TS
a6h6a6n
GANTZ : Indonesian Team
Ini merupakan cerita sebelum Kurono dan Katou ditransfer ke black ball room(Japan Team). Gantz ada dimana-mana, mengtransfer orang-orang yang mati untuk membunuhi alien di bumi termasuk di Indonesia.
itu gan opening dari gantz : Indonesian Team
silakan baca dan kritik secara normal, jangan abuse dan jaga postingan soalnya ini bukan DC
yang gak tau gantz silakan cek
Spoiler for (chap1) ALONE :
"Tidak ada harapan, apakah sampai disini perjuangan ku" berlutut, terdiam dengan memegang X-Gun dan cairan keluar dari capdi dagu dan dibawah telinga.
Pertempuran melawan alien selama 45 menit telah membunuh seluruh anggota timnya, hanya ia sendiri yang tersisa dengan suit yang rusak dan mayat anggota tim yang sudah berceceran.
"gagal, kenapa semua usaha yang dilakukan mereka tidak bisa melukai monster itu", berkata pada dirinya sendiri
monster itu berlari menuju ke musuhnya yang terdiam dan bersiap untuk melakukan serangan terakhir yang pasti membuat siapapun mati. Bam, monster itu tenggelam ke tanah yang berbentuk lingkaran berdiameter 5 meter.
"masih ada harapan Han, dengan kau yang mampu bertempur meskipun suitmu sudah rusak, larilah sampai waktu habis" berhenti berbicara karena tersedak oleh darahnya sendiri.
yang dipanggil Han melihat siapa yang berbicara tadi, dia melihat seonggok daging yang sudah tidak dapat disebut tubuh manusia. tubuh yang kehilangan seluruh kakinya, tangan kiri yang putus dan lubang berdiameter 1 cm di paru-paru bagian kanan.
Han pun berlari menuju ke tubuh itu, untuk memastikan bahwa temannya masih hidup.
"Ardha, kau masih hidup ternyata akan ku bunuh monster itu agar ...",
"jangan melawannya Ahan, kabur sampai waktu habis" Ardha langsung memotong sebelum Ahan selesai berbicara.
Monster itu keluar dari lubang, bentuk tubuhnya sudah berubah menjadi lebih menyerupai manusia menggunakan full body armor yang membedakan dengan full body armor adalah armor tersebut terbuat dari bio organic form.
Ahan mengambil H-Gun yang dipegang Ardha dan mengabaikan ucapannya tadi untuk kabur. Bam, bam, bam, 3 lubang besar terbentuk di sekitar monster itu.
"hahahaha, kau meleset bocah" ujar monster karena tidak tertembak oleh Ahan. Napasnya yang terengah-engah karena untuk mengangkat H-Gun yang berat tanpa kemampuan suit sudah sulit palagi untuk menembak tepat ke arah monster itu.
"brengsek, kau diam dulu agar aku bisa menembak mu", Ahan berteriak ke monster itu, dan membidiknya dengan posisi duduk di tanah.
"baiklah kalau itu maumu, 1 kesempatan ku berikan karena kau mampu bertahan sampai sekarang", jawab monster dengan nada yang angkuh.
Bam, lingkaran berdiameter 1 meter terbentuk dengan monster itu tepat ditengah seperti membuat lingkaran dengan jangka dan monster itu sebagai jarum jangka, bam, bam, bam, bam, bam tembakan beruntun membuat monster itu amblas kedalam tanah.
Tempat monster berdiri tadi sudah amblas dan membentuk lubang, tepatnya sumur. Ahan berlari menuju sumur tersebut dan menembakkan H-gun yang sejak awal ia bawa.
"matilah kau brengsek" berteriak sambil menembakkan H-Gunnya ke dalam sumur.
Syut, bayangan merah keluar dari sumur
"hebat, seperti yang kukira. hanya kau pemburu yang sanggup memaksa ku untuk berubah ke perubahan terakhir" setelah berkata seperti itu seluruh tubuh monster tersebut seperti meleleh dan menyisakan bentuk baru, bentuk tubuh manusia, telanjang tanpa pakaian apapun.
"pasti bisa ku bunuh dia" Ahan menyemangati dirinya lalu menembakkan H-Gunnya sambil mendekati monster itu.
Entah apa yang ada dalam pikiran Ahan, ia membuang H-gunnya dan terus berlari menuju monster itu seperti mengantarkan nyawa.
Bruk, potongan tangan jatuh ternyata Ahan menggunakan pedang yang entah dari mana ia mendapatkannya. tinggal 1 gerakan lagi monster itu akan mati degan cara kepala terpisah, gerakan Ahan terhenti
"sialan, seharusnya ku potong tangan 2-2nya. uhuk-uhuk" terbatuk dengan darah keluar dari mulutnya.
Ahan melihat ke arah tangan monster itu yang ternyata menembus perutnya, ia melihat darah yang keluar dari perutnya. Aneh tidak ada rasa sakit yang dirasakan Ahan, lalu monster menarik tangannya dengan usus tersangkut di jari-jari.
"Uagh, ternyata sesakit, rasakan ini" sleb, pedang yang dipegang Ahan tertancap di jantung monster itu, atau begitulah perkiraan Ahan.
"bodoh" monster melempar Ahan ke tanah dengan usus keluar dari perut dan darah berceceran kemana-mana.
"aku ini bukan manusia, bentuk ini ku pakai karena lebih sederhana".
Shing, bagian kepala Ahan mulai menghilang
"ternyata waktunya habis, kalau telat 1 menit lagi habis riwayat ku" Ahan berbicara pada dirinya,
monster berlari menuju Ahan untuk membunuhnya "adios, putta" Ahan mengucapkan kata terakhir kepada monster itu.
Pertempuran melawan alien selama 45 menit telah membunuh seluruh anggota timnya, hanya ia sendiri yang tersisa dengan suit yang rusak dan mayat anggota tim yang sudah berceceran.
"gagal, kenapa semua usaha yang dilakukan mereka tidak bisa melukai monster itu", berkata pada dirinya sendiri
monster itu berlari menuju ke musuhnya yang terdiam dan bersiap untuk melakukan serangan terakhir yang pasti membuat siapapun mati. Bam, monster itu tenggelam ke tanah yang berbentuk lingkaran berdiameter 5 meter.
"masih ada harapan Han, dengan kau yang mampu bertempur meskipun suitmu sudah rusak, larilah sampai waktu habis" berhenti berbicara karena tersedak oleh darahnya sendiri.
yang dipanggil Han melihat siapa yang berbicara tadi, dia melihat seonggok daging yang sudah tidak dapat disebut tubuh manusia. tubuh yang kehilangan seluruh kakinya, tangan kiri yang putus dan lubang berdiameter 1 cm di paru-paru bagian kanan.
Han pun berlari menuju ke tubuh itu, untuk memastikan bahwa temannya masih hidup.
"Ardha, kau masih hidup ternyata akan ku bunuh monster itu agar ...",
"jangan melawannya Ahan, kabur sampai waktu habis" Ardha langsung memotong sebelum Ahan selesai berbicara.
Monster itu keluar dari lubang, bentuk tubuhnya sudah berubah menjadi lebih menyerupai manusia menggunakan full body armor yang membedakan dengan full body armor adalah armor tersebut terbuat dari bio organic form.
Ahan mengambil H-Gun yang dipegang Ardha dan mengabaikan ucapannya tadi untuk kabur. Bam, bam, bam, 3 lubang besar terbentuk di sekitar monster itu.
"hahahaha, kau meleset bocah" ujar monster karena tidak tertembak oleh Ahan. Napasnya yang terengah-engah karena untuk mengangkat H-Gun yang berat tanpa kemampuan suit sudah sulit palagi untuk menembak tepat ke arah monster itu.
"brengsek, kau diam dulu agar aku bisa menembak mu", Ahan berteriak ke monster itu, dan membidiknya dengan posisi duduk di tanah.
"baiklah kalau itu maumu, 1 kesempatan ku berikan karena kau mampu bertahan sampai sekarang", jawab monster dengan nada yang angkuh.
Bam, lingkaran berdiameter 1 meter terbentuk dengan monster itu tepat ditengah seperti membuat lingkaran dengan jangka dan monster itu sebagai jarum jangka, bam, bam, bam, bam, bam tembakan beruntun membuat monster itu amblas kedalam tanah.
Tempat monster berdiri tadi sudah amblas dan membentuk lubang, tepatnya sumur. Ahan berlari menuju sumur tersebut dan menembakkan H-gun yang sejak awal ia bawa.
"matilah kau brengsek" berteriak sambil menembakkan H-Gunnya ke dalam sumur.
Syut, bayangan merah keluar dari sumur
"hebat, seperti yang kukira. hanya kau pemburu yang sanggup memaksa ku untuk berubah ke perubahan terakhir" setelah berkata seperti itu seluruh tubuh monster tersebut seperti meleleh dan menyisakan bentuk baru, bentuk tubuh manusia, telanjang tanpa pakaian apapun.
"pasti bisa ku bunuh dia" Ahan menyemangati dirinya lalu menembakkan H-Gunnya sambil mendekati monster itu.
Entah apa yang ada dalam pikiran Ahan, ia membuang H-gunnya dan terus berlari menuju monster itu seperti mengantarkan nyawa.
Bruk, potongan tangan jatuh ternyata Ahan menggunakan pedang yang entah dari mana ia mendapatkannya. tinggal 1 gerakan lagi monster itu akan mati degan cara kepala terpisah, gerakan Ahan terhenti
"sialan, seharusnya ku potong tangan 2-2nya. uhuk-uhuk" terbatuk dengan darah keluar dari mulutnya.
Ahan melihat ke arah tangan monster itu yang ternyata menembus perutnya, ia melihat darah yang keluar dari perutnya. Aneh tidak ada rasa sakit yang dirasakan Ahan, lalu monster menarik tangannya dengan usus tersangkut di jari-jari.
"Uagh, ternyata sesakit, rasakan ini" sleb, pedang yang dipegang Ahan tertancap di jantung monster itu, atau begitulah perkiraan Ahan.
"bodoh" monster melempar Ahan ke tanah dengan usus keluar dari perut dan darah berceceran kemana-mana.
"aku ini bukan manusia, bentuk ini ku pakai karena lebih sederhana".
Shing, bagian kepala Ahan mulai menghilang
"ternyata waktunya habis, kalau telat 1 menit lagi habis riwayat ku" Ahan berbicara pada dirinya,
Spoiler for Lost Time:
monster berlari menuju Ahan untuk membunuhnya "adios, putta" Ahan mengucapkan kata terakhir kepada monster itu.
itu gan opening dari gantz : Indonesian Team
silakan baca dan kritik secara normal, jangan abuse dan jaga postingan soalnya ini bukan DC
yang gak tau gantz silakan cek
Spoiler for gantz wiki:
Spoiler for gantz kaskus:
Spoiler for CHAPTER LIST:
0
9.4K
Kutip
65
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•261Anggota
Tampilkan semua post
TS
a6h6a6n
#47
Spoiler for (chap9.1) ABBATOIR:
"selamat datang kembali, bersiap-siaplah"
Amir menyambut semua orang termasuk Ahan dan Lara. Ardha hanya berdiri disudut ruangan, sama seperti semua misi sebelumnya.
"sudah semuanyakan ?, cepat pakai suit yang ada dari bola ini dan ambil senjata yang kalian inginkan"
Ardha mengambil senjata yang tersisa di gantz, setelah semua yang ada disana mempersenjatai diri.
"dengar, begitu kalian ada diluar jangan coba-coba pulang. Nanti aku akan mencari kalian"
Amir berbicara dengan nada memerintah, membuat Ahan dan Ardha tampak seperti memikirkan sesuatu.
"gantz, kirim aku dulu"
Amir berseru dan tidak lama setelah itu Amirpun ditransfer diikuti yang lain tinggal 3 orang lagi.
"Ahan aku duluan ya"
Lara ditransfer.
"Han, bantu aku untuk membawa semua ini"
"buat apa, bIasanya kau tidak pernah membawa semua ini ?"
"entahlah perasaanku tidak enak. Plan for the worst, hope for the Best"
"ok"
"Lara, sudah lama menunggu ?"
"enggak, kanapa ?"
"tetap dekat padaku, aku punya firasat"
"firasat apa ?, udah ah jangan ngomong gitu ah. Aku jadi takut"
"cukup dengan romansa kalian, Ahan naik"
"trus bagaimana Lara ?"
"nih, tangkap"
Ardha datang menggunakan monobike, mengajak Ahan untuk pergi dengannya. Karena tahu bagaimana hubungan Ahan dengan Lara, Ardha melempar controller ke Lara.
"tekan tombol besar untuk menghilang dan tekan lagi unutk kembali. Tanda + dan - untuk zooming map, kamu bisa menemukan teman dan lawan. Saranku adalah jauhi semua dot yang ada..."
"maksudmu apa ?"
"dengar, perasaanku buruk tentang misi ini. Ahan akan ikut denganku untuk menyelidikinya jadi kau menghilanglah, kalau mau mendapatkan point bunuh saja alien yang menurutmu lemah. Bidik kepalanya dan lalu tembak seluruh badannya"
"ayo Han"
Ahan duduk dibangku belakang, sambil memegangi 2 X-Rifle.
"kau tahu Dha, sepertinya kau dan aku bakal bertarung lagi"
"memangnya kenapa ? kau tidak enak pada Lara ya ?"
"kalau kau tahu jawabannya kenapa kau masih membawaku ?"
"entahlah, mungkin hanya kau yang dapat kupercaya dan kemampuan yang sama denganku, semua alien berada didalam museum itu. Mungkin ada 100 atau lebih, kau sudah pernah kesana ?"
"belum, tapi rencananya aku mau pergi dengan Lara jalan-jalan, mungkin kesini"
"dengar, berdasarkan perhitunganku semua target gantz adalah alien yang menyerupai manusia. Dan kau tahu, koleksi patung didalam ada banyak jadi mereka semua adalah target"
"kau mau bekerja sama denganku ?"
"tergantung, kalau kau mau berkata yang sebenarnya ?"
"Amir, .......kurasa dia berhasil menghack peralatan gantz dan mengggunakan untuk kepentingan dirinya sendiri"
"kau bicara omong kosong, mana mungkin ada yang bisa"
"enggak juga, orang-orang yang bergabung dengan gantz pertama kali berhasil memecahkan rahasianya. Bahkan ada situs semacam jurnal anggota gantz dari Tokyo"
"Tokyo..... yang kutahu dari jepang adalah JAV, lanjutkan ceritamu"
"dia membuat semua yang terjadi di setiap misi selama dia bergabung, kira-kira sudah 5 bulan. Dia masih smp"
"tunggu bukahkah itu melanggar peraturan gantz ?"
"tidak, dia mungkin masih muda tapi dia pintar untuk mengakali peraturan"
"emang apa saja isi dari jurnal itu ?"
"tidak jauh beda dengan perburuan disini"
Terdegar teriakan manusia dari dalam.
"sudah saatnya, bawa semua senjata yang kau inginkan. Kita berlomba lagi"
Ardha meghilang, Ahan langsung mengambil pedang di motor dan menggigitnya karena tangannya sudah memegangi 2 buah X-Rifle.
"aku harus cari Lara"
Hanya itu yang ada dipikirannya. Ahan berlari mencari Lara karena mungkin dia dalam masalah. Sepanjang perjalanan dia menemukan mayat manusia berserakan dimana-mana. Ahan sadar bahwa bisa saja Lara menjadi salah satu dari mereka. Ahan melihat 10 orang yang berjalan ke arahnya, Ahan tidak menghiraukannya karena tidak ada yang bisa melihat dan mendengarnya, itu pembatas dalam misi yang diberikan gantz agar tidak diketahui masyarakat umum. Ahan melompati orang-orang itu dan terpukul sebelum berhasil melompat. Pedang yang digigitnya terjatuh dan Ahan sendiri terlempar ke mobil yang menyebakan pintu mobil itu penyok, semoga asuransi mau menanggungnya, Ahan melihat controllernya. lalu mengarahkan senjatanya kedepan dan menembakkannya.
"rasakan ini, heah"
Setelah menembak beberapa kali kearah mereka Ahan memanjangkan pedangnya dan menebas orang-orang yang ada dihadapannya. 3 orang yang ada ditengah terkena tebasannya, langsung mati dengan kepala terpotong, sedangkan 2 orang lagi bergerak untuk memukul kepala Ahan yang tiba-tiba kepala dan badannya hancur. Ahan mundur dan memungut pedang yang tadi terjatuh, lalu memanjangkannya. Ahan mengambil jarak dengan 5 orang yang mulai berubah wujud menjadi wujud aslinya.
"sepertinya dia akan kubuat babak belur, ngasih informasi tidak ada yang benar.....heah"
Ahan berlari menerjang 5 alien yang bergerak menyebar, Ahan memendekkan pedangnya lalu melempar ke depan yang mengenai kepala salah satu alien yang berusaha melompatinya. Dengan cepat Ahan mengeluarkan X-Gun di pahanya dan menembakkan ke Alien di sebelah kirinya, Ahan terkena serangan oleh 4 alien yang tersisa tapi tidak membuat Ahan bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri. Ahan memutar badannya unutk membantai alien yang tersisa dengan pedang yang ia pegang. Pyar, tubuh alien yang Ahan tembak baru meledak.
"lama juga responnya, tapi beruntung suit ini tidak rusak karena serangan itu.....Lara dimana kamu ?"
"ada apa mencariku, gak sama dia ?"
"enggak, aku mengkuatirkanmu"
"sudahlah, jangan menggodaku"
"kamu marah ya, gara-gara ditinggal ?"
"enggak"
Lara membalikan badannya dan Ahan berusaha melihat mukanya"
"trus kenapa kamu kelihatan lebih cantik ?"
Duar, kepulan debu yang sangat tebal muncul gara-gara ledakan itu.
"MINGGIR"
Ardha berteriak, dia melompat dari tempat tinggi sambil mengangkat pedangnya setinggi-tingginya. Srat, bunyi daging yang terbelah jadi 2, Ardha muncul dari tempat yang berdebu dan memendekkan pedangnya. Ardha menyimpan pedangnya dan mendekat kepada Ahan dan Lara yang terpana.
"Lara, cepat ke museum, mereka terlalu banyak. Kalian juga"
Amir datang sambil diikuti alien, Ardha mengambil 2 X-Rifle yang dijatuhkan Ahan dan melemparkan 1 kepadanya.
"Tembak"
Ardha berseru sambil menembak diikuti Ahan dan Lara, Amir melompat unutk menghindari semua tembakan yang diarahkan kepadanya. Pyar, alien yang mengikuti Amir hancur sampai tidak berbentuk.
"kalian sengaja, bagaimana kalau kena ?"
"tenanglah tak perlu takut, aku dan Ahan merupakan penembak terbaik sedangkan Lara tidak terlalu buruk, kan kau yang mengajarinya. Aku mau pergi"
Ardha melompat meninggalkan mereka sambil melempar X-Rifle ke Ahan.
"cepat, sudah tidak ada waktu lagi"
Amir dan Lara berlari duluan sedangkan Ahan hanya bermain dengan controllernya.
"MUNDUR, semua semuanya mundur. Kalau tidak ada 2 monster itu kita akan habis"
Seseorang berseru kepada 9 orang yang sedang bertempur dengan ratusan alien yang ada di museum. Museum itu sudah hancur bagian dalamnya, interior museum yang tadinya rapi dan tertata sekarang sudah hancur digantikan hiasan potongan tubuh dimana-mana dan warna tembok yang tadinya berwarna putih sudah menjadi merah. Bukan karena begian perawatan mengecatnya tapi warna itu berasal dari darah alien yang berserakan. Semua orang yang sedang bertempur berlari meninggalkan ruangan itu, karena aliennya terlalu banyak.
NEXT >>
Amir menyambut semua orang termasuk Ahan dan Lara. Ardha hanya berdiri disudut ruangan, sama seperti semua misi sebelumnya.
"sudah semuanyakan ?, cepat pakai suit yang ada dari bola ini dan ambil senjata yang kalian inginkan"
Ardha mengambil senjata yang tersisa di gantz, setelah semua yang ada disana mempersenjatai diri.
"dengar, begitu kalian ada diluar jangan coba-coba pulang. Nanti aku akan mencari kalian"
Amir berbicara dengan nada memerintah, membuat Ahan dan Ardha tampak seperti memikirkan sesuatu.
"gantz, kirim aku dulu"
Amir berseru dan tidak lama setelah itu Amirpun ditransfer diikuti yang lain tinggal 3 orang lagi.
"Ahan aku duluan ya"
Lara ditransfer.
"Han, bantu aku untuk membawa semua ini"
"buat apa, bIasanya kau tidak pernah membawa semua ini ?"
"entahlah perasaanku tidak enak. Plan for the worst, hope for the Best"
"ok"
"Lara, sudah lama menunggu ?"
"enggak, kanapa ?"
"tetap dekat padaku, aku punya firasat"
"firasat apa ?, udah ah jangan ngomong gitu ah. Aku jadi takut"
"cukup dengan romansa kalian, Ahan naik"
"trus bagaimana Lara ?"
"nih, tangkap"
Ardha datang menggunakan monobike, mengajak Ahan untuk pergi dengannya. Karena tahu bagaimana hubungan Ahan dengan Lara, Ardha melempar controller ke Lara.
"tekan tombol besar untuk menghilang dan tekan lagi unutk kembali. Tanda + dan - untuk zooming map, kamu bisa menemukan teman dan lawan. Saranku adalah jauhi semua dot yang ada..."
"maksudmu apa ?"
"dengar, perasaanku buruk tentang misi ini. Ahan akan ikut denganku untuk menyelidikinya jadi kau menghilanglah, kalau mau mendapatkan point bunuh saja alien yang menurutmu lemah. Bidik kepalanya dan lalu tembak seluruh badannya"
"ayo Han"
Ahan duduk dibangku belakang, sambil memegangi 2 X-Rifle.
"kau tahu Dha, sepertinya kau dan aku bakal bertarung lagi"
"memangnya kenapa ? kau tidak enak pada Lara ya ?"
"kalau kau tahu jawabannya kenapa kau masih membawaku ?"
"entahlah, mungkin hanya kau yang dapat kupercaya dan kemampuan yang sama denganku, semua alien berada didalam museum itu. Mungkin ada 100 atau lebih, kau sudah pernah kesana ?"
"belum, tapi rencananya aku mau pergi dengan Lara jalan-jalan, mungkin kesini"
"dengar, berdasarkan perhitunganku semua target gantz adalah alien yang menyerupai manusia. Dan kau tahu, koleksi patung didalam ada banyak jadi mereka semua adalah target"
"kau mau bekerja sama denganku ?"
"tergantung, kalau kau mau berkata yang sebenarnya ?"
"Amir, .......kurasa dia berhasil menghack peralatan gantz dan mengggunakan untuk kepentingan dirinya sendiri"
"kau bicara omong kosong, mana mungkin ada yang bisa"
"enggak juga, orang-orang yang bergabung dengan gantz pertama kali berhasil memecahkan rahasianya. Bahkan ada situs semacam jurnal anggota gantz dari Tokyo"
"Tokyo..... yang kutahu dari jepang adalah JAV, lanjutkan ceritamu"
"dia membuat semua yang terjadi di setiap misi selama dia bergabung, kira-kira sudah 5 bulan. Dia masih smp"
"tunggu bukahkah itu melanggar peraturan gantz ?"
"tidak, dia mungkin masih muda tapi dia pintar untuk mengakali peraturan"
"emang apa saja isi dari jurnal itu ?"
"tidak jauh beda dengan perburuan disini"
Terdegar teriakan manusia dari dalam.
"sudah saatnya, bawa semua senjata yang kau inginkan. Kita berlomba lagi"
Ardha meghilang, Ahan langsung mengambil pedang di motor dan menggigitnya karena tangannya sudah memegangi 2 buah X-Rifle.
"aku harus cari Lara"
Hanya itu yang ada dipikirannya. Ahan berlari mencari Lara karena mungkin dia dalam masalah. Sepanjang perjalanan dia menemukan mayat manusia berserakan dimana-mana. Ahan sadar bahwa bisa saja Lara menjadi salah satu dari mereka. Ahan melihat 10 orang yang berjalan ke arahnya, Ahan tidak menghiraukannya karena tidak ada yang bisa melihat dan mendengarnya, itu pembatas dalam misi yang diberikan gantz agar tidak diketahui masyarakat umum. Ahan melompati orang-orang itu dan terpukul sebelum berhasil melompat. Pedang yang digigitnya terjatuh dan Ahan sendiri terlempar ke mobil yang menyebakan pintu mobil itu penyok, semoga asuransi mau menanggungnya, Ahan melihat controllernya. lalu mengarahkan senjatanya kedepan dan menembakkannya.
"rasakan ini, heah"
Setelah menembak beberapa kali kearah mereka Ahan memanjangkan pedangnya dan menebas orang-orang yang ada dihadapannya. 3 orang yang ada ditengah terkena tebasannya, langsung mati dengan kepala terpotong, sedangkan 2 orang lagi bergerak untuk memukul kepala Ahan yang tiba-tiba kepala dan badannya hancur. Ahan mundur dan memungut pedang yang tadi terjatuh, lalu memanjangkannya. Ahan mengambil jarak dengan 5 orang yang mulai berubah wujud menjadi wujud aslinya.
"sepertinya dia akan kubuat babak belur, ngasih informasi tidak ada yang benar.....heah"
Ahan berlari menerjang 5 alien yang bergerak menyebar, Ahan memendekkan pedangnya lalu melempar ke depan yang mengenai kepala salah satu alien yang berusaha melompatinya. Dengan cepat Ahan mengeluarkan X-Gun di pahanya dan menembakkan ke Alien di sebelah kirinya, Ahan terkena serangan oleh 4 alien yang tersisa tapi tidak membuat Ahan bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri. Ahan memutar badannya unutk membantai alien yang tersisa dengan pedang yang ia pegang. Pyar, tubuh alien yang Ahan tembak baru meledak.
"lama juga responnya, tapi beruntung suit ini tidak rusak karena serangan itu.....Lara dimana kamu ?"
"ada apa mencariku, gak sama dia ?"
"enggak, aku mengkuatirkanmu"
"sudahlah, jangan menggodaku"
"kamu marah ya, gara-gara ditinggal ?"
"enggak"
Lara membalikan badannya dan Ahan berusaha melihat mukanya"
"trus kenapa kamu kelihatan lebih cantik ?"
Duar, kepulan debu yang sangat tebal muncul gara-gara ledakan itu.
"MINGGIR"
Ardha berteriak, dia melompat dari tempat tinggi sambil mengangkat pedangnya setinggi-tingginya. Srat, bunyi daging yang terbelah jadi 2, Ardha muncul dari tempat yang berdebu dan memendekkan pedangnya. Ardha menyimpan pedangnya dan mendekat kepada Ahan dan Lara yang terpana.
"Lara, cepat ke museum, mereka terlalu banyak. Kalian juga"
Amir datang sambil diikuti alien, Ardha mengambil 2 X-Rifle yang dijatuhkan Ahan dan melemparkan 1 kepadanya.
"Tembak"
Ardha berseru sambil menembak diikuti Ahan dan Lara, Amir melompat unutk menghindari semua tembakan yang diarahkan kepadanya. Pyar, alien yang mengikuti Amir hancur sampai tidak berbentuk.
"kalian sengaja, bagaimana kalau kena ?"
"tenanglah tak perlu takut, aku dan Ahan merupakan penembak terbaik sedangkan Lara tidak terlalu buruk, kan kau yang mengajarinya. Aku mau pergi"
Ardha melompat meninggalkan mereka sambil melempar X-Rifle ke Ahan.
"cepat, sudah tidak ada waktu lagi"
Amir dan Lara berlari duluan sedangkan Ahan hanya bermain dengan controllernya.
"MUNDUR, semua semuanya mundur. Kalau tidak ada 2 monster itu kita akan habis"
Seseorang berseru kepada 9 orang yang sedang bertempur dengan ratusan alien yang ada di museum. Museum itu sudah hancur bagian dalamnya, interior museum yang tadinya rapi dan tertata sekarang sudah hancur digantikan hiasan potongan tubuh dimana-mana dan warna tembok yang tadinya berwarna putih sudah menjadi merah. Bukan karena begian perawatan mengecatnya tapi warna itu berasal dari darah alien yang berserakan. Semua orang yang sedang bertempur berlari meninggalkan ruangan itu, karena aliennya terlalu banyak.
NEXT >>
0
Kutip
Balas