Dalam kitab nabi-nabi terdapat 3 bentuk sastra, yaitu:
1. Nubuat-nubuat:berisi pemberitaan firman Tuhan yang dinyatakan/diwahyukan oleh Allah untuk disampaikan kepada umat dengan perantaraan nabi.

2. Konfessiones (pengakuan-pengakuan): berisi kisah tentang pengalaman personal dari nabi-nabi tersebut.

3. Ceritera-ceritera: berisi kisah tentang seorang nabi yang disampaikan oleh para murid atau sahabat dari nabi tersebut. Hal ini dapat dimengerti karena nabi-nabi pada zaman itu sering mempunyai murid yang disebut ”bene nebi’im” (anak-anak nabi-nabi). Walau tidak disangkal bahwa ada juga nabi-nabi yang bersifat individual, sehingga mereka tidak mempunyai murid. Kadang-kadang nabi-nabi itu merangkap menjadi penulis untuk mencatat segala hal yang dikatakan atau diucapkan oleh sang nabi, misalnya Barukh yang bertugas sebagai sekretaris untuk nabi Yeremia.

Dalam Perjanjian Lama ada perbedaan antara nabi-nabi palsu dengan nabi-nabi benar. Misal Yer. 28 berbicara mengenai nabi Hananya seorang nabi palsu yang bertentangan dengan nabi Yeremia. I Raj. 22 berbicara mengenai Mikha bin Yimla, seorang nabi benar yang bertentangan dengan nabi-nabi palsu. Ciri dari nabi palsu adalah mereka hanya memberitakan keselamatan bagi umat Israel dan tidak pernah memberitakan hukuman Allah.