- Beranda
- Online Games
[RF] The Story of Novus (Patriot RF wajib masuk!)
...
![sipaul76](https://s.kaskus.id/user/avatar/2009/10/12/avatar1138258_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
sipaul76
[RF] The Story of Novus (Patriot RF wajib masuk!)
![[RF] The Story of Novus (Patriot RF wajib masuk!)](https://dl.kaskus.id/www.siaranalhayat.com/wp-content/uploads/2010/04/bismillah.gif)
Quote:
Just share gan, sebenernya ane udah cukup lama nemu cerita ini. tema ceritanya tentang kehidupan di dunia RF. ceritanya asik & seru banget gan, pokoknya top deh. kalo gk percaya silahkan agan baca sendiri.
tapi cerita ini emang agak panjang, lumayanlah buat ngisi waktu luang disela-sela kegiatan agan sekalian, atau bisa juga dibaca kalo agan lagi bosen main RF & ngaskus.![Big Grin emoticon-Big Grin](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/14.gif)
cerita ini tepatnya dibuat saat zaman patch RF Red-Army sampai zaman patch RF Secret of Holystone.
"The Story of Novus" adalah cerita yang dibuat oleh salah satu patriot RF mengenai kehidupan di planet novus. Cerita ini dibuat oleh patriot RF yang memiliki ID di dunia maya "pan7her", ia telah posting cerita ini di beberapa forum. dan sekarang orangya telah hilang entah kemana, tapi semoga ia tetap mendapat perlindungan dari tuhan yang maha esa.
akhir kata terimakasih kepada saudara pan7her atas ceritanya yang begitu mengagumkan.![Big Grin emoticon-Big Grin](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/14.gif)
so, check this out.
tapi cerita ini emang agak panjang, lumayanlah buat ngisi waktu luang disela-sela kegiatan agan sekalian, atau bisa juga dibaca kalo agan lagi bosen main RF & ngaskus.
![Big Grin emoticon-Big Grin](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/14.gif)
cerita ini tepatnya dibuat saat zaman patch RF Red-Army sampai zaman patch RF Secret of Holystone.
"The Story of Novus" adalah cerita yang dibuat oleh salah satu patriot RF mengenai kehidupan di planet novus. Cerita ini dibuat oleh patriot RF yang memiliki ID di dunia maya "pan7her", ia telah posting cerita ini di beberapa forum. dan sekarang orangya telah hilang entah kemana, tapi semoga ia tetap mendapat perlindungan dari tuhan yang maha esa.
akhir kata terimakasih kepada saudara pan7her atas ceritanya yang begitu mengagumkan.
![Big Grin emoticon-Big Grin](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/14.gif)
so, check this out.
Spoiler for "tambahan":
ohya gan, biar lebih seru cerita ini akan ane update secara berkala.
![Big Grin emoticon-Big Grin](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/14.gif)
Spoiler for "part 1":
The Story of Novus Part 1 [Begining]
Nama gw Ravi... gw mau cerita tentang tragedi kehidupan gw di galaksi Novus ini...
Dulu gw punya sahabat-sahabat sejati... Zinn dan TherMiaN. kita bertiga sama-sama ditempatin di pos Lunar. gw dan Zinn adalah anak yatim piatu. ortu gw dibunuh accretia waktu gw kecil, trus gw dirawat oleh pemerintah di bagian militer. ortunya Zinn udah ga ada dari kecil n dia tinggal bersama keluarga tantenya di desa, orang paling baik yang gw kenal, mungkin orang paling pendek se-Cora dan sering jadi ledekan gw dan TherMian. Lain lagi halnya dengan TherMiaN, dia ini bagian elitenya Cora. dari keluarga tob banget deh. dia ini Cora paling berbakat yang gw tau (n rada-rada songong kadang2) udah gitu kidal pula, bikin makin repot aja klo lagi latihan tanding lawan dia, sementaranya dia sendiri haus banget akan kekuatan.
Kita mengambil posisi berbeda dalam training. gw ngambil kearah Black Knight, Zinn ke arah Ranger dan TherMian ke arah Templar. Kekompakan kita bertiga saat latihan perang paling terkenal. kombinasi serangan kita merupakan salah satu rangking tertinggi di training camp.
Pada dasarnya emang berbakat, TherMian di panggil ke garis depan untuk perang berikutnya. kehebatannya sudah diakui DECEM. wajahnya terlihat puas dan semangat sekali mendengar pemanggilan ini, tentunya gw dan Zinn juga ikut kesenengan.
berada di garis depan adalah impian kita dari dulu. dan TherMian mendapatkan kesempatan ini duluan.
"Hei, sisain bagian buat gw ya nanti!", kata gw dalam kamar kita malam itu.
"Ogah! gw abisin semua itu Belatung n Kaleng-kaleng di jalanan!! biar pas lu masuk ke garis depan kerjaannya tinggal ngopi doang!" tawa TherMian.
"bawain kepala kaleng dong satu buat lampu kamar!" canda Zinn.
Kita merayakan keberangkatan TherMian malam itu dengan penuh keceriaan. besoknya pada saat berangkat, kami berpelukan (berpelukaaaann...). dan kata-kata yang terakhir diucapkan TherMian adalah..
"jangan bikin gw nunggu terlalu lama.." dengan senyum sombong khasnya.
kata-kata terakhir itu rupanya benar-benar kata-kata terakhir yang kami dengar dari dia. Cora kalah total hari itu karena keabsenan Archon yang entah apa sebabnya. dari 300 yang berangkat, yang kembali hanya 91, dan TherMian tidak termasuk diantaranya. gw dan Zinn yang menunggu berdebar-debar di portal akhirnya terduduk lemas begitu patriot Cora terakhir melewati portal dan kemudian portal tersebut ditutup.
gw berdua melaporkan hal ini kepada ortunya TherMiaN yang merupakan salah satu petinggi Cora, dan mereka bilang sudah tau karena diberitahukan oleh komandan lapangannya duluan. mereka berdua menumpahkan air mata, dan membuat gw berdua juga tidak kuat nahan air mata kita.
Setelah kepergian TherMiaN itu, gw dan Zinn jadi jarang ngobrol. kita berdua lebih banyak fokus ningkatin PT dan level masing-masing....berminggu-minggu, hingga suatu saat, Zinn memulai pembicaraan.
"hari ini gw ketemu Bellato di Rawa Kabut" katanya pelan.
"oya?! nyesel dong dia ketemu lu?" sahut gw.
"dia lagi diserang sama 5 Vafer..." katanya lagi, masih pelan.
"......." gw mandang dia dan berkata "jangan bilang lu tolong dia?!"
dia diem...
dengan menampar muka gw sendiri, gw bilang "ampun den Zinn...dia kan musuh. gw tau lu baik, tapi ga perlu juga kali ditolongin?!" dan gw tiba-tiba menyadari kalo tangan kanannya di balut sama kain warna biru muda.
sekarang kita berdua diem...
"cewe?" kata gw. dan dia masih tetep diem.
jadi bingung gw mo ngomong apa. tapi akhirnya dia yang ngomong duluan. "Vi, gw mau ke markas Bellato".
Sesaat gw seneng, dan berseru "wues, gaya amat lu mo nyerang markas bellato sendirian doang demi cewe?!", tapi sesaat kemudian gw menyadari kalo yang dimaksud bukan itu.. "jangan bilang klo..."
Zinn berdiri dan berkata, "ya. gw mau jadi pasukan Bellato".
yang namanya didikan militer dari kecil, emosi suka ga kejaga. dalam kejapan mata, gw udah nonjok Zinn sampe jatuh ke
lantai. "LU GILA YA?!! LU MAU KHIANATIN BANGSA LU SENDIRI DEMI SEORANG CEWE??!!".
Zinn tidak melawan. dia menyapu darah dari bibirnya yang sobek oleh pukulan gw dan berdiri. "Vi, lu tau kenapa ortu gw ga ada dari kecil?". gw terdiem, dan emosi gw menurun dengan sendirinya. gw belom pernah tau kenapa ortu Zinn meninggal. karena ortu gw sendiri juga dah ga ada, gw juga ga berminat berbagi cerita soal itu.
"gw bukan keturunan murni Cora", kata Zinn dengan jelas.
di dalam kebengongan gw, dia melanjutkan, "Nyokap gw orang Bellato. karena itu tinggi gw dibawah rata-rata orang Cora".
Shock. gw terduduk di tempat tidur. sementara Zinn melanjutkan ceritanya "Ortu gw dihukum oleh pengadilan Cora. karena pernikahan mereka diharamkan oleh DECEM", terdiam sebentar, dia duduk disamping gw.
"orang tua gw ga pernah diakui eksis di Cora, yang menyebut nama ortu gw akan dihukum berat" dia mengambil nafas panjang, "om dan tante yang gw tinggal sekarang sayang banget sama bokap gw karena dia orangnya baik banget katanya, makanya mereka berani cerita ini ke gw".
dia berdiri, "gw ke Bellato bukan demi cewe itu Vi, demi orang tua gw...", entah kenapa tiba-tiba airmata gw keluar tanpa gw sadari. gw berdiri,
"apa lu mengerti Zinn?!" kata-kata keluar dari mulut gw dengan tersendat-sendat "kalo lu pergi kesana, pertemuan kita berikutnya, gw akan bunuh lu tanpa ragu-ragu...!!!" tegas gw disela airmata yang ga berhenti.
Zinn terdiam membelakangi gw, dia menoleh balik ke arah gw dan berkata "gw juga..." dengan linangan airmata yang ga kalah deras sama gw. diapun keluar dari pintu meninggalkan gw sendiri. sebuah perpisahan lagi dengan sahabat gw...
-
Berbulan-bulan sudah lewat. gw udah jadi pasukan garis depan. hari ini tugas pertama gw di lapangan. Chip war jam 9 Malem. dengan Perisai kebanggan gw yang gw dapet dari para petinggi Cora, gw berangkat. Formasi sudah disiapkan, dan gw bertugas untuk bagian pertahanan. Serangan pertama yang dateng dari Accretia. bangsa kaleng yang paling gw benci.
karena intensitas peperangan, entah bagaimana mulanya, formasi udah berantakan. gw terpisah dari tim. dan dihadapan gw sekaleng robot yang siap melumat gw. tapi gw ga takut. gw hadapi makhluk itu dengan sepenuh hati. hingga kita beradu pedang jarak dekat, kaleng itu berbicara,
"kemampuan lu masih segini aja...", katanya dengan suara mekanis yang entah keluar dari mana.
gw mundur sedikit dan merasa terhina, "kaleng kayak lu ngerti apa soal gw?! lu ngeremehin bangsa Cora HAH?!!" dan melakukan Buff Power Up. tiba-tiba kaleng itu mengucapkan sesuati yang mengejutkan gw.
"Sampe kapanpun lu ga bakal menang dari gw, Vi.." suara paraunya memanggil nama gw. dan dia mengangkat tangan kirinya tinggi-tinggi dan mengacungkan pedangnya kearah gw. di pundak kirinya gw liat name-tag makhluk itu : "TherMiaN". bagaikan tersambar petir, pedang yang gw pegang hampir jatoh.
"Ther....MiaN...?" kata gw terbata-bata.
kaleng ber namakan TherMiaN itu terbahak-bahak melihat ketidakpercayaan gw "wahahahaha... lu sedemikian takutnya liat gw Vi?!". di berjalan pelan kearah gw, "Lu liat? kekuatan ini, sekarang ga ada satupun bangsa di dunia ini yang bisa mengalahkan gw!" dan serta merta dia mengayunkan pedangnya ke kepala gw. entah bagaimana gw masih sempet mundur hingga jatuh terduduk mengindari tebasan itu.
masih dalam tawanya, TherMian mendekati gw lagi dan sepertinya kli ini tidak ragu-ragu lagi untuk membelah badan gw.
badan gw ga bisa bergerak karena masih dalam kondisi shock. saat pedang yang dibawa TherMian sudah terangkat tinggi mengarah sekali lagi ke kepala gw, tiba-tiba sesuatu menyeruduk badan TherMian yang terbuat dari baja itu menjauh dari gw. sebuah BMAU menghantam keras tubuh TherMiaN.
di hadapan gw BMAU itu menoleh kearah gw, dan sekali lagi gw liat Name-Tagnya : "Zinn". BMAU itupun meneruskan serangannya kearah TherMian. gw yang terduduk terbengong-bengong melihat pemandangan didepan gw dimana kedua sahabat gw bertarung dalam wujud yang berbeda. tiba-tiba dari belakang, 2 orang Spiritualist menarik badan gw kembali ke pos untuk dibawa kembali ke markas.
-
sudah 1 bulan dari kejadian itu. sekarang gw udah kembali ke garis depan. kali ini serangan datang dari 2 arah. Accretia dan Bellato. di deretan terdepan masing-masing bangsa gw bisa lihat sosok TherMian dan Zinn yang datang menyerang kearah kami.
kli ini tidak ada keraguan di diri gw.
dan gw ga melihat keraguan di diri mereka.
gw akan menyelesaikan semuanya HARI INI!!
LANJUTAN PART 2 ~ 22
Spoiler for "jangan lupa":
budayakan
![Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvqnpxx.gif)
![Big Grin emoticon-Big Grin](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/14.gif)
Spoiler for "tetap menerima dengan ikhlas":
![Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L)](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ox6pblpkt.gif)
![Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L)](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ox6pblpkt.gif)
![Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L)](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ox6pblpkt.gif)
Spoiler for "menolak":
![Blue Guy Bata (L) emoticon-Blue Guy Bata (L)](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbejiqljqkd1.gif)
![Blue Guy Bata (L) emoticon-Blue Guy Bata (L)](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbejiqljqkd1.gif)
![Blue Guy Bata (L) emoticon-Blue Guy Bata (L)](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fbejiqljqkd1.gif)
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 306 suara
Best Couple?
Zinn ♥ Cindy
17%Ravi ♥ Cindy
23%TherMiaN ♥ Monica
39%Zinn ♥ Nightshade
7%Ravi ♥ Namine
5%Lime ♥ Nakoruru
3%Zinn ♥ Razelth
6%Diubah oleh sipaul76 01-01-2018 18:30
0
129.7K
Kutip
2.6K
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Online Games](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-100.png)
Online Games![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
16.3KThread•4.9KAnggota
Tampilkan semua post
![sipaul76](https://s.kaskus.id/user/avatar/2009/10/12/avatar1138258_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
sipaul76
#479
Spoiler for "part 21-4":
[Show me the meaning of being lonenly...]
"APA?!", gw dan Monica bereaksi berbarengan, kita semua buru-buru keluar dari gubuk itu. Rakuen terlihat lagi mengamati situasi di balik sebuah pohon besar. Dia melihat kita keluar dari gubuk, dia mengisyaratkan dengan jarinya supaya kita jangan berisik. Lalu mengisyaratkan agar kita mendekat perlahan-lahan. Begitu kita berdiri di dekatnya, Rakuen menunjuk dan pandangan kita mengikuti arah tanganya..... dan melihat..... Cora..... banyak banget! ini bukan cuma 2 party...... 5 party?!! Gila!! 40 orang?! dan diantara mereka, ada satu Stealer yang tadi lolos dari sergapan kita. Bah, identitas Monica pasti udah terbongkar. Mau ga mau dia harus kita bawa pulang.
Rakuen ngeliatin gw dengan muka super khawatir. Sorot matanya bagaikan berkata, 'kita ga akan bisa bertahan hidup dari serangan mereka', lalu dia berkata, "Kita harus pergi dari sini... kembali ke terminal.... skarang juga...", kita semua mengangguk. Kita berusaha untuk kembali ke Terminal dengan sangat sembunyi-sembunyi, sementara pasukan rusuh Cora itu mulai memisahkan diri dan membagi pasukannya menjadi beberapa bagian. Sepertinya mereka mau men-sweeping area ini seluas mungkin.
Jalan kita untuk kembali ke Terminal emang sangat-sangat sulit. Baru beberapa langkah, kita harus ngumpet karena ketemu pasukan Cora yang mencar-mencar. Pada satu kesempatan, kita harus ngumpet dari 3 Cora yang sweeping. Rakuen dan Aina saling bertukar isyarat tangan yang kayaknya mereka doang yang ngerti. Tapi kalo gw tebak, mereka mau coba menjatohkan 3 Coro itu. Rakuen lalu melihat gw dan memberi isyarat dengan menunjuk Cora-Cora itu. Gw mengangguk.
Rakuen tiba-tiba melompat dan menghalangi jalan para Coro itu dan mengalihkan perhatian mereka kepada dirinya. Sementara Aina dari jarak yang cukup aman mengcast Ensnare, Optic Palsy dan semua de-buff2 penting. Tanpa aba-aba lagi, Rakuen mengayunkan senjatanya dan melumpuhkan Coro-Coro itu, gw membantu seadanya dengan panah gw. Kali ini, Rakuen ga mau melakukan kesalahan yang sama. Setiap ada Cora yang jatuh ke tanah tak berdaya, dia menancapkan pedangnya sekali lagi untuk memastikan bahwa lawannya bener-bener mati. Wajah dan tubuhnya yang dilumuri darah musuhnya seperti menegaskan kalo dia bener2 khawatir akan keselamatan kita.
Tapi... apa mau dikata? mungkin emang nasib lagi ga berpihak kepada kita, tiba-tiba langit menjadi cerah dan terdengar...
DHUAR!! DHUAR!! DHUARR!! kita semua melihat ke arah langit.... kembang api?! agak jauh terlihat seorang Dark Priest menyalakan kembang api! sial!! kita ketauan!! Rakuen langsung berteriak,
"Lari!! cepetan!!", serunya. Kita pun buru-buru lari untuk menghindari sergapan pasukan Cora. Tapi... bagaikan udah ditakdirkan... ternyata posisi kita udah berada di tengah-tengah kematian. Dari depan, belakang, samping, dari semua arah, udah berdiri Cora-Cora yang kayaknya ga akan membiarkan kita lari segampang itu.
"Raku....", kata Aina gemetar, sementara dia memeluk lengan Rakuen dengan kencang. Monica pun jadi merapat ke punggung gw, dari tubuhnya yang gemetar, gw bisa rasakan ketakutannya. Jangankan dia, kaki gw saat ini rasanya lemes banget ga bertenaga.... Apakah kita semua akan berakhir disini?
"Ai...", suara Rakuen agak bergetar, tapi tatapan matanya tetep tajam kedepan.
"Ya?", jawab Aina.
"Di samping kita, ada beberapa Coro lvl cupu, kalo aku ga salah liat armornya, mungkin baru lvl 30an... nanti kita buka jalan dari situ, dan kalian lari secepetnya ya, siapin speed sama purge mu supaya kalian bisa lari dengan lancar, Mon, kamu juga ya", kata Rakuen. Monica mengangguk agak ragu-ragu.
"Kalian? kamunya?!", tanya Aina balik.
"Aku akan tahan mereka disini", jawab Rakuen.
"APA?! Jangan gila deh?!! masa kita ninggalin kamu disini untuk mati?!! aku GA MAU!!", bentak Aina.
"AI!! denger!! kamu kan bisa Recall aku?! nanti seperti biasa klo lawannya kuat, kalo kamu udah ada di tempat yang aman, langsung recall aku!!", bentak Rakuen balik. Aina terdiam sejenak karena kaget. Tapi dia berteriak balik.
"Ga mau!! kalo itu kan musuhnya cuma 1 sampe 3 orang doang?!! ini ada 40!!! kalo kamu mau nahan orang sebanyak ini, sama aja cari mati!!".
"Ai, percaya sama aku ya..", Usai mengucapkan kalimat itu, Rakuen mencium bibir Aina,, lalu dia mengangkat pedangnya, menatap gw dan Monica sejenak, lalu setelah kita mengangguk, dia mengangguk balik dan berteriak, "Sekarang!!", seketika Aina mengcast speed untuk dirinya dan gw, sementara Monica dengan susah payah meng-cast speed untuk dirinya sendiri. Rakuen langsung menerjang ke arah Cora-Cora yang cupu dan bodohnya, yang cupu-cupu itu terpusat di satu bagian. Gw sambil ikutan berlari bersama Aina dan Monica membantu Rakuen sebisa mungkin dengan menembakan panah gw ke arah Coro-coro yang Rakuen serang, cukup dengan beberapa kali salto dari Rakuen, jalan untuk kabur udah terbuka lebar.
"Lari!!!", teriak Rakuen sambil menancapkan pedangnya ke dada Cora yang sedang tersungkur di atas salju, saat gw melewati Rakuen, dia tersenyum kepada gw, matanya seolah berkata 'gw titip mereka ya'.
Gw, Aina, dan Monica berlari sekuat tenaga, saat gw menengok ke belakang sesaat, gw melihat sebuah pemandangan yang luar biasa. Rakuen berdiri setegar karang menghadang lautan pasukan Cora yang menerjang dirinya bagaikan tsunami.... tapi kita ga berhenti berlari... jangan sampai pengorbanan Rakuen sia-sia....... gw pun kembali melihat ke depan.
...............
Akhirnya..... kita sampai. Setelah sampai cukup dekat terminal, dimana jangkauan Guard Tower pasti mampu mencapai kita. Aina langsung membalikkan badan dan mengeluarkan tongkatnya. Buru-buru dia mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi, dari mukanya terlihat kekhawatiran yang luar biasa.
"Recall!!", teriaknya.......... tak ada yang terjadi......
"RECALL!!", teriaknya lagi.... masih ga terjadi apa-apa. matanya menjadi berkaca-kaca...... Gw dan Monica saling bertukar pandang, mata Monica juga mulai berkaca-kaca.
"RE..CALL!!, dia berteriak lagi...... kali ini setengah terisak.... Monica juga mulai menutup mulutnya menahan air matanya yang mulai ga tertahankan.
Aina terjatuh berlutut..... air matanya udah tumpah ruah....... sekali lagi dia mengangkat tongkatnya ke atas kepalanya..... "RECALLL!!!!!", pekiknya pilu......
Gw dan Monica mendekati dia, berusaha menghibur dia. Tapi baru kita menyentuh pundak Aina, di hadapan kita muncul cahaya.
SRIINGGG.... Perlahan-lahan wujud... Rakuen masih berdiri tegak membelakangi kita, keadaannya ga terlalu bagus, Pedangnya yang berlumuran darah udah patah setengah. Perisai besarnya yang digenggam erat di tangan kiri pun udah hampir ga berbentuk.... dari tempat kita ngeliat, armornya depannya keliatannya juga udah ancur-ancuran yang belakang sih cuma ada gores2an sedikit..... Belom lagi darah yang menetes di salju disekitar kakinya..... tapi yah setidaknya dia masih bisa berdiri.
Muka Aina langsung berseri-seri melihat pujaan hatinya masih hidup. Dia langsung berlari kesenengan dengan air mata yang belom berhenti, gw dan Monica pun turut mendatangi Rakuen dengan senyum.
"RAKU!!", Aina langsung memeluk Rakuen dari belakang. Gw pun menepuk pundak Rakuen dan memberikan selamat. Tapi, saat gw mau menatap matanya..... mata gw terbelalak......betapa terkejutnya gw....
Kondisi Rakuen sangat-sangat mengenaskan, wajahnya udah ga berbentuk lagi, bagaikan dihanguskan oleh kekuatan api, dadanya pun udah robek-robek dan bolong-bolong oleh tebasan entah berapa pedang, dan darah mengucur dimana-mana. Dan dia..... udah ga bernafas...... dia......... udah......... mati......? Monica yang baru melihat kondisi Rakuen setelah gw langsung *sensor*ik tertahan dan menutup mulutnya, lalu langsung menyembunyikan diri di pelukan gw.
"Raku...?", Aina yang masih memeluk Rakuen dari belakang masih belom mengetahui kejadian sebenernya. "Kok kamu diem aja sih?", lalu Aina melihat gw dan Monica yang sedang terisak. Dengan memasang tampang heran, dia pun bergerak memutari badan Rakuen dari samping untuk melihat wajahnya.
Gw buru-buru melepaskan Monica dan mencoba meraih Aina sebelom dia melihat kondisi Rakuen. Tapi terlambat, sebelom gw sempet menarik tubuhnya menjauhi Rakuen, Aina udah keburu ngeliat sosok Rakuen yang mengenaskan. Gw menarik tubuh Aina saat ekspresinya dalam kondisi shock berat.
"RAKU?!! RAKU!!! JANGAN!!! LEPASIN GW!!!! RAKU???? RAKUUUU????!!!!!!!! RAAAAKKUUUUUU!!!!!!!", Aina berteriak-teriak dan berontak bagaikan kesurupan, gw aja kesulitan untuk menahan badannya yang kecil itu. "NO..... RAKUU... NOOOO...... KENAPAA....???!!! nooooo..... katanya kamu ga akan ninggalin akuuuu...... UWAAAAA..... RAKUUU!!! NOOO!!!! KATA KAMU KITA AKAN SELAMANYAAA?!!! KATANYA KAMU MAU NIKAHIN AKUUUU!!!! NOOOO!!!! RAKUUU!!!! WUUUAAAAAA!!!!!!!!", teriakan Aina di antara hujan air matanya sangat-sangat menyayat hati gw dan Monica hingga kita juga ga mampu menahan tangis yang deras.....
Akhirnya Aina berhenti berontak, dan mencengkeram lengan gw dengan sangat kuat, "Raaakkuuuu..... kenapaaaaa.......... huaaaaaa..... kenapaaaaaaa ga aku aja yang matii....aaaaaaaaaaaa..... apa kamu ga tau kalo aku ga bisa apa-apa tanpa kamuuu....... Rakuuuuu....... JAWAB AKUUU!! RAKUUUUUU!!!! KENAPA GA AKU AJA YANG MATIII???!!!! huaaaaaaa........", kata-kata Aina bagaikan menusuk hati gw..... Cindy...... apakah seandainya saat itu...... gw yang mati.... Cindy akan seperti ini........
"RAKUUUU!!!!! HUWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!", Aina berteriak sekuat tenaga.... Gw menatap ke arah langit....... Rakuen....... pengorbanan lu...... ga akan sia-sia........ terima kasih.......
===============================
To be continued......
"APA?!", gw dan Monica bereaksi berbarengan, kita semua buru-buru keluar dari gubuk itu. Rakuen terlihat lagi mengamati situasi di balik sebuah pohon besar. Dia melihat kita keluar dari gubuk, dia mengisyaratkan dengan jarinya supaya kita jangan berisik. Lalu mengisyaratkan agar kita mendekat perlahan-lahan. Begitu kita berdiri di dekatnya, Rakuen menunjuk dan pandangan kita mengikuti arah tanganya..... dan melihat..... Cora..... banyak banget! ini bukan cuma 2 party...... 5 party?!! Gila!! 40 orang?! dan diantara mereka, ada satu Stealer yang tadi lolos dari sergapan kita. Bah, identitas Monica pasti udah terbongkar. Mau ga mau dia harus kita bawa pulang.
Rakuen ngeliatin gw dengan muka super khawatir. Sorot matanya bagaikan berkata, 'kita ga akan bisa bertahan hidup dari serangan mereka', lalu dia berkata, "Kita harus pergi dari sini... kembali ke terminal.... skarang juga...", kita semua mengangguk. Kita berusaha untuk kembali ke Terminal dengan sangat sembunyi-sembunyi, sementara pasukan rusuh Cora itu mulai memisahkan diri dan membagi pasukannya menjadi beberapa bagian. Sepertinya mereka mau men-sweeping area ini seluas mungkin.
Jalan kita untuk kembali ke Terminal emang sangat-sangat sulit. Baru beberapa langkah, kita harus ngumpet karena ketemu pasukan Cora yang mencar-mencar. Pada satu kesempatan, kita harus ngumpet dari 3 Cora yang sweeping. Rakuen dan Aina saling bertukar isyarat tangan yang kayaknya mereka doang yang ngerti. Tapi kalo gw tebak, mereka mau coba menjatohkan 3 Coro itu. Rakuen lalu melihat gw dan memberi isyarat dengan menunjuk Cora-Cora itu. Gw mengangguk.
Rakuen tiba-tiba melompat dan menghalangi jalan para Coro itu dan mengalihkan perhatian mereka kepada dirinya. Sementara Aina dari jarak yang cukup aman mengcast Ensnare, Optic Palsy dan semua de-buff2 penting. Tanpa aba-aba lagi, Rakuen mengayunkan senjatanya dan melumpuhkan Coro-Coro itu, gw membantu seadanya dengan panah gw. Kali ini, Rakuen ga mau melakukan kesalahan yang sama. Setiap ada Cora yang jatuh ke tanah tak berdaya, dia menancapkan pedangnya sekali lagi untuk memastikan bahwa lawannya bener-bener mati. Wajah dan tubuhnya yang dilumuri darah musuhnya seperti menegaskan kalo dia bener2 khawatir akan keselamatan kita.
Tapi... apa mau dikata? mungkin emang nasib lagi ga berpihak kepada kita, tiba-tiba langit menjadi cerah dan terdengar...
DHUAR!! DHUAR!! DHUARR!! kita semua melihat ke arah langit.... kembang api?! agak jauh terlihat seorang Dark Priest menyalakan kembang api! sial!! kita ketauan!! Rakuen langsung berteriak,
"Lari!! cepetan!!", serunya. Kita pun buru-buru lari untuk menghindari sergapan pasukan Cora. Tapi... bagaikan udah ditakdirkan... ternyata posisi kita udah berada di tengah-tengah kematian. Dari depan, belakang, samping, dari semua arah, udah berdiri Cora-Cora yang kayaknya ga akan membiarkan kita lari segampang itu.
"Raku....", kata Aina gemetar, sementara dia memeluk lengan Rakuen dengan kencang. Monica pun jadi merapat ke punggung gw, dari tubuhnya yang gemetar, gw bisa rasakan ketakutannya. Jangankan dia, kaki gw saat ini rasanya lemes banget ga bertenaga.... Apakah kita semua akan berakhir disini?
"Ai...", suara Rakuen agak bergetar, tapi tatapan matanya tetep tajam kedepan.
"Ya?", jawab Aina.
"Di samping kita, ada beberapa Coro lvl cupu, kalo aku ga salah liat armornya, mungkin baru lvl 30an... nanti kita buka jalan dari situ, dan kalian lari secepetnya ya, siapin speed sama purge mu supaya kalian bisa lari dengan lancar, Mon, kamu juga ya", kata Rakuen. Monica mengangguk agak ragu-ragu.
"Kalian? kamunya?!", tanya Aina balik.
"Aku akan tahan mereka disini", jawab Rakuen.
"APA?! Jangan gila deh?!! masa kita ninggalin kamu disini untuk mati?!! aku GA MAU!!", bentak Aina.
"AI!! denger!! kamu kan bisa Recall aku?! nanti seperti biasa klo lawannya kuat, kalo kamu udah ada di tempat yang aman, langsung recall aku!!", bentak Rakuen balik. Aina terdiam sejenak karena kaget. Tapi dia berteriak balik.
"Ga mau!! kalo itu kan musuhnya cuma 1 sampe 3 orang doang?!! ini ada 40!!! kalo kamu mau nahan orang sebanyak ini, sama aja cari mati!!".
"Ai, percaya sama aku ya..", Usai mengucapkan kalimat itu, Rakuen mencium bibir Aina,, lalu dia mengangkat pedangnya, menatap gw dan Monica sejenak, lalu setelah kita mengangguk, dia mengangguk balik dan berteriak, "Sekarang!!", seketika Aina mengcast speed untuk dirinya dan gw, sementara Monica dengan susah payah meng-cast speed untuk dirinya sendiri. Rakuen langsung menerjang ke arah Cora-Cora yang cupu dan bodohnya, yang cupu-cupu itu terpusat di satu bagian. Gw sambil ikutan berlari bersama Aina dan Monica membantu Rakuen sebisa mungkin dengan menembakan panah gw ke arah Coro-coro yang Rakuen serang, cukup dengan beberapa kali salto dari Rakuen, jalan untuk kabur udah terbuka lebar.
"Lari!!!", teriak Rakuen sambil menancapkan pedangnya ke dada Cora yang sedang tersungkur di atas salju, saat gw melewati Rakuen, dia tersenyum kepada gw, matanya seolah berkata 'gw titip mereka ya'.
Gw, Aina, dan Monica berlari sekuat tenaga, saat gw menengok ke belakang sesaat, gw melihat sebuah pemandangan yang luar biasa. Rakuen berdiri setegar karang menghadang lautan pasukan Cora yang menerjang dirinya bagaikan tsunami.... tapi kita ga berhenti berlari... jangan sampai pengorbanan Rakuen sia-sia....... gw pun kembali melihat ke depan.
...............
Akhirnya..... kita sampai. Setelah sampai cukup dekat terminal, dimana jangkauan Guard Tower pasti mampu mencapai kita. Aina langsung membalikkan badan dan mengeluarkan tongkatnya. Buru-buru dia mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi, dari mukanya terlihat kekhawatiran yang luar biasa.
"Recall!!", teriaknya.......... tak ada yang terjadi......
"RECALL!!", teriaknya lagi.... masih ga terjadi apa-apa. matanya menjadi berkaca-kaca...... Gw dan Monica saling bertukar pandang, mata Monica juga mulai berkaca-kaca.
"RE..CALL!!, dia berteriak lagi...... kali ini setengah terisak.... Monica juga mulai menutup mulutnya menahan air matanya yang mulai ga tertahankan.
Aina terjatuh berlutut..... air matanya udah tumpah ruah....... sekali lagi dia mengangkat tongkatnya ke atas kepalanya..... "RECALLL!!!!!", pekiknya pilu......
Gw dan Monica mendekati dia, berusaha menghibur dia. Tapi baru kita menyentuh pundak Aina, di hadapan kita muncul cahaya.
SRIINGGG.... Perlahan-lahan wujud... Rakuen masih berdiri tegak membelakangi kita, keadaannya ga terlalu bagus, Pedangnya yang berlumuran darah udah patah setengah. Perisai besarnya yang digenggam erat di tangan kiri pun udah hampir ga berbentuk.... dari tempat kita ngeliat, armornya depannya keliatannya juga udah ancur-ancuran yang belakang sih cuma ada gores2an sedikit..... Belom lagi darah yang menetes di salju disekitar kakinya..... tapi yah setidaknya dia masih bisa berdiri.
Muka Aina langsung berseri-seri melihat pujaan hatinya masih hidup. Dia langsung berlari kesenengan dengan air mata yang belom berhenti, gw dan Monica pun turut mendatangi Rakuen dengan senyum.
"RAKU!!", Aina langsung memeluk Rakuen dari belakang. Gw pun menepuk pundak Rakuen dan memberikan selamat. Tapi, saat gw mau menatap matanya..... mata gw terbelalak......betapa terkejutnya gw....
Kondisi Rakuen sangat-sangat mengenaskan, wajahnya udah ga berbentuk lagi, bagaikan dihanguskan oleh kekuatan api, dadanya pun udah robek-robek dan bolong-bolong oleh tebasan entah berapa pedang, dan darah mengucur dimana-mana. Dan dia..... udah ga bernafas...... dia......... udah......... mati......? Monica yang baru melihat kondisi Rakuen setelah gw langsung *sensor*ik tertahan dan menutup mulutnya, lalu langsung menyembunyikan diri di pelukan gw.
"Raku...?", Aina yang masih memeluk Rakuen dari belakang masih belom mengetahui kejadian sebenernya. "Kok kamu diem aja sih?", lalu Aina melihat gw dan Monica yang sedang terisak. Dengan memasang tampang heran, dia pun bergerak memutari badan Rakuen dari samping untuk melihat wajahnya.
Gw buru-buru melepaskan Monica dan mencoba meraih Aina sebelom dia melihat kondisi Rakuen. Tapi terlambat, sebelom gw sempet menarik tubuhnya menjauhi Rakuen, Aina udah keburu ngeliat sosok Rakuen yang mengenaskan. Gw menarik tubuh Aina saat ekspresinya dalam kondisi shock berat.
"RAKU?!! RAKU!!! JANGAN!!! LEPASIN GW!!!! RAKU???? RAKUUUU????!!!!!!!! RAAAAKKUUUUUU!!!!!!!", Aina berteriak-teriak dan berontak bagaikan kesurupan, gw aja kesulitan untuk menahan badannya yang kecil itu. "NO..... RAKUU... NOOOO...... KENAPAA....???!!! nooooo..... katanya kamu ga akan ninggalin akuuuu...... UWAAAAA..... RAKUUU!!! NOOO!!!! KATA KAMU KITA AKAN SELAMANYAAA?!!! KATANYA KAMU MAU NIKAHIN AKUUUU!!!! NOOOO!!!! RAKUUU!!!! WUUUAAAAAA!!!!!!!!", teriakan Aina di antara hujan air matanya sangat-sangat menyayat hati gw dan Monica hingga kita juga ga mampu menahan tangis yang deras.....
Akhirnya Aina berhenti berontak, dan mencengkeram lengan gw dengan sangat kuat, "Raaakkuuuu..... kenapaaaaa.......... huaaaaaa..... kenapaaaaaaa ga aku aja yang matii....aaaaaaaaaaaa..... apa kamu ga tau kalo aku ga bisa apa-apa tanpa kamuuu....... Rakuuuuu....... JAWAB AKUUU!! RAKUUUUUU!!!! KENAPA GA AKU AJA YANG MATIII???!!!! huaaaaaaa........", kata-kata Aina bagaikan menusuk hati gw..... Cindy...... apakah seandainya saat itu...... gw yang mati.... Cindy akan seperti ini........
"RAKUUUU!!!!! HUWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!", Aina berteriak sekuat tenaga.... Gw menatap ke arah langit....... Rakuen....... pengorbanan lu...... ga akan sia-sia........ terima kasih.......
===============================
To be continued......
0
Kutip
Balas