Kaskus

Hobby

GulleyAvatar border
TS
Gulley
Semua Cerita Bermakna (Semua Kepercayaan)
Berhubung banyaknya thread cerita bermakna dan juga yang sharing tentang kisah-kisah yang memiliki pesan tersirat dan tersurat. Maka sesuai saran dan juga ada persetujuan Momod, maka dengan ini dibuat Thread Khusus Cerita emoticon-Smilie



Aturannya emoticon-army:
1. DILARANG Keras Posting yang berbau BB emoticon-Marah
2. DILARANG Posting bernuansa MENGHINA SARA emoticon-Jangan ribut disini
3. DILARANG Kejang-kejang emoticon-Smilie
4. DILARANG Memancing Keributan emoticon-Mad:
5. DILARANG Iklan bentuk apapun, baik tulisan atau pun gambar emoticon-Cape d... (S)
6. Terlalu Melanggar = BATA emoticon-Bata (S) lalu dikasih Laporan buat Banned sementara....Lalu siap-siap Banned Permanen emoticon-rose



Silahkan berbagi dan gabungkan di sini emoticon-I Love Indonesiaemoticon-2 Jempol emoticon-Request



Stempel ajaib emoticon-Kiss


Semua Cerita Bermakna (Semua Kepercayaan)


INDEKS CERITA

Quote:
tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
49.9K
1.4K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Spiritual
Spiritual
KASKUS Official
6.4KThread2.7KAnggota
Tampilkan semua post
GulleyAvatar border
TS
Gulley
#112
Cerita Zen - 11 : DIALOG PERDAGANGAN UNTUK MENGINAP
Asalkan memajukan dan memenangkan sebuah argumentasi tentang agama Buddha dengan orang-orang yang tinggal di sana, seorang bhikshu kelana boleh menginap di sebuah vihara Zen. Jika kalah, ia harus pergi dan melanjutkan perjalanan.

Di sebuah vihara di belahan utara Jepang, tinggallah dua orang bhikshu. Yang lebih tua adalah seorang terpelajar, sedangkan yang lebih muda adalah orang bodoh dan hanya mempunyai sebuah mata.

Seorang bhikshu datang dan memohon untuk menginap. Sebagaimana biasanya, ia menantang mereka untuk berdebat tentang ajaran yang tertinggi. Saudara yang lebih tua, karena keletihan belajar sepanjang hari itu, meminta saudara mudanya untuk menggantikannya. "Pergilah dan hadapi dialognya dengan tenang," ia memperingatkan.

Demikianlah, bhikshu muda dan orang asing itu pergi ke altar dan duduk. Tidak lama kemudian, pendatang itu bangkit dan menghampiri saudara tua dan berkata, "Saudara muda anda adalah seorang yang mengagumkan. Ia mengalahkan aku." "Ceritakan dialog itu kepadaku," kata saudara yang tua.

"Baiklah", jelas si pendatang, "Pertama-tama, saya mengacungkan sebuah jari, melambangkan Buddha, Ia yang mencapai Pencerahan. Ia pun mengacungkan dua jari, melambangkan Buddha beserta ajaran Beliau. Saya mengacungkan tiga jari, melambangkan Buddha, ajaran, dan pengikut Beliau, yang hidup dalam keharmonisan. Kemudian, ia melayangkan kepalan tinjunya ke wajah saya, menunjukkan bahwa ketiga-tiganya berasal dari kebijaksanaan. Demikianlah dia menang dan saya tidak berhak untuk menetap." Setelah itu, si pendatang pun pergi.

"Kemanakah rekan itu?" tanya saudara muda, berlari menjumpai saudara tuanya.
"Saya tahu anda memenangkan perdebatan tadi."
"Menang apa! Saya ingin memukulnya."
"Ceritakanlah tentang perdebatan tadi," pinta saudara tua itu.

"Mengapa, begitu melihat saya, ia mengacungkan satu jari, menghina saya dengan menyindir bahwa saya hanya mempunyai sebuah mata. Oleh karena ia adalah pendatang, saya kira saya harus bertindak sopan terhadapnya, sehingga saya mengacungkan dua jari, bersyukur baginya karena mempunyai dua mata. Kemudian, bedebah yang tidak sopan itu mengacungkan tiga jari, menyiratkan bahwa di antara kita berdua hanya ada tiga bola mata. Oleh karenanya, saya marah dan mulai meninjunya, tetapi ia berlari keluar dan perdebatan itu pun berakhir."
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.