Kaskus

Story

Pujangga.SesatAvatar border
TS
Pujangga.Sesat
Kisah 2 Hati Kecil
Kisah 2 Hati Kecil

[K2HK]



Sebelumnya, maaf kalo cerita gue sedikit berantakan. Gue bukan penulis hebat seperti kalian.

Dan jujur, gue menulis pengalaman hidup gue ini karena terinspirasi sama cerita Om Ari a.k.a pujangga.lamadan Om Anto a.k.a bukanpujangga.
Jadi, maaf juga kalo nantinya cerita gue terkesan mirip sama mereka dari segi gaya penulisan. Terima kasih om, atas inspirasinya emoticon-Smilie

Oh iya, perkenalkan nama gue Indra. Dan cerita ini berawal ketika gue baru masuk SMA.


Quote:
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
87.8K
599
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
Pujangga.SesatAvatar border
TS
Pujangga.Sesat
#308
Part 21
Entah udah berapa lama Vedora berdiri disitu. Tapi setelah sejenak gue beradu pandang sama dia, dia malah melengos pergi begitu aja. Dalam hati gue menebak-nebak, apa mungkin dia cemburu?

"Kenapa tuh anak?" tanya Syeanne setelah Vedora menghilang dari balik pintu kelas.

Gue hanya mengangkat bahu gue. Bukan karena gue nggak tau sih, tapi gue lebih memilih pura-pura nggak tau aja.

Hari-hari gue kemudian kembali seperti biasa lagi. Nggak ada yg istimewa, kecuali tentang hubungan Syeanne dan Vedora. Kadang ada tawa, kadang cemberut, kadang marah, kadang sedih. Begitu aneh, sampai gue sendiri keheranan. Tapi bagi gue, mereka telah banyak memberi gelombang di hidup gue yg sedari bayi sampai awal SMA terasa datar banget. Mungkin kalo nggak ada mereka berdua, gue udah mencapai titik puncak jenuh dalam hidup gue. Entah harus suka atau nggak, tapi gue bersyukur bisa di pertemukan dengan mereka.

Pagi hari yg cukup biasa, gue berjalan santai menuju sekolah. Sampai di depan gerbang, gue di sambut sama senyum hangat dari bibir Syeanne.

"Pagi." dia menyapa gue ramah.

"Elo tumben jem segini baru nyampe di sekolah?" tanya gue tanpa curiga.

"Emang nggak boleh gitu?"

"Bukannya nggak boleh. Suka-suka lo lah. Cuma aneh aja biasanya jem segini udah ngadep buku di kelas, sekarang masih anteng di gerbang."

"Aneh banget emang? Bodo ah. Masuk yuk." dia melangkah menuju kelas, dan gue mengikuti disampingnya.

Begitu udah nyampe kelas dan duduk di bangku, Syeanne langsung ngoprek-oprek isi tasnya.

"Dra, nih." dia menyodorkan secarik kartu ucapan yg terbungkus sampul plastik lengkap dengan sebatang coklat bermerk.

"Apaan nih? Buat apaan?" gue bingung.

"Buat elo lah. Suka nggak?" Syeanne tersenyum.

"Eh, hari ini Valentine ya?" gue baru sadar begitu membaca kata-kata di sampul kartu ucapan itu. Wajar, sebelomnya hari Valentine adalah hari yg biasa bagi gue. Bahkan kadang gue lupa hari Valentine itu tanggal berapa.

"Lho? Elo nggak tau?" giliran Syeanne yg bingung.

"Lupa gue." gue cengar-cengir sendiri.

"Yah, elo mah apa sih yg nggak lupa. Yaudah deh, nggak pa-pa. Baca dong isinya." Syeanne mendorong gue untuk membuka kartu ucapan itu.

Begitu gue hendak membuka plastik pembungkusnya, dia mendadak menahan tangan gue.

"Jangan deh. Nggak jadi. Mending nanti di rumah aja bukanya." ucap dia buru-buru.

"Emang kenapa sih?"

"Nggak pa-pa. Pokoknya bukanya nanti aja. Ok?" Syeanne kembali tersenyum.

Gue menuruti apa katanya. Gue simpan kembali kartu dan coklat itu ke dalam tas gue. Nggak lama berselang, bel masuk berbunyi dan gue bersiap-siap untuk belajar.

Pelajaran hari ini gue lalui dengan perasaan bosan, sama seperti yg biasa gue rasakan setiap hari. Makanya, tiap mendengar bel istirahat rasanya kaya mendengar alunan melodi yg turun dari surga. Nggak lama setelah guru keluar, gue juga ikut nyelonong menuju kantin. Disana gue memesan sepiring mie goreng yg kemudian gue lahap dengan penuh semangat. Mendadak dari belakang pundak gue ditepuk seseorang.

"Makannya pelan-pelan dong! Udah nggak makan berapa hari lo?" katanya sambil ikut duduk di samping gue. Dia adalah Andy, teman satu ekskul gue dan dia kebetulan sekelas sama Vedora.

"Brengsek ah. Nggak seneng aje lo, Ndy" gue sewot karena sempat tersedak gara-gara tepukannya.

"Hahaha.. Sorry bro." katanya tanpa rasa berdosa. "Eh, Vedora nyariin lo tuh tadi."

"Ada apaan?" gue heran.

"Nggak tau. Katanya lo ditunggu di aula ama dia."

Gue bingung, karena biasanya Vedora sendiri yg dateng menemui gue di kantin. "Yaudah deh, thanks ya Ndy." ucap gue.

Andy pun berbalik dan pergi memesan makanan, meninggalkan gue yg buru-buru menghabiskan sisa makanan gue.

Setelah selesai, gue bergegas menuju aula karena bentar lagi bel masuk kembali berbunyi. Sesampainya di aula, rasanya begitu sepi. Maklum, selain jarang dipakai, aula ini juga berada di lantai paling atas gedung sekolah. Jadi jarang ada siswa atau guru yg mau capek-capek naik kesini.

Dari tangga, gue udah bisa melihat Vedora yg bersandar di balkon depan aula sambil memandang lapangan basket di bawahnya.

"Bengong aje. Kenapa lo?" gue menegur Vedora.

"Kebiasaan lo ah. Lama. Telat mulu." gerutunya, "Emang nggak boleh apa kalo gue bengong?" lanjut dia.

"Katanya lo manggil gue. Ada apa?" gue ikut bersandar di samping dia.

Sesaat di terdiam sambil menatap mata gue. "Happy Valentine, dear." ucapnya sambil tersenyum.

"Udah? Gitu doang?"

"Ih, apaan sih? Ucapin balik dong! Malah gitu reaksi lo." Vedora cemberut, bibirnya sedikit maju kedepan.

"Iya deh. Happy Valentine too." gue tersenyum kecil.

Dia menggenggam tangan gue, erat. "Nanti sore kerumah gue ya."

"Ada apaan?"

"Banyak nanya deh. Tinggal dateng aja. Gue tunggu. Awas kalo nggak dateng." dia mengancam.

"Iye deh. Gue dateng nanti." gue mengiyakan permintaannya.

"Sip!" tiba-tiba Vedora mendaratkan bibirnya di pipi kanan gue. "Gue balik ke kelas ya. Bye." lalu dia ngeloyor pergi begitu aja.

Dasar cewek nggak ada aturan. Gue pun ikut kembali ke kelas gue sambil senyum-senyum emoticon-Big Grin
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.