PART 27 – ‘Kode’ ? ( Bagian 2 )

“…take it easy. Everything is beautiful in it's own way.…”
- Reini

JLEB!

Baca kata “laku”di SMS yang dikirim Reini tadi rasa-rasanya bikin gue jadi pengen ngulek bumbu rujak pake HP gue. . Si Reini gak tahu aja kalo gue itu Jomblo DuDe ( Dua Dekade ). Dia tahu-nya gue Cuma Jomblo doang. Andaikan Si Reini tahu kalo gue itu Jomblo Dua Dekade, dia pasti bakal minta maaf dan bilang seperti ini;


Oke. Oke.. gue ngelamun lagi. kayanya ga mungkin ada kata-kata seperti itu. too good to be true. . lebih baik gue cepat membalas SMS-nya Reini yang mungkin udah nungguin balasan gue disana.

“ skip skip.Hahaha, Jadi kok. Jam 6 yaa? Abis magrib. Ga kelamaan kan? Emang jam terakhir kuliah, Rein ? “. Jempol tangan gue menekan tombol yang lampunya nyala berwarna hijau. Pesan Terkirim.

“ Selesai kuliah jam 4. Yaudah kalo bisanya jam 6 gapapa kok, ti. Ntar gue beres-beres kosan dulu deh sambil nunggu. Masih berantakan. Maklum mahasiswi baru. ^^ “

“Okidiw ^^ “. Balas gue lagi.

“SOK IMUUUUUT WOOOO…!! GAK PANTES. HAHAHA. Yang pantes bilang gitu tuh gue harusnya ^^ “.

Si Reini sekarang udah kuliah, gan. Dia kuliah di salah satu Universitas di bilangan Jakarta Barat. Karena jarak Bekasi – Jakarta Barat lumayan jauh, akhirnya dia juga memilih untuk ngekost di daerah dekat kampusnya. Si Reini di Universitas tersebut kuliah di jurusan IT. Jurusan itu sebenarnya dipilih bukan karena kemauannya. Tapi Bokapnya yang menyuruhnya untuk mengambil jurusan itu, bahkan ketika SPMB juga dia disuruh bokapnya untuk memilih jurusan IT, padahal Reini berniat kuliah di jurusan yang berhubungan dengan dunia Jurnalistik. Ya! Menjadi seorang reporter adalah cita-citanya. Tapi si Reini amat sayang dengan Bokapnya, ia tidak bisa membantah apalagi melawan. Dia ingin kedua orang tua-nya bahagia, terutama Bokap-nya. Meskipun ia sendiri kurang minat dengan IT dan Ia selalu ingin menangis setiap kali membahas masalah ini. Gue pun selalu ada dan menghiburnya ketika dia mulai curhat tentang bokapnya, kuliahnya dan keinginan-keinginannya. Gue cua bisa bilang, Tidak semua orang bisa seberuntung dia, bisa kuliah di Universitas yang cukup terkemuka. Mempunyai keluarga yang harmonis dan sayang kepada anak-anaknya. Dengan menuruti apa yang terbaik menurut bokapnya itu, anggap aja itu mungkin salah satu cara untuk membahagiakannya. Menyuruhnya untuk sabar dan selalu bersyukur dalam semua hal. Setelah selesai menumpahkan semua curahan hatinya, ia tersenyum, dan berkata…

“ take it easy. everything is beautiful in it's own way =) "

Ya! Itu adalah kata-kata yang paling gue inget dari Reini. Gue pun cuma bisa membalas dengan icon ‘titik dua-kurung tutup’ kaya begini . Si Reini gak tahu kalau waktu semester satu bahasa inggris gue dapet C, Gue tahu artinya tapi gak begitu paham makna luasnya.

“ Rein, Febri apa kabar? Masa pas gue cek 'who’s viewed me' kemaren di FS, dia ada di paling atas loh. Itu artinya dia abis liat FS gue. Gue jadi ga enak nih, Rein “. Kata gue tiba-tiba menanyakan Febri kepada Reini di SMS.

“ ah, iya. Kemarin nanya ti dia. Katanya gue kok udah ga comment-commentan lagi sama lo. Gue bilang aja sibuk kuliah, ga sempet ol. Padahal kan kita SMS-an yah. ^^ “

“Gue gaenak, Rein. Beneran deh. Gak ribut kan tapinya lo berdua?”. balas gue lagi.

“yaampun, ti. Enggak kok. Kita kan gak ngapa-ngapain ^^. Masa sih dia sampai ngelarang-larang gue. Emang sih dia gak tahu kalo kita sering SMS-an. Tapi menurut gue febri juga ga perlu tahu kok ”.

Jujur. Sebenernya gue sedikit khawatir dengan ‘hubungan’ gue sama reini dari hari ke hari. Gue takut aja kalau Febri sampai tahu dan mungkin marah ke Reini. Secara personal, Gue tahu dia ga bakal macam-macam ke gue, bukan karena badan gue gede atau gue jago berantem. Tapi mungkin karena gue cukup disegani secara kepribadian. Si Febri cukup sopan dan segan sama gue selama ini. Tapi, bagaimana kalo urusan dia, gue dan Reini menyerembet ke tongkrongan? Tongkrongan gue itu sesepuh di angkatan 2006 dan tongkrongannya Febri juga sesepuh di Angkatan 2007. Gue gak ngebayangin aja bakal ada adegan FTV nantinya karena masalah ini.

Gue ga bisa ngelarang Reini lagi kalo dia udah bilang seperti itu. Oke! Gue ikut aja kata-kata dia. Gue gak perlu khawatir seperti yang dia katakan tadi. Meskipun gue sadar kalo gue ini bisa jadi kerikil kecil nan runcing yang bisa merusak perjalan hubungan Reini dengan Febri, seperti yang dibilang sama Aria, salah satu Rekan Warnet gue semalam.


Kata-kata terakhir dari Mas Aria semalam itu ketika gue lagi di warnet sampai saat ini masih terngiang-ngiang di pikiran gue. Maka dari itu kenapa gue tadi menanyakan kabarnya Febri ke Reini.

Salah kah gue, gan?

Serius. Gue gak ada niat macem-macem sama Reini. Atau Mungkin gue nya aja yang terlalu lebay menanggapi Reini karena boleh dibilang dia adalah cewek pertama yang dekat sama gue.Sebagai teman tentunya. Karena selama ini gue ga pernah punya teman wanita secara personal, teman-teman wanita gue rata-rata akrabnya Cuma pas nge-genk doang. Buat yang khusus personal, mungkin baru Reini. Baru ke Reini lah gue mulai menjadi seseorang yang terbuka, baru ke Reini lah gue cerita tentang masalah keluarga gue. Baru ke Reini lah gue merasa menjadi seorang cowok seutuhnya . Ya!baru ke Reini gue bisa menjadi seorang lelaki seutuhnya tanpa perlu bantuan minuman energi Extra Jos!

SMS-an dengan Reini rupanya bikin gue lupa waktu. Gue gak sadar kalau ternyata jam kedua kuliah gue udah masuk. Gue baru sadar ketika ada SMS masuk dari teman sekelas gue.

“ Eh, Jablay! Masuk lo. Jangan tidur mulu ”.

“ ……………………”

Gue pun langsung memberitahu Reini kalau gue mau masuk kelas. Walau bagaimanapun, kuliah harus tetap nomor Satu! Ya! boleh dekat dengan Wanita tetapi Kuliah harus Diutamakan!! ( Ciiie..ciiee.. Sakti.. tumben banget niat kuliah ).

Jempol gue dengan cepat meliuk-liuk diantara tombol-tombol HP.

“ Reiiinnn….!! Gue udah masuk jam kedua nih. Gue masuk dulu yaa… ntar kita lanjut di kelas SMS-an nya “.

“ Okidiiiw ^^ “

Tii…………. Lo punya korek gak? Kalo ada gue pinjem dong. Gue tadi beli bensin kebanyakan, gue taro plastik. Pengen gue siram ke lo nih, terus gue bakar. Katanya mau kuliah. Kuliah Nomer satu. Gataunya SMS-SMSan juga di dalem kelas.



Waktu ternyata ga terasa berlalu dengan begitu cepat. SMS-an sama orang manis dan lucu kaya Reini ternyata bisa bikin dunia berputar dengan cepat, bikin jam tangan dosen yang berasal Swiss berubah jadi bajakan karena jalannya kecepetan . Ya! Tanpa terasa jam mata kuliah ketiga udah selesai. Gue pun langsung menuju ke parkiran, mengambil motor dan bersiap pergi untuk mengantarkan janji ke reini.



Bersambung…. ^^