Quote:
Original Posted By luths►sekalian mo nanya kalo ada kasus penganiayaan ringan trus si korban mo bikin visum kan hrs minta ke kepolisian,waktu korban minta surat permintaan visum ke kepolisian itu otomatis proses penyelidikan lgsg berjalan atau ngga?
mksh buat jawabannya

Quote:
Original Posted By rahmat152►bukan bang mintak visum dulu lah cuman lupa nama visum na. ntr setelah dapat visum na baru deh bikin laporan ke kantor polisi. itu sih dok klo ane ngak salah
Quote:
Original Posted By syavanov►
hari itu divisum, hari itu juga si korban bisa buat laporan, otomatis proses penyidikannya langsung berjalan..
Quote:
Original Posted By luths►si korban ini maunya bikin visum dulu,ntar laporannya nanti aja kalo pelaku ga punya itikad baik penyelesaian mslh baru dilaporin ke polisi..bisa kan kyk gitu?
maklum byk tanya,ga ngrti prosedurnya soalnya,cuma tau cara bikin visumnya doang.
mksh ya buat jwbnnya..
Quote:
Original Posted By rahmat152►
iya bisa bang yang jelas buat dulu visum na sebagai barang bukti utama
Quote:
Original Posted By danielldt►nubi polos
ijin membantu memberikan gambaran tentang Visum et repertum
Pembuatan Visum et Repertum (VeR) merupakan salah satu bagian dari bentuk pelayanan medikolegal di rumah sakit,namun demikian terkait dengan kedokteran forensik, pembuatan Visum et Repertum juga merupakan bagian dari pembuktian, bahan penuntutan serta pertimbangan bagi seorang hakim untuk memutus perkara dalam sebuah persidangan.
Dalam kaitannya sebagai salah satu bagian dari alat bukti yang tercantum dalam pasal 184 KUHAP, Tentang alat bukti yang sah
Visum et Repertum harus diminta secara resmi dari pihak yang dapat mengajukan, kemudian di keluarkan oleh pihak yang berhak. Hal ini sangat penting untuk di lakukan mengingat keberadaan Visum et Repertum ini dapat membuat terang sebuah perkara pidana sekalipun dilaksanakan kepada mayat (korban).
Pasal 133 KUHAP menyebutkan:
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
Nahhh jika si korban ini maunya bikin visum dulu seperti yang dibtulis agan luths, Pembuatan Visum et Repertum merupakan salah satu bagian dari bentuk pelayanan medikolegal di rumah sakit itu boleh,
tapi apakah VeR itu bisa dijadikan sebagai alat bukti yang sah ketika kalo pelaku ga punya itikad baik penyelesaian mslh baru dilaporin ke polisi???
Kalau menurut Pasal 133 KUHAP sih Visum et Repertum yang dibuat dokter atas permintaan tertulis (resmi) penyidik.
Mari kita tunggu sesepuh/ forpolers lain yang bisa membantu.
CMIIW
Sumber: dari um gugel

ane dah blg sm keluarga korban kalo Visum et Repertum hrs ke kantor polisi dl sesaat stlh kejadian utk minta surat permintaan visum dari kepolisian,baru surat tsb dibawa ke dokter utk dilakukan visum(sekaligus diobati lukanya)..
memangnya kalo dah minta surat permintaan visum ke polisi,penyidikan akan lgsg berjalan ya?yg ditakutin klg korban kalo stlh bikin visum dan proses penyidikan berjalan ternyata masalah dah selesai secara kekeluargaan berarti hrs cabut berkas ya?
Quote:
Original Posted By ryo102►definisi:
visum et repertum adalah "laporan tertulis untuk kepentingan peradilan (pro yustisia)
atas permintaan yang berwenang, yang dibuat oleh dokter, terhadap segala sesuatu yang dilihat dan ditemukan pada pemeriksaan barang bukti, berdasarkan sumpah pada waktu menerima jabatan, serta berdasarkan pengetahuannya yang sebaik-baiknya"
Betul kata bang Daniel tuh bang luths, Visum et Repertum yang diakui sebagai bukti adalah visum yang dikordinasikan dengan penyidik dan biasanya dalam Visum nanti penyidik/pembantu penyidik akan MENDAMPINGI pelaksanaan visum dalam tugasnya sebagai penegak hukum dan pengumpulan bukti awal. Coba lihat yang saya garis bawahi dan bold
Quote:
Original Posted By luths►iya bang,makanya wktu itu saya blg ke keluarga korban visum gak bisa dibuat kalo ga ada surat permintaan dari kepolisian.soalnya sesuai pasal 133 KUHAP yg bang daniel kutip,kalo ga slh di pasal 7(1) butir h dan pasal 11 KUHAP yg berwenang meminta keterangan ahli adalah penyidik dan penyidik pembantu.
yg dimaksud penyidik disini adalah penyidik sesuai dengan pasal 6(1) butir a,yaitu penyidik yg pejabat Polisi Negara RI.
makanya saya arahin ke polres bang buat minta surat permintaan visum.
CMIIW