Sebuah mobil sedan berwarna biru memasuki taman wisata yang sore itu cukup sepi, melaju perlahan melintasi pepohonan dan rerimbun bunga yang berwarna warni menghiasi pinggiran jalan.
Setelah masuk cukup jauh mobil itu berhenti di pinggir taman, kemudian turun sepasang muda – mudi,
si pria terlihat gagah dengan dengan celana jeans pendek dan kaos tangan panjangnya, sedangkan si gadis terlihat berpenampilan casual biasa tapi wajah ayu lengkap dengan mawar putih di sela telinga dan senyum tipisnya akan membuat pria manapun kagum,
matanya yang sayu memiliki tatapan lembut berpadu dengan halusnya kulit si gadis.
Mereka berdua berjalan bergandengan melangkah ringan menikmati taman indah dan pepohonan rindang perasaan keduanya melayang jauh.


Dibalik keindahan yang sedang mereka rasakan sebuah gumpalan asap hitam mengikuti pasangan ini, dingin dan dipenuhi hawa jahat,
asap hitam itu melesat cepat menggapai dari kaki menjalar di tubuh si gadis mengelilingi tiap lekuk tubuhnya,
melingkari paha dan selangkangan, merayap ke atas hingga masuk melalui hidung dan mulut gadis itu, asap hitam lainnya juga masuk ke tubuh si pria dengan cara yang sama,
si gadis maupun kekasihnya sama sekali tidak melihat ataupun merasakannya.
”Ternyata jalan – jalan di taman seperti ini asyik juga ya” si gadis tersenyum,
“ya makanya aku mengajakmu kesini,sudahi bosan kan jalan – jalan di kota” kekasihnya menambahkan sambil menyalakan rokoknya, mereka tidak sadar sesuatu yang buruk telah terjadi,

…. diantara pepohonan sepasang mata coklat menatap tajam.



Beberapa waktu berlalu, mereka menghabiskan waktu di sebuah restoran tradisional yang cukup besar dan dipenuhi ukiran - ukiran eksotis di taman itu.

Mereka sama sekali tidak merasakan sesuatu telah terjadi dan mata coklat misterius terus menguntit mereka di luar sana.
Setelah puas makan mereka kembali menyusuri taman. Sepasang sejoli ini akhirnya menemukan istana yang tepat untuk memadu cinta, di sebuah sudut di tepi sungai yang mengalir cukup deras sebuah gubuk kayu berdiri.
“Sayang…. Kamu ga akan tinggalin aku kan..” sang gadis berkata bergelayut manja dalam peluk kekasihnya di gubuk itu,
“tenang … aku janji seumur hidup tak akan pernah meninggalkan kamu” sang kekasih menjawab tenang sambil mengusap kepala kekasihnya,
“Cuma sama kamu aku bisa begini, karna Cuma kamu yang aku percaya,
dan ingat janji kamu sama ibuku sebelum ibu meninggal dulu, hubungan yang sudah kita jalin lima tahun terakhir harus berakhir di pelaminan” sang gadis berkata dengan nada yang agak tinggi sambil membenamkan wajah di dada kekasihnya.
“ Sayaang,.. udah berkali – kali kan aku bilang, aku akan menikahi kamu sepulang dari Jepang nanti, aku tidak akan mengecewakan almarhum ibu kamu di alam sana” ujar si pria mengakhiri percakapan mereka dengan kecup di bibir.



Langit mendung sore itu menurunkan gerimis yang begitu indah,
menaungi sepasang kekasih yang sedang kasmaran dalam ketelanjangan,
diantara hamparan taman hijau dan desiran angin yang memanja keduanya bercumbu.
Wajah lugu yang dihiasi mawar putih di sela telinga dan kilau rambut hitam sebahu sang gadis berayun dalam kenikmatan, payudaranya yang mengacung ranum, tubuhnya yang indah, dan paha kuning langsatnya yang semampai seakan membuat dunia tertegun.
Decit – decit kecupan berkumandang beriring lenguh kedua anak Adam ini.