- Beranda
- Stories from the Heart
The Weather of Life
...
TS
Belajargitar
The Weather of Life
permisi agan2 semua
ane cuma mau ngeshare hasil karya temen ane..
Part 1. The Warm Wind
Part 2.a. A Shining Hope
Part 2.b. A Shining Hope
Part 3.a. New Place
Part 3.b. New Place
Part 4. The Uphill Climb
Part 5. The Puzzle of the Heart
Part 6.a. The Rose beneath the Snow
Part 6.b. The Rose beneath the Snow
Part 7.a. The Magical Spell
Part 7.b. The Magical Spell
Part 8.a. Another Hearts Battle
Part 8.b. Another Hearts Battle
Part 9.a. Hate the Way it Goes
Part 9.b. Hate the Way it Goes
Part 10.a. So,Meet The Eyes Again
Part 10.b. So,Meet The Eyes Again
mohon pujian, kritikan, saran, masukan, apapun namanya. tapi jangan bata ya gan.
ane cuma mau ngeshare hasil karya temen ane..
The Weather of Life
Spoiler for index:
INDEX
Part 1. The Warm Wind
Part 2.a. A Shining Hope
Part 2.b. A Shining Hope
Part 3.a. New Place
Part 3.b. New Place
Part 4. The Uphill Climb
Part 5. The Puzzle of the Heart
Part 6.a. The Rose beneath the Snow
Part 6.b. The Rose beneath the Snow
Part 7.a. The Magical Spell
Part 7.b. The Magical Spell
Part 8.a. Another Hearts Battle
Part 8.b. Another Hearts Battle
Part 9.a. Hate the Way it Goes
Part 9.b. Hate the Way it Goes
Part 10.a. So,Meet The Eyes Again
Part 10.b. So,Meet The Eyes Again
Spoiler for Part 1:
Quote:
Part 1. The Warm Wind
Minggu ketiga di musim gugur, udara semakin dingin. Erion terus menggosok-gosokkan tangannya untuk menghangatkan tangannya yang kedinginan. Sore itu, kereta menuju Rouin datang terlambat. Stasiun Berdarn sudah mulai sepi, dan Erion hanya bisa menunggu, kedinginan dan kelaparan. Dilihatnya beberapa orang berlalu lalang didepannya dengan segelas kopi yang masih mengeluarkan asap dan juga beberapa kantong roti,tapi dia hanya bisa menelan ludah. Erion tidak punya cukup uang untuk membeli makanan-makanan itu, untuk membeli air mineral pun uangnya tidak cukup. Tapi Erion tidak mengeluh, dia tidak pernah mengeluh.
Bruugg..
Tiba-tiba seorang wanita muda jatuh tersungkur dihadapannya, kopi miliknya tumpah dan juga beberapa buah roti yang juga berserakan di lantai. Erion terkejut, tapi dengan sigap dia membantu gadis itu untuk berdiri.
Apa kau baik-baik saja? Tanya Erion
Ah,iya,aku tidak apa-apa Jawab gadis itu sambil mengambil tasnya.
Kemarilah kata Erion sambil membantu gadis itu untuk duduk,Apa kau yakin, kau baik-baik saja?
Iya,aku hanya sedikit merasa pusing jawab gadis itu sambil merapikan rambutnya
Hmm..apa kau membutuhkan sesuatu? Kopimu tumpah, rotimu juga berserakan di lantai. Kata Erion, gadis itu tertawa kecil
Wah, kau perhatian sekali pada makananku kata gadis itu menahan tawa
Ah, bukan begitu,aku..hanya..sayang sekali makananmu..hahaha Erion malu, dan mereka berdua pun tertawa.
Hmm, aku pergi dulu ya kata gadis itu.
Ah, iya, apa kau sudah baikan?Sudah tidak merasa pusing lagi?
Aku sudah baik-baik saja sekarang gadis itu pun tersenyum dan berlalu.
Erion benar-benar heran, gadis itu terjatuh, tapi kemudian dengan cepat pulih dan tertawa, lalu pergi begitu saja. Gadis itu juga pergi ke arah luar stasiun, mungkin dia tidak jadi naik kereta pikir Erion.
Erion kembali pada kegiatan sebelum gadis itu datang, menunggu di bangku stasiun, kedinginan, kelaparan, dan melamun.
Hey, aku tidak tahu kopi apa yang kau sukai, tapi menurut pelayan disana, orang-orang sangat menyukai capucinno buatannya, jadi aku membelikanmu capucinno hangat, semoga dia tidak salah kata gadis itu panjang lebar sambil menyodorkan kopi pada Erion yang baru tersadar dari lamunannya.
Hah? Apa.. Erion tercekat
Terimalah, aku tidak menaruh obat tidur ataupun racun di kopimu kata gadis itu tersenyum manis.
Ah, terimakasih..tapi..kenapa kau begitu baik? Aku kan orang asing. Jawab Erion
Tapi kau orang asing yang sudah menolongku tadi, ini hanya sebuah ucapan terimakasih jawab gadis itu, Erion pun tersenyum dan menerima kopi itu.
Oh iya, ini..makanlah.Kue jagung hangat gadis itu menyodorkan kantong kertas yang berisi kue-kue jagung kecil yang hangat.
hmm,tidak usah, kopi ini sudah cukup.
Tapi aku tidak bisa menghabiskannya sendiri, bantu aku menghabiskannya ya? kata gadis itu lagi
Erion terdiam sejenak, dia heran kenapa gadis ini begitu baik. Capucinno dan kue jagung, gadis itu seolah tau apa yang paling disukai Erion. Gadis itu datang saat Erion kelaparan. Terimakasih Tuhan, Kau memang selalu baik padaku ucap Erion dalam hati
Hey, kau benar-benar tidak mau ya? Padahal aku sengaja membeli agak banyak kata gadis itu yang tampak kecewa.
Baiklah, aku dengan senang hati akan membantumu jawab Erion malu-malu
Terimakasih kata gadis itu.
Mereka terus berbincang, membicarakan seberapa sering mereka ke stasiun itu, tentang keadaan stasiun itu, tentang para penjaganya, tentang kopi, dan tentang kue jagung. Erion terus tersenyum mendengar cerita gadis itu. Erion memandang wajah gadis itu, dia baru sadar, ternyata gadis itu sangat cantik, dengan topi wool berwarna turquoise, rambut ikal kemerahan yang tergerai indah, matanya yang indah, semuanya cantik, begitu cantik, terlebih hatinya yang juga baik. Gadis itu menoleh, dia sadar Erion sedang memperhatikannya.
Ini kue yang terakhir,kau mau tidak? kata gadis itu, Erion melihat kantung kue,dan yang tersisa tinggal 1 kue jagung,Erion tertawa kecil
Wah, ternyata aku sudah makan begitu banyak, yang terakhir untuk pemiliknya saja
Baiklah,,jangan menyesal ya kata gadis itu yang langsung melahap kuenya, Erion lagi-lagi terkekeh melihat gadis itu.
Kemudian terdengar suara petugas stasiun yang mengumumkan bahwa kereta menuju Rouin akan segera tiba. Beberapa saat kemudian kereta menuju Rouin datang.
ayo, keretanya sudah datang gadis itu berjalan duluan. Erion mengikutinya. Mereka pun segera mencari tempat untuk duduk.
Tapi mereka duduk di tempat yang sedikit berjauhan. Erion tidak bisa berbincang lagi dengan gadis itu, karena sore itu kereta semakin padat oleh penumpang.
Erion tertunduk lemas, dia menyesal karena belum sempat berterimakasih dan bahkan dia lupa untuk menanyakan siapa nama gadis itu. Erion hanya bisa berharap suatu hari nanti, dia akan bertemu lagi dengan gadis itu.
Kereta terus melaju melewati beberapa stasiun. Erion masih berusaha mencari gadis itu saat kereta mulai lenggang, tapi orang lain sudah menempati tempat duduk gadis itu. Erion kecewa.
Drrrrt..drrrrt..drrrrttt..telepon genggam Erion bergetar saat dia hendak turun dari kereta.
Erion, cepat pulang. Orang itu datang lagi. Terdengar suara panik di telepon.
iya, aku segera datang, temani ibu. Erion segera berlari keluar stasiun menuju tempat penitipan sepeda untuk mengambil sepedanya.
Erion mengayuh sepedanya sekuat tenaga, dia berusaha sampai di rumahnya secepat mungkin.
Erion segera turun dari sepedanya, meninggalkannya begitu saja di halaman rumahnya, dia berlari menuju ruang tamu, dilihatnya Ibu dan adik perempuannya yang terduduk lemas.
To be continued
powered by coco
Minggu ketiga di musim gugur, udara semakin dingin. Erion terus menggosok-gosokkan tangannya untuk menghangatkan tangannya yang kedinginan. Sore itu, kereta menuju Rouin datang terlambat. Stasiun Berdarn sudah mulai sepi, dan Erion hanya bisa menunggu, kedinginan dan kelaparan. Dilihatnya beberapa orang berlalu lalang didepannya dengan segelas kopi yang masih mengeluarkan asap dan juga beberapa kantong roti,tapi dia hanya bisa menelan ludah. Erion tidak punya cukup uang untuk membeli makanan-makanan itu, untuk membeli air mineral pun uangnya tidak cukup. Tapi Erion tidak mengeluh, dia tidak pernah mengeluh.
Bruugg..
Tiba-tiba seorang wanita muda jatuh tersungkur dihadapannya, kopi miliknya tumpah dan juga beberapa buah roti yang juga berserakan di lantai. Erion terkejut, tapi dengan sigap dia membantu gadis itu untuk berdiri.
Apa kau baik-baik saja? Tanya Erion
Ah,iya,aku tidak apa-apa Jawab gadis itu sambil mengambil tasnya.
Kemarilah kata Erion sambil membantu gadis itu untuk duduk,Apa kau yakin, kau baik-baik saja?
Iya,aku hanya sedikit merasa pusing jawab gadis itu sambil merapikan rambutnya
Hmm..apa kau membutuhkan sesuatu? Kopimu tumpah, rotimu juga berserakan di lantai. Kata Erion, gadis itu tertawa kecil
Wah, kau perhatian sekali pada makananku kata gadis itu menahan tawa
Ah, bukan begitu,aku..hanya..sayang sekali makananmu..hahaha Erion malu, dan mereka berdua pun tertawa.
Hmm, aku pergi dulu ya kata gadis itu.
Ah, iya, apa kau sudah baikan?Sudah tidak merasa pusing lagi?
Aku sudah baik-baik saja sekarang gadis itu pun tersenyum dan berlalu.
Erion benar-benar heran, gadis itu terjatuh, tapi kemudian dengan cepat pulih dan tertawa, lalu pergi begitu saja. Gadis itu juga pergi ke arah luar stasiun, mungkin dia tidak jadi naik kereta pikir Erion.
Erion kembali pada kegiatan sebelum gadis itu datang, menunggu di bangku stasiun, kedinginan, kelaparan, dan melamun.
Hey, aku tidak tahu kopi apa yang kau sukai, tapi menurut pelayan disana, orang-orang sangat menyukai capucinno buatannya, jadi aku membelikanmu capucinno hangat, semoga dia tidak salah kata gadis itu panjang lebar sambil menyodorkan kopi pada Erion yang baru tersadar dari lamunannya.
Hah? Apa.. Erion tercekat
Terimalah, aku tidak menaruh obat tidur ataupun racun di kopimu kata gadis itu tersenyum manis.
Ah, terimakasih..tapi..kenapa kau begitu baik? Aku kan orang asing. Jawab Erion
Tapi kau orang asing yang sudah menolongku tadi, ini hanya sebuah ucapan terimakasih jawab gadis itu, Erion pun tersenyum dan menerima kopi itu.
Oh iya, ini..makanlah.Kue jagung hangat gadis itu menyodorkan kantong kertas yang berisi kue-kue jagung kecil yang hangat.
hmm,tidak usah, kopi ini sudah cukup.
Tapi aku tidak bisa menghabiskannya sendiri, bantu aku menghabiskannya ya? kata gadis itu lagi
Erion terdiam sejenak, dia heran kenapa gadis ini begitu baik. Capucinno dan kue jagung, gadis itu seolah tau apa yang paling disukai Erion. Gadis itu datang saat Erion kelaparan. Terimakasih Tuhan, Kau memang selalu baik padaku ucap Erion dalam hati
Hey, kau benar-benar tidak mau ya? Padahal aku sengaja membeli agak banyak kata gadis itu yang tampak kecewa.
Baiklah, aku dengan senang hati akan membantumu jawab Erion malu-malu
Terimakasih kata gadis itu.
Mereka terus berbincang, membicarakan seberapa sering mereka ke stasiun itu, tentang keadaan stasiun itu, tentang para penjaganya, tentang kopi, dan tentang kue jagung. Erion terus tersenyum mendengar cerita gadis itu. Erion memandang wajah gadis itu, dia baru sadar, ternyata gadis itu sangat cantik, dengan topi wool berwarna turquoise, rambut ikal kemerahan yang tergerai indah, matanya yang indah, semuanya cantik, begitu cantik, terlebih hatinya yang juga baik. Gadis itu menoleh, dia sadar Erion sedang memperhatikannya.
Ini kue yang terakhir,kau mau tidak? kata gadis itu, Erion melihat kantung kue,dan yang tersisa tinggal 1 kue jagung,Erion tertawa kecil
Wah, ternyata aku sudah makan begitu banyak, yang terakhir untuk pemiliknya saja
Baiklah,,jangan menyesal ya kata gadis itu yang langsung melahap kuenya, Erion lagi-lagi terkekeh melihat gadis itu.
Kemudian terdengar suara petugas stasiun yang mengumumkan bahwa kereta menuju Rouin akan segera tiba. Beberapa saat kemudian kereta menuju Rouin datang.
ayo, keretanya sudah datang gadis itu berjalan duluan. Erion mengikutinya. Mereka pun segera mencari tempat untuk duduk.
Tapi mereka duduk di tempat yang sedikit berjauhan. Erion tidak bisa berbincang lagi dengan gadis itu, karena sore itu kereta semakin padat oleh penumpang.
Erion tertunduk lemas, dia menyesal karena belum sempat berterimakasih dan bahkan dia lupa untuk menanyakan siapa nama gadis itu. Erion hanya bisa berharap suatu hari nanti, dia akan bertemu lagi dengan gadis itu.
Kereta terus melaju melewati beberapa stasiun. Erion masih berusaha mencari gadis itu saat kereta mulai lenggang, tapi orang lain sudah menempati tempat duduk gadis itu. Erion kecewa.
Drrrrt..drrrrt..drrrrttt..telepon genggam Erion bergetar saat dia hendak turun dari kereta.
Erion, cepat pulang. Orang itu datang lagi. Terdengar suara panik di telepon.
iya, aku segera datang, temani ibu. Erion segera berlari keluar stasiun menuju tempat penitipan sepeda untuk mengambil sepedanya.
Erion mengayuh sepedanya sekuat tenaga, dia berusaha sampai di rumahnya secepat mungkin.
Erion segera turun dari sepedanya, meninggalkannya begitu saja di halaman rumahnya, dia berlari menuju ruang tamu, dilihatnya Ibu dan adik perempuannya yang terduduk lemas.
To be continued
powered by coco
mohon pujian, kritikan, saran, masukan, apapun namanya. tapi jangan bata ya gan.
anasabila memberi reputasi
1
8.7K
Kutip
110
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42.2KAnggota
Tampilkan semua post
TS
Belajargitar
#120
Spoiler for Part 10:
Quote:
Part 10. So,Meet The Eyes Again
Heh! Erion tiba-tiba mengagetkan Alex yang sedang memandangi karung berisi tepung gandum di rak ruang penyimpanan di lantai 2.
Oh, kau sudah sampai? Kapan datang? Tanya Alex
Baru saja, ada apa? Kenapa memandangi karung seperti itu? Tanya Erion
Hmm, aku rasa kita sudah ditipu oleh penjual tepung itu. Jawab Alex
Apa maksudmu? Keadaan tepungnya masih bagus kan saat beberapa hari lalu Cleav membuat wafel. Kata Erion.
Iya, tapi bukan tepung yang ini. Tepung dalam karung yang 1 ini, kualitasnya tidak bagus lagi. Kata Alex datar
Tapi ada keterangan kadaluarsa di karung itu, masih 2 tahun lagi kan?
Erion, tepung ini sudah lembab, kau bisa mencium baunya? Tanya Alex
Hmm, baunya seperti tepung gandum lain jawab Erion yang mengendus-endus.
Baunya berbeda dari tepung kering Erion, aku rasa karung yang 1 ini ditaruh dekat tempat basah, baunya seperti adonan pancake tanpa apapun. Kata Alex
Benarkah?
Ah, kau memang pintar, tapi ternyata aku memang lebih hebat dalam hal ini. Ya sudah, aku taruh tepungnya di basemen saja ya, kita tidak bisa memberikan ini untuk pelanggan, Oke? kata Alex sambil berlalu membawa karung tepung, Erion hanya mengangguk.
Baiklah, aku akan mencatatnya untuk laporan pada Bos. Kata Erion.
Eh bagaimana kabar ibumu? Tanya Alex yang berjalan mundur mendekati Erion sambil membawa karung tepung.
Baik jawab Erion pendek
Itu saja? Tanya Alex
Memangnya apa lagi? Erelyne? Dia baik. Kata Erion
Hehehe, itu maksudku. Erelyne. Kata Alex tersipu.
Haa ekspresimu menjijikan sekali. Kata Erion sambil mendorong kepala Alex
Heh, kau ini!
Eh, tapi seberapa sering kau berbicara dengan adikku dibelakangku? Cepat katakan! kata Erion
Bukan urusanmu! kata Alex setengah berlari keluar ruangan.
Kita akan makan disini? Di café ini? Bagaimana dengan gossip itu? Kata Shane.
Jadi kau tidak mau makan? kata Ayrin yang segera turun dari mobil dan menuju ke Erials Café. Shane mengerutkan keningnya dan dengan berat hati mengikuti langkah Ayrin ke Erials café.
Hey, nona muda apa kau yakin? kata Shane yang masih ragu saat naik ke beranda café.
Shane, tenanglah. Ini café milik temanku dan aku tidak percaya gossip-gosip murahan itu. Kata Ayrin dengan tatapan sinis. Shane masih tertegun di tempatnya berdiri, dia seolah menyatu dengan es yang ada di tanah.
Hey, kau mau membeku disitu? Masuklah kata Ayrin yang membukakan pintu untuk Shane. Shane akhirnya masuk karena dia mulai kedinginan.
Oh..ada pelanggan.. kata Alex yang baru saja turun dari tangga dan membawa karung tepung.
Ah..hmmm silahkan pilih tempat duduknya. Lanjut Alex yang bergegas masuk dapur dan mencari para prajurit dapurnya.
Ada pelanggan? Tanya Cleavant yang sedang bermain kartu remi dengan Dean di meja kecil dekat pintu menuju ruang bawah tanah.
Alex mengangguk dan turun ke ruang bawah tanah untuk menaruh karung berisi tepung.
Aku segera kesana kata Ashley bersemangat.
Oh, Pak James, sedang apa di bawah sini? Tanya Alex yang mendapati Pak James di ruang bawah tanah.
Aku sedang mencari lampu kecil untuk rak gelas di coffee bar.Kenapa kau bawa karung itu kesini? kata Pak James
Tepung ini sudah tidak bagus, Ada pelanggan di atas, dan perasaanku bilang, mereka membutuhkan tangan ajaibmu untuk membuat kopi. Ayo Pak James, cepat kita ke atas. Ajak Alex.
Siapa ya pelanggannya? kata Dean yang penasaran dan mengintip lewat coffee bar, Cleavant mengikutinya dari belakang.
Cleav, bukankah itu gadis yang
Benar, wah dia memang cantik sekali, tapi apa itu kekasihnya? Terlalu tua untuk gadis seperti dia. Kata Cleavant
Mungkin dia pamannya, ayo kita panggil Erion. Aku panggil Erion, dia pasti salah tingkah lagi. Hahaha kata Dean yang jahil dan segera berlari ke kamar Erion di lantai tiga untuk memberitahunya.
Jadi pesanan kalian, 2 barbeque berry steak, dan 1 hazelpuccino dan 1 strawberry smoothies kata Ashley.
Hmm, aku minta air putih juga ya. Kata Ayrin
Oke, mohon tunggu sebentar dan pesanan akan segera datang. Kata Ashley
Tunggulah sampai kau mencoba makanannya, setelah itu baru buat keputusan tentang gossip itu. Tempat ini nyaman sekali kan? Sangat hangat. Kata Ayrin
Hmm baiklah, aku menurut saja padamu karena kau yang mentraktirku. Tapi kau benar, tempat ini sangat nyaman dan bersih. Kata Shane yang memandang ke sekeliling ruangan. Perapian itu mengingatkanku pada perapian di rumah nenekku. Lanjutnya.
Benar kan, kau pasti akan suka disini. kata Ayrin
Oh,, apa ini tanaman asli? Wah aku akui ini unik sekali, tanaman asli di meja makan, tempatnya berbentuk kubus, tanaman hidroponik. Hmm, interior yang bagus. Kata Shane.
Bos Bos Hey, Erion! kata Dean yang mengetuk pintu kamar Erion.
Kenapa? Tidak bisa lebih pelan sedikit? kata Erion
Maaf, tapi kau harus segera ke bawah, ada sesuatu disana! Ayo cepat. Kata Dean
Apa yang terjadi?
Turun saja, cepat! kata Dean yang bergegas turun lagi, Erion yang masih bingung mengikuti langkah cepatnya.
Kemudian Erion menghentikan langkahnya di anak tangga terakhir. Pandangannya terpusat pada satu objek yang ada di jarak beberapa meter di depannya.
Aku sudah bilang kan, ada sesuatu disini. Ingat ya Bos, kau harus tenang. Kata Dean sambil tertawa kecil dan menepuk bahu Erion yang masih mematung ditempatnya.
Kenapa masih diam Bos? Ayo sapalah pelanggan kita. Kata Dean lagi.
Kau berisik sekali, aku sedang cepatlah ke dapur, sepertinya Ashley membutuhkanmu. Kata Erion datar.
Baik Bos, tapi ingat ya tenang jangan bersikap bodoh. Hahahaha Kata Dean dengan mimik menyebalkan.
Erion mulai menuruni anak tangga terakhir, melangkah pelan, mengumpulkan keberanian dan menyusun jutaan kata di otaknya agar tersusun rapi dalam beberapa detik. Erion berusaha menenangkan dirinya. Tapi Erion menghentikan langkahnya.
Apa aku memang harus menyapanya? Ah, aku rasa tidak perlu. Pikir Erion.
Tapi aku tidak tahu kapan akan bertemu lagi dengan dia . Pikir Erion Erion lagi.
Kalau aku menghampirinya dan dia merasa aku aneh, bagaimana? Erion masih berpikir.
Tapi bagaimana aku tahu kalau aku masih disini? Sudah berapa lama aku berdiri disini? Erion masih asik berdialog dengan dirinya sendiri.
Ya Tuhan, dia datang bersama orang lain, apa itu kekasihnya? Tapi dia terlihat terlalu tua untuk Ayrin Erion masih melanjutkan monolognya.
Ah,Dia menoleh..dia akan menoleh..dia akan melihatku. Bagaimana ini? Erion semakin tidak bisa berfikir.
Erion? Hai kata Ayrin dari ujung ruangan
Ya ampun dia sudah melihatku gumam Erion. Aku memang harus menghampirinya. Kata Erion dalam hati. Erion memasang senyum paling lebar yang pernah dia buat. Dia mencoba berjalan lurus walaupun kepalanya sangat pening karena gugup yang menguasainya.
Hai Ayrin, hmm kau datang lagi ya. Kata Erion saat sampai di samping meja tempat Ayrin duduk.
Begitulah apa aku tidak diharapkan datang lagi kesini ya? Tanya Ayrin.
Ah, bukan begitu maksudku aku..hmm, maksudku beruntung sekali untuk kami karena kau datang lagi dan datang bersama seseorang. Iya, begitu maksudku. Kata Erion yang benar-benar kehilangan kemampuannya berkata dengan benar.
Buruk benar-benar buruk pikir Erion
Ayrin tersenyum melihat Erion yang terlihat salah tingkah
Shane, kenalkan ini Erion, temanku yang aku ceritakan. Erion, ini Shane dia pemilik salon di jalan Hopper, dia teman Ibuku Kata Ayrin.
Oh, hai hmm pak..maksudku paman..ah..hmm ya,, aku Erion. Kata Erion sambil mengulurkan tangannya.
Kau ini kenapa? Kau memanggilku Paman? Panggil aku Shane saja. Kata Shane yang menjabat tangan Erion. Ayrin tertawa kecil melihat tingkah Erion.
Hmm..kalian sudah lama menunggu? Tanya Erion
Kami baru saja memesan. Kata Ayrin.
Oh, baiklah kalau begitu, aku ke dapur dulu, siapa tahu ada yang membutuhkanku disana Kata Erion, Ayrin mengangguk dan tersenyum.
Ya ampun, kenapa dia tersenyum lagi padaku? Aku benar-benar sudah gila kata Erion dalam hati
Kau yakin mau pergi saja? Tidak mau duduk disebelah nona cantik ini? Nona ini dari tadi sepertinya menunggumu. kata Shane tiba-tiba
Ah, APA? hahaha..aku.. Erion menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
Shane Ayrin pun ikut salah tingkah, pipinya memerah, dia berusaha mencari kegiatan lain untuk menutupinya, mencoba memandang tumpukan es di luar dan berpura-pura berkutat dengan ponselnya.
Pria ini benar-benar apa keinginan itu tertulis di keningku? Apa dia memang bisa membaca pikiranku? Erion berdialog lagi dengan pikirannya sendiri.
Kenapa? Masih mau berdiri disitu? Kata Shane lagi sambil terkekeh.
Ehem tenggorokanku gatal sepertinya aku perlu
Air ya, aku akan mengambilkan segelas air, apa kau mau juga? Tidak? Ahaha, baik, aku segera kembali. Kata Erion cepat dan bergegas masuk ke dapur.
Ada apa dengan anak itu? Kata Shane sambil melihat Ayrin
Shane! Kau ini..
Kenapa? Memangnya aku berkata sesuatu yang buruk? Kau menyukainya kan? Ayo ceritakan pada ku. Kata Shane menggoda Ayrin.
Shane, cukup. Oke?
Heh! Erion tiba-tiba mengagetkan Alex yang sedang memandangi karung berisi tepung gandum di rak ruang penyimpanan di lantai 2.
Oh, kau sudah sampai? Kapan datang? Tanya Alex
Baru saja, ada apa? Kenapa memandangi karung seperti itu? Tanya Erion
Hmm, aku rasa kita sudah ditipu oleh penjual tepung itu. Jawab Alex
Apa maksudmu? Keadaan tepungnya masih bagus kan saat beberapa hari lalu Cleav membuat wafel. Kata Erion.
Iya, tapi bukan tepung yang ini. Tepung dalam karung yang 1 ini, kualitasnya tidak bagus lagi. Kata Alex datar
Tapi ada keterangan kadaluarsa di karung itu, masih 2 tahun lagi kan?
Erion, tepung ini sudah lembab, kau bisa mencium baunya? Tanya Alex
Hmm, baunya seperti tepung gandum lain jawab Erion yang mengendus-endus.
Baunya berbeda dari tepung kering Erion, aku rasa karung yang 1 ini ditaruh dekat tempat basah, baunya seperti adonan pancake tanpa apapun. Kata Alex
Benarkah?
Ah, kau memang pintar, tapi ternyata aku memang lebih hebat dalam hal ini. Ya sudah, aku taruh tepungnya di basemen saja ya, kita tidak bisa memberikan ini untuk pelanggan, Oke? kata Alex sambil berlalu membawa karung tepung, Erion hanya mengangguk.
Baiklah, aku akan mencatatnya untuk laporan pada Bos. Kata Erion.
Eh bagaimana kabar ibumu? Tanya Alex yang berjalan mundur mendekati Erion sambil membawa karung tepung.
Baik jawab Erion pendek
Itu saja? Tanya Alex
Memangnya apa lagi? Erelyne? Dia baik. Kata Erion
Hehehe, itu maksudku. Erelyne. Kata Alex tersipu.
Haa ekspresimu menjijikan sekali. Kata Erion sambil mendorong kepala Alex
Heh, kau ini!
Eh, tapi seberapa sering kau berbicara dengan adikku dibelakangku? Cepat katakan! kata Erion
Bukan urusanmu! kata Alex setengah berlari keluar ruangan.
***
Kita akan makan disini? Di café ini? Bagaimana dengan gossip itu? Kata Shane.
Jadi kau tidak mau makan? kata Ayrin yang segera turun dari mobil dan menuju ke Erials Café. Shane mengerutkan keningnya dan dengan berat hati mengikuti langkah Ayrin ke Erials café.
Hey, nona muda apa kau yakin? kata Shane yang masih ragu saat naik ke beranda café.
Shane, tenanglah. Ini café milik temanku dan aku tidak percaya gossip-gosip murahan itu. Kata Ayrin dengan tatapan sinis. Shane masih tertegun di tempatnya berdiri, dia seolah menyatu dengan es yang ada di tanah.
Hey, kau mau membeku disitu? Masuklah kata Ayrin yang membukakan pintu untuk Shane. Shane akhirnya masuk karena dia mulai kedinginan.
Oh..ada pelanggan.. kata Alex yang baru saja turun dari tangga dan membawa karung tepung.
Ah..hmmm silahkan pilih tempat duduknya. Lanjut Alex yang bergegas masuk dapur dan mencari para prajurit dapurnya.
Ada pelanggan? Tanya Cleavant yang sedang bermain kartu remi dengan Dean di meja kecil dekat pintu menuju ruang bawah tanah.
Alex mengangguk dan turun ke ruang bawah tanah untuk menaruh karung berisi tepung.
Aku segera kesana kata Ashley bersemangat.
Oh, Pak James, sedang apa di bawah sini? Tanya Alex yang mendapati Pak James di ruang bawah tanah.
Aku sedang mencari lampu kecil untuk rak gelas di coffee bar.Kenapa kau bawa karung itu kesini? kata Pak James
Tepung ini sudah tidak bagus, Ada pelanggan di atas, dan perasaanku bilang, mereka membutuhkan tangan ajaibmu untuk membuat kopi. Ayo Pak James, cepat kita ke atas. Ajak Alex.
Siapa ya pelanggannya? kata Dean yang penasaran dan mengintip lewat coffee bar, Cleavant mengikutinya dari belakang.
Cleav, bukankah itu gadis yang
Benar, wah dia memang cantik sekali, tapi apa itu kekasihnya? Terlalu tua untuk gadis seperti dia. Kata Cleavant
Mungkin dia pamannya, ayo kita panggil Erion. Aku panggil Erion, dia pasti salah tingkah lagi. Hahaha kata Dean yang jahil dan segera berlari ke kamar Erion di lantai tiga untuk memberitahunya.
***
Jadi pesanan kalian, 2 barbeque berry steak, dan 1 hazelpuccino dan 1 strawberry smoothies kata Ashley.
Hmm, aku minta air putih juga ya. Kata Ayrin
Oke, mohon tunggu sebentar dan pesanan akan segera datang. Kata Ashley
Tunggulah sampai kau mencoba makanannya, setelah itu baru buat keputusan tentang gossip itu. Tempat ini nyaman sekali kan? Sangat hangat. Kata Ayrin
Hmm baiklah, aku menurut saja padamu karena kau yang mentraktirku. Tapi kau benar, tempat ini sangat nyaman dan bersih. Kata Shane yang memandang ke sekeliling ruangan. Perapian itu mengingatkanku pada perapian di rumah nenekku. Lanjutnya.
Benar kan, kau pasti akan suka disini. kata Ayrin
Oh,, apa ini tanaman asli? Wah aku akui ini unik sekali, tanaman asli di meja makan, tempatnya berbentuk kubus, tanaman hidroponik. Hmm, interior yang bagus. Kata Shane.
***
Bos Bos Hey, Erion! kata Dean yang mengetuk pintu kamar Erion.
Kenapa? Tidak bisa lebih pelan sedikit? kata Erion
Maaf, tapi kau harus segera ke bawah, ada sesuatu disana! Ayo cepat. Kata Dean
Apa yang terjadi?
Turun saja, cepat! kata Dean yang bergegas turun lagi, Erion yang masih bingung mengikuti langkah cepatnya.
Kemudian Erion menghentikan langkahnya di anak tangga terakhir. Pandangannya terpusat pada satu objek yang ada di jarak beberapa meter di depannya.
Aku sudah bilang kan, ada sesuatu disini. Ingat ya Bos, kau harus tenang. Kata Dean sambil tertawa kecil dan menepuk bahu Erion yang masih mematung ditempatnya.
Kenapa masih diam Bos? Ayo sapalah pelanggan kita. Kata Dean lagi.
Kau berisik sekali, aku sedang cepatlah ke dapur, sepertinya Ashley membutuhkanmu. Kata Erion datar.
Baik Bos, tapi ingat ya tenang jangan bersikap bodoh. Hahahaha Kata Dean dengan mimik menyebalkan.
Erion mulai menuruni anak tangga terakhir, melangkah pelan, mengumpulkan keberanian dan menyusun jutaan kata di otaknya agar tersusun rapi dalam beberapa detik. Erion berusaha menenangkan dirinya. Tapi Erion menghentikan langkahnya.
Apa aku memang harus menyapanya? Ah, aku rasa tidak perlu. Pikir Erion.
Tapi aku tidak tahu kapan akan bertemu lagi dengan dia . Pikir Erion Erion lagi.
Kalau aku menghampirinya dan dia merasa aku aneh, bagaimana? Erion masih berpikir.
Tapi bagaimana aku tahu kalau aku masih disini? Sudah berapa lama aku berdiri disini? Erion masih asik berdialog dengan dirinya sendiri.
Ya Tuhan, dia datang bersama orang lain, apa itu kekasihnya? Tapi dia terlihat terlalu tua untuk Ayrin Erion masih melanjutkan monolognya.
Ah,Dia menoleh..dia akan menoleh..dia akan melihatku. Bagaimana ini? Erion semakin tidak bisa berfikir.
Erion? Hai kata Ayrin dari ujung ruangan
Ya ampun dia sudah melihatku gumam Erion. Aku memang harus menghampirinya. Kata Erion dalam hati. Erion memasang senyum paling lebar yang pernah dia buat. Dia mencoba berjalan lurus walaupun kepalanya sangat pening karena gugup yang menguasainya.
Hai Ayrin, hmm kau datang lagi ya. Kata Erion saat sampai di samping meja tempat Ayrin duduk.
Begitulah apa aku tidak diharapkan datang lagi kesini ya? Tanya Ayrin.
Ah, bukan begitu maksudku aku..hmm, maksudku beruntung sekali untuk kami karena kau datang lagi dan datang bersama seseorang. Iya, begitu maksudku. Kata Erion yang benar-benar kehilangan kemampuannya berkata dengan benar.
Buruk benar-benar buruk pikir Erion
Ayrin tersenyum melihat Erion yang terlihat salah tingkah
Shane, kenalkan ini Erion, temanku yang aku ceritakan. Erion, ini Shane dia pemilik salon di jalan Hopper, dia teman Ibuku Kata Ayrin.
Oh, hai hmm pak..maksudku paman..ah..hmm ya,, aku Erion. Kata Erion sambil mengulurkan tangannya.
Kau ini kenapa? Kau memanggilku Paman? Panggil aku Shane saja. Kata Shane yang menjabat tangan Erion. Ayrin tertawa kecil melihat tingkah Erion.
Hmm..kalian sudah lama menunggu? Tanya Erion
Kami baru saja memesan. Kata Ayrin.
Oh, baiklah kalau begitu, aku ke dapur dulu, siapa tahu ada yang membutuhkanku disana Kata Erion, Ayrin mengangguk dan tersenyum.
Ya ampun, kenapa dia tersenyum lagi padaku? Aku benar-benar sudah gila kata Erion dalam hati
Kau yakin mau pergi saja? Tidak mau duduk disebelah nona cantik ini? Nona ini dari tadi sepertinya menunggumu. kata Shane tiba-tiba
Ah, APA? hahaha..aku.. Erion menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
Shane Ayrin pun ikut salah tingkah, pipinya memerah, dia berusaha mencari kegiatan lain untuk menutupinya, mencoba memandang tumpukan es di luar dan berpura-pura berkutat dengan ponselnya.
Pria ini benar-benar apa keinginan itu tertulis di keningku? Apa dia memang bisa membaca pikiranku? Erion berdialog lagi dengan pikirannya sendiri.
Kenapa? Masih mau berdiri disitu? Kata Shane lagi sambil terkekeh.
Ehem tenggorokanku gatal sepertinya aku perlu
Air ya, aku akan mengambilkan segelas air, apa kau mau juga? Tidak? Ahaha, baik, aku segera kembali. Kata Erion cepat dan bergegas masuk ke dapur.
Ada apa dengan anak itu? Kata Shane sambil melihat Ayrin
Shane! Kau ini..
Kenapa? Memangnya aku berkata sesuatu yang buruk? Kau menyukainya kan? Ayo ceritakan pada ku. Kata Shane menggoda Ayrin.
Shane, cukup. Oke?
***
0
Kutip
Balas