- Beranda
- Stories from the Heart
The Weather of Life
...
TS
Belajargitar
The Weather of Life
permisi agan2 semua
ane cuma mau ngeshare hasil karya temen ane..
Part 1. The Warm Wind
Part 2.a. A Shining Hope
Part 2.b. A Shining Hope
Part 3.a. New Place
Part 3.b. New Place
Part 4. The Uphill Climb
Part 5. The Puzzle of the Heart
Part 6.a. The Rose beneath the Snow
Part 6.b. The Rose beneath the Snow
Part 7.a. The Magical Spell
Part 7.b. The Magical Spell
Part 8.a. Another Hearts Battle
Part 8.b. Another Hearts Battle
Part 9.a. Hate the Way it Goes
Part 9.b. Hate the Way it Goes
Part 10.a. So,Meet The Eyes Again
Part 10.b. So,Meet The Eyes Again
mohon pujian, kritikan, saran, masukan, apapun namanya. tapi jangan bata ya gan.
ane cuma mau ngeshare hasil karya temen ane..
The Weather of Life
Spoiler for index:
INDEX
Part 1. The Warm Wind
Part 2.a. A Shining Hope
Part 2.b. A Shining Hope
Part 3.a. New Place
Part 3.b. New Place
Part 4. The Uphill Climb
Part 5. The Puzzle of the Heart
Part 6.a. The Rose beneath the Snow
Part 6.b. The Rose beneath the Snow
Part 7.a. The Magical Spell
Part 7.b. The Magical Spell
Part 8.a. Another Hearts Battle
Part 8.b. Another Hearts Battle
Part 9.a. Hate the Way it Goes
Part 9.b. Hate the Way it Goes
Part 10.a. So,Meet The Eyes Again
Part 10.b. So,Meet The Eyes Again
Spoiler for Part 1:
Quote:
Part 1. The Warm Wind
Minggu ketiga di musim gugur, udara semakin dingin. Erion terus menggosok-gosokkan tangannya untuk menghangatkan tangannya yang kedinginan. Sore itu, kereta menuju Rouin datang terlambat. Stasiun Berdarn sudah mulai sepi, dan Erion hanya bisa menunggu, kedinginan dan kelaparan. Dilihatnya beberapa orang berlalu lalang didepannya dengan segelas kopi yang masih mengeluarkan asap dan juga beberapa kantong roti,tapi dia hanya bisa menelan ludah. Erion tidak punya cukup uang untuk membeli makanan-makanan itu, untuk membeli air mineral pun uangnya tidak cukup. Tapi Erion tidak mengeluh, dia tidak pernah mengeluh.
Bruugg..
Tiba-tiba seorang wanita muda jatuh tersungkur dihadapannya, kopi miliknya tumpah dan juga beberapa buah roti yang juga berserakan di lantai. Erion terkejut, tapi dengan sigap dia membantu gadis itu untuk berdiri.
Apa kau baik-baik saja? Tanya Erion
Ah,iya,aku tidak apa-apa Jawab gadis itu sambil mengambil tasnya.
Kemarilah kata Erion sambil membantu gadis itu untuk duduk,Apa kau yakin, kau baik-baik saja?
Iya,aku hanya sedikit merasa pusing jawab gadis itu sambil merapikan rambutnya
Hmm..apa kau membutuhkan sesuatu? Kopimu tumpah, rotimu juga berserakan di lantai. Kata Erion, gadis itu tertawa kecil
Wah, kau perhatian sekali pada makananku kata gadis itu menahan tawa
Ah, bukan begitu,aku..hanya..sayang sekali makananmu..hahaha Erion malu, dan mereka berdua pun tertawa.
Hmm, aku pergi dulu ya kata gadis itu.
Ah, iya, apa kau sudah baikan?Sudah tidak merasa pusing lagi?
Aku sudah baik-baik saja sekarang gadis itu pun tersenyum dan berlalu.
Erion benar-benar heran, gadis itu terjatuh, tapi kemudian dengan cepat pulih dan tertawa, lalu pergi begitu saja. Gadis itu juga pergi ke arah luar stasiun, mungkin dia tidak jadi naik kereta pikir Erion.
Erion kembali pada kegiatan sebelum gadis itu datang, menunggu di bangku stasiun, kedinginan, kelaparan, dan melamun.
Hey, aku tidak tahu kopi apa yang kau sukai, tapi menurut pelayan disana, orang-orang sangat menyukai capucinno buatannya, jadi aku membelikanmu capucinno hangat, semoga dia tidak salah kata gadis itu panjang lebar sambil menyodorkan kopi pada Erion yang baru tersadar dari lamunannya.
Hah? Apa.. Erion tercekat
Terimalah, aku tidak menaruh obat tidur ataupun racun di kopimu kata gadis itu tersenyum manis.
Ah, terimakasih..tapi..kenapa kau begitu baik? Aku kan orang asing. Jawab Erion
Tapi kau orang asing yang sudah menolongku tadi, ini hanya sebuah ucapan terimakasih jawab gadis itu, Erion pun tersenyum dan menerima kopi itu.
Oh iya, ini..makanlah.Kue jagung hangat gadis itu menyodorkan kantong kertas yang berisi kue-kue jagung kecil yang hangat.
hmm,tidak usah, kopi ini sudah cukup.
Tapi aku tidak bisa menghabiskannya sendiri, bantu aku menghabiskannya ya? kata gadis itu lagi
Erion terdiam sejenak, dia heran kenapa gadis ini begitu baik. Capucinno dan kue jagung, gadis itu seolah tau apa yang paling disukai Erion. Gadis itu datang saat Erion kelaparan. Terimakasih Tuhan, Kau memang selalu baik padaku ucap Erion dalam hati
Hey, kau benar-benar tidak mau ya? Padahal aku sengaja membeli agak banyak kata gadis itu yang tampak kecewa.
Baiklah, aku dengan senang hati akan membantumu jawab Erion malu-malu
Terimakasih kata gadis itu.
Mereka terus berbincang, membicarakan seberapa sering mereka ke stasiun itu, tentang keadaan stasiun itu, tentang para penjaganya, tentang kopi, dan tentang kue jagung. Erion terus tersenyum mendengar cerita gadis itu. Erion memandang wajah gadis itu, dia baru sadar, ternyata gadis itu sangat cantik, dengan topi wool berwarna turquoise, rambut ikal kemerahan yang tergerai indah, matanya yang indah, semuanya cantik, begitu cantik, terlebih hatinya yang juga baik. Gadis itu menoleh, dia sadar Erion sedang memperhatikannya.
Ini kue yang terakhir,kau mau tidak? kata gadis itu, Erion melihat kantung kue,dan yang tersisa tinggal 1 kue jagung,Erion tertawa kecil
Wah, ternyata aku sudah makan begitu banyak, yang terakhir untuk pemiliknya saja
Baiklah,,jangan menyesal ya kata gadis itu yang langsung melahap kuenya, Erion lagi-lagi terkekeh melihat gadis itu.
Kemudian terdengar suara petugas stasiun yang mengumumkan bahwa kereta menuju Rouin akan segera tiba. Beberapa saat kemudian kereta menuju Rouin datang.
ayo, keretanya sudah datang gadis itu berjalan duluan. Erion mengikutinya. Mereka pun segera mencari tempat untuk duduk.
Tapi mereka duduk di tempat yang sedikit berjauhan. Erion tidak bisa berbincang lagi dengan gadis itu, karena sore itu kereta semakin padat oleh penumpang.
Erion tertunduk lemas, dia menyesal karena belum sempat berterimakasih dan bahkan dia lupa untuk menanyakan siapa nama gadis itu. Erion hanya bisa berharap suatu hari nanti, dia akan bertemu lagi dengan gadis itu.
Kereta terus melaju melewati beberapa stasiun. Erion masih berusaha mencari gadis itu saat kereta mulai lenggang, tapi orang lain sudah menempati tempat duduk gadis itu. Erion kecewa.
Drrrrt..drrrrt..drrrrttt..telepon genggam Erion bergetar saat dia hendak turun dari kereta.
Erion, cepat pulang. Orang itu datang lagi. Terdengar suara panik di telepon.
iya, aku segera datang, temani ibu. Erion segera berlari keluar stasiun menuju tempat penitipan sepeda untuk mengambil sepedanya.
Erion mengayuh sepedanya sekuat tenaga, dia berusaha sampai di rumahnya secepat mungkin.
Erion segera turun dari sepedanya, meninggalkannya begitu saja di halaman rumahnya, dia berlari menuju ruang tamu, dilihatnya Ibu dan adik perempuannya yang terduduk lemas.
To be continued
powered by coco
Minggu ketiga di musim gugur, udara semakin dingin. Erion terus menggosok-gosokkan tangannya untuk menghangatkan tangannya yang kedinginan. Sore itu, kereta menuju Rouin datang terlambat. Stasiun Berdarn sudah mulai sepi, dan Erion hanya bisa menunggu, kedinginan dan kelaparan. Dilihatnya beberapa orang berlalu lalang didepannya dengan segelas kopi yang masih mengeluarkan asap dan juga beberapa kantong roti,tapi dia hanya bisa menelan ludah. Erion tidak punya cukup uang untuk membeli makanan-makanan itu, untuk membeli air mineral pun uangnya tidak cukup. Tapi Erion tidak mengeluh, dia tidak pernah mengeluh.
Bruugg..
Tiba-tiba seorang wanita muda jatuh tersungkur dihadapannya, kopi miliknya tumpah dan juga beberapa buah roti yang juga berserakan di lantai. Erion terkejut, tapi dengan sigap dia membantu gadis itu untuk berdiri.
Apa kau baik-baik saja? Tanya Erion
Ah,iya,aku tidak apa-apa Jawab gadis itu sambil mengambil tasnya.
Kemarilah kata Erion sambil membantu gadis itu untuk duduk,Apa kau yakin, kau baik-baik saja?
Iya,aku hanya sedikit merasa pusing jawab gadis itu sambil merapikan rambutnya
Hmm..apa kau membutuhkan sesuatu? Kopimu tumpah, rotimu juga berserakan di lantai. Kata Erion, gadis itu tertawa kecil
Wah, kau perhatian sekali pada makananku kata gadis itu menahan tawa
Ah, bukan begitu,aku..hanya..sayang sekali makananmu..hahaha Erion malu, dan mereka berdua pun tertawa.
Hmm, aku pergi dulu ya kata gadis itu.
Ah, iya, apa kau sudah baikan?Sudah tidak merasa pusing lagi?
Aku sudah baik-baik saja sekarang gadis itu pun tersenyum dan berlalu.
Erion benar-benar heran, gadis itu terjatuh, tapi kemudian dengan cepat pulih dan tertawa, lalu pergi begitu saja. Gadis itu juga pergi ke arah luar stasiun, mungkin dia tidak jadi naik kereta pikir Erion.
Erion kembali pada kegiatan sebelum gadis itu datang, menunggu di bangku stasiun, kedinginan, kelaparan, dan melamun.
Hey, aku tidak tahu kopi apa yang kau sukai, tapi menurut pelayan disana, orang-orang sangat menyukai capucinno buatannya, jadi aku membelikanmu capucinno hangat, semoga dia tidak salah kata gadis itu panjang lebar sambil menyodorkan kopi pada Erion yang baru tersadar dari lamunannya.
Hah? Apa.. Erion tercekat
Terimalah, aku tidak menaruh obat tidur ataupun racun di kopimu kata gadis itu tersenyum manis.
Ah, terimakasih..tapi..kenapa kau begitu baik? Aku kan orang asing. Jawab Erion
Tapi kau orang asing yang sudah menolongku tadi, ini hanya sebuah ucapan terimakasih jawab gadis itu, Erion pun tersenyum dan menerima kopi itu.
Oh iya, ini..makanlah.Kue jagung hangat gadis itu menyodorkan kantong kertas yang berisi kue-kue jagung kecil yang hangat.
hmm,tidak usah, kopi ini sudah cukup.
Tapi aku tidak bisa menghabiskannya sendiri, bantu aku menghabiskannya ya? kata gadis itu lagi
Erion terdiam sejenak, dia heran kenapa gadis ini begitu baik. Capucinno dan kue jagung, gadis itu seolah tau apa yang paling disukai Erion. Gadis itu datang saat Erion kelaparan. Terimakasih Tuhan, Kau memang selalu baik padaku ucap Erion dalam hati
Hey, kau benar-benar tidak mau ya? Padahal aku sengaja membeli agak banyak kata gadis itu yang tampak kecewa.
Baiklah, aku dengan senang hati akan membantumu jawab Erion malu-malu
Terimakasih kata gadis itu.
Mereka terus berbincang, membicarakan seberapa sering mereka ke stasiun itu, tentang keadaan stasiun itu, tentang para penjaganya, tentang kopi, dan tentang kue jagung. Erion terus tersenyum mendengar cerita gadis itu. Erion memandang wajah gadis itu, dia baru sadar, ternyata gadis itu sangat cantik, dengan topi wool berwarna turquoise, rambut ikal kemerahan yang tergerai indah, matanya yang indah, semuanya cantik, begitu cantik, terlebih hatinya yang juga baik. Gadis itu menoleh, dia sadar Erion sedang memperhatikannya.
Ini kue yang terakhir,kau mau tidak? kata gadis itu, Erion melihat kantung kue,dan yang tersisa tinggal 1 kue jagung,Erion tertawa kecil
Wah, ternyata aku sudah makan begitu banyak, yang terakhir untuk pemiliknya saja
Baiklah,,jangan menyesal ya kata gadis itu yang langsung melahap kuenya, Erion lagi-lagi terkekeh melihat gadis itu.
Kemudian terdengar suara petugas stasiun yang mengumumkan bahwa kereta menuju Rouin akan segera tiba. Beberapa saat kemudian kereta menuju Rouin datang.
ayo, keretanya sudah datang gadis itu berjalan duluan. Erion mengikutinya. Mereka pun segera mencari tempat untuk duduk.
Tapi mereka duduk di tempat yang sedikit berjauhan. Erion tidak bisa berbincang lagi dengan gadis itu, karena sore itu kereta semakin padat oleh penumpang.
Erion tertunduk lemas, dia menyesal karena belum sempat berterimakasih dan bahkan dia lupa untuk menanyakan siapa nama gadis itu. Erion hanya bisa berharap suatu hari nanti, dia akan bertemu lagi dengan gadis itu.
Kereta terus melaju melewati beberapa stasiun. Erion masih berusaha mencari gadis itu saat kereta mulai lenggang, tapi orang lain sudah menempati tempat duduk gadis itu. Erion kecewa.
Drrrrt..drrrrt..drrrrttt..telepon genggam Erion bergetar saat dia hendak turun dari kereta.
Erion, cepat pulang. Orang itu datang lagi. Terdengar suara panik di telepon.
iya, aku segera datang, temani ibu. Erion segera berlari keluar stasiun menuju tempat penitipan sepeda untuk mengambil sepedanya.
Erion mengayuh sepedanya sekuat tenaga, dia berusaha sampai di rumahnya secepat mungkin.
Erion segera turun dari sepedanya, meninggalkannya begitu saja di halaman rumahnya, dia berlari menuju ruang tamu, dilihatnya Ibu dan adik perempuannya yang terduduk lemas.
To be continued
powered by coco
mohon pujian, kritikan, saran, masukan, apapun namanya. tapi jangan bata ya gan.
anasabila memberi reputasi
1
8.7K
Kutip
110
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
Belajargitar
#1
Spoiler for Part 2:
Quote:
Part 2. A Shining Hope
Bagaimana keadaan ibu dan adikmu, Erion? Apa mereka baik-baik saja? Tanya Alex sambil menghampiri Erion yang masuk lewat pintu belakang restoran. Erion hanya memberi tatapan sinis pada Alex, dia diam.
Hey, kau ini, kami sangat khawatir disini saat kau menelepon tadi. kata Alex sekali lagi yang masih penasaran, para koki dan para pelayan pun ikut penasaran, tapi mereka tidak berani untuk bertanya.
Erion menghela nafas, Mereka baik-baik saja, entahlah, aku tidak bisa berfikir. Erion meninggalkan Alex yang masih menunggu ceritanya.
Erion segera menuju ruang loker untuk menaruh tasnya.
Lalu kau bertemu dengan orang itu? Tanya Alex yang mengikuti Erion ke ruang loker.
Tapi Erion tetap diam, dia menaruh tasnya dan segera mengenakan celemeknya.
Ibumu bagaimana? Alex masih berusaha mencari tahu.
Adikmu? Hey..jawab aku..lanjutnya, tapi Erion tetap diam.
Alex menghela nafas karena tidak berhasil membuat Erion bicara.
Baiklah, baik..aku tidak bertanya lagi. Kata Alex,sambil melihat sahabatnya yang berambut coklat terang dengan mata besar beriris hazel itu , Tapi apa kau tahu kalau kau itu terlihat sangat menyedihkan? lanjutnya.
Hah? Erion menatap Alex dan mengerutkan keningnya, kemudian Alex membuka lagi lemari loker yang baru saja Erion tutup, di pintu lemari itu ada sebuah cermin.
Lihatlah, ada siapa disana? Kata Alex yang memaksa Erion untuk memandang cermin itu.
Tentu saja aku melihat wajahku dan wajah jelekmu yang memaksaku untuk melihatnya. Kata Erion polos.
Bagus, ternyata penglihatanmu tidak bermasalah. Kata Alex yang terkekeh.
Tapi lihatlah, rambut coklat tua yang seharusnya berwarna lebih terang sekarang kusam dan kusut, mata beriris hazel yang dulu disebut mata paling indah di kelas oleh Bu Dianna,sekarang ada kantung mata dibawahnya, juga wajah menyedihkan yang terlihat kelaparan, aah..kau benar-benar menyedihkan Lanjut Alex sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Erion seketika langsung menatap wajah Alex, Majulah lebih dekat kemari. Lihat ada apa di cermin itu sekarang kata Erion sambil mendorong Alex agar wajahnya bisa terlihat semua di cermin itu.
Aku melihat rambut kusut dan kusam yang artinya aku kekurangan gizi kata Alex sambil merapikan rambutnya.
Lalu? lanjut Erion.
Lalu..wajah tampan dengan pipi gendut yang lucu dulu sudah hilang sekarang. Kata Alex yang mencubit-cubit pipinya sendiri, hmm..dan aku juga lihat kantung mata yang artinya aku kurang tidur lanjutnya.
Nah, kalau begitu , Iya..iya..aku tahu. Ternyata aku juga sama menyedihkannya sepertimu, Erion kata Alex yang memotong kalimat Erion.
Jadi?
Jadi..aku tetap jauh lebih tampan daripada kau! Kata Alex sambil menepuk pundak Erion dengan gaya yang sok sambil berjalan keluar ruang loker.
Dasar bodoh gumam Erion yang mengikuti langkah Alex menuju dapur.
Sore itu Erion terlambat datang ke tempat kerjanya karena ada seorang penagih hutang dari perusahaan kecil tempat ibunya bekerja setahun yang lalu.
Erion sangat merasa sakit hati karena ibunya terus dikejar oleh orang-orang dari perusahaan itu.
Ibunya dituduh menggelapkan sejumlah uang perusahaan, padahal teman ibunya-lah yang bersalah dan pergi entah kemana.
Erion terus bekerja keras setahun belakangan ini karena harus mengganti uang yang tidak pernah dia lihat.
Perusahaan itu membatalkan laporan ke pengadilan dengan perjanjian bahwa keluarganya akan membayar uang penggantinya.
Erion benar-benar tidak habis pikir, kenapa orang-orang itu terus mengejar keluarganya, jika memang benar ibunya bersalah dan membawa uang-uang itu, untuk apa mereka tetap di kota yang sama tanpa pergi kemanapun.
Itu pembelaan Erion, tapi perusahan mengatakan bahwa ibunya juga turut campur dalam penggelapan uang itu.
Erion merasa ini sangat tidak adil, tapi keadilan butuh uang, uang untuk membayar pengacara, uang untuk mengurus hal-hal yang berhubungan dengan hukum, dan Erion juga ibunya tidak punya itu semua.
Bertahanlah kawan, kalau aku kaya nanti, aku akan tuntut perusahaan itu, aku beli semua sahamnya dan akan aku nikahi adikmu kata Alex sambil menepuk bahu Erion yang sedang membawa kantong-kantong sampah.
Erion tertawa kecil, dilihatnya Alex, sahabat baiknya sejak mereka masih di sekolah dasar, anak lelaki gendut dengan potongan rambut Paul Mcartney kini berubah jadi pria pirang bertubuh kurus yang super mandiri.
Pria ini memang pengkhayal pikir Erion, Iya, semoga kau cepat jadi seorang milyuner Alex. Tapi..apa? adikku? Dasar kau ini...
Mereka berdua tertawa lepas, dua sahabat dengan beban yang mereka pikul bisa dibilang sama berat.
Erion, jadi tulang punggung keluarganya sejak ayahnya pergi dan mengandalkan uang beasiswa untuk tetap bersekolah hingga kuliah.
Sedangkan Alex, pemuda awal dua puluhan dengan ambisi besar, yang tinggal dengan neneknya yang renta, dia harus bekerja untuk neneknya dan untuk kuliahnya yang tidak kunjung selesai karena kekurangan uang, sedangkan orangtuanya entah pergi kemana.
Alex dan Erion selalu bekerja di tempat yang sama.
Di restoran ini,Dinner Dazzle, pada sabtu dan minggu pagi mereka bekerja di Northem di sebuah toko buku, dan malam harinya mereka bekerja di Gas Station di Northem.
Dan terkadang di sela-sela hari kuliahnya, Erion bertugas menjadi penjaga perpustakaan di kampusnya dan Alex jadi pelayan juga di kantin kampusnya.
Hey kalian berdua, Erion cepat buang sampahnya dan bersihkan meja-meja di depan, Kau, Alex, diluar sudah mulai turun hujan, segera bersihkan lantainya. Tiba-tiba bos mereka -yang berwajah garang dan sedikit galak tetapi berhati sangat baik dan pengertian- datang.
Siap Bos!! kata Alex dan Erion serempak.
Erion selalu jadi karyawan kesayangan di restoran itu, dia selalu ramah dan senyum selalu mengembang di wajahnya, seperti tanpa beban.
Erion pun segera mengerjakan perintah Bosnya untuk membersihkan meja-meja, kemudian Erion melihat seorang pria yang sedang makan bersama anak lelakinya. Erion terdiam, dadanya tiba-tiba sesak, bayangan tentang ayahnya muncul lagi di benaknya, ayah yang meninggalkannya 14 tahun yang lalu dan melupakannya juga ibu dan adiknya demi wanita lain.
Mata Erion mulai panas, butir-butir air mulai berkumpul di matanya.
Bagaimana keadaan ibu dan adikmu, Erion? Apa mereka baik-baik saja? Tanya Alex sambil menghampiri Erion yang masuk lewat pintu belakang restoran. Erion hanya memberi tatapan sinis pada Alex, dia diam.
Hey, kau ini, kami sangat khawatir disini saat kau menelepon tadi. kata Alex sekali lagi yang masih penasaran, para koki dan para pelayan pun ikut penasaran, tapi mereka tidak berani untuk bertanya.
Erion menghela nafas, Mereka baik-baik saja, entahlah, aku tidak bisa berfikir. Erion meninggalkan Alex yang masih menunggu ceritanya.
Erion segera menuju ruang loker untuk menaruh tasnya.
Lalu kau bertemu dengan orang itu? Tanya Alex yang mengikuti Erion ke ruang loker.
Tapi Erion tetap diam, dia menaruh tasnya dan segera mengenakan celemeknya.
Ibumu bagaimana? Alex masih berusaha mencari tahu.
Adikmu? Hey..jawab aku..lanjutnya, tapi Erion tetap diam.
Alex menghela nafas karena tidak berhasil membuat Erion bicara.
Baiklah, baik..aku tidak bertanya lagi. Kata Alex,sambil melihat sahabatnya yang berambut coklat terang dengan mata besar beriris hazel itu , Tapi apa kau tahu kalau kau itu terlihat sangat menyedihkan? lanjutnya.
Hah? Erion menatap Alex dan mengerutkan keningnya, kemudian Alex membuka lagi lemari loker yang baru saja Erion tutup, di pintu lemari itu ada sebuah cermin.
Lihatlah, ada siapa disana? Kata Alex yang memaksa Erion untuk memandang cermin itu.
Tentu saja aku melihat wajahku dan wajah jelekmu yang memaksaku untuk melihatnya. Kata Erion polos.
Bagus, ternyata penglihatanmu tidak bermasalah. Kata Alex yang terkekeh.
Tapi lihatlah, rambut coklat tua yang seharusnya berwarna lebih terang sekarang kusam dan kusut, mata beriris hazel yang dulu disebut mata paling indah di kelas oleh Bu Dianna,sekarang ada kantung mata dibawahnya, juga wajah menyedihkan yang terlihat kelaparan, aah..kau benar-benar menyedihkan Lanjut Alex sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Erion seketika langsung menatap wajah Alex, Majulah lebih dekat kemari. Lihat ada apa di cermin itu sekarang kata Erion sambil mendorong Alex agar wajahnya bisa terlihat semua di cermin itu.
Aku melihat rambut kusut dan kusam yang artinya aku kekurangan gizi kata Alex sambil merapikan rambutnya.
Lalu? lanjut Erion.
Lalu..wajah tampan dengan pipi gendut yang lucu dulu sudah hilang sekarang. Kata Alex yang mencubit-cubit pipinya sendiri, hmm..dan aku juga lihat kantung mata yang artinya aku kurang tidur lanjutnya.
Nah, kalau begitu , Iya..iya..aku tahu. Ternyata aku juga sama menyedihkannya sepertimu, Erion kata Alex yang memotong kalimat Erion.
Jadi?
Jadi..aku tetap jauh lebih tampan daripada kau! Kata Alex sambil menepuk pundak Erion dengan gaya yang sok sambil berjalan keluar ruang loker.
Dasar bodoh gumam Erion yang mengikuti langkah Alex menuju dapur.
Sore itu Erion terlambat datang ke tempat kerjanya karena ada seorang penagih hutang dari perusahaan kecil tempat ibunya bekerja setahun yang lalu.
Erion sangat merasa sakit hati karena ibunya terus dikejar oleh orang-orang dari perusahaan itu.
Ibunya dituduh menggelapkan sejumlah uang perusahaan, padahal teman ibunya-lah yang bersalah dan pergi entah kemana.
Erion terus bekerja keras setahun belakangan ini karena harus mengganti uang yang tidak pernah dia lihat.
Perusahaan itu membatalkan laporan ke pengadilan dengan perjanjian bahwa keluarganya akan membayar uang penggantinya.
Erion benar-benar tidak habis pikir, kenapa orang-orang itu terus mengejar keluarganya, jika memang benar ibunya bersalah dan membawa uang-uang itu, untuk apa mereka tetap di kota yang sama tanpa pergi kemanapun.
Itu pembelaan Erion, tapi perusahan mengatakan bahwa ibunya juga turut campur dalam penggelapan uang itu.
Erion merasa ini sangat tidak adil, tapi keadilan butuh uang, uang untuk membayar pengacara, uang untuk mengurus hal-hal yang berhubungan dengan hukum, dan Erion juga ibunya tidak punya itu semua.
Bertahanlah kawan, kalau aku kaya nanti, aku akan tuntut perusahaan itu, aku beli semua sahamnya dan akan aku nikahi adikmu kata Alex sambil menepuk bahu Erion yang sedang membawa kantong-kantong sampah.
Erion tertawa kecil, dilihatnya Alex, sahabat baiknya sejak mereka masih di sekolah dasar, anak lelaki gendut dengan potongan rambut Paul Mcartney kini berubah jadi pria pirang bertubuh kurus yang super mandiri.
Pria ini memang pengkhayal pikir Erion, Iya, semoga kau cepat jadi seorang milyuner Alex. Tapi..apa? adikku? Dasar kau ini...
Mereka berdua tertawa lepas, dua sahabat dengan beban yang mereka pikul bisa dibilang sama berat.
Erion, jadi tulang punggung keluarganya sejak ayahnya pergi dan mengandalkan uang beasiswa untuk tetap bersekolah hingga kuliah.
Sedangkan Alex, pemuda awal dua puluhan dengan ambisi besar, yang tinggal dengan neneknya yang renta, dia harus bekerja untuk neneknya dan untuk kuliahnya yang tidak kunjung selesai karena kekurangan uang, sedangkan orangtuanya entah pergi kemana.
Alex dan Erion selalu bekerja di tempat yang sama.
Di restoran ini,Dinner Dazzle, pada sabtu dan minggu pagi mereka bekerja di Northem di sebuah toko buku, dan malam harinya mereka bekerja di Gas Station di Northem.
Dan terkadang di sela-sela hari kuliahnya, Erion bertugas menjadi penjaga perpustakaan di kampusnya dan Alex jadi pelayan juga di kantin kampusnya.
Hey kalian berdua, Erion cepat buang sampahnya dan bersihkan meja-meja di depan, Kau, Alex, diluar sudah mulai turun hujan, segera bersihkan lantainya. Tiba-tiba bos mereka -yang berwajah garang dan sedikit galak tetapi berhati sangat baik dan pengertian- datang.
Siap Bos!! kata Alex dan Erion serempak.
Erion selalu jadi karyawan kesayangan di restoran itu, dia selalu ramah dan senyum selalu mengembang di wajahnya, seperti tanpa beban.
Erion pun segera mengerjakan perintah Bosnya untuk membersihkan meja-meja, kemudian Erion melihat seorang pria yang sedang makan bersama anak lelakinya. Erion terdiam, dadanya tiba-tiba sesak, bayangan tentang ayahnya muncul lagi di benaknya, ayah yang meninggalkannya 14 tahun yang lalu dan melupakannya juga ibu dan adiknya demi wanita lain.
Mata Erion mulai panas, butir-butir air mulai berkumpul di matanya.
lanjutannya di bawah
0
Kutip
Balas