Act - 5.21 The Witch Awakening

Spoiler for Elenna The Witch:

Kenapa semuanya terjadi padaku?

Di benci, di ludahi, dan di sakiti oleh orang – orang tanpa alasan.

Aku benci, aku benci dengan apa yang mengalir dalam tubuhku.

Aku membencinya..

Aku membenci diriku sendiri dan darah penyihir dalam nadi ku.


===

Gadis yang memiliki darah penyihir dalam nadinya, sekarang tengah berdiri tegap menunggu kedatangan makhluk besar penuh amarah yang sekarang sedang berlari mendekatinya.

Dari kejauhan, terdengar teriakan – teriakan Pierre yang berusaha untuk memperingati posisi nya sekarang ini yg bergema kencang, namun sang gadis membiarkan semuanya bagaikan angin lalu. Sang gadis penyihir merasakan ketakutan dalam hatinya. tapi walau begitu, ia tidak kuasa untuk berlari pergi dari tempat yang sedang ia pijak sekarang ini.

Ketika jarak antara sang gadis dan makhluk besar Behemoth semakin lama semakin dekat, gadis penyihir itu lalu memejamkan kedua matanya seraya mengenggam erat pula Rosary hitam di lehernya.


Non sum virgo virginem (Aku bukanlah seorang dara perawan)
Sum fidelis atque defensor Mariae (Tapi aku merupakan hamba setia dan pelindung Maria)

Non habet corpus sacræ (Aku tidak memiliki tubuh yang kudus)
Nec mihi sanctum corpus (Dan jiwaku tidak sepenuhnya bersih Suci)


In infirmitate mea ambulo viam tuam in (Dalam kelemahanku aku berjalan dijalan-Mu)
Precor salvatoris credere (Aku berdoa dan percaya kepada Juru Selamat)


Sang penyihir membuka matanya dengan perlahan dan memperlihatkan kedua bola mata nya yang sekarang bersinar berwarna biru terang.

Ditengah kekagetan orang – orang disekelilingnya, tiba – tiba muncul hembusan angin disekitar gadis itu yang dirasakan oleh anggota Order bahkan oleh Pierre tanpa terkecuali.





Makhluk besar behemoth memijakan kakinya dengan keras dijalanan, dan kemudian melompat tinggi disertai pecahan – pecahan bagian jalanan yang ikut terhempas kelangit.

Tubuh besar bertanduk dan bersayap itu melayang tinggi dilangit, disertai dengan lengan kanannya yang memiliki cakar tajam diangkat menjulang tinggi keatas, dengan posisi siap untuk menyerang siapapun yang menghalangi jalannya menuju targetnya Viator.

“TEEEENNNGGGGGG!!!!”

Elenna menggerakan telapak tangannya kedepan dan memunculkan 20 pedang sebening Kristal yang diselimuti kilatan pijaran cahaya berwarna biru, yang membentuk sebuah salib besar. Salib besar terbuat dari puluhan pedang Kristal itu menghentikan lompatan serangan Behemoth dengan posisi makhluk besar itu yang masih melayang di udara.

Sang Gadis Penyihir Elenna memandang ke salah satu mata Behemoth yang tidak terluka dan melihat kekagetan makhluk itu dengan apa yg baru saja terjadi.

Gadis itu menghela nafas dan kemudian dengan pelan mengepalkan telapak tangan kanannya yang tadi terbuka, lalu puluhan pedang yang membentuk salib besar bersinar semakin terang dan kemudian meledak melemparkan tubuh besar Behemoth jauh kebelakang.





Tercengang… semua orang yang berada ditempat itu terdiam memandang kejadian menakjubkan didepan matanya. Anggota Order yang terluka dan anggota order yang sedang berusaha bangkit setelah sebelumnya berusaha melawan Behemoth semuanya mengarahkan pandangannya kepada gadis itu. sang gadis penyihir yang sebelumnya mereka kira tidak dapat melakukan apa – apa.

“Elenna…”

Pierre memandang dengan kaget sosok Elenna yang sekarang tengah berdiri tegap dengan rambut terurai hembusan angin yang muncul disekeliling dirinya. Pierre melihat dengan matanya, Elenna melangkah maju selangkah demi selangkah mendekat menuju tubuh besar Behemoth yang tersungkur memporak – porandakan jalanan hingga menimbulkan retakan yang cukup panjang.

====

Kau adalah anak terkutuk.. tubuhmu adalah media para setan…
Kau hidup hanya pembawa petaka.. pergi kau anak terkutuk!! pergi kau pembawa bencana!!

Seorang gadis kecil menangis meratapi dirinya disebuah gereja tua yg telah ditinggalkan. Para penduduk diluar dengan membawa obor yang berkobar – kobar mengeluarkan suara cacian dan makian menghujat sang gadis lalu dengan serta merta mengunci pintu gerbang dn mengikatnya dengan rantai besi.

Gadis kecil dengan tubuh yang penuh luka dengan darah yang merembes mengotori pakaiannya yang putih, menangis terisak – isak menyadari bahwa para penduduk desa akan melakukan hal yang lebih buruk pada dirinya.

Gadis kecil itu menangis tepat di depan patung Perawan Maria. Menangis berharap bahwa ada seseorang yang akan menyelamatkan dirinya dari orang – orang Desa yang berusaha membakarnya hidup – hidup ditempat ini.

Ditengah kepiluan meratapi nasibnya, gadis kecil itu mencium bau dari kayu yang terbakar. Ketika ia melihat kesekeliling dirinya, ia melihat tembok – tembok kayu yang telah tua dan lapuk, memunculkan asap hitam dan pijaran api. Ya, ia menyadarinya bahwa penduduk Desa sudah membakar gereja tua ini dengan obor yang mereka bawa.

Sorak sorai dan hujatan yang semakin keras terdengar dari luar gereja. Para penduduk Desa melemparkan obor – obor yang masih mereka pegang dan membuat api membakar lebih cepat pada bagian demi bagian dari bangunan tua tersebut.

Sang gadis kecil yang sedang menahan rasa sakit dan ketakutan yang teramat sangat, melihat api telah menjalar lebih luas hingga membakar atap – atap bangunan juga membakar beberapa deretan kursi panjang yang telah rusak. Api yang semakin lama semakin membesar juga didalam ruangan menimbulkan kepulan – kepulan asap hitam yang membuat sang gadis menjadi sulit untuk bernafas dan terbatuk – batuk.

Sang gadis berusaha bergerak namun tubuhnya sangat lemas akibat menghirup terlalu banyak asap didalam ruangan. Satu – satunya pintu keluar telah terbakar penuh oleh kobaran api yang menyala. Sang gadis telah pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

“brukkk..” tubuh gadis kecil yang teraniaya itu terjatuh di lantai gereja yang kotor. Disaat tubuhnya yang semakin lama semakin lemas dan tepat sebelum ia kehilangan seluruh kesadarannya, sang gadis melihat patung perawan maria tiba – tiba saja meneteskan air mata darah.

Jika aku memang tidak pantas hidup dan hanya membawa petaka, aku rela untuk mati Tuhan..
Aku rela menerima semua kepahitan yang telah menimpa diriku..


====

“GRAAAAAAAAAA !!!!”

Behemoth yang sebelumnya terbaring tersungkur dijalanan, kemudian kembali bangkit merangkak dengan disertai erangan kemarahan.

Kedua sayap dipunggungnya yang cukup besar ia kepak – kepakan dan ekor besarnya yang dapat merubuhkan pondasi bangunan dalam satu kali hentakan, ia gerakan membentur – bentur jalanan.

Shade yang melihat Elenna terus melangkah mendekati tubuh besar dan menakutkan hewan yang tertera dalam kitab kejadian, berusaha dengan tenaganya yang tersisa untuk kembali berdiri dengan ditopang oleh pedang hitam ditangannya untuk menahan berat tubuhnya.

Shade berusaha untuk bergerak mengejar Elenna, tapi untuk berdiri saja ia terlihat sudah begitu kesulitan. Dari sisi yang lain, anggota Order bersama juga Pierre hanya terdiam memandang. Elenna dengan bola mata biru nya yg menyala seindah batu mulia ruby, terus berjalan mendekati Behemoth dengan tidak adanya ekspresi ketakutan yang terpancar dari wajahnya.





Ditengah tatapan pandangannya yang masih kabur, Shade melihat behemoth berlari dengan kencang dalam posisi merangkak. Pandangannya yang semula kabur, semakin lama semakin jelas dan terlihat olehnya wajah buas behemoth yang penuh amarah dengan bola mata merahnya yang sekarang menyala terang dan gigi – gigi tajamnya yang terlihat menyeringai mendekat menuju tubuh ramping Elenna yang sedang berjalan.

Shade yang masih kesulitan untuk bicara, mencoba mengeluarkan suara untuk memperingati Elenna yang terlihat begitu berbeda dari apa yang ia rasakan selama ini. Pemuda itu merasakan bahwa Elenna sedang di possessed oleh sesuatu.

“Menghindar Elenna!!!”

Wanita penyihir itu menghentikan langkahnya seraya terkejut mendengar teriakan Shade.

“GRAAAAAAAA !!!!!!”

Ditengah kekagetan sang penyihir, Behemoth berteriak sangat kencang dan melompat dengan cepat menerjang tepat kehadapan Tubuh Elenna.