• Beranda
  • ...
  • Budaya
  • (discuss) Keturunan Pandawa dan Kurawa Pasca Baratayudha

DigdadinayaAvatar border
TS
Digdadinaya
(discuss) Keturunan Pandawa dan Kurawa Pasca Baratayudha
nuwun sewu sebelumnya kepada para sesepuh...
niatan bikin trit ini karena masukan dan dorongan dari para sesepuh untuk bisa membahas bagaimana keadaan keturunan Pandawa dan Kurawa pasca Baratayudha

Sebagaimana kita tahu bahwa para Raja-Raja Jawa pada Jaman dahulu adalah keturunan Pandawa khususnya Arjuna via Abimanyu via Parikesit (atau paling tidak dianggap seperti itu).

Mungkin banyak pula yang bertanya2 bagaimana keadaan Astina dan Amarta setelah kemenangan Pandawa dalam Baratayudha. Sebagian besar dari kita mungkin hanya mengetahui akhir epos Baratayudha adalah saat Pandawa satu persatu diangkat ke surga oleh Dewa saat dalam masa pertapaan dengan urutan dari yang paling muda.Diatas Gunung ditemani seekor Anjing penjelmaan Dewa



tapi bagaimana dengan cucu2 mereka? sebagai catatan,anak2 Pandawa (mungkin) gugur semua pada saat Baratayudha dan pembantaian yang dilakukan oleh Aswatama (lakon Aswatama nglandak)

dipersilakan bagi para sesepuh dan agan2 yang lain untuk share pengetahuan tentang anak keturunan Pandawa dan Kurawa.seperti....;

-bagaimana kisah Parikesit (anak Abimanyu)
-bagaimana kisah Megantara a.k.a Sasikirana (anak Gatotkaca)
-bagaimana kisah Arya Danurwenda (anak Antareja)
dan yang lainnya....
-bagaimana kisah tokoh2 Baratayudha setelah perang...



[spoiler]Raden Parikesit adalah putera Raden Angkawijaya dengan Dewi Utari. Parikesit dilahirkan setelah perang Baratayudha. Sangat disayangi oleh kelima Pandawa. Selagi ia masih bayi senantiasa dicari oleh Aswatarna, seorang Hastinapura, akan dibunuh karena ia’ yang kemudian hari akan menguasai negeri Hastinapura. Tetapi dengan tak sengaja, Parikesit menendang panah yang ditaruh buat penjaganya dan mengenai Aswatama hingga sampai pada ajalnya. Kemudian, Parikesit bertahta sebagai raja di Hastinapura, bernama Prabu Kresnadipayana, seperti nama buyut, Prabu Kresnadipayana (Abyasa). Tokoh Parikesit terhitung wayang penutup dalam wayang Purwa. Setelah itu disambung zaman Madya, juga bernama wayang Madya, dan Parikesit permulaan ceritanya. Mulai wayang Parikesit sebenarnya, masuk bagian wayang Madya, karena untuk wayang Purwa mewayangkan Parikesit sudah terhitung penghabisan cerita wayang Purwa, hanya sedikit sekali memainkannya.[/spoiler]

Spoiler for sekilas tentang Sasikirana/Megantara:


Spoiler for sekilas tentang Arya Danurwenda:


saya pernah membaca cerita dimana disitu dikisahkan bahwa Sasikirana pernah memberontak kepada Parikesit karena ia menganggap bahwa dirinya yang paling berhak atas tahta Astina mengingat bapaknya adalah Pahlwan Besar bagi kemenangan Pandawa..
saya tidak begitu mengetahui bagaimana tentang sebenarnya kisah ini.Dan saya yakin masih banyak cerita2 lain yang berear tentang kisah anak keturunan Pandawa dan Kurawa lainnya.Seperti Aswatama yang menjadi Chirinjiwi,atau Baladewa yang berumur panjang sehingga bisa menyaksikan Parikesit naik tahta.

Maka dari itu saya mengajak para sesepuh dan agan2 para pecinta Mahabarata untuk share n diskusi pengetahuan tentang anak keturunan Pandawa dan Kurawa.

Quote:
jagogkritikal
bernardo777
bernardo777 dan jagogkritikal memberi reputasi
2
338.6K
2.1K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Budaya
BudayaKASKUS Official
2.3KThread1KAnggota
Tampilkan semua post
angel.wijayaAvatar border
angel.wijaya
#33
Kemunculan Bambang Kaca



tersebutlah sebuah padepokan Andong kancana, yang dipimpin oleh kakek buyut Resi Manik Hara ayah dari Endang Manohara yang dinikahi Arjuna mempunyai putra/anak Endang Pergiwa & Pergiwati,
Disini sosok Bambang Kaca diceritakan suaranya belum berubah masih seperti sosok satrya, halus & lembut.

Disaat sedang menamatkan pelajaran dari kakek buyutnya, muncullah Astrajingga & Dawala Kepadepokan tersebut, yang sedang terlunta-lunta karena telah dilempar dalam oleh kelompok penyerang Hastina dari Kerajaan Palasa Jenar, yang dipimpin oleh Patih & Senapati yang di perintah oleh pemimpinnya yaitu, Rajanya yang bernama Prabu Sumantara keturunan Patih Sangkuning / Sengkuni karena dendam kepada pandawa dan keturunannya.
Astrajingga & Dawala melaporkan bahwa Bambang Parikesit, Sonjaya putra Widura adik Pandu Dewanata, Sancamuka putra Jayarata telah perlaya dalam pertempuran mempertahankan tanah air & rakyatnya. Kerajaan Hastina diceritakan kacau balau keadaannya karena ulah para pengacau ini.

Saat itu pula datanglah Kabayan Dewa/ Bathara Narada yang diutus oleh Sanghyang Manik Maya kepadepokan tersebut, menghadap kepada Resi Manik Hara meminta bantuan Bambang Kaca, karena keadaan Swarga Manik Loka kacau balau diserang Oleh Raja Sumantara yang memaksa untuk diberikan Bidadari Tunjung Biru, dari kerajaan Palasa jenar, ia menceritakan bahwa para Dewa tak ada yang sanggup menghadapi Denawa tersebut. Iapun menceritakan bahwa menurut keterangan Hyang Wati Pati Jagad Nata/ Bathara Guru yang sanggup melawan denawa tersebut hanyalah Bambang Kaca.

Pada saat inilah semua yang dikenakan sang ayah Gatot Kaca diberikan oleh Bathara Narada, antara lain Baju Kre Antakusuma (tidak mempan terhadap senjata),Kancing Garuda Mungkur, Sinjang Wasu nona, Tarumpah Ampal Kancana.

Tarumpah=> berarti alas kaki. Yang dinamakan alas kaki pasti sepasang kanan dan kiri. Kendati alas kaki yang kanan dan kiri tersebut seukuran dan nampak sama. Namun tidak bisa tertukar. Alas kaki bagian kanan tidak bisa tertukar atau dipakai oleh kaki kiri.

Ampal => berasal dari kata dampal. Artinya pijakan hidup. Tentu saja yang namanya alas kaki tempat pijakan dan melindungi kaki dari hal-hal yang tidak dinginkan.

Kencana => artinya emas atau hal yang mulia. Sebuah tujuan hidup kita adalah menuju hal yang baik dan sempurna.

setelah mengenakan semua yang diberikan Batara Narada, suara Bambang Kacapun berubah menjadi mirip dengan ayahnya Gatot Kaca, akhirnya merekapun berpamitan kepada sang resi untuk melaksanakan tugas dari Hyang Wati Pati Jagad Nata.

Tersebutlah Prabu sumantara yang sedang mengamuk di Swarga Manik Loka bertemu dengan Bambang Kaca, Para Dewa yang tidak sanggup menghadapi Prabu sumantara hanya menonton & berdo'a untuk keselamatan Bambang Kaca. setelah bertempur beberapa lama..akhirnya Prabu Sumantara dapat dikalahkan oleh Bambang Kaca.
Setelah dapat mengalahkan Prabu Sumantara, Bambang Kaca yang diantar Bathara Narada, Astra Jingga, Dawala dan para Dewa,menghadap Bathara Guru yang memberikan Cupu Manik Astagina yang berisi Tirta Kamandalu yaitu air yang bisa menhidupkan kembali manusia yang meninggal belum waktunya.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.