Kaskus

Story

Pujangga.SesatAvatar border
TS
Pujangga.Sesat
Kisah 2 Hati Kecil
Kisah 2 Hati Kecil

[K2HK]



Sebelumnya, maaf kalo cerita gue sedikit berantakan. Gue bukan penulis hebat seperti kalian.

Dan jujur, gue menulis pengalaman hidup gue ini karena terinspirasi sama cerita Om Ari a.k.a pujangga.lamadan Om Anto a.k.a bukanpujangga.
Jadi, maaf juga kalo nantinya cerita gue terkesan mirip sama mereka dari segi gaya penulisan. Terima kasih om, atas inspirasinya emoticon-Smilie

Oh iya, perkenalkan nama gue Indra. Dan cerita ini berawal ketika gue baru masuk SMA.


Quote:
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
87.8K
599
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
Pujangga.SesatAvatar border
TS
Pujangga.Sesat
#20
Part 3
Hari Senin, 1 minggu setelah pengumuman penerimaan murid baru, gue mulai masuk sekolah. Tentu minggu pertama ini digunakan para senior buat ngerjain anak baru dengan dalih Masa Orientasi Siswa. Ada aja tingkah tetua di sekolah itu. Dari yg disuruh bawa tas karung, dandan ala banci, sampe disuruh bikin surat cinta buat kakak kelas. Untung cuma 3 hari. Iyalah, kalo 3 bulan, kapan belajarnya? Skip.

Selama 3 hari masa MOS itu, anak baru dipisah kelasnya sesuai dengan NEM mereka. Berhubung NEM gue tinggi, gue dapet kelas X-1. Dan yg nggak gue sangka adalah ada nama Vedora di daftar absen yg terpampang di mading sekolah gue. Betapa beruntungnya gue. Maka dengan sigap, gue cari kelas bertuliskan angka X-1 itu. Setelah ketemu, gue melongok kedalam. Masih sepi. Baru ada beberapa anak yg mencoba mengakrabkan diri satu sama lain.

Entah kebetulan atau apa, di barisan pojok kiri paling belakang, ada Vedora yg lagi duduk sendirian celingak-celinguk nggak punya temen. Nggak usah pake aba-aba, langsung aja gue samperin tuh anak. Kapan lagi bisa sebangku sama cewek cakep?

"Hai, Vedora." sapa gue, sok bersahabat.

"Eh, elo? Uhm, siapa nama lo?" Vedora mencoba mengingat.

"Indra. Hehehe.." emoticon-Big Grin

"Ah iya, Indra. Hahaha.. Sorry gue lupa." ujar Vedora tanpa dosa.

"Eh, lo duduk sendirian?"

"Iya nih. Lo mau duduk sebelah gue? Sini aja." Vedora sedikit menggeser tempat duduknya.

"Eh, beneran nih? Thanks ya" gue sok cool.

"Santai aja kali. Lo dari SMP mana?"

"Uhm, gue dari Jawa Tengah." Jawab gue berusaha menghindar. Malu gue nyebut SMP gue di kampung. "Kalo lo sendiri?"

"Oh, kalo gue dari Palembang. Sama-sama pendatang dong kita. Hahaha.." jawab Vedora, seakan sudah punya teman seperjuangan.

"Oh, dari Palembang. Jago bikin empek-empek dong?"

"Bisa lah, tapi nggak jago. Nyokap gue yg suka ngajarin."

"Mau dong dibikinin. Hahaha.."

"Mau? Beneran? Nanti deh gue bikinin." emoticon-Cool

"Eh, serius lo?"

"Serius kali. Nggak percaya amat lo sama gue?" kata Vedora dengan mimik serius.

Gue malah jadi salah tingkah denger becandaan gue diseriusin sama dia. Nggak lama, bel tanda masuk berbunyi. Ternyata kelas udah rame, gue nggak sadar karena keasikan ngobrol sama Vedora.

Jam pertama diisi sama anak-anak OSIS. Selanjutnya perkenalan teman sekelas, kenalan sama kakak OSIS, dan bla bla bla. Gue sendiri lebih memilih mengacuhkan OSIS dan mencari-cari sisa cewek cakep selain Vedora.

Ternyata hampir satu kelas gue ceweknya cakep semua. Mirip-mirip Vedora semua gitu deh. Bahkan malah ada yg jauh lebih cakep lagi. Bener-bener nggak nyesel gue sekolah disini emoticon-Big Grin

Hari kedua masih diisi sama anak OSIS. Kali ini angkatan gue mulai dikerjain. Untung gue nggak terlalu mencolok, jadinya beberapa kali gue berhasil meloloskan diri dari maut. Pas jam istirahat kedua, Vedora nawarin gue makanan.

"Dra, nih pesenan lo." kata Vedora tersenyum, sambil menyodorkan kotak makanan ke gue.

"Pesenan? Pesenan apa?"

"Katanya kemaren lo minta dibikin empek-empek. Ya ini gue bikinin."

"Eh, beneran dibikinin? Gue kira cuma becanda?" gue shock.

"Yailah, anggep aje tanda persahabatan. Lo kan temen pertama gue disini."

"Ah, jadi nggak enak gue."

"Emang elo nggak enak. Yang enak nih empek-empek gue."

"Bukan itu maksud gue, dodol. Eh, beneran enak nggak nih makanan?"

"Elo meragukan gue? Perlu gue jejelin satu-satu ke mulut lo?"

"Ga perlu deh. Sini gue makan."

Akhirnya istirahat kedua gue nggak jajan. Kenyang makan empek-empek buatan Vedora. Entah karena enak atau karena dia yg buat, yg jelas gue doyan sama empek-empeknya dia.

Hari ketiga sekaligus hari terakhir MOS, angkatan gue dibikin lumpuh sama angkatan atas. Dikerjain abis-abisan, mentang-mentang hari terakhir. Ada yg disuruh push up 200 itungan, squad jump puluhan kali, posisi kuda-kuda sampe 1 jam. Bener-bener kaya latihan militer.

Kaya hari sebelumnya, gue beberapa kali bisa lepas dari bencana itu. Walaupun akhirnya gue tetep kena push up 20 kali, tapi seenggaknya gue masih punya sisa tenaga dan nggak lumpuh kaya yg lain. Gue liat Vedora kebagian push up 80 kali. Tadinya gue kasian dan ragu, masa cewek disuruh push up segitu banyak. Tapi nyatanya dia kuat tuh. Gila juga nih cewek. Keringetnya keliatan jelas netes dari rambut yg sedang dia kuncir kuda, membasahi muka sampe lehernya, membasahi seragam tipisnya, bahkan branya sampe keliatan nyeplak karena kemejanya basah kuyup dan dia nggak pake daleman lain. Damn! Seksi abis! Gue berkali-kali harus buang muka tiap berhadapan sama dia karena nggak kuat liat pemandangan kaya gitu.

Tapi kayanya dia santai-santai aja tuh. Cewek-cewek lain yg bernasib sama kaya Vedora pun sama cueknya. Jadilah gue berpikir, emang begini ya pergaulan kota? Bikin gue panas-dingin.

"Eh, kok lo keringetan gitu sih? Kayanya lo cuma push up 20 kali deh?" tanya Vedora heran.

"Ah, nggak pa-pa kok. Emang hawanya yg panas nih." jawab gue ngeles. Padahal yg bikin gue keringetan itu dia.

"Iya nih, hawanya emang rada panas. Padahal AC udah nyala semua." Vedora mengiyakan ucapan gue. "Woi, kenapa lo? Nengok dong! Gue ajak ngobrol, juga."

"Eh, iya.. Eh, nggak usah deh." gue tetep nggak noleh. Daripada nanti disangka mesum.

"Ye, nggak sopan amat sih! Orang lagi diajak ngobrol juga. Nengok lah!" Vedora tetep maksa gue buat nengok sambil narik-narik kerah baju gue.

"Iye.. Iye.. Gue ..."

Bump! Nggak sengaja gue nyentuh dada Vedora. Padahal niat gue cuma buat ngelepasin tarikan tangan dia dari kerah baju gue. Hening. Shock.

"So.. Sorry.." gue gugup.

"Yaudah lah. Nggak pa-pa. Santai aja." santai banget nih cewek. Gue cuma terpaku, kali ini karena gue udah terlanjur nengokin seragam transparannya.

"Kenapa lo? Malah bengong?" kata Vedora. Sesaat kemudian dia sadar apa yg gue lihat. "Malah ngeliatin! Kenapa? Mau lagi?"

"Mau!" jawab gue tanpa sadar emoticon-Genit:

"Monyet lo! Hahaha.. Dasar mesum lo! Gue tonjok dulu sini seratus kali, baru boleh pegang-pegang lagi. Hahahahaha.." dengan santainya dia nanggepin gue.

"Sialan lo. Salah sendiri pake baju tipis gitu ampe nyeplak." gue membela diri.

"Namanya juga orang keringetan. Malah nyalahin gue. Brengsek nih emang kakak kelasnya. Bikin gue mandi keringet gini. Laen kali gue pake kaos dalem lah, biar mata lo nggak kemana-mana." dia ngeledek gue.

"Nggak usah. Udah bagus kaya gitu." goda gue emoticon-Genit:

"Ye, monyet. Itu mah maunya elo. Berani bayar berapa lo?" Vedora noyor kepala gue. "Udah lah, gue mau balik. Pegel badan gue. Mau buru-buru istirahat."

"Pegel? Sini, gue aja yg pijitin." gue pasang muka mupeng buat becandaan.

Vedora malah nendang bangku yg gue dudukin, "Najis lo, sampah!" sambil tertawa dan akhirnya hilang dari pandangan gue.

Kelas udah mulai sepi karena isinya udah pada pulang. Hanya tersisa gue dan beberapa anak yg juga siap-siap mau pulang. Dari keheningan ini, gue perhatikan sekeliling gue. Di pojok kanan belakang ada seorang gadis yg sepertinya sibuk mencari sesuatu, membelakangi gue. Bentuk badannya bener-bener ideal menurut gue, Vedora aja kalah. "Wah, siapa tau bisa diajak kenalan nih." pikir gue sambil menghampirinya.

"Nyari apa?" tanya gue sok ramah.

"Liontin gue ilang, jatoh disini kayanya." katanya tanpa nengok, tetep mencari.

"Boleh gue bantu?"

"Boleh."

Gue mulai meraba-raba lantai. Lumayan lama dan nggak menemukan apa-apa.

"Eh, ketemu!" kata dia girang.

"Oh, udah ketemu. Syukur deh." gue pura-pura ikut seneng.

"Thanks ya, udah mau bantu." Kata dia setelah nengok ke gue. "Eh, elo Indra ya? Salam kenal." dia mengulurkan tangannya.

ALAMAK! Mata gue nggak rusak kan!?
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.