Kaskus

Story

Pujangga.SesatAvatar border
TS
Pujangga.Sesat
Kisah 2 Hati Kecil
Kisah 2 Hati Kecil

[K2HK]



Sebelumnya, maaf kalo cerita gue sedikit berantakan. Gue bukan penulis hebat seperti kalian.

Dan jujur, gue menulis pengalaman hidup gue ini karena terinspirasi sama cerita Om Ari a.k.a pujangga.lamadan Om Anto a.k.a bukanpujangga.
Jadi, maaf juga kalo nantinya cerita gue terkesan mirip sama mereka dari segi gaya penulisan. Terima kasih om, atas inspirasinya emoticon-Smilie

Oh iya, perkenalkan nama gue Indra. Dan cerita ini berawal ketika gue baru masuk SMA.


Quote:
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
87.8K
599
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
Pujangga.SesatAvatar border
TS
Pujangga.Sesat
#115
Part 14
Breeeeeeeeggghhh...
Dia memeluk badan gue yg basah kuyup karena ujan-ujanan, erat banget.

"Gue takut, Dra. Gue takut." suaranya melemah, diiringi tangisan yg dalam.

"Gue disini, Ve. Udah, diem ya." gue membalas pelukannya.

Perlahan, gue menutup pintu dan menuntun dia masuk ke dalam rumah, menuju sofa yg ada di ruang tamu. Dia terduduk sambil masih memeluk gue.

"Ve, gue basah nih. Ada handuk nggak?" gue melepaskan tangan Vedora. Badannya juga terlihat basah karena memeluk gue.

Dia berjalan gontai menuju satu ruangan, dan kembali lagi dengan sehelai handuk bercorak Disney yg kemudian dia lemparkan ke gue. Dia terduduk lesu di samping gue.

"Kapan elo pindah, Ve?" gue memecah keheningan sambil mengeringkan rambut gue.

"Tadi pagi." jawabnya singkat.

Cukup lama kami terdiam karena bingung mau berkata apa. Gue melihat sekeliling ruangan ini. Rumah yg nggak besar memang, tapi dalamnya terlihat lumayan lega. Hampir semua perabotannya di dalamnya pun bermerk dan gue yakin cukup mahal. Banyak sekali pernak-pernik Disney. Setiap gue memandang, ada saja hal yg berhubungan dengan Disney. Mulai dari stiker, gantungan di dinding, Majalah komik, dan lain sebagainya. Gue yakin Vedora adalah seorang penggila kartun itu.

Tiba-tiba dia menarik tangan gue. Gue hanya menurut. Dia menarik gue ke kamarnya.

"Buka baju lo." suaranya terkesan dingin.

"Eh? Buka baju?" gue tersentak. Pikiran gue melayang begitu aja memikirkan hal yg nggak-nggak.

"Buka, cepetan!" katanya sambil menutup pintu.

"Kenapa, Ve? Nggak pa-pa nih?" gue ragu.

"Harusnya gue yg nanya, emang elo nggak pa-pa pake baju basah gitu? Pake kaos gue tuh di lemari. Ada kaos cowok. Celananya juga ada."

Pikiran gue tentang hal yg nggak-nggak itu tiba-tiba sirna. "Oh, oke."

"Tapi, jangan pake kolor gue ya!" dia melirik tajam ke gue penuh kecurigaan, kemudian merebahkan dirinya di kasur dan bersembunyi dibalik selimut.

Gue pun bergegas mencari pakaian yg dimaksud dan buru-buru keluar kamar.

"Elo mau kemana?" tanya Vedora dari balik selimut begitu mendengar pintu kamarnya terbuka.

"Ganti baju, Ve. Sebentar."

"Udah, disini aja. Gue nggak ngintip kok."

"Mana enak sih ganti baju di kamar cewek. Bentaran doang gue, diluar."

"Kebanyakan protes lo ah! Udah tutup pintunya! Ganti disini aja!" bentaknya.

Gue akhirnya menuruti aja apa kata dia. Walaupun ada rasa canggung dalam diri gue.

"Ini baju basah taro dimana?" tanya gue begitu gue selesai ganti pakaian.

"Udah selese? Taro deket pintu aja, sama handuknya." katanya sambil keluar dari persembunyiannya di dalam selimut. "Sini, tidur samping gue. Temenin." suaranya terdengar begitu manja.

"Eh? Gue tidur depan aja deh, Ve. Nggak enak, gue." gue mencoba menolak.

"Ih! Buruan! Udah tau gue lagi ketakutan! Nurut kek!" dia sedikit kesel mendengar penolakan gue.

Dan kembali, gue mengiyakan ucapannya. Gue mengambil posisi di sisi pinggir tempat tidur dengan bed cover yg juga bercorak Disney itu. Gue merasa canggung untuk tidur berdua dengan seorang cewek. Butuh waktu yg cukup lama untuk gue supaya terbiasa dengan kondisi ini. Sedangkan Vedora sepertinya sudah terlelap dalam mimpinya. Gue masih memandang langit-langit kamar. Menafsirkan apa yg terjadi dengan Vedora barusan. Aura ketakutan jelas banget terpancar dari wajah dan sikapnya saat pertama gue menemui dia malam ini. Pikiran-pikiran buruk menghantui gue, seperti menahan gue untuk tetap terbangun menjaga Vedora.

"Dra, dingin." beberapa kali dia ucapkan kata ini di sela-sela tidur pulasnya. Wajah polosnya sangat menenangkan pikiran kalut gue, tapi wajah itu juga masih memancarkan sedikit ketakutan yg perlahan sirna seiring mimpi indahnya yg semakin dalam.

"Dra?" ucapnya dengan mata setengah terpejam.

"Ya?" gue menanggapi ucapannya.

"Sinian." dia merapatkan dirinya ke gue. "Peluk gue."

Gue masih nggak bergerak dari posisi gue semula.

"Dingin, Dra. Peluk gue." pintanya dengan mata terpejam.

Akhirnya, gue memeluk dia. Mencoba menghangatkan dia. Dia pun meringkuk dalam dekapan gue, layaknya anak kucing yg mencari kehangatan. Gue mencium kening di wajah sayu yg tertidur itu. Ada senyum tersungging di bibir gue dengan sendirinya. Dan nggak butuh waktu lama bagi gue untuk tertidur, saat hari menjelang pagi.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.