- Beranda
- The Lounge
all about BDSM [Bondage+Dicipline+Sadism+Masacochism][21+ alert]
...
TS
BannedThisOne
all about BDSM [Bondage+Dicipline+Sadism+Masacochism][21+ alert]
PENGENALAN BONDAGE.
BDSM merupakan kegiatan alternatif seksual yang melibatkan suatu Roleplay (Permainan Peran).
BDSM sendiri merupakan kumpulan akronim yang disusun oleh istilah istilah yang didasarkan pada pola hubungan dari para pelaku BDSM itu sendiri, sebagai berikut :
Bondage (Perbudakan) & Discipline (Disiplin) atau disingkat BD
Domination (dominasi) & Submission (Subordinat) atau disingkat DS.
Sadism (Sadisme) & Masacochism (Masakokis) atau disingkat SM.
Dalam "permainan" BDSM pelaku dibagi menjadi 2 bagian : Tuan/Master/Mistress/Dominant dan Budak/Slave/Submissive
BONDAGE & DISCIPLINE.
BONDAGE(Perbudakan) adalah cabang dari BDSM yang melibatkan kegiatan pengekangan kebeasan atau pengendalian terhadap individu, dalam hal ini indvidu yang melakukan pengekangan sering disebut Tuan/Master(CWO)/Mistress(CWE) sedangkan Individu yang dikekang disebut Budak/Slave. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini menggunakan peralatan yang dapat melakukan pengekangan terhadap individu seperti tali, rantai, borgol untuk mengikat dan juga barang-barang lain seperti kursi, rak, palang berbentuk x (X-Cross), kandang, dsb untuk tempat melakukan pengekangan. Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan ini sering kali juga dilakukan pengekangan terhadap kebebasan dari Budak/Save untuk berbicara dan melihat, sehingga dalam prakteknya juga digunakan peralatan untuk menyumbat mulut (Gag) seperti : Kain, Bandana, Scarf, Selotip, dan beberapa peralatan Gag khusus BDSM seperti Ball Gag, Bit Gag, Harness Gag, Penis Gag,dsb. Sedangkan untuk penutup mata tidak ada suatu peralatan khusus dalam praktek BDSM.
DISCIPLINE adalah cabang dari BDSM yang mengaplikasikan peraturan dan hukuman untuk mengontrol tindakan dari budak/slave oleh tuan/masternya. Peraturan dan Hukuman ini dilaksanakan oleh pelaku BDSM pada saat melakukan permainan peran (Roleplay), hukuman yang diterapkan pun pada umumnya adalah hukuman yang sudah disepakati oleh para pelakunya dan umunya bersifat memberikan stimulasi erotis/sexual bagi para pelakunya.
Bondage & Discipline (BD) adalah cabang yang unsur-unsurnya tidak memiliki keterkaitan langsung namun pada umunya seringkali ditemui Bondage dan Discipline dilakukan secara bersamaan pada saat melakukan praktek BDSM (Permainan Peran/Roleplay).
Kegiatan ini membutuhkan rasa kepercayaan yang tinggi diantara pelakunya dan SSC (Save, Sane, Consensual) atau Aman, Sadar dan Konsensual. Sang budak bukan dalam kondisi terpaksa dan menikmati atifitas tersebut.
Kehilangan kontrol dengan apa yang akan terjadi memberikan sensasi tersendiri dan ini juga berlaku pada yang memegang kontrol itu sendiri (Tuan). Tingkatannya sangat variatif dari sekedar bondage sampai budak 24/7 (tanpa batasan waktu) dengan atau tanpa kegiatan seksual.
klo mau coba jd pemula sebaiknya yg soft dulu, takut jera klo dkasih yg lbih, tp saat scene ad kode buat mengetahui limit seseorang, misalkan saat dbondage, Gerakan tangan menentukan kekuatan dan ketahann fisik anda, contohnya:
atau berupa saveword, yaitu tanda bahwa anda tdk kuat saat dsiksa dari soft medium, hingga berakhir d hard. Kata atau kode pengaman, saat anda dbondage, mulut tdk bsa bcara, jari tdk bsa brgerak, tp siksaan brtubi2, biasanya master atau mistress akan memberi kan saveword tsb, contohnya dgn menggerakkan atau menganggukkan anggota badan yg bsa dgerakkan, misal pala, menandakan bahwa anda tdk tahan dgn siksaan tsb.
Hati2 jika anda scene dgn orang yg tdk anda knal baik, krna banyak yg memanfaatkan kesempatan dgn brpura2 jd master, hanya untuk kpuasan semata (physiko dan ML), tp buat kta , ksepakatan scene dari awal adalah komitmen kami, dan saya tdk pernah melanggar ksepakatan awal tsb.
UPDATE: http://www.kaskus.co.id/showpost.php...73&postcount=2
BDSM merupakan kegiatan alternatif seksual yang melibatkan suatu Roleplay (Permainan Peran).
BDSM sendiri merupakan kumpulan akronim yang disusun oleh istilah istilah yang didasarkan pada pola hubungan dari para pelaku BDSM itu sendiri, sebagai berikut :
Bondage (Perbudakan) & Discipline (Disiplin) atau disingkat BD
Domination (dominasi) & Submission (Subordinat) atau disingkat DS.
Sadism (Sadisme) & Masacochism (Masakokis) atau disingkat SM.
Dalam "permainan" BDSM pelaku dibagi menjadi 2 bagian : Tuan/Master/Mistress/Dominant dan Budak/Slave/Submissive
Quote:
BONDAGE & DISCIPLINE.
BONDAGE(Perbudakan) adalah cabang dari BDSM yang melibatkan kegiatan pengekangan kebeasan atau pengendalian terhadap individu, dalam hal ini indvidu yang melakukan pengekangan sering disebut Tuan/Master(CWO)/Mistress(CWE) sedangkan Individu yang dikekang disebut Budak/Slave. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini menggunakan peralatan yang dapat melakukan pengekangan terhadap individu seperti tali, rantai, borgol untuk mengikat dan juga barang-barang lain seperti kursi, rak, palang berbentuk x (X-Cross), kandang, dsb untuk tempat melakukan pengekangan. Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan ini sering kali juga dilakukan pengekangan terhadap kebebasan dari Budak/Save untuk berbicara dan melihat, sehingga dalam prakteknya juga digunakan peralatan untuk menyumbat mulut (Gag) seperti : Kain, Bandana, Scarf, Selotip, dan beberapa peralatan Gag khusus BDSM seperti Ball Gag, Bit Gag, Harness Gag, Penis Gag,dsb. Sedangkan untuk penutup mata tidak ada suatu peralatan khusus dalam praktek BDSM.
DISCIPLINE adalah cabang dari BDSM yang mengaplikasikan peraturan dan hukuman untuk mengontrol tindakan dari budak/slave oleh tuan/masternya. Peraturan dan Hukuman ini dilaksanakan oleh pelaku BDSM pada saat melakukan permainan peran (Roleplay), hukuman yang diterapkan pun pada umumnya adalah hukuman yang sudah disepakati oleh para pelakunya dan umunya bersifat memberikan stimulasi erotis/sexual bagi para pelakunya.
Bondage & Discipline (BD) adalah cabang yang unsur-unsurnya tidak memiliki keterkaitan langsung namun pada umunya seringkali ditemui Bondage dan Discipline dilakukan secara bersamaan pada saat melakukan praktek BDSM (Permainan Peran/Roleplay).
Kegiatan ini membutuhkan rasa kepercayaan yang tinggi diantara pelakunya dan SSC (Save, Sane, Consensual) atau Aman, Sadar dan Konsensual. Sang budak bukan dalam kondisi terpaksa dan menikmati atifitas tersebut.
Kehilangan kontrol dengan apa yang akan terjadi memberikan sensasi tersendiri dan ini juga berlaku pada yang memegang kontrol itu sendiri (Tuan). Tingkatannya sangat variatif dari sekedar bondage sampai budak 24/7 (tanpa batasan waktu) dengan atau tanpa kegiatan seksual.
Quote:
klo mau coba jd pemula sebaiknya yg soft dulu, takut jera klo dkasih yg lbih, tp saat scene ad kode buat mengetahui limit seseorang, misalkan saat dbondage, Gerakan tangan menentukan kekuatan dan ketahann fisik anda, contohnya:
- jari, menandakan kurang keras,
- jari menandakan cukup,
- jari menandakan cukup tp ingin dtambah,
- jari berarti sudah cukup,
- jari berarti stop.
atau berupa saveword, yaitu tanda bahwa anda tdk kuat saat dsiksa dari soft medium, hingga berakhir d hard. Kata atau kode pengaman, saat anda dbondage, mulut tdk bsa bcara, jari tdk bsa brgerak, tp siksaan brtubi2, biasanya master atau mistress akan memberi kan saveword tsb, contohnya dgn menggerakkan atau menganggukkan anggota badan yg bsa dgerakkan, misal pala, menandakan bahwa anda tdk tahan dgn siksaan tsb.
Hati2 jika anda scene dgn orang yg tdk anda knal baik, krna banyak yg memanfaatkan kesempatan dgn brpura2 jd master, hanya untuk kpuasan semata (physiko dan ML), tp buat kta , ksepakatan scene dari awal adalah komitmen kami, dan saya tdk pernah melanggar ksepakatan awal tsb.
UPDATE: http://www.kaskus.co.id/showpost.php...73&postcount=2
4iinch memberi reputasi
1
55.4K
159
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•103.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
BannedThisOne
#4
update #2
para ahli saat ini menganggap bahwa BDSM yang dilakukan dengan adanya persetujuan kedua belah pihak bukanlah penyakit atau penyimpangan. BDSM dianggap penyakit bila terkait dengan gangguan kepribadian lainnya. Praktisi BDSM secara jelas juga menetapkan batasan antara BDSM konsensual dengan penyiksaan seksual. Yang penting adalah ada kesediaan dari masing-masing pihak. Aktivitas BDSM cenderung berbentuk adegan atau sesi yang dilakukan pada waktu tertentu di mana kedua pihak menikmati skenario yang melibatkan salah satu pihak melepaskan kontrol atau otoritas. Pihak tersebut suka rela, bukan dipaksa, melakukan hal-hal yang diminta dari mereka. Semua pihak yang terlibat menikmati sesi tersebut, meski praktek yang dilakukan (disakiti, dikekang, dll) dalam situasi normal tidak menyenangkan. Pihak yang submisif menyerahkan kontrol pada pihak dominan melalui ritual pertukaran kekuasaan. Pihak dominan biasa disebut dom(inan) atau atas, sedangkan pihak submisif dinamai bawah atau sub(misif). Hubungan seksual (baik itu oral, anal atau vaginal) dapat terjadi dalam satu sesi, tapi tidak esensial.
Itu tadi BDSMsecara umum, sekarang mari kita bedah subdivisinya secara terpisah, meskipun dalam prakteknya antara subdivisi BDSM yang satu dengan yang lain kerap tumpang tindih. Baiklah, kita mulai dari yang pertama : Bondage and Discipline. Bondage and Discipline merupakan dua aspek BDSM yang tak selalu saling mengait, tapi bisa muncul bersamaan. Bondage meliputi praktek-praktek pengekangan untuk mendapat kepuasan, biasanya (tapi tak selalu) merupakan praktek seksual. Bondage dipraktekkan dengan mengikat anggota tubuh pasangan, bisa dengan borgol atau tali (atau scarf, kalau cuma setengah niat), dapat pula dengan merantai tubuh pasangan ke jeruji perentang atau menyalibkan pasangan. Riset dengan subjek praktisi BDSM di AS menunjukkan bahwa separuh subjek pria dan banyak wanita menganggap bondage erotis.
Discipline dalam konteks BDSM prakteknya agak berbeda dengan disiplin sebagai nilai kehidupan pada umumnya, meski intinya sama : patuh pada peraturan. Istilah discipline dalam BDSM mencakup penggunaan aturan dan hukuman untuk mengendalikan perilaku pasangan. Hukuman bisa berupa fisik (dirotan), psikologis (dipermalukan), maupun kehilangan kebebasan secara fisik (dirantai). Discipline juga dapat berupa latihan terstruktur bagi pasangan yang di bawah. Discipline kadang dipraktekkan bersama dengan bondage dan ini membuat pembedaan antara bondage dan discipline kadang sulit ditetapkan, apalagi discipline juga kerap digabungkan dengan aspek sadomasokisme.
Sekarang kita menginjak subdivisi berikutnya, yaitu D/s, dominasi dan submisi. D/s merupakan satu set perilaku, ritual, kebiasaan berkenaan dengan memberi dan menerima dominasi satu individu atas individu lainnya dalam konteks erotis atau gaya hidup. D/s cenderung mengeksplorasi BDSM dari aspek mental. Banyak relasi manusia yang mengandung unsur D/s meski tidak dianggap sebagai penganut BDSM. Misalnya pasangan suami-istri yang istrinya amat dominan dalam kehidupan rumah tangga dan suaminya sangat penurut pada istrinya. Relasi tersebut termasuk BDSM jika D/s dipraktekkan secara sadar (sengaja) dan suka rela. Mengontrol dan dikontrol orang lain umumnya lebih ke arah dinamika kekuasaan dalam satu hubungan, ketimbang perilaku tertentu dan kadang (tapi tidak selalu) melibatkan sadomasokisme.
Sampailah kita ke subdivisi S&M, sadomasokisme. Dalam konteks aktivitas seksual konsensual, sadomasokismemerujuk pada kepuasan dan bangkitnya gairah seksual karena menerima atau menyebabkan rasa sakit, malu atau penderitaan pada orang lain. Tapi jabaran istilah ini secara psikologis tidak betul-betul akurat. Sadisme secara absolut adalah orang yang kesenangannya melukai orang tak tergantung persetujuan korbannya. Tak adanya persetujuan bisa merupakan hal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang sadis murni. Seorang masokis dalam BDSM konsensual adalah orang yang menikmati fantasi seksual atau dorongan untuk dibuat menderita, baik sebagai pengganti maupun penyedap kenikmatan seksual, biasanya dilakukan sesuai dengan skenario adegan yang disepakati. Jadi, seorang masokis tidak menikmati rasa sakit di luar skenario, misalnya karena kecelakaan, dioperasi, dsb. Sadomasokisme tidak hanya dipraktekkan dalam konteks seksual, tapi ada juga yang nonseksual.
Sadomasokisme cenderung mengarah pada aspek fisik dalam BDSM. Fokusnya pada memberi dan menerima rasa sakit. Anda barangkali mengira bahwa permainan kekuasaan dalam S&M sejalan dengan D/s, yang berkedudukan di atas yang mendominasi. Namun, nyatanya kebalikannyalah yang berlaku. Kekuasaan kerap terletak pada pasangan yang di bawah karena dialah yang biasanya menciptakan skenario dan menetapkan batasan untuk setiap adegan. Si sadis dapat saja harus bekerja keras untuk menyediakan jenis siksaan sesuai dengan yang dimaui si masokis.
UPDATE: http://www.kaskus.co.id/showpost.php...11&postcount=6
Quote:
Itu tadi BDSMsecara umum, sekarang mari kita bedah subdivisinya secara terpisah, meskipun dalam prakteknya antara subdivisi BDSM yang satu dengan yang lain kerap tumpang tindih. Baiklah, kita mulai dari yang pertama : Bondage and Discipline. Bondage and Discipline merupakan dua aspek BDSM yang tak selalu saling mengait, tapi bisa muncul bersamaan. Bondage meliputi praktek-praktek pengekangan untuk mendapat kepuasan, biasanya (tapi tak selalu) merupakan praktek seksual. Bondage dipraktekkan dengan mengikat anggota tubuh pasangan, bisa dengan borgol atau tali (atau scarf, kalau cuma setengah niat), dapat pula dengan merantai tubuh pasangan ke jeruji perentang atau menyalibkan pasangan. Riset dengan subjek praktisi BDSM di AS menunjukkan bahwa separuh subjek pria dan banyak wanita menganggap bondage erotis.
Discipline dalam konteks BDSM prakteknya agak berbeda dengan disiplin sebagai nilai kehidupan pada umumnya, meski intinya sama : patuh pada peraturan. Istilah discipline dalam BDSM mencakup penggunaan aturan dan hukuman untuk mengendalikan perilaku pasangan. Hukuman bisa berupa fisik (dirotan), psikologis (dipermalukan), maupun kehilangan kebebasan secara fisik (dirantai). Discipline juga dapat berupa latihan terstruktur bagi pasangan yang di bawah. Discipline kadang dipraktekkan bersama dengan bondage dan ini membuat pembedaan antara bondage dan discipline kadang sulit ditetapkan, apalagi discipline juga kerap digabungkan dengan aspek sadomasokisme.
Sekarang kita menginjak subdivisi berikutnya, yaitu D/s, dominasi dan submisi. D/s merupakan satu set perilaku, ritual, kebiasaan berkenaan dengan memberi dan menerima dominasi satu individu atas individu lainnya dalam konteks erotis atau gaya hidup. D/s cenderung mengeksplorasi BDSM dari aspek mental. Banyak relasi manusia yang mengandung unsur D/s meski tidak dianggap sebagai penganut BDSM. Misalnya pasangan suami-istri yang istrinya amat dominan dalam kehidupan rumah tangga dan suaminya sangat penurut pada istrinya. Relasi tersebut termasuk BDSM jika D/s dipraktekkan secara sadar (sengaja) dan suka rela. Mengontrol dan dikontrol orang lain umumnya lebih ke arah dinamika kekuasaan dalam satu hubungan, ketimbang perilaku tertentu dan kadang (tapi tidak selalu) melibatkan sadomasokisme.
Quote:
Sampailah kita ke subdivisi S&M, sadomasokisme. Dalam konteks aktivitas seksual konsensual, sadomasokismemerujuk pada kepuasan dan bangkitnya gairah seksual karena menerima atau menyebabkan rasa sakit, malu atau penderitaan pada orang lain. Tapi jabaran istilah ini secara psikologis tidak betul-betul akurat. Sadisme secara absolut adalah orang yang kesenangannya melukai orang tak tergantung persetujuan korbannya. Tak adanya persetujuan bisa merupakan hal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang sadis murni. Seorang masokis dalam BDSM konsensual adalah orang yang menikmati fantasi seksual atau dorongan untuk dibuat menderita, baik sebagai pengganti maupun penyedap kenikmatan seksual, biasanya dilakukan sesuai dengan skenario adegan yang disepakati. Jadi, seorang masokis tidak menikmati rasa sakit di luar skenario, misalnya karena kecelakaan, dioperasi, dsb. Sadomasokisme tidak hanya dipraktekkan dalam konteks seksual, tapi ada juga yang nonseksual.
Sadomasokisme cenderung mengarah pada aspek fisik dalam BDSM. Fokusnya pada memberi dan menerima rasa sakit. Anda barangkali mengira bahwa permainan kekuasaan dalam S&M sejalan dengan D/s, yang berkedudukan di atas yang mendominasi. Namun, nyatanya kebalikannyalah yang berlaku. Kekuasaan kerap terletak pada pasangan yang di bawah karena dialah yang biasanya menciptakan skenario dan menetapkan batasan untuk setiap adegan. Si sadis dapat saja harus bekerja keras untuk menyediakan jenis siksaan sesuai dengan yang dimaui si masokis.
Quote:
UPDATE: http://www.kaskus.co.id/showpost.php...11&postcount=6
0
![all about BDSM [Bondage+Dicipline+Sadism+Masacochism][21+ alert]](https://dl.kaskus.id/a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc1/10632_100146360009001_100000409112942_827_4738221_n.jpg)
![all about BDSM [Bondage+Dicipline+Sadism+Masacochism][21+ alert]](https://dl.kaskus.id/a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/45595_130501210330229_100001110528218_173181_4841099_n.jpg)


