Kaskus

Story

Pujangga.SesatAvatar border
TS
Pujangga.Sesat
Kisah 2 Hati Kecil
Kisah 2 Hati Kecil

[K2HK]



Sebelumnya, maaf kalo cerita gue sedikit berantakan. Gue bukan penulis hebat seperti kalian.

Dan jujur, gue menulis pengalaman hidup gue ini karena terinspirasi sama cerita Om Ari a.k.a pujangga.lamadan Om Anto a.k.a bukanpujangga.
Jadi, maaf juga kalo nantinya cerita gue terkesan mirip sama mereka dari segi gaya penulisan. Terima kasih om, atas inspirasinya emoticon-Smilie

Oh iya, perkenalkan nama gue Indra. Dan cerita ini berawal ketika gue baru masuk SMA.


Quote:
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
87.8K
599
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
Pujangga.SesatAvatar border
TS
Pujangga.Sesat
#388
Part 24
Satu malam di rumah Vedora, saat musim libur kenaikan kelas. Belakangan ini gue emang lebih sering nginep di rumah dia ketimbang dirumah sendiri. Gue bersandar di balkon seperti biasanya, dan Vedora ada di sebelah gue. Masih tetap manis dengan piyama tipis yg ia kenakan. Kepulan aroma coklat hangat menyeruak di udara, menusuk sistem syaraf penciuman gue. Gue meminum coklat itu sedikit demi sedikit. Perlahan. Mencoba menikmati rasa manis yg menyenangkan itu.

"Dra, liat deh. Gue cantik nggak?" kata Vedora sambil memamerkan kacamata berbingkai tipis yg baru dia beli.

Gue tersenyum menatap wajahnya, "Lo selalu cantik, Ve. Seperti biasa." puji gue. Walaupun jujur gue akui, dia jauh terlihat lebih manis dan dewasa dengan kacamata itu. "Emang minus berapa?" tanya gue kemudian.

"Dua. Udah ngeblur banget kalo nggak pake kacamata. Apalagi gue masuk IPA, bisa mati nanti gue kalo papan tulisnya aja nggak keliatan." jelasnya.

"Oh.. Beli dimana tuh?"

"Di GM, tadi. Berdua sama Syeanne." dia tersenyum memandang gue.

Gue balas senyuman itu. Terdengar lucu memang, jika mengingat beberapa bulan ke belakang.

"Syeanne baik ya, Dra." ucapnya.

"Terlalu baik." bisik gue.

"Lo emang jahat, Dra." dia menyindir gue.

"Gue? Yg jahat itu kita, Ve. Lo yg pernah bilang kan?" balas gue.

"Nggak, Dra! Yg jahat cuma lo! Gue cuma mengikuti apa kata hati gue. Tapi lo nggak! Mau sampe kapan lo mengasihani Syeanne?" ujar Vedora, memusuhi gue.

Gue terdiam. Jujur gue udah sangat males berdebat tentang ini. Gue sendiri nggak pernah tau bagaimana perasaan gue ke Syeanne. Bahkan gue kadang ragu tentang perasaan gue ke Vedora.

"Gue tau, lo itu cuma kasihan sama Syeanne. Lo itu cuma simpatik sama dia. Lo nggak pernah bener-bener bisa suka sama dia. Gue tau, yg lo sayang itu gue, Dra." nadanya jelas makin meninggi, dan terdengar makin dalam. "Tapi kenapa sih, lo lebih memilih mempertahankan rasa kasihan lo ketimbang rasa sayang lo? Lo bego!" mata Vedora terlihat mulai berkaca-kaca.

Sementara gue terus diam dan diam. Mulut gue serasa terkunci. Suasana mendadak menjadi berbeda. Ada rasa canggung dalam diri gue. Gue bahkan nggak cukup mampu memandang wajah Vedora. Gue jelas seperti pengecut di hadapan Vedora.

"Sorry. Gue nggak maksud." ucap Vedora, setelah cukup lama terdiam. Suaranya mengecil, jauh lebih pelan dari sebelumnya. "Gue cuma emosi, Dra. Gue paham gimana ribetnya perasaan lo. Kadang gue juga ngerasa kasihan sama Syeanne."

"Nggak usah minta maap, Ve. Mungkin semua kata-kata lo bener. Mungkin gue emang bego."

Breeeeeggghhh...
Vedora memeluk gue, erat. "Gue cuma takut, Dra. Gue takut lama-kelamaan lo makin sayang sama Syeanne. Gue nggak mau." terdengar isakan kecil di tiap sela ucapannya. "Gue lebih takut lagi kalo satu saat nanti gue malah ngerelain lo sama Syeanne hanya karena kasihan. Seandainya lo bisa tegas, Dra."

Andai gue bisa tegas, Ve...
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.