[size=+1]Homo Ergaster[/size]

Hidup di Afrika timur dan selatan sekitar 2,5-1,7 juta tahun silam, ergaster dipisahkan dari erectus (yang hidup di asia) karena sejumlah perbedaan yang mereka miliki (diantaranya volume otak dan bentuk tulang pelipis, atau tulang yang lebih tipis). Dan dibanding erectus, sekarang ergasterlah yang dianggap menjadi moyang manusia modern. Meski sebagian menduga erectus merupakan keturunan ergaster yang bermigrasi keluar afrika. Diduga ergaster sempat hidup bersama habilis. Nama ergaster secara literal berarti 'pekerja', ini merujuk pada kemampuan mereka dalam menggunakan perkakas dari batu.

Ergaster pertama kali ditemukan di tahun 1949 di selatan Afrika, oleh penemunya antropologis John T Robinson awalnya diberi nama Telanthropus capensis, yang sekarang tak lagi dipakai. Nama Homo ergaster sendiri pertama kali dipakai Colin Groves dan Vratislav Mazák untuk temuan fosil KNM-ER 992 yang ditemukan di dekat danau Turkana, di tahun 1975. Fosil terlengkap dari Homo ergaster, yang sekaligus menjadi salah satu fosil terlengkap manusia purba yang ditemukan, adalah fosil KNM-WT 15000, dikenal juga dengan nama Turkana Boy/anak lelaki Turkana (dan oleh Harun Yahya diklaim sebagai 'fosil anak lelaki manusia modern'.

Ergaster diduga memiliki tinggi berkisar 1,89 meter, dengan volume otak berkisar 700-1000 cc. Memiliki wajah menonjol, dahi rendah, dan gigi yang lebih kecil dari habilis. Kaum pria lebih besar dari kaum wanita, meski tidak sebesar perbedaan pada australopithecus. Kemampuannya dalam menggunakan perkakas batu lebih baik dari habilis. Mereka juga mampu memanfaatkan api.



Temuan fosil:
- Telanthropus capensis, ditemukan oleh John T Robinson di tahun 1949 di Swartkrans, Afrika Selatan
- KNM-ER 992, ditemukan oleh BC. Groves dan V. Mazak di tahun 1975 di Koobi Fora, Kenya
- KNM-ER 3733, ditemukan oleh Bernard Ngeneo di tahun 1975 di Koobi Fora, Kenya
- KNM-WT 15000 (Turkana Boy), ditemukan oleh Kamoya Kimeu di tahun 1984 di Nariokotome, dekat danau Turkana, Kenya