TS
Heilel_Realz012
[OriFict] DIABLO FALLING - After Inctum (1st book)
Genre : Supernatural / Drama / Tragedy / Occult / Action / Psychological
Tag Age : 21+ (Recomended)
Prakata :
Cerita ini mulanya terbentuk ketika penulis mendapatkan banyak referensi bacaan di kaskus. Terutama dari thread thread di Forum Education, Xenology, Angelology, & Demonology.
Ini merupakan murni karya fiksi yang sedang saya buat sebagai Novel. Tema yang diambil adalah mengenai Religion, God , Doomsday, and Humanity
Mungkin didalamnya akan terliat Unsur yang sedikit menyangkut SARA namun diharapkan pembaca tidak melakukan Abuse dan Flaming Ingat ini bukanlah DC.
And PS: Please Dont Judge book with the cover
jangan langsung menilai SARA hanya gara - gara ada unsur Agama didalamnya (baiknya baca dulu biar ngerti
)
Btw, Mohon tidak menjadi Silent Reader. Jadilah pembaca aktif untuk memberi masukan bagi karya saya
![[OriFict] DIABLO FALLING - After Inctum (1st book)](https://dl.kaskus.id/img706.imageshack.us/img706/143/diablofallinglogo.png)
The First Book - After Inctum (Beginning)
by Heilel_Realz012
Another Title Name: Diablo La caída
Status : OnGoing The Second Book
Seorang gadis katolik yg begitu taat yang memiliki tragedy buruk mengenai umat manusia, tiba - tiba saja harus berselisih pandang cukup pelik dengan pemuda yang menyangkal Tuhan mengenai masalah Keberadaan akan Tuhan. Di tengah perdebatannya atas apa yang ia percayai, ia akhirnya menyadari banyak hal yang harus dilihat. gadis itu mulai menyadari perlahan, bahwa dunia ini bukan hanya mengenai soal Religion saja, tapi juga mengenai humanity dan God itu sendiri.
Di lain pihak, seorang pemuda yang beriman yg ditinggalkan Tuhan sejak masa kecilnya, akhirnya memilih membuang nama aslinya dan memilih untuk menjadi seorang penyangkal akibat dari gugatan dia pada Tuhan atas keadaan dunia yang terjadi tepat didepan matanya. bagi sang pemuda, ada atau tidak adanya Tuhan itu tidaklah merubah apapun pada dunia.
Cerita fiksi ini akan berkutat seputar bagaimana sisa - sisa yang ada dari ketiga agama samawi (yang diwakili oleh 3 tokoh utama) bersatu bukan atas nama agama, tapi atas nilai - nilai agama yang mereka imani masing - masing untuk me-rebuild dunia kembali yang sekarang telah rusak. Disini Agama bukanlah menjadi pembeda ataupun menjadi pemicu perselisihan di era masa akhir dunia.
Ketika manusia yang selamat benar - benar kehilangan harapan, ternyata akhirnya mereka menyadari bahwa Pilihan masa depan dunia sekarang ada ditangan mereka sendiri. Apakah mereka akan memilih untuk melaksanakan judgement day demi menghapuskan segala penderitaan yang ada? atau akan tetap memilih terus berusaha menunda waktu "penghakiman" dengan berbagai cara?
semua pertanyaan itu akan terjawab di dalam Trilogy Diablo Falling ini
The True Plague
![[OriFict] DIABLO FALLING - After Inctum (1st book)](https://dl.kaskus.id/i838.photobucket.com/albums/zz303/Realz012/shadeseedsfinalrezII.jpg)
Protector of Maria
![[OriFict] DIABLO FALLING - After Inctum (1st book)](https://dl.kaskus.id/i838.photobucket.com/albums/zz303/Realz012/test_00012111.jpg)
Dibawah ini merupakan keseluruhan ruang lingkup SAGA Diablo Falling. Dari cerita utama trilogy, sidestory, hingga alternative world.
The Zero Book - Lacrima di Angelo (Servus Dei Gabriel)"prequel Diablo Falling" (ongoing) Timeline 4108 B.C - before 2278 B.C
Diablo Falling Trilogy :
- 1st Book - After Inctum (end) Timeline 2015 A.D after impact
- 2nd Book - Primo cecidit Excitandis Helel Ascensus (ongoing) Timeline 2015 - 2023 A.D
- Deus Adversarium Symbol 3rd Book (in concept) Timeline 2023 - 2025 A.D
* Diablo Falling side story
THE THREE CODE (end) timeline 1999 A.D
Coup De Grace (ongoing) timeline 2012 A.D
Zeitgeist Anthologie :
- Beyond the Promised land (in concept) Timeline 1016 - 1936 A.D
- Witchcraft (in concept) timeline 1998 A.D
- Harvest Blood (in concept) timeline 2006 A.D
- Origin of The Sect (in concept) timeline 2000 - 2014 A.D
- Le Noire Saint Croix (in concept) timeline 2012 - 2013 A.D
-Operation Subject Zero (ongoing) timeline 2014 A.D
* Diablo Falling Alternative World
Diablo Rising (ongoing) Timeline unknown
Tag Age : 21+ (Recomended)
Prakata :
Cerita ini mulanya terbentuk ketika penulis mendapatkan banyak referensi bacaan di kaskus. Terutama dari thread thread di Forum Education, Xenology, Angelology, & Demonology.
Ini merupakan murni karya fiksi yang sedang saya buat sebagai Novel. Tema yang diambil adalah mengenai Religion, God , Doomsday, and Humanity
Mungkin didalamnya akan terliat Unsur yang sedikit menyangkut SARA namun diharapkan pembaca tidak melakukan Abuse dan Flaming Ingat ini bukanlah DC.
And PS: Please Dont Judge book with the cover
jangan langsung menilai SARA hanya gara - gara ada unsur Agama didalamnya (baiknya baca dulu biar ngerti
)Btw, Mohon tidak menjadi Silent Reader. Jadilah pembaca aktif untuk memberi masukan bagi karya saya

![[OriFict] DIABLO FALLING - After Inctum (1st book)](https://dl.kaskus.id/img706.imageshack.us/img706/143/diablofallinglogo.png)
The First Book - After Inctum (Beginning)
by Heilel_Realz012
Another Title Name: Diablo La caída
Status : OnGoing The Second Book
Quote:
Kita akan bercerita mengenai seorang laki laki
Kisah dari seseorang yang benar benar kehilangan kepercayaannya pada Tuhan
Ia sangat mempercayai namun dikhianati
.
Keputusasaan dan kebencian membuat ia menyangkal keberadaan-Nya
Baginya tidak ada kuasa Tuhan di dunia ini.
Kisah dari seseorang yang benar benar kehilangan kepercayaannya pada Tuhan
Ia sangat mempercayai namun dikhianati
.
Keputusasaan dan kebencian membuat ia menyangkal keberadaan-Nya
Baginya tidak ada kuasa Tuhan di dunia ini.
Spoiler for synopsis pendek:
Seorang gadis katolik yg begitu taat yang memiliki tragedy buruk mengenai umat manusia, tiba - tiba saja harus berselisih pandang cukup pelik dengan pemuda yang menyangkal Tuhan mengenai masalah Keberadaan akan Tuhan. Di tengah perdebatannya atas apa yang ia percayai, ia akhirnya menyadari banyak hal yang harus dilihat. gadis itu mulai menyadari perlahan, bahwa dunia ini bukan hanya mengenai soal Religion saja, tapi juga mengenai humanity dan God itu sendiri.
Di lain pihak, seorang pemuda yang beriman yg ditinggalkan Tuhan sejak masa kecilnya, akhirnya memilih membuang nama aslinya dan memilih untuk menjadi seorang penyangkal akibat dari gugatan dia pada Tuhan atas keadaan dunia yang terjadi tepat didepan matanya. bagi sang pemuda, ada atau tidak adanya Tuhan itu tidaklah merubah apapun pada dunia.
Cerita fiksi ini akan berkutat seputar bagaimana sisa - sisa yang ada dari ketiga agama samawi (yang diwakili oleh 3 tokoh utama) bersatu bukan atas nama agama, tapi atas nilai - nilai agama yang mereka imani masing - masing untuk me-rebuild dunia kembali yang sekarang telah rusak. Disini Agama bukanlah menjadi pembeda ataupun menjadi pemicu perselisihan di era masa akhir dunia.
Ketika manusia yang selamat benar - benar kehilangan harapan, ternyata akhirnya mereka menyadari bahwa Pilihan masa depan dunia sekarang ada ditangan mereka sendiri. Apakah mereka akan memilih untuk melaksanakan judgement day demi menghapuskan segala penderitaan yang ada? atau akan tetap memilih terus berusaha menunda waktu "penghakiman" dengan berbagai cara?
semua pertanyaan itu akan terjawab di dalam Trilogy Diablo Falling ini

Spoiler for Novel ilustrasi :
Spoiler for Cover (Agak besar gambarnya):
Spoiler for Character Illustrated:
Spoiler for character cast:
Spoiler for Shade with the First Killer:
The True Plague
![[OriFict] DIABLO FALLING - After Inctum (1st book)](https://dl.kaskus.id/i838.photobucket.com/albums/zz303/Realz012/shadeseedsfinalrezII.jpg)
Spoiler for Elenna Mission rome outfit:
Protector of Maria
![[OriFict] DIABLO FALLING - After Inctum (1st book)](https://dl.kaskus.id/i838.photobucket.com/albums/zz303/Realz012/test_00012111.jpg)
Spoiler for Concept Art First book:
Spoiler for Concept Art second book:
Quote:
***** INDEX STORY *****
The First Book - After Inctum (Beginning) Part 1 Part 2 [COMPLETED]
The Second Book - Primo cecidit Excitandis HELEL Ascensus Part 1 [ONGOING]
The Second Book - Primo cecidit Excitandis HELEL Ascensus Part 1 [ONGOING]
Dibawah ini merupakan keseluruhan ruang lingkup SAGA Diablo Falling. Dari cerita utama trilogy, sidestory, hingga alternative world.
Quote:
Diablo Falling Saga
The Zero Book - Lacrima di Angelo (Servus Dei Gabriel)"prequel Diablo Falling" (ongoing) Timeline 4108 B.C - before 2278 B.C
Diablo Falling Trilogy :
- 1st Book - After Inctum (end) Timeline 2015 A.D after impact
- 2nd Book - Primo cecidit Excitandis Helel Ascensus (ongoing) Timeline 2015 - 2023 A.D
- Deus Adversarium Symbol 3rd Book (in concept) Timeline 2023 - 2025 A.D
* Diablo Falling side story
THE THREE CODE (end) timeline 1999 A.D
Coup De Grace (ongoing) timeline 2012 A.D
Zeitgeist Anthologie :
- Beyond the Promised land (in concept) Timeline 1016 - 1936 A.D
- Witchcraft (in concept) timeline 1998 A.D
- Harvest Blood (in concept) timeline 2006 A.D
- Origin of The Sect (in concept) timeline 2000 - 2014 A.D
- Le Noire Saint Croix (in concept) timeline 2012 - 2013 A.D
-Operation Subject Zero (ongoing) timeline 2014 A.D
* Diablo Falling Alternative World
Diablo Rising (ongoing) Timeline unknown
Spoiler for Referensi Bacaan:
0
18.7K
Kutip
545
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•343Anggota
Tampilkan semua post
TS
Heilel_Realz012
#427
update Act 1.4 
Act - 1.4 Longing and Distance
Two Week Ago, Florence
Monumen of Faith, Avalon Hills
Seorang wanita yg mengenakan pakaian dress putih panjang dan mengenakan kain hitam cukup panjang yg dipasang menutupi kepalanya hingga tergerai panjang menutupi dada, berdiri terdiam tidak berkata apapun dengan menatap dengan penuh kesedihan kearah suasana pelataran dalam kota Avalon.
Berdiri sendirian dipuncak bukit ditempat dimana Monumen Peringatan akan Bencana Besar berada, dia menikmati rasa kesendiriannya dari suasana hening yg tercipta. Sang wanita tidak bergerak dari tempatnya dan tetap diam membisu mendengarkan suara kicauan burung dan juga suara hembusan angin pagi hari.
Dia melepaskan nafasnya perlahan yg sebelumnya dia tahan dalam dalam, lalu kemudian melepaskan semua kata dan suara kegundahan hatinya didalam hati yg merupakan satu satunya tempat pelariannya.
Pandanganku terpaku pada indahnya dunia. Tertuju dengan pasti, mataku tidak sedikitpun berkedip memandangi suasana yg ada disekeliling diriku. Butiran salju yg jatuh telah berhenti. Menutupi hamparan pelataran kota yg hancur berantakan dengan salju putih yg indah dan menyejukan.
Melodi rendah mengalun menyuarakan suara hati yg telah habis untuk terucap. Dilatari suasana sepi dan suasana cerah mentari pagi, aku terkesima memandang indahnya dunia dibalik kesedihan yg masih kurasakan.
Lantunan irama symphony itu terdengar jelas dalam pikiranku, merupakan bentuk wajahnya mengembalikan kenangan yg ada. Kenangan yg tak terlupakan, keindahan yg tersembunyi dari pertikaian dan amarah yg menyembunyikan rasa cinta.
Kehangatan sinar mentari pagi yg semakin bergerak naik tidaklah dapat menghangatkan hati ini. Aku tersesat dalam diriku sendiri, terperdaya dan tersiksa oleh perasaanku yg tersembunyi.
Berminggu minggu telah terlewati sejak misi terakhir itu. Tapi sampai detik ini aku tetap tidak bisa menerima semua yg telah terjadi. Mereka bilang bentuk pengorbanan adalah hal yg suci dan kematiannya menjadi symbol kepahlawanan dan kebangkitan dunia yg lebih baik.
Tapi, apakah mereka pernah merasakan rasa yg sekarang sedang kurasakan? Mereka tidak akan mengerti. Setiap ingatan itu kembali, air mataku jatuh berlinang. Berharap bahwa semua itu adalah mimpi dan berharap bahwa aku akan cepat terbangun dan melihatmu ada disampingku.
Tapi tidak semua hal itu bukanlah mimpi..
Kamu menangis lagi?
Sebuah suara pelan terdengar jelas olehku dari arah samping kananku. Perlahan aku seka air mataku yg jatuh menetes dengan tangan kananku lalu kemudian bergerak menyampingkan tubuhku melihat sosok yg sebelumnya bersuara membuyarkan lamunanku.
Aku melihat dirinya, sosok yg begitu kukenal. Pria yg mengenakan pakaian mantel hitam panjang dengan holster rumit yg dia pakai dikeseluruhan tubuhnya, berperawakan rambut kuning panjang yg ia ikat dibelakang dan mengenakan kacamata bening, dia menatapku dengan penuh kekhawatiran.
Pierre Fabvre Yehezkiel, orang yg telah kuanggap sebagai kakakku sendiri dan merupakan rekan terdekat Shade di kelompok Order, ada tepat dihadapanku sekarang ini.
Bisakah kita berdua bicara sebentar saja.. Elenna?
***
Terdiam tanpa berkata apa apa. Aku duduk bersama dengan pria yg memendam rasa bersalah begitu kuat pada diriku, tepat dikursi panjang berwarna hijau yg ada di tempat ini. Aku melirik wajahnya dan terlihat Pierre duduk menundukan kepalanya melamun seperti sedang memikirkan sesuatu.
Apa yg mau kau bicarakan denganku Pierre? Tidak seperti dirimu biasanya yg selalu berbicara dan bersanda gurau. Ucapku memecah keheningan dan memulai pembicaraan.
Ahh, Entah kenapa begitu berbicara dengan wanita semuanya jadi lebih sulit. Hahaha
Aku tersenyum memandangnya, melihat Pierre yg mencoba tertawa walaupun aku dapat melihat dari raut wajahnya, dia menyimpan beban yg berat. Dia kemudian melepaskan candaannya padaku, kembali membuatku tertawa dan membiarkanku melepaskan semua keceriaan yg tersimpan dalam dalam.
Namun ditengah semua canda tawa yg ada, sesuatu terjadi padaku. Perutku terasa mual dan berkali kali aku hendak mencoba muntah namun terus tertahan tepat dihadapan Pierre.
Dia berdiri dari tempatnya berjongkok dihadapanku dan merasakan khawatir melihat kondisiku yg seperti itu.
Tolong jangan lihat aku.. Aku tidak ingin kau melihatku dalam kondisi seperti ini. ucap pelanku padanya dengan menepis bantuannya dan segala rasa pedulinya padaku.
Kenapa kau berbicara seperti itu Elenna?
Aku tidak ingin kau memandangku sebagai wanita hina yg tidak bisa menjaga kesuciannya. Aku tidak ingin kau melihatku dengan buruk Pierre. Jawabku yg merasa malu dengan kondisiku sekarang.
Aku tidak pernah memandangmu seperti itu sekalipun sekarang kau sedang mengandung anak Shade dalam rahimmu.
Aku tidak berani memandang wajahnya walaupun Pierre telah mengeluarkan kata kata yg membuatku tenang. Aku tetap dalam kondisi menundukan kepala dan terus menutup mulutku menahan rasa mual yg terus datang.
Sebenarnya hal yg ingin aku bicarakan sekarang juga mengenai hal itu. Tapi berat sekali rasanya Haah..
Aku telah berbicara dengan Grandmaster.. Elenna, dan telah mencoba menguak semua perkataan Selvandor dari script script kuno yg ada mengenai bayi dalam kandunganmu. Aku bingung bagaimana harus memulainya, tapi aku memiliki kewajiban dan harus mengatakan padamu.
***
Elenna tolong dengarkan aku.. Kita berusaha untuk merubah keadaan yg ada agar menjadi lebih baik. Aku harap kau mengerti apa yg telah kukatakan dan apa yg seharusnya kau lakukan.
Tidak!! Aku tidak mau melakukannya!! suara kerasku mencoba membantah apa yg telah aku dengar.
Apa yg pemimpin The Sect itu katakan adalah semua hal yg tertera dalam ramalan kuno, dan segalanya merujuk pada garis darah viator, cawan suci, dan kelahiran. Aku benci untuk mempercayainya, tapi semuanya memang terjadi.
Dengarkan aku Elenna.. Kita harus mencegah apa yang akan terjadi selanjutnya. Seperti yg kamu tahu sendiri, semua yg telah dia korbankan tidak menghentikan apapun. Gerbang itu tetap terbuka dan memuntahkan para setan kedunia ini. Kekacauan masih berada dimana mana dan kedamaian yg diharapkan belum dapat tercipta. Kita Order of Silver harus berupaya mengubah kondisi yg ada dan mencegah sesuatu yg lebih buruk yg mungkin akan terjadi.
Aku tidak menjawab apapun dan terdiam mencoba menenangkan diriku dari semua yg telah kudengar. Pierre yg terlihat gelisah terus memandangiku, dan terlihat berharap agar aku mengerti dengan semua yg dia jelaskan. Aku mengerti mengenai kondisi dunia ini, aku mngerti jelas. Tapi walau begitu aku tetap tidak bisa mengorbankan hal itu. tidak. Tidak bisa.
Tidak, Aku tidak mau mengugurkannya. Aku akan melahirkannya dan merawatnya. Bagaimanapun juga dia tetaplah anakku.. darah dagingku. Ucap pelan lirihku yg tetap tidak bisa melakukan apa yg Pierre minta.
Pierre memandangku cukup lama dan kemudian dia berdiri dari posisi jongkoknya seraya memandang kearah yg lain. Aku tetap diam dalam posisi dudukku dengan permintaan itu yg masih terus terngiang ngiang dikepalaku.
Anak itu memang tidak tahu apa -apa, tapi garis takdir yg menantinyalah yg kemungkinan membawa masalah.. Pierre kembali berbicara padaku.
Jika itu terjadi, biarkanlah aku melawan kehendak Tuhan dan menanggung semuanya sendirian. Aku kembali menjawab dengan tegas semua perkatannya.
Walaupun sebelumnya aku tidak pernah berharap akan memiliki anak dari insiden itu, tapi ketika sekarang aku mengetahui benih itu tumbuh dalam rahimku, aku bahagia. Aku tidak bisa membenci anak ini, bagaimanapun juga dia tidak memiliki kesalahan apapun. Kamilah yg telah memberikan jalan padanya untuk lahir, kamilah yg seharusnya bertanggung jawab bukan anak ini.
Aku mengerti Elenna. Aku tidak akan memintamu melakukan hal itu lagi. Aku tidak mau memberikan beban pada dirimu yg masih merasa kehilangan atas kepergiannya.
Pierre..
Aku akan menjelaskan semuanya pada Order dan percayalah aku akan membuat mereka mengerti dengan keputusan yg kau ambil.
Aku memandang lurus pada belakang punggungnya, melihat pemuda ini sedang melepaskan semua beban pikirannya dengan tidak ingin memperlihatkan wajahnya padaku.
Aku ingin mengucapkan terima kasih tapi tidak kulakukan. Entah kenapa suaraku hilang dan aku hanya bisa terdiam tanpa kata kata. Aku merasakan dia marah dengan pilihan yg kulakukan. Tapi aku benar benar tidak bisa melakukannya. Aku tidak mau melakukan sesuatu yg Tuhan benci.

Spoiler for Act 1.4:
Act - 1.4 Longing and Distance
Two Week Ago, Florence
Monumen of Faith, Avalon Hills
Seorang wanita yg mengenakan pakaian dress putih panjang dan mengenakan kain hitam cukup panjang yg dipasang menutupi kepalanya hingga tergerai panjang menutupi dada, berdiri terdiam tidak berkata apapun dengan menatap dengan penuh kesedihan kearah suasana pelataran dalam kota Avalon.
Berdiri sendirian dipuncak bukit ditempat dimana Monumen Peringatan akan Bencana Besar berada, dia menikmati rasa kesendiriannya dari suasana hening yg tercipta. Sang wanita tidak bergerak dari tempatnya dan tetap diam membisu mendengarkan suara kicauan burung dan juga suara hembusan angin pagi hari.
Dia melepaskan nafasnya perlahan yg sebelumnya dia tahan dalam dalam, lalu kemudian melepaskan semua kata dan suara kegundahan hatinya didalam hati yg merupakan satu satunya tempat pelariannya.
Pandanganku terpaku pada indahnya dunia. Tertuju dengan pasti, mataku tidak sedikitpun berkedip memandangi suasana yg ada disekeliling diriku. Butiran salju yg jatuh telah berhenti. Menutupi hamparan pelataran kota yg hancur berantakan dengan salju putih yg indah dan menyejukan.
Melodi rendah mengalun menyuarakan suara hati yg telah habis untuk terucap. Dilatari suasana sepi dan suasana cerah mentari pagi, aku terkesima memandang indahnya dunia dibalik kesedihan yg masih kurasakan.
Lacrimosa Dies illa, (The day of tears and mourning,)
Qua resurget ex favilla, (when from the ashes shall arise,)
Judicandus homo reus. (All humanity to be judge)
Huic ergi parce, Deus (Spare us by your mercy, Lord)
Pie Jesu Domine, (Gentle Lord Jesus)
Dona eis requiem. Amen (grant them eternal rest, Amen)
Qua resurget ex favilla, (when from the ashes shall arise,)
Judicandus homo reus. (All humanity to be judge)
Huic ergi parce, Deus (Spare us by your mercy, Lord)
Pie Jesu Domine, (Gentle Lord Jesus)
Dona eis requiem. Amen (grant them eternal rest, Amen)
~ Mozart lacrimosa lyrics
Lantunan irama symphony itu terdengar jelas dalam pikiranku, merupakan bentuk wajahnya mengembalikan kenangan yg ada. Kenangan yg tak terlupakan, keindahan yg tersembunyi dari pertikaian dan amarah yg menyembunyikan rasa cinta.
Kehangatan sinar mentari pagi yg semakin bergerak naik tidaklah dapat menghangatkan hati ini. Aku tersesat dalam diriku sendiri, terperdaya dan tersiksa oleh perasaanku yg tersembunyi.
Berminggu minggu telah terlewati sejak misi terakhir itu. Tapi sampai detik ini aku tetap tidak bisa menerima semua yg telah terjadi. Mereka bilang bentuk pengorbanan adalah hal yg suci dan kematiannya menjadi symbol kepahlawanan dan kebangkitan dunia yg lebih baik.
Tapi, apakah mereka pernah merasakan rasa yg sekarang sedang kurasakan? Mereka tidak akan mengerti. Setiap ingatan itu kembali, air mataku jatuh berlinang. Berharap bahwa semua itu adalah mimpi dan berharap bahwa aku akan cepat terbangun dan melihatmu ada disampingku.
Tapi tidak semua hal itu bukanlah mimpi..
Kamu menangis lagi?
Sebuah suara pelan terdengar jelas olehku dari arah samping kananku. Perlahan aku seka air mataku yg jatuh menetes dengan tangan kananku lalu kemudian bergerak menyampingkan tubuhku melihat sosok yg sebelumnya bersuara membuyarkan lamunanku.
Aku melihat dirinya, sosok yg begitu kukenal. Pria yg mengenakan pakaian mantel hitam panjang dengan holster rumit yg dia pakai dikeseluruhan tubuhnya, berperawakan rambut kuning panjang yg ia ikat dibelakang dan mengenakan kacamata bening, dia menatapku dengan penuh kekhawatiran.
Pierre Fabvre Yehezkiel, orang yg telah kuanggap sebagai kakakku sendiri dan merupakan rekan terdekat Shade di kelompok Order, ada tepat dihadapanku sekarang ini.
Bisakah kita berdua bicara sebentar saja.. Elenna?
***
Terdiam tanpa berkata apa apa. Aku duduk bersama dengan pria yg memendam rasa bersalah begitu kuat pada diriku, tepat dikursi panjang berwarna hijau yg ada di tempat ini. Aku melirik wajahnya dan terlihat Pierre duduk menundukan kepalanya melamun seperti sedang memikirkan sesuatu.
Apa yg mau kau bicarakan denganku Pierre? Tidak seperti dirimu biasanya yg selalu berbicara dan bersanda gurau. Ucapku memecah keheningan dan memulai pembicaraan.
Ahh, Entah kenapa begitu berbicara dengan wanita semuanya jadi lebih sulit. Hahaha
Aku tersenyum memandangnya, melihat Pierre yg mencoba tertawa walaupun aku dapat melihat dari raut wajahnya, dia menyimpan beban yg berat. Dia kemudian melepaskan candaannya padaku, kembali membuatku tertawa dan membiarkanku melepaskan semua keceriaan yg tersimpan dalam dalam.
Namun ditengah semua canda tawa yg ada, sesuatu terjadi padaku. Perutku terasa mual dan berkali kali aku hendak mencoba muntah namun terus tertahan tepat dihadapan Pierre.
Dia berdiri dari tempatnya berjongkok dihadapanku dan merasakan khawatir melihat kondisiku yg seperti itu.
Tolong jangan lihat aku.. Aku tidak ingin kau melihatku dalam kondisi seperti ini. ucap pelanku padanya dengan menepis bantuannya dan segala rasa pedulinya padaku.
Kenapa kau berbicara seperti itu Elenna?
Aku tidak ingin kau memandangku sebagai wanita hina yg tidak bisa menjaga kesuciannya. Aku tidak ingin kau melihatku dengan buruk Pierre. Jawabku yg merasa malu dengan kondisiku sekarang.
Aku tidak pernah memandangmu seperti itu sekalipun sekarang kau sedang mengandung anak Shade dalam rahimmu.
Aku tidak berani memandang wajahnya walaupun Pierre telah mengeluarkan kata kata yg membuatku tenang. Aku tetap dalam kondisi menundukan kepala dan terus menutup mulutku menahan rasa mual yg terus datang.
Sebenarnya hal yg ingin aku bicarakan sekarang juga mengenai hal itu. Tapi berat sekali rasanya Haah..
Aku telah berbicara dengan Grandmaster.. Elenna, dan telah mencoba menguak semua perkataan Selvandor dari script script kuno yg ada mengenai bayi dalam kandunganmu. Aku bingung bagaimana harus memulainya, tapi aku memiliki kewajiban dan harus mengatakan padamu.
***
Elenna tolong dengarkan aku.. Kita berusaha untuk merubah keadaan yg ada agar menjadi lebih baik. Aku harap kau mengerti apa yg telah kukatakan dan apa yg seharusnya kau lakukan.
Tidak!! Aku tidak mau melakukannya!! suara kerasku mencoba membantah apa yg telah aku dengar.
Apa yg pemimpin The Sect itu katakan adalah semua hal yg tertera dalam ramalan kuno, dan segalanya merujuk pada garis darah viator, cawan suci, dan kelahiran. Aku benci untuk mempercayainya, tapi semuanya memang terjadi.
Dengarkan aku Elenna.. Kita harus mencegah apa yang akan terjadi selanjutnya. Seperti yg kamu tahu sendiri, semua yg telah dia korbankan tidak menghentikan apapun. Gerbang itu tetap terbuka dan memuntahkan para setan kedunia ini. Kekacauan masih berada dimana mana dan kedamaian yg diharapkan belum dapat tercipta. Kita Order of Silver harus berupaya mengubah kondisi yg ada dan mencegah sesuatu yg lebih buruk yg mungkin akan terjadi.
Aku tidak menjawab apapun dan terdiam mencoba menenangkan diriku dari semua yg telah kudengar. Pierre yg terlihat gelisah terus memandangiku, dan terlihat berharap agar aku mengerti dengan semua yg dia jelaskan. Aku mengerti mengenai kondisi dunia ini, aku mngerti jelas. Tapi walau begitu aku tetap tidak bisa mengorbankan hal itu. tidak. Tidak bisa.
Tidak, Aku tidak mau mengugurkannya. Aku akan melahirkannya dan merawatnya. Bagaimanapun juga dia tetaplah anakku.. darah dagingku. Ucap pelan lirihku yg tetap tidak bisa melakukan apa yg Pierre minta.
Pierre memandangku cukup lama dan kemudian dia berdiri dari posisi jongkoknya seraya memandang kearah yg lain. Aku tetap diam dalam posisi dudukku dengan permintaan itu yg masih terus terngiang ngiang dikepalaku.
Anak itu memang tidak tahu apa -apa, tapi garis takdir yg menantinyalah yg kemungkinan membawa masalah.. Pierre kembali berbicara padaku.
Jika itu terjadi, biarkanlah aku melawan kehendak Tuhan dan menanggung semuanya sendirian. Aku kembali menjawab dengan tegas semua perkatannya.
Walaupun sebelumnya aku tidak pernah berharap akan memiliki anak dari insiden itu, tapi ketika sekarang aku mengetahui benih itu tumbuh dalam rahimku, aku bahagia. Aku tidak bisa membenci anak ini, bagaimanapun juga dia tidak memiliki kesalahan apapun. Kamilah yg telah memberikan jalan padanya untuk lahir, kamilah yg seharusnya bertanggung jawab bukan anak ini.
Aku mengerti Elenna. Aku tidak akan memintamu melakukan hal itu lagi. Aku tidak mau memberikan beban pada dirimu yg masih merasa kehilangan atas kepergiannya.
Pierre..
Aku akan menjelaskan semuanya pada Order dan percayalah aku akan membuat mereka mengerti dengan keputusan yg kau ambil.
Aku memandang lurus pada belakang punggungnya, melihat pemuda ini sedang melepaskan semua beban pikirannya dengan tidak ingin memperlihatkan wajahnya padaku.
Aku ingin mengucapkan terima kasih tapi tidak kulakukan. Entah kenapa suaraku hilang dan aku hanya bisa terdiam tanpa kata kata. Aku merasakan dia marah dengan pilihan yg kulakukan. Tapi aku benar benar tidak bisa melakukannya. Aku tidak mau melakukan sesuatu yg Tuhan benci.
******
0
Kutip
Balas