu dengan alat-alat yang dia bawa.
Sesuai nasihat Gembul, Maya tadi mengantongi 4 buah pasak yang terhubung dengan tali perak untuk menahan makhluk gaib, 10 lembar kertas segel, dan beberapa lembar kertas mantra yang akan meledak kalau menyentuh makhluk gaib. Dengan berbekal benda-benda itu, Maya yakin bisa menahan makhluk itu cukup lama hingga Indra kembali.
Maya baru saja akan berbelok ketika dia tiba-tiba saja menabrak sesuatu. Gadis itu kehilangan keseimbangannya dan terjatuh ke belakang. Tapi sebelum dia terjatuh ke lantai, ada seseorang yang menahan tubuhnya hingga dia bisa memulihkan keseimbangannya. Spontan Maya mengucapkan terima kasih pada siapapun yang baru saja menolongnya.
Terima kas
Ucapan Maya terhenti ketika melihat siapa, atau tepatnya, apa yang menolongnya.
Di depannya, berdiri seekor makhluk bertubuh manusia, tapi berkepala anjing. Makhluk itu tingginya kira-kira sama dengan tinggi seorang pria dewasa, dan karena dia mengenakan jubah yang tebal, Maya tidak tahu bagaimana postur tubuhnya. Yang pasti, makhluk itu menatapnya dengan kedua matanya yang berwarna kuning keemasan.
Maya tanpa sadar menjerit karena kaget bercampur takut. Jeritannya bergema di seluruh kompleks terminal lama dan tentu saja terdengar oleh pak Darsono, Indra, dan Gembul.
Begitu Maya berteriak, makhluk itu langsung menerjang maju dan membungkam mulut Maya. Tadinya Maya mengira kalau makhluk itu akan langsung memotong kepalanya. Tapi diluar dugaan, makhluk itu lansung mengacungkan jari telunjuknya di depan moncong anjingnya, memberi isyarat kepada Maya untuk berhenti berteriak. Maya berusaha memberontak, tapi makhluk itu terlalu kuat.
Jangan menjerit lagi! Aku mohon. Aku tidak akan menyakitimu, tapi tolong, berhentilah menjerit.
Kedua mata Maya terbelalak lebar karena rupanya makhluk itu bisa bicara bahasa manusia. Tapi logatnya terdengar aneh, seperti campuran logat betawi dan sunda. Maya mengangguk. Sekilas makhluk itu memang tampak menakutkan, tapi sepertinya dia tidak berbahaya. Maya memang tidak bisa begitu saja mempercayai ucapan makhluk itu. Tapi entah mengapa, begitu gadis itu memperhatikan dengan lebih seksama, mata makhluk itu terkesan lembut.
Akhirnya Maya menyerah dan mengangguk.
Melihat reaksi Maya. Manusia berkepala anjing itu perlahan-lahan melepaskan tangannya dari mulut Maya dan mundur perlahan. Maya langsung menarik nafas panjang, tapi karena terkejut tadi, dia jadi lemas dan langsung jatuh terduduk. Melihat Maya langsung terduduk, manusia berkepala anjing itu langsung tampak cemas.
Ka kau tidak apa-apa? tanya makhluk itu khawatir. Apa aku tadi melukaimu?
Maya menggelengkan kepalanya. Diluar dugaan, makhluk itu tampaknya memang benar-benar tidak berbahaya, bahkan terkesan lembut. Hingga rasanya tidak mungkin kalau makhluk itu yang melakukan pembunuhan barusan. Tapi tentu saja, penampilan dan sikap bisa menipu, sehingga Maya masih belum bisa mempercayai makhluk itu sepenuhnya.
Siapa kau, atau tepatnya, apa kau ini? tanya Maya sambil berusaha berdiri dengan bersandar pada dinding, tepat di sampingnya.
Manusia berkepala anjing itu terdiam sejenak. Dia terkesan ragu-ragu untuk menjelaskan siapa dirinya pada Maya. Tapi akhirnya makhluk aneh itu berbicara lagi.
Bagaimana menjelaskannya ya karena ini akan membingungkan. Bahkan bagi diriku sendiri, ujar manusia berkepala anjing itu lagi. Aku sudah tidak ingat siapa namaku, karena aku sudah hidup terlalu lama dan sudah tidak ada yang memanggil namaku yang sebenarnya. Tapi aku dipanggil Aul. Dan biar wujudku seperti ini, tapi aku ini manusia.
Maya masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh manusia berkepala anjing yang bernama Aul itu. Jelas-jelas dia bukan manusia, kenapa dia bilang kalau dirinya itu adalah manusia? Maya baru akan mengajukan pertanyaan lain, ketika terdengar suara seruan keras dari belakangnya.
Diam ditempat! Angkat tanganmu!!
Maya berpaling dan melihat pak Darsono sedang mengacungkan pistolnya ke arah Aul. Polisi itu tampak takut tapi masih berhasil menguasai dirinya, sehingga dia berani berdiri dan menantang makhluk berkepala anjing itu.
Menjauhlah dari gadis itu, atau kau kutembak! bentak pak Darsono lagi, polisi itu perlahan-lahan melangkah maju ke arah Maya. Tapi tatapannya sama sekali tidak beranjak dari Aul, si manusia berkepala anjing.
Maya memandang ke arah pak Darsono dan Aul bergantian, untungnya Aul cukup bijaksana untuk tidak langsung lari ketika ditodong oleh pak Darsono. Kalau tidak situasi pasti akan jadi lebih runyam lagi. Manusia berkepala anjing itu masih berdiri terpaku di tempatnya.
Kau tidak apa-apa Maya? tanya pak Darsono sambil perlahan-lahan mendorong Maya untuk mundur. Makhluk apa dia?
Aku tidak tahu. Tapi dia mengaku kalau dia bukan makhluk gaib, tapi manusia. Namanya Aul, ujar Maya. Tapi yang dia ketahui tentang makhluk itu hanya sebatas itu saja.
Manusia? Jelas-jelas dia berkepala anjing ujar pak Darsono heran Jadi dia bisa bicara?.
Maya mengangguk.
Lebih bagus lagi kalau dia memang bisa bicara. Jadi kita bisa lebih mudah menginterogasinya.
Tiba-tiba terdengar suara Indra dari atas. Maya dan pak Darsono mendongak dan melihat pemuda itu sudah berdiri diatas sebuah kios kecil yang baru setengah jadi. Di sampingnya, ada seekor kucing gemuk, yang tidak lain adalah si Gembul. Pemuda itu berdiri sambil memandang ke arah Aul dengan tatapan tajam.
Indra! seru Maya gembira begitu melihat temannya itu datang.
Indra langsung melompat turun dan berjalan mendekati Aul. Aul langsung tahu kalau orang di depannya ini bukan manusia biasa, dan dia sangat tidak suka dengan aroma yang keluar dari tubuh pemuda itu. Aroma itu jelas-jelas bukan aroma manusia, dan sayangnya, itu aroma salah satu makhluk gaib yang dia benci.
Penghisap darah . desis Aul sambil memamerkan gigi-giginya yang runcing.
Benar. Aku setengah vampir, balas Indra dengan ketus. Tapi setidaknya aku tidak menyerang dan membunuh orang, serta memotong kepala mereka, seperti yang telah kau lakukan.
Jangan menuduhku, penghisap darah! Aku tidak membunuh mereka! bantah Aul sambil menggeram.
Lalu kenapa kau selalu muncul setiap kali ada pembunuhan sadis itu? tuduh Indra lagi, pemuda itu mengepalkan tangannya, siap menggunakan tinjunya kapanpun. Jelaskan pada kami!
Aul terdiam. Sejenak dia tampak kebingungan untuk menjawab pertanyaan indra. Sialnya, diamnya Aul langsung diartikan oleh Indra sebagai sesuatu yang buruk. Pemuda itu menganggap kalau makhluk itulah yang memang sudah membunuh orang-orang itu.
Maya! Pak Darsono! Mundurlah! seru Indra sambil memasang kuda-kuda pencak silatnya. Makhluk ini berbahaya!
Spoiler for "Part 6.2":
Maya dan Indra mengangguk. Jadi memang makhluk berkepala anjing itu pelakunya. Tapi Maya masih belum mengerti untuk apa makhluk itu membunuh orang dan mengambil kepalanya.
Artinya makhluk itu belum jauh, ujar Indra sambil memandang ke arah Gembul Ikuti aromanya!
Gembul tentu saja tidak bisa menjawab perkataan Indra, karena terlalu banyak orang yang berkerumun di dekatnya. Tapi kucing gemuk itu langsung berlari menyusuri aroma khas makhluk gaib yang diciumnya. Hanya saja, kucing itu merasa heran karena dia baru saja mencium ada 2 aroma makhluk gaib yang berbeda. Tapi berdasarkan instingnya, dia mengikuti aroma makhluk gaib yang dia rasa paling pekat.
Maya! Tunggu disini bersama pak Darsono! Jangan kemana-mana! seru Indra sambil berlari mengikuti Gembul. Makhluk ini berbahaya!
Tunggu! seru Maya sambil berlari mengikuti Indra.
Tindakannya itu tentu saja membuat pak Darsono juga langsung berlari mengejar Maya. Polisi itu langsung meraih tangan Maya dan menghentikan larinya.
Mau kemana?! Sebaiknya kau bersamaku saja. Indra benar, ini mungkin akan berbahaya bagi dirimu, ujar polisi itu.
Lepaskan! Aku tahu apa yang kulakukan! bentak Maya sambil menyentakkan tangannya, dan berhasil melepaskan diri dari genggaman tangan polisi itu.
Maya lalu berlari sekuat tenaga, tapi pak Darsono juga tidak mau kalah. Polisi itu juga berlari mengikuri Maya.
Tahu kalau dia pasti akan diseret kembali, Maya berlari menyusuri kawasan terminal lama yang sedang direnovasi menjadi pusat kerajinan. Deretan bangunan setengah jadi terlihat sangat menyeramkan, apalagi karena saat ini malam hari dan hampir tidak ada penerangan di tempat itu. Maya terpaksa menggunakan ponselnya, yang untungnya, dilengkapi senter sebagai penerang jalannya. Di belakangnya, terlihat cahaya senter dari pak Darsono yang masih berlari mengejarnya.
Maya terus saja berlari, dia punya firasat kalau makhluk yang melakukan perbuatan itu masih bersembunyi diantara bangunan-bangunan setengah jadi ini. Dan kalau dia menemukannya, dia akan berusaha melumpuhkan makhluk itu dengan alat-alat yang dia bawa.
Sesuai nasihat Gembul, Maya tadi mengantongi 4 buah pasak yang terhubung dengan tali perak untuk menahan makhluk gaib, 10 lembar kertas segel, dan beberapa lembar kertas mantra yang akan meledak kalau menyentuh makhluk gaib. Dengan berbekal benda-benda itu, Maya yakin bisa menahan makhluk itu cukup lama hingga Indra kembali.
Maya baru saja akan berbelok ketika dia tiba-tiba saja menabrak sesuatu. Gadis itu kehilangan keseimbangannya dan terjatuh ke belakang. Tapi sebelum dia terjatuh ke lantai, ada seseorang yang menahan tubuhnya hingga dia bisa memulihkan keseimbangannya. Spontan Maya mengucapkan terima kasih pada siapapun yang baru saja menolongnya.
Terima kas
Ucapan Maya terhenti ketika melihat siapa, atau tepatnya, apa yang menolongnya.
Di depannya, berdiri seekor makhluk bertubuh manusia, tapi berkepala anjing. Makhluk itu tingginya kira-kira sama dengan tinggi seorang pria dewasa, dan karena dia mengenakan jubah yang tebal, Maya tidak tahu bagaimana postur tubuhnya. Yang pasti, makhluk itu menatapnya dengan kedua matanya yang berwarna kuning keemasan.
Maya tanpa sadar menjerit karena kaget bercampur takut. Jeritannya bergema di seluruh kompleks terminal lama dan tentu saja terdengar oleh pak Darsono, Indra, dan Gembul.
Begitu Maya berteriak, makhluk itu langsung menerjang maju dan membungkam mulut Maya. Tadinya Maya mengira kalau makhluk itu akan langsung memotong kepalanya. Tapi diluar dugaan, makhluk itu lansung mengacungkan jari telunjuknya di depan moncong anjingnya, memberi isyarat kepada Maya untuk berhenti berteriak. Maya berusaha memberontak, tapi makhluk itu terlalu kuat.
Jangan menjerit lagi! Aku mohon. Aku tidak akan menyakitimu, tapi tolong, berhentilah menjerit.
Kedua mata Maya terbelalak lebar karena rupanya makhluk itu bisa bicara bahasa manusia. Tapi logatnya terdengar aneh, seperti campuran logat betawi dan sunda. Maya mengangguk. Sekilas makhluk itu memang tampak menakutkan, tapi sepertinya dia tidak berbahaya. Maya memang tidak bisa begitu saja mempercayai ucapan makhluk itu. Tapi entah mengapa, begitu gadis itu memperhatikan dengan lebih seksama, mata makhluk itu terkesan lembut.
Akhirnya Maya menyerah dan mengangguk.
Melihat reaksi Maya. Manusia berkepala anjing itu perlahan-lahan melepaskan tangannya dari mulut Maya dan mundur perlahan. Maya langsung menarik nafas panjang, tapi karena terkejut tadi, dia jadi lemas dan langsung jatuh terduduk. Melihat Maya langsung terduduk, manusia berkepala anjing itu langsung tampak cemas.
Ka kau tidak apa-apa? tanya makhluk itu khawatir. Apa aku tadi melukaimu?
Maya menggelengkan kepalanya. Diluar dugaan, makhluk itu tampaknya memang benar-benar tidak berbahaya, bahkan terkesan lembut. Hingga rasanya tidak mungkin kalau makhluk itu yang melakukan pembunuhan barusan. Tapi tentu saja, penampilan dan sikap bisa menipu, sehingga Maya masih belum bisa mempercayai makhluk itu sepenuhnya.
Siapa kau, atau tepatnya, apa kau ini? tanya Maya sambil berusaha berdiri dengan bersandar pada dinding, tepat di sampingnya.
Manusia berkepala anjing itu terdiam sejenak. Dia terkesan ragu-ragu untuk menjelaskan siapa dirinya pada Maya. Tapi akhirnya makhluk aneh itu berbicara lagi.
Bagaimana menjelaskannya ya karena ini akan membingungkan. Bahkan bagi diriku sendiri, ujar manusia berkepala anjing itu lagi. Aku sudah tidak ingat siapa namaku, karena aku sudah hidup terlalu lama dan sudah tidak ada yang memanggil namaku yang sebenarnya. Tapi aku dipanggil Aul. Dan biar wujudku seperti ini, tapi aku ini manusia.
Maya masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh manusia berkepala anjing yang bernama Aul itu. Jelas-jelas dia bukan manusia, kenapa dia bilang kalau dirinya itu adalah manusia? Maya baru akan mengajukan pertanyaan lain, ketika terdengar suara seruan keras dari belakangnya.
Diam ditempat! Angkat tanganmu!!
Maya berpaling dan melihat pak Darsono sedang mengacungkan pistolnya ke arah Aul. Polisi itu tampak takut tapi masih berhasil menguasai dirinya, sehingga dia berani berdiri dan menantang makhluk berkepala anjing itu.
Menjauhlah dari gadis itu, atau kau kutembak! bentak pak Darsono lagi, polisi itu perlahan-lahan melangkah maju ke arah Maya. Tapi tatapannya sama sekali tidak beranjak dari Aul, si manusia berkepala anjing.
Maya memandang ke arah pak Darsono dan Aul bergantian, untungnya Aul cukup bijaksana untuk tidak langsung lari ketika ditodong oleh pak Darsono. Kalau tidak situasi pasti akan jadi lebih runyam lagi. Manusia berkepala anjing itu masih berdiri terpaku di tempatnya.
Kau tidak apa-apa Maya? tanya pak Darsono sambil perlahan-lahan mendorong Maya untuk mundur. Makhluk apa dia?
Aku tidak tahu. Tapi dia mengaku kalau dia bukan makhluk gaib, tapi manusia. Namanya Aul, ujar Maya. Tapi yang dia ketahui tentang makhluk itu hanya sebatas itu saja.
Manusia? Jelas-jelas dia berkepala anjing ujar pak Darsono heran Jadi dia bisa bicara?.
Maya mengangguk.
Lebih bagus lagi kalau dia memang bisa bicara. Jadi kita bisa lebih mudah menginterogasinya.
Tiba-tiba terdengar suara Indra dari atas. Maya dan pak Darsono mendongak dan melihat pemuda itu sudah berdiri diatas sebuah kios kecil yang baru setengah jadi. Di sampingnya, ada seekor kucing gemuk, yang tidak lain adalah si Gembul. Pemuda itu berdiri sambil memandang ke arah Aul dengan tatapan tajam.
Indra! seru Maya gembira begitu melihat temannya itu datang.
Indra langsung melompat turun dan berjalan mendekati Aul. Aul langsung tahu kalau orang di depannya ini bukan manusia biasa, dan dia sangat tidak suka dengan aroma yang keluar dari tubuh pemuda itu. Aroma itu jelas-jelas bukan aroma manusia, dan sayangnya, itu aroma salah satu makhluk gaib yang dia benci.
Penghisap darah . desis Aul sambil memamerkan gigi-giginya yang runcing.
Benar. Aku setengah vampir, balas Indra dengan ketus. Tapi setidaknya aku tidak menyerang dan membunuh orang, serta memotong kepala mereka, seperti yang telah kau lakukan.
Jangan menuduhku, penghisap darah! Aku tidak membunuh mereka! bantah Aul sambil menggeram.
Lalu kenapa kau selalu muncul setiap kali ada pembunuhan sadis itu? tuduh Indra lagi, pemuda itu mengepalkan tangannya, siap menggunakan tinjunya kapanpun. Jelaskan pada kami!
Aul terdiam. Sejenak dia tampak kebingungan untuk menjawab pertanyaan indra. Sialnya, diamnya Aul langsung diartikan oleh Indra sebagai sesuatu yang buruk. Pemuda itu menganggap kalau makhluk itulah yang memang sudah membunuh orang-orang itu.
Maya! Pak Darsono! Mundurlah! seru Indra sambil memasang kuda-kuda pencak silatnya. Makhluk ini berbahaya!
0
Kutip
Balas