- Beranda
- Stories from the Heart
#KalauSukaBilang? [Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan]
...
TS
cowoktomboi
#KalauSukaBilang? [Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan]
Spoiler for say hello!:
Spoiler for Inspirasi:
Spoiler for TESTIMONI:
*****
Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 353 suara
KEPADA SIAPAKAH SAKTI AKAN MENYATAKAN PERASAAN SUKA-NYA ?
Niken a.k.a Niki
21%
Reini a.k.a Pipi
22%
Hati-nya Sendiri a.k.a dipendam dalam hati
57%
sriwidyaning93 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
415.6K
3.8K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
cowoktomboi
#2584
Kalau Suka Bilang ?
PART 23 - Tak Seindah FTV ( Bagian 4-END )
Selesai daftar ulang, gue langsung bergegas mencari masjid untuk menunaikan ibadah shalat zuhur. ( Solat pake pakaian belel kaya gitu, tii..?
Nyebut tii.. nyebutt
).
Gue bawa sarung dari rumah, gan . Bawa sweater juga buat atasannya. Gile aja, mau di timpukin gue sama mahasiswa sini. Dan di Bekasi ntar bisa-bisa ada nama gue diumumin via speaker Masjid. Dengan kata pembuka "innalillahi"
Oh, iya. Gue jadi ngisi nama gue di buku daftar ulang. Pakai nama Sakti Setiawan
, bukan pake nama Sakti Al-Kafirun. Setelah mengisi nama, gue dikasih selebaran-selebaran ala brosur Indomaret
. Isinya adalah daftar kegiatan Pra-OSPEK dan rincian biaya-biaya yang harus dikeluarkan di jurusan Ilmu Agama. Dan biayanya bikin mulut gue berkata Wow!. Mahal juga ternyata biaya pertama yang harus gue keluarkan. Meskipun dana gue cukup tapi sedikit bikin gue bimbang.
Akankah gue mengambil jurusan ini? Sanggkupkah gue? Atau lebih tepatnya .
Sanggup berapa lama kah gue bisa bertahan di jurusan ini?
Akan kah gue keluar dari jurusan ini dengan ijazah ditangan dan toga di kepala...?
Ataukah gue keluar dari jurusan ini dengan baygon ditangan dan celana dalam di kepala...?
Selesai dzuhur, gue duduk sendirian di emperan dekat masjid dengan muka bingung dan kembali dengan pakaian belel gue.
kalau aja gue naro kaleng Susu Bendera di depan gue, pasti banyak mahasiswa yang jatohin koin recehan didalamnya. Ya! Gue lebih mirip tukang minta-minta dibanding sebagai calon mahasiswa baru. Tinggal nunggu diusir satpam aja biar lebih dramatis. 
Woii..?!! Elo nih, Tii?!"
Tiba-tiba ada seseorang yang menegur gue dari arah depan sambil menunduk untuk melihat muka gue. Gue pun mengangkat kepala dan mengenali siapa orang yang barusan menegur itu. Dia Daus. Temen SMA gue, anak DKM.
eh, elo Us. Kata gue dengan mimik muka kaget ala Mathias Muchus.
Ngapain Lo disini?. Tanya gue kemudian.
Kampret. Harusnya gue yang nanya. Ngapain lo di kampus gue? Hahaha. Jawab Daus.
Hahahhaa .
Kita pun tertawa bersama. Senang rasanya gue ketemu sama sahabat jaman perjuangan gue dulu membasmi kejahatan di masa jahiliyah
. Daus sekarang beda. Jenggotnya merambat kemana-mana. Sangar!
Apa kabar lo, Tii? Tanya Daus.
Baik, Us. Lo sendiri gimana. Anak M.U gimana kabarnya ? Jawab gue sambil memberikan combo pertanyaan.
Baik gue. Anak-anak gatau deh, Tii. Jarang ngumpul nih. Pada mencar-mencar. Lo Ngapain disini? Kata Daus sambil memberikan pertanyaan yang sudah dia ucapkan sebelumnya.
Gue dapet SPMB tahun ini disini nih, Us. Tapi gue bingung mau gue ambil apa engga. Jawab gue dengan memasang muka galau ala Dude Herlino.
Emang dapet jurusan apaan, Tii?
Dapet jurusan Ilmu Agama, Us.
Jurusan Ilmu Agama? Kata Daus dengan sedikit menaikan alisnya sekitar 2 cm.
iya, Us. Bingung kan lo. Sama! Gue juga bingung. Makanya ini gue bingung mau gue ambil apa engga.
Suasana mendadak hening sebentar. Waktu seakan berjalan begitu lambat.
Heeeemm Tii. Kita ngobrol-ngobrol disana yuk. Banyak temen-temen kita tuh disana. Kata Daus tiba-tiba mengajak gue untuk pindah tempat ngobrol.
Ooh.. Ayo-Ayo. Ada Siapa aja?!". Tanya gue antusias.
Banyaaaak. Ayo kita kemon!.
Akhirya gue bersama Daus beranjak dari tempat duduk kita di emperan dekat masjid menuju tempat yang ditunjukan oleh Daus. Disana gue ketemu temen-temen SMA gue yang lain. Kita ngobrol bareng-bareng, mulai dari mengenang masa SMA dahulu sampai ngobrol tentang kampus yang bakal gue tempatin ini. Semuanya amat serius dan penuh dengan kerahasia-rahasian. Diantaranya rahasia tentang sudah menikahnya primadona kita waktu di DKM dulu, sungguh amat menyesakan bagi pria-pria jomblo ngenes kaya kita-kita ini.
Cukup lama gue berada di kampus ini. Ngobrol dan ngegosip emang cara yang paling jitu buat menghabiskan waktu. Kalau aja Nyokap gue gak Nelfon nyuruh gue balik, pasti gue bakal lama berada disini, malah gue bisa bikin kos-kosan kalau gue mau (oke.. oke.. Ini lebay.
). Satu yang gue petik dari perjalanan gue hari ini Gue pulang kerumah dengan pikiran yang lebih terbuka. 
Seminggu kemudian
Gak biasanya gue bangun dengan posisi matahari baru menampakan cahayanya sedikit, padahal kalender menunjukan hari sabtu. Kalau bukan karena harus berangkat ke kampus untuk menghadiri briefing buat acara OSPEK hari senin nanti. Pasti gue masih dalam pelukan hangat selimut dan guling.
Yeah! Gue kuliah!! Akhirnya setelah setahun ga nyentuh buku sama pulpen, sebentar lagi.. sebentar lagi.. Hiks.. Gue terharu sampai tidak bias menuliskannya apa yang gue rasakan. ( Oke! Ini lebay.
)
Gue kuliah! (iya tii.. iya.
)
Sebelum berangkat gak lupa gue manasin si Vebi dulu. Karena udah lama gak dipake pasti dia jadi sedikit rewel, maklum Vebi udah cukup berumur. Oh iya, Vebi ini nama motor gue gan. Vespa dengan cat biru buatan tahun 79. Yang selalu setia nemenin gue belakangan ini, walau dulu waktu SMA pernah campakan. Gue lebih memilih buat jalan kemana-mana sama Vega dibanding sama Vebi. (Tii.. tii.. Kayanya lo udah akut banget nih. Motor disamain kaya cewe.
). Oke, gan. Balik ke kampus lagi, hari ini gue harus mengikuti briefing buat OSPEK di salah Universitas Swasta di bilangan Pondok Gede. ( Pondok Gede aja pake disebut bilangan.
)
Eh, tunggu? Swasta? Kenapa jadi ke Swasta? Yang di negeri kemaren gimana tuh, Tii?
Setelah gue pikir-pikir dengan perhitungan sana-sini. Meminta petunjuk dari rekan-rekan dan dari Yang Maha Kuasa. Akhirnya gue memutuskan untuk tidak melanjutkan petualangan gue di Kampus negeri itu. Gue banting stir ke kampus salah satu murabi/guru ngaji gue waktu di SMA dulu yang sering ngajak gue Aksi. Gue mengambil Fakultas Ekonomi dengan jurusan Man. Keuangan Syariah. Sebenarnya Ada sebuah alasan lagi yang bikin gue ambil jurusan ini. Tapi gue ga bias menuliskannya disini saat ini.
YA! Seperti itulah kelabilan gue selama hampir 2 tahun pasca lulus SMA. Tapi gue gak mungkin menyalahkan siapa-siapa apalagi menyalahkan keadaan. Gue paham, ini emang udah jalan hidup gue saat itu dan Semua orang mempunyai jalan hidupnya masing-masing. Yang bisa gue lakukan adalah terus berusaha dan bersyukur terhadap segala apapun yang udah gue dapatkan dan diberika oleh-Nya. Berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan, walaupun akhirnya gue hampir melakukan kesalahan lagi. Mungkin itu sebuah peringatan kalau gue ternyata belum sungguh-sungguh untuk berubah. Tapi saat ini, sekaranglah kesempatan gue untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Kata orang sih Kesempatan gak datang dua kali, itu bener. Maksudnya supaya kita bisa berusaha memaksimalkan kesempatan yang ada di hadapan kita. Istilah ada kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya itu cuma ada dan berlaku buat seseorang yang masih sayang sama mantannya. Laaaahh.. apa hubungan-nya?
( Oke.. Oke.. ini curhat, gan.
)
Sekaranglah saatnya untuk berubah
Kulangkahkan kaki ke pantai
Berdiri dengan menyanggahkah satu kaki diatas batu karang
Kurasakan hembusan angin laut yang lembut menyapa rambut gondrongku hingga menari-nari bebas bersama angin
Kuambil nafas dalam-dalam kemudian kuteriakan
GUE PASTI BISAAAA .!!!!
Kulihat burung-burung camar berterbangan seiring dengan kerasnya suaraku
Kupenjamkan mata sejenak
Tanpa sadar, kurasakan badanku kuyup dipelukan air laut. Dan kemudian aku berkata
BANGSAP !!! SIAPA TADI YANG JOROKIN GUE KE LAUT .??!!!
(oke. Oke.. Imjinasi gue terlalu lebay. Dan gagal romantis
)
Bersambung .
Kita butuh pahit dan manis secara bersamaan, sebuah bentuk keseimbangan
- Remember When ( Winna Efendi )
- Remember When ( Winna Efendi )
Selesai daftar ulang, gue langsung bergegas mencari masjid untuk menunaikan ibadah shalat zuhur. ( Solat pake pakaian belel kaya gitu, tii..?
Nyebut tii.. nyebutt
).Gue bawa sarung dari rumah, gan . Bawa sweater juga buat atasannya. Gile aja, mau di timpukin gue sama mahasiswa sini. Dan di Bekasi ntar bisa-bisa ada nama gue diumumin via speaker Masjid. Dengan kata pembuka "innalillahi"
Oh, iya. Gue jadi ngisi nama gue di buku daftar ulang. Pakai nama Sakti Setiawan
, bukan pake nama Sakti Al-Kafirun. Setelah mengisi nama, gue dikasih selebaran-selebaran ala brosur Indomaret
. Isinya adalah daftar kegiatan Pra-OSPEK dan rincian biaya-biaya yang harus dikeluarkan di jurusan Ilmu Agama. Dan biayanya bikin mulut gue berkata Wow!. Mahal juga ternyata biaya pertama yang harus gue keluarkan. Meskipun dana gue cukup tapi sedikit bikin gue bimbang.Akankah gue mengambil jurusan ini? Sanggkupkah gue? Atau lebih tepatnya .
Sanggup berapa lama kah gue bisa bertahan di jurusan ini?
Akan kah gue keluar dari jurusan ini dengan ijazah ditangan dan toga di kepala...?
Ataukah gue keluar dari jurusan ini dengan baygon ditangan dan celana dalam di kepala...?

Selesai dzuhur, gue duduk sendirian di emperan dekat masjid dengan muka bingung dan kembali dengan pakaian belel gue.
kalau aja gue naro kaleng Susu Bendera di depan gue, pasti banyak mahasiswa yang jatohin koin recehan didalamnya. Ya! Gue lebih mirip tukang minta-minta dibanding sebagai calon mahasiswa baru. Tinggal nunggu diusir satpam aja biar lebih dramatis. 
Woii..?!! Elo nih, Tii?!"
Tiba-tiba ada seseorang yang menegur gue dari arah depan sambil menunduk untuk melihat muka gue. Gue pun mengangkat kepala dan mengenali siapa orang yang barusan menegur itu. Dia Daus. Temen SMA gue, anak DKM.
eh, elo Us. Kata gue dengan mimik muka kaget ala Mathias Muchus.
Ngapain Lo disini?. Tanya gue kemudian.
Kampret. Harusnya gue yang nanya. Ngapain lo di kampus gue? Hahaha. Jawab Daus.
Hahahhaa .
Kita pun tertawa bersama. Senang rasanya gue ketemu sama sahabat jaman perjuangan gue dulu membasmi kejahatan di masa jahiliyah
. Daus sekarang beda. Jenggotnya merambat kemana-mana. Sangar!Apa kabar lo, Tii? Tanya Daus.
Baik, Us. Lo sendiri gimana. Anak M.U gimana kabarnya ? Jawab gue sambil memberikan combo pertanyaan.
Baik gue. Anak-anak gatau deh, Tii. Jarang ngumpul nih. Pada mencar-mencar. Lo Ngapain disini? Kata Daus sambil memberikan pertanyaan yang sudah dia ucapkan sebelumnya.
Gue dapet SPMB tahun ini disini nih, Us. Tapi gue bingung mau gue ambil apa engga. Jawab gue dengan memasang muka galau ala Dude Herlino.
Emang dapet jurusan apaan, Tii?
Dapet jurusan Ilmu Agama, Us.
Jurusan Ilmu Agama? Kata Daus dengan sedikit menaikan alisnya sekitar 2 cm.

iya, Us. Bingung kan lo. Sama! Gue juga bingung. Makanya ini gue bingung mau gue ambil apa engga.
Suasana mendadak hening sebentar. Waktu seakan berjalan begitu lambat.
Heeeemm Tii. Kita ngobrol-ngobrol disana yuk. Banyak temen-temen kita tuh disana. Kata Daus tiba-tiba mengajak gue untuk pindah tempat ngobrol.
Ooh.. Ayo-Ayo. Ada Siapa aja?!". Tanya gue antusias.
Banyaaaak. Ayo kita kemon!.
Akhirya gue bersama Daus beranjak dari tempat duduk kita di emperan dekat masjid menuju tempat yang ditunjukan oleh Daus. Disana gue ketemu temen-temen SMA gue yang lain. Kita ngobrol bareng-bareng, mulai dari mengenang masa SMA dahulu sampai ngobrol tentang kampus yang bakal gue tempatin ini. Semuanya amat serius dan penuh dengan kerahasia-rahasian. Diantaranya rahasia tentang sudah menikahnya primadona kita waktu di DKM dulu, sungguh amat menyesakan bagi pria-pria jomblo ngenes kaya kita-kita ini.

Cukup lama gue berada di kampus ini. Ngobrol dan ngegosip emang cara yang paling jitu buat menghabiskan waktu. Kalau aja Nyokap gue gak Nelfon nyuruh gue balik, pasti gue bakal lama berada disini, malah gue bisa bikin kos-kosan kalau gue mau (oke.. oke.. Ini lebay.
). Satu yang gue petik dari perjalanan gue hari ini Gue pulang kerumah dengan pikiran yang lebih terbuka. 
Seminggu kemudian
Gak biasanya gue bangun dengan posisi matahari baru menampakan cahayanya sedikit, padahal kalender menunjukan hari sabtu. Kalau bukan karena harus berangkat ke kampus untuk menghadiri briefing buat acara OSPEK hari senin nanti. Pasti gue masih dalam pelukan hangat selimut dan guling.

Yeah! Gue kuliah!! Akhirnya setelah setahun ga nyentuh buku sama pulpen, sebentar lagi.. sebentar lagi.. Hiks.. Gue terharu sampai tidak bias menuliskannya apa yang gue rasakan. ( Oke! Ini lebay.
)Gue kuliah! (iya tii.. iya.
)Sebelum berangkat gak lupa gue manasin si Vebi dulu. Karena udah lama gak dipake pasti dia jadi sedikit rewel, maklum Vebi udah cukup berumur. Oh iya, Vebi ini nama motor gue gan. Vespa dengan cat biru buatan tahun 79. Yang selalu setia nemenin gue belakangan ini, walau dulu waktu SMA pernah campakan. Gue lebih memilih buat jalan kemana-mana sama Vega dibanding sama Vebi. (Tii.. tii.. Kayanya lo udah akut banget nih. Motor disamain kaya cewe.
). Oke, gan. Balik ke kampus lagi, hari ini gue harus mengikuti briefing buat OSPEK di salah Universitas Swasta di bilangan Pondok Gede. ( Pondok Gede aja pake disebut bilangan.
)Eh, tunggu? Swasta? Kenapa jadi ke Swasta? Yang di negeri kemaren gimana tuh, Tii?
Setelah gue pikir-pikir dengan perhitungan sana-sini. Meminta petunjuk dari rekan-rekan dan dari Yang Maha Kuasa. Akhirnya gue memutuskan untuk tidak melanjutkan petualangan gue di Kampus negeri itu. Gue banting stir ke kampus salah satu murabi/guru ngaji gue waktu di SMA dulu yang sering ngajak gue Aksi. Gue mengambil Fakultas Ekonomi dengan jurusan Man. Keuangan Syariah. Sebenarnya Ada sebuah alasan lagi yang bikin gue ambil jurusan ini. Tapi gue ga bias menuliskannya disini saat ini.

*****
YA! Seperti itulah kelabilan gue selama hampir 2 tahun pasca lulus SMA. Tapi gue gak mungkin menyalahkan siapa-siapa apalagi menyalahkan keadaan. Gue paham, ini emang udah jalan hidup gue saat itu dan Semua orang mempunyai jalan hidupnya masing-masing. Yang bisa gue lakukan adalah terus berusaha dan bersyukur terhadap segala apapun yang udah gue dapatkan dan diberika oleh-Nya. Berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan, walaupun akhirnya gue hampir melakukan kesalahan lagi. Mungkin itu sebuah peringatan kalau gue ternyata belum sungguh-sungguh untuk berubah. Tapi saat ini, sekaranglah kesempatan gue untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Kata orang sih Kesempatan gak datang dua kali, itu bener. Maksudnya supaya kita bisa berusaha memaksimalkan kesempatan yang ada di hadapan kita. Istilah ada kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya itu cuma ada dan berlaku buat seseorang yang masih sayang sama mantannya. Laaaahh.. apa hubungan-nya?
( Oke.. Oke.. ini curhat, gan.
)Sekaranglah saatnya untuk berubah
Kulangkahkan kaki ke pantai
Berdiri dengan menyanggahkah satu kaki diatas batu karang
Kurasakan hembusan angin laut yang lembut menyapa rambut gondrongku hingga menari-nari bebas bersama angin
Kuambil nafas dalam-dalam kemudian kuteriakan
GUE PASTI BISAAAA .!!!!
Kulihat burung-burung camar berterbangan seiring dengan kerasnya suaraku
Kupenjamkan mata sejenak
Tanpa sadar, kurasakan badanku kuyup dipelukan air laut. Dan kemudian aku berkata
BANGSAP !!! SIAPA TADI YANG JOROKIN GUE KE LAUT .??!!!
(oke. Oke.. Imjinasi gue terlalu lebay. Dan gagal romantis
) Bersambung .

rafifdx memberi reputasi
1


KALAU SUKA BILANG 