- Beranda
- Online Games
[RF] The Story of Novus (Patriot RF wajib masuk!)
...
TS
sipaul76
[RF] The Story of Novus (Patriot RF wajib masuk!)
![[RF] The Story of Novus (Patriot RF wajib masuk!)](https://dl.kaskus.id/www.siaranalhayat.com/wp-content/uploads/2010/04/bismillah.gif)
Quote:
Just share gan, sebenernya ane udah cukup lama nemu cerita ini. tema ceritanya tentang kehidupan di dunia RF. ceritanya asik & seru banget gan, pokoknya top deh. kalo gk percaya silahkan agan baca sendiri.
tapi cerita ini emang agak panjang, lumayanlah buat ngisi waktu luang disela-sela kegiatan agan sekalian, atau bisa juga dibaca kalo agan lagi bosen main RF & ngaskus.
cerita ini tepatnya dibuat saat zaman patch RF Red-Army sampai zaman patch RF Secret of Holystone.
"The Story of Novus" adalah cerita yang dibuat oleh salah satu patriot RF mengenai kehidupan di planet novus. Cerita ini dibuat oleh patriot RF yang memiliki ID di dunia maya "pan7her", ia telah posting cerita ini di beberapa forum. dan sekarang orangya telah hilang entah kemana, tapi semoga ia tetap mendapat perlindungan dari tuhan yang maha esa.
akhir kata terimakasih kepada saudara pan7her atas ceritanya yang begitu mengagumkan.
so, check this out.
tapi cerita ini emang agak panjang, lumayanlah buat ngisi waktu luang disela-sela kegiatan agan sekalian, atau bisa juga dibaca kalo agan lagi bosen main RF & ngaskus.

cerita ini tepatnya dibuat saat zaman patch RF Red-Army sampai zaman patch RF Secret of Holystone.
"The Story of Novus" adalah cerita yang dibuat oleh salah satu patriot RF mengenai kehidupan di planet novus. Cerita ini dibuat oleh patriot RF yang memiliki ID di dunia maya "pan7her", ia telah posting cerita ini di beberapa forum. dan sekarang orangya telah hilang entah kemana, tapi semoga ia tetap mendapat perlindungan dari tuhan yang maha esa.
akhir kata terimakasih kepada saudara pan7her atas ceritanya yang begitu mengagumkan.

so, check this out.
Spoiler for "tambahan":
ohya gan, biar lebih seru cerita ini akan ane update secara berkala.
Spoiler for "part 1":
The Story of Novus Part 1 [Begining]
Nama gw Ravi... gw mau cerita tentang tragedi kehidupan gw di galaksi Novus ini...
Dulu gw punya sahabat-sahabat sejati... Zinn dan TherMiaN. kita bertiga sama-sama ditempatin di pos Lunar. gw dan Zinn adalah anak yatim piatu. ortu gw dibunuh accretia waktu gw kecil, trus gw dirawat oleh pemerintah di bagian militer. ortunya Zinn udah ga ada dari kecil n dia tinggal bersama keluarga tantenya di desa, orang paling baik yang gw kenal, mungkin orang paling pendek se-Cora dan sering jadi ledekan gw dan TherMian. Lain lagi halnya dengan TherMiaN, dia ini bagian elitenya Cora. dari keluarga tob banget deh. dia ini Cora paling berbakat yang gw tau (n rada-rada songong kadang2) udah gitu kidal pula, bikin makin repot aja klo lagi latihan tanding lawan dia, sementaranya dia sendiri haus banget akan kekuatan.
Kita mengambil posisi berbeda dalam training. gw ngambil kearah Black Knight, Zinn ke arah Ranger dan TherMian ke arah Templar. Kekompakan kita bertiga saat latihan perang paling terkenal. kombinasi serangan kita merupakan salah satu rangking tertinggi di training camp.
Pada dasarnya emang berbakat, TherMian di panggil ke garis depan untuk perang berikutnya. kehebatannya sudah diakui DECEM. wajahnya terlihat puas dan semangat sekali mendengar pemanggilan ini, tentunya gw dan Zinn juga ikut kesenengan.
berada di garis depan adalah impian kita dari dulu. dan TherMian mendapatkan kesempatan ini duluan.
"Hei, sisain bagian buat gw ya nanti!", kata gw dalam kamar kita malam itu.
"Ogah! gw abisin semua itu Belatung n Kaleng-kaleng di jalanan!! biar pas lu masuk ke garis depan kerjaannya tinggal ngopi doang!" tawa TherMian.
"bawain kepala kaleng dong satu buat lampu kamar!" canda Zinn.
Kita merayakan keberangkatan TherMian malam itu dengan penuh keceriaan. besoknya pada saat berangkat, kami berpelukan (berpelukaaaann...). dan kata-kata yang terakhir diucapkan TherMian adalah..
"jangan bikin gw nunggu terlalu lama.." dengan senyum sombong khasnya.
kata-kata terakhir itu rupanya benar-benar kata-kata terakhir yang kami dengar dari dia. Cora kalah total hari itu karena keabsenan Archon yang entah apa sebabnya. dari 300 yang berangkat, yang kembali hanya 91, dan TherMian tidak termasuk diantaranya. gw dan Zinn yang menunggu berdebar-debar di portal akhirnya terduduk lemas begitu patriot Cora terakhir melewati portal dan kemudian portal tersebut ditutup.
gw berdua melaporkan hal ini kepada ortunya TherMiaN yang merupakan salah satu petinggi Cora, dan mereka bilang sudah tau karena diberitahukan oleh komandan lapangannya duluan. mereka berdua menumpahkan air mata, dan membuat gw berdua juga tidak kuat nahan air mata kita.
Setelah kepergian TherMiaN itu, gw dan Zinn jadi jarang ngobrol. kita berdua lebih banyak fokus ningkatin PT dan level masing-masing....berminggu-minggu, hingga suatu saat, Zinn memulai pembicaraan.
"hari ini gw ketemu Bellato di Rawa Kabut" katanya pelan.
"oya?! nyesel dong dia ketemu lu?" sahut gw.
"dia lagi diserang sama 5 Vafer..." katanya lagi, masih pelan.
"......." gw mandang dia dan berkata "jangan bilang lu tolong dia?!"
dia diem...
dengan menampar muka gw sendiri, gw bilang "ampun den Zinn...dia kan musuh. gw tau lu baik, tapi ga perlu juga kali ditolongin?!" dan gw tiba-tiba menyadari kalo tangan kanannya di balut sama kain warna biru muda.
sekarang kita berdua diem...
"cewe?" kata gw. dan dia masih tetep diem.
jadi bingung gw mo ngomong apa. tapi akhirnya dia yang ngomong duluan. "Vi, gw mau ke markas Bellato".
Sesaat gw seneng, dan berseru "wues, gaya amat lu mo nyerang markas bellato sendirian doang demi cewe?!", tapi sesaat kemudian gw menyadari kalo yang dimaksud bukan itu.. "jangan bilang klo..."
Zinn berdiri dan berkata, "ya. gw mau jadi pasukan Bellato".
yang namanya didikan militer dari kecil, emosi suka ga kejaga. dalam kejapan mata, gw udah nonjok Zinn sampe jatuh ke
lantai. "LU GILA YA?!! LU MAU KHIANATIN BANGSA LU SENDIRI DEMI SEORANG CEWE??!!".
Zinn tidak melawan. dia menyapu darah dari bibirnya yang sobek oleh pukulan gw dan berdiri. "Vi, lu tau kenapa ortu gw ga ada dari kecil?". gw terdiem, dan emosi gw menurun dengan sendirinya. gw belom pernah tau kenapa ortu Zinn meninggal. karena ortu gw sendiri juga dah ga ada, gw juga ga berminat berbagi cerita soal itu.
"gw bukan keturunan murni Cora", kata Zinn dengan jelas.
di dalam kebengongan gw, dia melanjutkan, "Nyokap gw orang Bellato. karena itu tinggi gw dibawah rata-rata orang Cora".
Shock. gw terduduk di tempat tidur. sementara Zinn melanjutkan ceritanya "Ortu gw dihukum oleh pengadilan Cora. karena pernikahan mereka diharamkan oleh DECEM", terdiam sebentar, dia duduk disamping gw.
"orang tua gw ga pernah diakui eksis di Cora, yang menyebut nama ortu gw akan dihukum berat" dia mengambil nafas panjang, "om dan tante yang gw tinggal sekarang sayang banget sama bokap gw karena dia orangnya baik banget katanya, makanya mereka berani cerita ini ke gw".
dia berdiri, "gw ke Bellato bukan demi cewe itu Vi, demi orang tua gw...", entah kenapa tiba-tiba airmata gw keluar tanpa gw sadari. gw berdiri,
"apa lu mengerti Zinn?!" kata-kata keluar dari mulut gw dengan tersendat-sendat "kalo lu pergi kesana, pertemuan kita berikutnya, gw akan bunuh lu tanpa ragu-ragu...!!!" tegas gw disela airmata yang ga berhenti.
Zinn terdiam membelakangi gw, dia menoleh balik ke arah gw dan berkata "gw juga..." dengan linangan airmata yang ga kalah deras sama gw. diapun keluar dari pintu meninggalkan gw sendiri. sebuah perpisahan lagi dengan sahabat gw...
-
Berbulan-bulan sudah lewat. gw udah jadi pasukan garis depan. hari ini tugas pertama gw di lapangan. Chip war jam 9 Malem. dengan Perisai kebanggan gw yang gw dapet dari para petinggi Cora, gw berangkat. Formasi sudah disiapkan, dan gw bertugas untuk bagian pertahanan. Serangan pertama yang dateng dari Accretia. bangsa kaleng yang paling gw benci.
karena intensitas peperangan, entah bagaimana mulanya, formasi udah berantakan. gw terpisah dari tim. dan dihadapan gw sekaleng robot yang siap melumat gw. tapi gw ga takut. gw hadapi makhluk itu dengan sepenuh hati. hingga kita beradu pedang jarak dekat, kaleng itu berbicara,
"kemampuan lu masih segini aja...", katanya dengan suara mekanis yang entah keluar dari mana.
gw mundur sedikit dan merasa terhina, "kaleng kayak lu ngerti apa soal gw?! lu ngeremehin bangsa Cora HAH?!!" dan melakukan Buff Power Up. tiba-tiba kaleng itu mengucapkan sesuati yang mengejutkan gw.
"Sampe kapanpun lu ga bakal menang dari gw, Vi.." suara paraunya memanggil nama gw. dan dia mengangkat tangan kirinya tinggi-tinggi dan mengacungkan pedangnya kearah gw. di pundak kirinya gw liat name-tag makhluk itu : "TherMiaN". bagaikan tersambar petir, pedang yang gw pegang hampir jatoh.
"Ther....MiaN...?" kata gw terbata-bata.
kaleng ber namakan TherMiaN itu terbahak-bahak melihat ketidakpercayaan gw "wahahahaha... lu sedemikian takutnya liat gw Vi?!". di berjalan pelan kearah gw, "Lu liat? kekuatan ini, sekarang ga ada satupun bangsa di dunia ini yang bisa mengalahkan gw!" dan serta merta dia mengayunkan pedangnya ke kepala gw. entah bagaimana gw masih sempet mundur hingga jatuh terduduk mengindari tebasan itu.
masih dalam tawanya, TherMian mendekati gw lagi dan sepertinya kli ini tidak ragu-ragu lagi untuk membelah badan gw.
badan gw ga bisa bergerak karena masih dalam kondisi shock. saat pedang yang dibawa TherMian sudah terangkat tinggi mengarah sekali lagi ke kepala gw, tiba-tiba sesuatu menyeruduk badan TherMian yang terbuat dari baja itu menjauh dari gw. sebuah BMAU menghantam keras tubuh TherMiaN.
di hadapan gw BMAU itu menoleh kearah gw, dan sekali lagi gw liat Name-Tagnya : "Zinn". BMAU itupun meneruskan serangannya kearah TherMian. gw yang terduduk terbengong-bengong melihat pemandangan didepan gw dimana kedua sahabat gw bertarung dalam wujud yang berbeda. tiba-tiba dari belakang, 2 orang Spiritualist menarik badan gw kembali ke pos untuk dibawa kembali ke markas.
-
sudah 1 bulan dari kejadian itu. sekarang gw udah kembali ke garis depan. kali ini serangan datang dari 2 arah. Accretia dan Bellato. di deretan terdepan masing-masing bangsa gw bisa lihat sosok TherMian dan Zinn yang datang menyerang kearah kami.
kli ini tidak ada keraguan di diri gw.
dan gw ga melihat keraguan di diri mereka.
gw akan menyelesaikan semuanya HARI INI!!
LANJUTAN PART 2 ~ 22
Spoiler for "jangan lupa":
budayakan
& komen supaya kaskuser yang lain bisa baca.
Spoiler for "tetap menerima dengan ikhlas":


Spoiler for "menolak":


Polling
Poll ini sudah ditutup. - 306 suara
Best Couple?
Zinn ♥ Cindy
17%
Ravi ♥ Cindy
23%
TherMiaN ♥ Monica
39%
Zinn ♥ Nightshade
7%
Ravi ♥ Namine
5%
Lime ♥ Nakoruru
3%
Zinn ♥ Razelth
6%
Diubah oleh sipaul76 02-01-2018 01:30
0
130.6K
Kutip
2.6K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Online Games
16.6KThread•7.5KAnggota
Tampilkan semua post
TS
sipaul76
#495
Spoiler for "part 22-2":
[Finale - One....]
Di Solus, Zinn lagi berpatroli rutin. Kali ini dia ga ditemenin sama tunangannya, dan patroli solo aja. Sambil mengandalikan RMAU nya dengan santai, Zinn berkeliling ke tempat dimana para lvl-lvl kecil biasanya lagi quest ato lagi leveling. Keadaan keliatannya cukup aman. Zinn menyalakan radar miliknya dan melihat bahwa situasi saat ini cukup aman karena dari radar ga terdeteksi adanya penampakan musuh sama sekali. Dia pun melanjutkan perjalanannya ke beberapa kelompok Bellato di daerah Hutan Crawler yang ditunjukkan oleh radarnya.
Sesampainya disana, terlihat cukup banyak Bellato yang lagi hunt party. Dan diantara sekian banyak orang-orang itu, ada sosok yang dia kenal.... Aina. Aina terlihat lagi men-support semua orang yang kelihatannya membutuhkan bantuan tanpa pilih-pilih. Karena keadaan dirasa cukup aman,Zinn turun dari unit MAU nya dan berjalan menghampiri Aina.
Aina menyapa Zinn begitu dia melihat Zinn dateng, "Hai!"
Zinn tersenyum dan menyapa balik, "Halo, apa kabar? lagi ngapain?".
Aina tersenyum ramah, "Ah... enggak... aku lagi bantu-bantu aja disini...", jawabnya dengan tatapan yang agak sedih.
"Mmmm.. ga leveling?", tanya Zinn.
Aina terdiam sesaat, lalu menatap langit, "Enggak ah.... ga semangat ngapa-ngapain.... males aja abisnya ga ada Rakuen...", jawabnya dengan senyum yang rada kepaksa. Zinn jadi ga bisa ngomong apa-apa, dia cukup mengerti perasaan Aina karena dia pernah ada di posisi yang sama dengannya.
"Apa kamu mau selamanya seperti ini?", tanya Zinn hati-hati, berusaha ga menyakiti hati Aina, "Rakuen pasti akan sedih kalo dia ngeliat kamu kayak gini terus...", Aina terdiam, tatapan matanya kosong. Zinn menghela nafas panjang. Tiba-tiba kunci RMAUnya berbunyi alarm. Zinn dan Aina kaget.
"Alarm?! ada musuh?!", seru Zinn. "Aina, suruh orang-orang berlindung di tempat yang aman!!", Aina pun buru-buru menginstruksikan kepada semua yang lagi hunt disana untuk segera melarikan diri. Zinn bergegas menghampiri unit MAUnya yang lagi di parkir, n melompat masuk ke dalam kokpitnya, dan pintu kokpitnya menutup perlahan setelah dia masuk.
Di dalam, Zinn langsung memasukkan kunci ke tempatnya, dan menekan tombol-tombol untuk mengaktifkan unitnya. mata RMAU milik Zinn menyala seiring aktifnya unit tersebut. Zinn melihat ke dalam radar, dan melihat ada 3 Cora yang keliatannya lagi mengejar seorang Bellato.
"Ayo berangkat, Verde!", seru Zinn kepada unitnya, Verdebuster, Zinn memberikan nama kepada RMAU nya dari nama seorang Accretia yang pernah menyelamatkan nyawanya. RMAU nya bagaikan menjawab perintah pemiliknya, mengeluarkan bunyi mesin yang nyaring, lalu Zinn berangkat menuju lokasi yang ditunjukan oleh radar.
Sesampainya disana, Zinn melihat seorang Holy Chandra bernama CliniQue yang di kejar-kejar oleh Grazier, Templar dan Black Knight. Graziernya ngiket HC itu dan memberikan debuff-debuffnya, sementara Templar dan Black Knightnya melukai si Holy Chandra perlahan-lahan.
"Huh! Dasar pengecut!! beraninya sama level cupu!!", geram Zinn, "Sini! Hadapi gw!!", Zinn pun meluncur dengan kecepatan yang lebih dari biasanya, Cora-cora yang ada disitu sepertinya cukup terkejut dengan kemunculan Zinn. Yang Grazier malah keliatannya bersiap-siap mau lari. Tapi Templar dan Black Knightnya sepertinya bermaksud untuk menghadapi Zinn. Black Knightnya maju dengan niat untuk menghambat laju RMAU Zinn dengan perisainya. Mungkin dalam mimpi tergilanya, Black Knight itu ga akan pernah ngeliat sebuah unit MAU yang melakukan manuver dengan gerakaan berputar 360 derajat. Zinn pun melewati BK yang masih terbengong-bengong itu.
Templar dihadapan Zinn sepertinya ga terlalu kaget, entah karena pernah bertemu Zinn di Chip War ato gimana, tapi dia mengayunkan Field Lancenya dengan jurus Fury Swipe, dan lagi, meleset, setelah Zinn melakukan manuver kesamping dengan jalur mirip huruf L. Zinn menghindari Templar dan Black Knight itu karena sasarannya adalah sang Grazier yang berdiri paling belakang.
Grazier itu keliatan panik banget karena RMAU Zinn meng-skip kedua temennya dan mengincar dirinya. Entah panik ato gimana, Grazie tersebut meng-cast ensnare untuk menghambat gerakannya Zinn. Tapi seperti yang kita tau, dimana Ensnare ga mempunyai efek terhadap unit MAU. Dengan sekali tebas oleh RMAU Zinn, Grazier itu pun langsung almarhum, sebelom Isis emas miliknya sempet melakukan apa-apa.
Zinn memutar RMAUnya untuk menghadapi Templar dan Black Knight yang tersisa, sempet ngelirik ke arah HC yang tadi di ensnare, ternyata udah bisa lari dengan bebas, dari agak jauh, Zinn melihat Aina mengacungkan jempolnya. Zinn tersenyum dan meneruskan serangannya ke arah Cora-Cora itu.
Ga perlu waktu lama untuk Zinn membereskan para perusuh itu, dengan support dari Aina, tugas Zinn menjadi jauh lebih mudah. Dalam sekejap, kedua Cora tersebut udah bobo. Paling agak alot di Black Knightnya, itupun terhitung cukup cepet berkat Aina. Setelahnya, Zinn mendekati Aina, dan membuka kokpitnya dan berdiri di ambang pintunya.
Aina berteriak dari bawah, "Rasanya ini yang harus aku lakukan.... agar pengorbanan Rakuen untuk aku ga sia-sia", serunya semangat. Matanya kembali memancarkan cahaya persis seperti saat Zinn pertama kali bertemu dirinya. Zinn pun tersenyum.
"Mmm... ngapain? ngeliatin orang rusuh dari jauh? gg", canda Zinn.
"ZZZZZ... bukan gitu yooo.... mau mulai leveling lagi biar bisa terus menjaga bangsa kita dari serangan-serangan pihak yang ga bertanggung jawab seperti ini", semprot Aina.
"Baguslah kalo begitu", sahut Zinn, "Kalo gitu, gw balik ke markas dulu ya, mau kasih laporan patroli hari ini", katanya sambil melambaikan tangan, Aina membalas lambaiannya dan berjalan menuju kerumunan Bellato yang kembali meneruskan aktifitasnya masing-masing. Zinn menutup kokpitnya dan mengarahkan RMAU nya menuju markas.
.........................
Monica lagi berjalan-jalan di Markas Bellato, meskipun udah ga make baju bangsa Cora, tapi dia tetep menarik perhatian kemanapun dia pergi, karena tinggi tubuhnya yang berbeda dari cewe-cewe Bellato kebanyakan. Saat lagi belanja ke markas, seluruh mata pasti tertuju kepada dirinya (sebenernya sih ga gitu juga, tapi dia kepedean aja, gg).
Hari ini Monica dititipin sama ortunya untuk belanja pot FP buat nyokapnya masak (masak pake FP? swt). Selesai belanja segala keperluannya, Monica melintas di depan portal besar yang biasa digunakan untuk pergi ke Craig Mine dan Sette. Langkah Monica terhenti di depan portal tersebut, sementara dia memperhatikan orang-orang keluar masuk dari portal tersebut.
Monica celingak-clinguk melihat keadaan sekitarnya, lalu entah apa yang ada dipikirannya, dia pun melangkah memasuki portal tersebut.
Sesaat semuanya menjadi terang saat Monica berada di dalam portal, perlahan-lahan semuanya menjadi berwarna lagi. Whushhh.... Angin semilir yang kerap berhembus di Craig Mine menyapu wajah Monica dengan lembut. Tatapan Monica menerawang jauh, sejauh pikirannya yang lagi melayang entah kemana.
Dia kemudian berjalan perlahan sambil menenteng belanjaannya, ke tempat rahasianya, ke tempat yang menyimpan kenangan masa lalunya, ke tempat yang menyimpan bukti cintanya.
Tempat itu rasanya jauh sekali untuk Monica, karena hatinya berkecamuk, antara dia ingin cepet-cepet sampe dan melepas rindunya ke tempat rahasianya, atau ga pingin cepet-cepet sampe karena takut dia akan makin merindukan cintanya. Tapi mau ga mau akhirnya dia sampe juga. Monica menatap tempat sejuta kenangan cintanya dengan tatapan rindu. Sebuah coret-coretan di tebing hasil tulisan tangannya, Monica mendekati tulisan-tulisan itu dan mengelusnya, di bawah tulisannya, ada tulisan yang dibuat oleh TherMiaN. Monica meneteskan air mata tanpa dia sadari. Hatinya begitu merindukan pujaan hatinya, terlalu kangen, hingga rasanya sakit....
NGIING.... Dari belakang Monica, terdengar suara mesin bergerak. TherMiaN? pikir Monica, tapi sesaat kemudian dia berpikir, mungkin sama aja seperti yang sebelomnya dimana yang ada di belakangnya adalah Accre lain dan menyerang dirinya. Susahnya, saat ini dia sama sekali ga bersenjata dan ga berarmor. Buru-buru dia membalikkan badannya dan melihat....
Sesosok Accretia berarmor serba putih, Armor Ranger Accretia. Berdiri cukup jauh dari Monica... Accretia itu berdiri tegak.... tidak bergerak.... Accre itu.... sebelah tangannya.... ga ada? Accretia dengan satu lengan itu menatap Monica tanpa bersuara. Monica hampir ga berani untuk mengeluarkan suara... tapi rasa keingin tahuannya untuk bertanya melebihi ketakutannya...
"TherMiaN?", tanyanya dengan suara yang nyangkut di tenggorokan.
Accretia itu tetep diem, membuat Monica siap-siap untuk ambil langkah seribu seandainya Accre yang ada di hadapannya itu bukan orang yang dia harapkan. Tapi entah kenapa, dia yakin banget kalo itu adalah TherMiaN. Di luar dugaan, bukannya nyaut, Accre itu malah bergerak maju mendekatinya. Monica masih tetep ragu-ragu antara mau kabur ato nggak, tapi refleknya membuat kakinya melangkah mundur. Sampai akhirnya Accretia itu cukup deket, dan udah ga mungkin lagi buat Monica untuk kabur karena punggungnya udah bersender di dinding. Accretia itu berhenti tepat di depan Monica.
"Halo, Mon...", kata TherMiaN (yang berarmor putih itu lho), santai...
Monica yang dari tadi tegang luar biasa langsung merasa lemas. Kepalanya tertunduk, dan tangannya mengepal. TherMiaN menundukan kepalanya untuk melihat wajah Monica.
"Mon?", tanyanya. Monica mengangkat wajahnya dengan wajah........murka. Monica menarik belakang leher TherMiaN dan dalam satu gerakan pasti menariknya lalu menghantamkan wajah TherMiaN ke dinding tebing.
DUENGG!!! itu tebing ampe retak gara-gara dihajar muka TherMiaN.
Di Solus, Zinn lagi berpatroli rutin. Kali ini dia ga ditemenin sama tunangannya, dan patroli solo aja. Sambil mengandalikan RMAU nya dengan santai, Zinn berkeliling ke tempat dimana para lvl-lvl kecil biasanya lagi quest ato lagi leveling. Keadaan keliatannya cukup aman. Zinn menyalakan radar miliknya dan melihat bahwa situasi saat ini cukup aman karena dari radar ga terdeteksi adanya penampakan musuh sama sekali. Dia pun melanjutkan perjalanannya ke beberapa kelompok Bellato di daerah Hutan Crawler yang ditunjukkan oleh radarnya.
Sesampainya disana, terlihat cukup banyak Bellato yang lagi hunt party. Dan diantara sekian banyak orang-orang itu, ada sosok yang dia kenal.... Aina. Aina terlihat lagi men-support semua orang yang kelihatannya membutuhkan bantuan tanpa pilih-pilih. Karena keadaan dirasa cukup aman,Zinn turun dari unit MAU nya dan berjalan menghampiri Aina.
Aina menyapa Zinn begitu dia melihat Zinn dateng, "Hai!"
Zinn tersenyum dan menyapa balik, "Halo, apa kabar? lagi ngapain?".
Aina tersenyum ramah, "Ah... enggak... aku lagi bantu-bantu aja disini...", jawabnya dengan tatapan yang agak sedih.
"Mmmm.. ga leveling?", tanya Zinn.
Aina terdiam sesaat, lalu menatap langit, "Enggak ah.... ga semangat ngapa-ngapain.... males aja abisnya ga ada Rakuen...", jawabnya dengan senyum yang rada kepaksa. Zinn jadi ga bisa ngomong apa-apa, dia cukup mengerti perasaan Aina karena dia pernah ada di posisi yang sama dengannya.
"Apa kamu mau selamanya seperti ini?", tanya Zinn hati-hati, berusaha ga menyakiti hati Aina, "Rakuen pasti akan sedih kalo dia ngeliat kamu kayak gini terus...", Aina terdiam, tatapan matanya kosong. Zinn menghela nafas panjang. Tiba-tiba kunci RMAUnya berbunyi alarm. Zinn dan Aina kaget.
"Alarm?! ada musuh?!", seru Zinn. "Aina, suruh orang-orang berlindung di tempat yang aman!!", Aina pun buru-buru menginstruksikan kepada semua yang lagi hunt disana untuk segera melarikan diri. Zinn bergegas menghampiri unit MAUnya yang lagi di parkir, n melompat masuk ke dalam kokpitnya, dan pintu kokpitnya menutup perlahan setelah dia masuk.
Di dalam, Zinn langsung memasukkan kunci ke tempatnya, dan menekan tombol-tombol untuk mengaktifkan unitnya. mata RMAU milik Zinn menyala seiring aktifnya unit tersebut. Zinn melihat ke dalam radar, dan melihat ada 3 Cora yang keliatannya lagi mengejar seorang Bellato.
"Ayo berangkat, Verde!", seru Zinn kepada unitnya, Verdebuster, Zinn memberikan nama kepada RMAU nya dari nama seorang Accretia yang pernah menyelamatkan nyawanya. RMAU nya bagaikan menjawab perintah pemiliknya, mengeluarkan bunyi mesin yang nyaring, lalu Zinn berangkat menuju lokasi yang ditunjukan oleh radar.
Sesampainya disana, Zinn melihat seorang Holy Chandra bernama CliniQue yang di kejar-kejar oleh Grazier, Templar dan Black Knight. Graziernya ngiket HC itu dan memberikan debuff-debuffnya, sementara Templar dan Black Knightnya melukai si Holy Chandra perlahan-lahan.
"Huh! Dasar pengecut!! beraninya sama level cupu!!", geram Zinn, "Sini! Hadapi gw!!", Zinn pun meluncur dengan kecepatan yang lebih dari biasanya, Cora-cora yang ada disitu sepertinya cukup terkejut dengan kemunculan Zinn. Yang Grazier malah keliatannya bersiap-siap mau lari. Tapi Templar dan Black Knightnya sepertinya bermaksud untuk menghadapi Zinn. Black Knightnya maju dengan niat untuk menghambat laju RMAU Zinn dengan perisainya. Mungkin dalam mimpi tergilanya, Black Knight itu ga akan pernah ngeliat sebuah unit MAU yang melakukan manuver dengan gerakaan berputar 360 derajat. Zinn pun melewati BK yang masih terbengong-bengong itu.
Templar dihadapan Zinn sepertinya ga terlalu kaget, entah karena pernah bertemu Zinn di Chip War ato gimana, tapi dia mengayunkan Field Lancenya dengan jurus Fury Swipe, dan lagi, meleset, setelah Zinn melakukan manuver kesamping dengan jalur mirip huruf L. Zinn menghindari Templar dan Black Knight itu karena sasarannya adalah sang Grazier yang berdiri paling belakang.
Grazier itu keliatan panik banget karena RMAU Zinn meng-skip kedua temennya dan mengincar dirinya. Entah panik ato gimana, Grazie tersebut meng-cast ensnare untuk menghambat gerakannya Zinn. Tapi seperti yang kita tau, dimana Ensnare ga mempunyai efek terhadap unit MAU. Dengan sekali tebas oleh RMAU Zinn, Grazier itu pun langsung almarhum, sebelom Isis emas miliknya sempet melakukan apa-apa.
Zinn memutar RMAUnya untuk menghadapi Templar dan Black Knight yang tersisa, sempet ngelirik ke arah HC yang tadi di ensnare, ternyata udah bisa lari dengan bebas, dari agak jauh, Zinn melihat Aina mengacungkan jempolnya. Zinn tersenyum dan meneruskan serangannya ke arah Cora-Cora itu.
Ga perlu waktu lama untuk Zinn membereskan para perusuh itu, dengan support dari Aina, tugas Zinn menjadi jauh lebih mudah. Dalam sekejap, kedua Cora tersebut udah bobo. Paling agak alot di Black Knightnya, itupun terhitung cukup cepet berkat Aina. Setelahnya, Zinn mendekati Aina, dan membuka kokpitnya dan berdiri di ambang pintunya.
Aina berteriak dari bawah, "Rasanya ini yang harus aku lakukan.... agar pengorbanan Rakuen untuk aku ga sia-sia", serunya semangat. Matanya kembali memancarkan cahaya persis seperti saat Zinn pertama kali bertemu dirinya. Zinn pun tersenyum.
"Mmm... ngapain? ngeliatin orang rusuh dari jauh? gg", canda Zinn.
"ZZZZZ... bukan gitu yooo.... mau mulai leveling lagi biar bisa terus menjaga bangsa kita dari serangan-serangan pihak yang ga bertanggung jawab seperti ini", semprot Aina.
"Baguslah kalo begitu", sahut Zinn, "Kalo gitu, gw balik ke markas dulu ya, mau kasih laporan patroli hari ini", katanya sambil melambaikan tangan, Aina membalas lambaiannya dan berjalan menuju kerumunan Bellato yang kembali meneruskan aktifitasnya masing-masing. Zinn menutup kokpitnya dan mengarahkan RMAU nya menuju markas.
.........................
Monica lagi berjalan-jalan di Markas Bellato, meskipun udah ga make baju bangsa Cora, tapi dia tetep menarik perhatian kemanapun dia pergi, karena tinggi tubuhnya yang berbeda dari cewe-cewe Bellato kebanyakan. Saat lagi belanja ke markas, seluruh mata pasti tertuju kepada dirinya (sebenernya sih ga gitu juga, tapi dia kepedean aja, gg).
Hari ini Monica dititipin sama ortunya untuk belanja pot FP buat nyokapnya masak (masak pake FP? swt). Selesai belanja segala keperluannya, Monica melintas di depan portal besar yang biasa digunakan untuk pergi ke Craig Mine dan Sette. Langkah Monica terhenti di depan portal tersebut, sementara dia memperhatikan orang-orang keluar masuk dari portal tersebut.
Monica celingak-clinguk melihat keadaan sekitarnya, lalu entah apa yang ada dipikirannya, dia pun melangkah memasuki portal tersebut.
Sesaat semuanya menjadi terang saat Monica berada di dalam portal, perlahan-lahan semuanya menjadi berwarna lagi. Whushhh.... Angin semilir yang kerap berhembus di Craig Mine menyapu wajah Monica dengan lembut. Tatapan Monica menerawang jauh, sejauh pikirannya yang lagi melayang entah kemana.
Dia kemudian berjalan perlahan sambil menenteng belanjaannya, ke tempat rahasianya, ke tempat yang menyimpan kenangan masa lalunya, ke tempat yang menyimpan bukti cintanya.
Tempat itu rasanya jauh sekali untuk Monica, karena hatinya berkecamuk, antara dia ingin cepet-cepet sampe dan melepas rindunya ke tempat rahasianya, atau ga pingin cepet-cepet sampe karena takut dia akan makin merindukan cintanya. Tapi mau ga mau akhirnya dia sampe juga. Monica menatap tempat sejuta kenangan cintanya dengan tatapan rindu. Sebuah coret-coretan di tebing hasil tulisan tangannya, Monica mendekati tulisan-tulisan itu dan mengelusnya, di bawah tulisannya, ada tulisan yang dibuat oleh TherMiaN. Monica meneteskan air mata tanpa dia sadari. Hatinya begitu merindukan pujaan hatinya, terlalu kangen, hingga rasanya sakit....
NGIING.... Dari belakang Monica, terdengar suara mesin bergerak. TherMiaN? pikir Monica, tapi sesaat kemudian dia berpikir, mungkin sama aja seperti yang sebelomnya dimana yang ada di belakangnya adalah Accre lain dan menyerang dirinya. Susahnya, saat ini dia sama sekali ga bersenjata dan ga berarmor. Buru-buru dia membalikkan badannya dan melihat....
Sesosok Accretia berarmor serba putih, Armor Ranger Accretia. Berdiri cukup jauh dari Monica... Accretia itu berdiri tegak.... tidak bergerak.... Accre itu.... sebelah tangannya.... ga ada? Accretia dengan satu lengan itu menatap Monica tanpa bersuara. Monica hampir ga berani untuk mengeluarkan suara... tapi rasa keingin tahuannya untuk bertanya melebihi ketakutannya...
"TherMiaN?", tanyanya dengan suara yang nyangkut di tenggorokan.
Accretia itu tetep diem, membuat Monica siap-siap untuk ambil langkah seribu seandainya Accre yang ada di hadapannya itu bukan orang yang dia harapkan. Tapi entah kenapa, dia yakin banget kalo itu adalah TherMiaN. Di luar dugaan, bukannya nyaut, Accre itu malah bergerak maju mendekatinya. Monica masih tetep ragu-ragu antara mau kabur ato nggak, tapi refleknya membuat kakinya melangkah mundur. Sampai akhirnya Accretia itu cukup deket, dan udah ga mungkin lagi buat Monica untuk kabur karena punggungnya udah bersender di dinding. Accretia itu berhenti tepat di depan Monica.
"Halo, Mon...", kata TherMiaN (yang berarmor putih itu lho), santai...
Monica yang dari tadi tegang luar biasa langsung merasa lemas. Kepalanya tertunduk, dan tangannya mengepal. TherMiaN menundukan kepalanya untuk melihat wajah Monica.
"Mon?", tanyanya. Monica mengangkat wajahnya dengan wajah........murka. Monica menarik belakang leher TherMiaN dan dalam satu gerakan pasti menariknya lalu menghantamkan wajah TherMiaN ke dinding tebing.
DUENGG!!! itu tebing ampe retak gara-gara dihajar muka TherMiaN.
0
Kutip
Balas