Act – 5.7 God Has Gone Away Part 1


Library Order, Scientist District/Avalon HQ


“JLEEGEEEERRRRRRRRR!!!!!!”


Suara ledakan Helicopter hancur terkena tembakan senjata M202A1 Flash Granade Launcer yg dilepaskan oleh anggota Order yg menaiki jeep bersama Pierre. Helicopter yg sejak tadi melayang cukup tinggi menembakan gatling gun pada orang – orang yg berlarian di jalan, sekarang telah hancur terbakar dan kemudian menabrak Helicopter yg berada dibelakangnya. Kedua helicopter itu bertabrakan sembari berputar – putar dan akhirnya jatuh kejalanan dan menimbulkan ledakan yg cukup Besar mengelegar.


“DUAAAAARRRRRRRR !!!!!”


“Brrrrrmmmmmm…. Ckkkiiiiiiiiiiitttttttt !!!!” Suara mobil jeep yg Pierre naiki bersama 3 anggota Order yg lain berhenti mendadak hingga terlihat mobilnya berputar 30 derajat.

Tanpa pikir panjang, Pierre segera melompat turun ketika mobil jeep itu belum sepenuhnya berhenti berputar. Ia melompat kejalan dengan malakukan rolling dua kali di jalan setapak, lalu kemudian berdiri berlari menuju seorang wanita yg mengenakan coat hitam dengan hoody yg merupakan anggota Order yg sedang menahan serangan club berduri dengan tombak besi yg ia pegang dengan kedua tangannya.

“wussshhhhh!!!” suara pedang dilepaskan anggota The Sect yg menyerang wanita itu dari arah belakang. Gadis yg sedang menahan serangan dengan kedua tangannya itu kaget dengan serangan tiba – tiba dari arah belakang.

“Buaaaaakkk!!!” pukulan keras menggunakan lengan kiri dilepaskan oleh Pierre kewajah bertopeng putih yg menyerang gadis itu dari belakang. Pedang yg ia pegang terlepas dan tidak berhasil melukai gadis yg berada dihadapannya. “Gusraaaakk!!!” tubuh yg terkena hantaman yg cukup kuat itu tersungkur dijalanan. Pierre yg masih belum berpijak dengan benar setelah melepaskan pukulan tadi, kemudian berbalik berputar dan mengarahkan Saw-Off Shotgunnya kearah Anggota the Sect yg sedang dorong mendorong memegang club berdurinya dengan wanita yg baru saja ia selamatkan.

“JDAARRR !!! JDARRRR !!!”

Tubuh yg menggunakan pakaian hitam dan bertopeng putih itu kemudian terdorong cukup jauh karena terkena tekanan dari tembakan Shotgun yg dilepaskan Pierre dari arah yg cukup dekat. Lubang – lubang akibat pencaran peluru shotgun di tubuh sosok itu mengeluarkan banyak darah yg bercipratan ke langit. “Gubrak!!” tubuh itu jatuh dijalanan dan terlihat tidak ada sedikitpun pergerakan dari dirinya.

“Master Pierre..” Gadis bertudung hitam itu berkata dan terlihat wajahnya kaget karena Pierre telah menyelamatkan hidupnya.

“Berhati – hatilah menghadapi mereka. Ingat, kamu hanya memiliki satu nyawa.” ujar Pierre sembari mengeluarkan selosong peluru shotgun kemudian ia memasukan peluru yg baru lalu mengokangnya. “Ckrek!!”

“Aku mengerti Master” Gadis itu mengangguk mengerti, namun ada sesuatu yg membuatnya cukup kaget. Gadis itu menatap terbelalak karena sosok berjubah hitam yg tadi baru saja rubuh dihantam oleh tinju master Pierre, kini telah berdiri bangkit dibelakang Pierre.

Pierre menyadari ada sesuatu, lalu dengan cepat mengarahkan Saw-off Shotgunnya kearah belakang tepat pada wajah Anggota the Sect yg terluka. Sosok berjubah hitam itu sangat kaget karena ditodong dengan senapan api langsung dihadapan hidungnya.

Pierre kemudian melirik kearah belakang dimana anggota The Sect itu masih terdiam kaget.

“JDAAARRRRRR !!!!”

Topeng yg dikenakan anggota The Sect itu hancur berkeping – keping bersama dengan kepalanya hancur berantakan tidak berbentuk. Tubuhnya terdorong cukup jauh karena tekanan tembakan Shotgun itu sangat kuat “Brukk!!” Tubuh itu rubuh ke jalanan dan cipratan – cipratan darah yg terhempas kelangit yg akhirnya ikut jatuh pula membasahi jalanan itu hingga terlihat warna merah dimana - mana.

“Cepat pergi bantu para civillian yg terluka dijalanan dan bawa mereka ketempat yg aman!!!” Pierre memerintah kepada gadis disebelahnya yg baru saja ia selamatkan.

“Akan kulaksanakan Master !!” Gadis itu mengerti dan dengan cepat ia pergi dari tempat itu dengan memegang tombak besi yg ia bawa.

Pierre kembali mereload Saw-off Shotgun yg ia pegang dengan tangan kanannya sembari melihat keadaan disekelilingnya. Ia melihat api berkobar dijalanan dan menimbulkan kepulan asap berwarna abu – abu gelap dengan disekelilingnya banyak mayat – mayat terbaring, baik itu dari pihak the Sect dan juga Order. Terlebih lagi ia sangat sedih karena banyak pula tubuh – tubuh orang – orang sipil yg tidak berdosa ikut tewas dalam peperangan ini.


“Siunggggg….”

“BLEEEDAARRRRRRRRRRR !!!!!!.. Drrrrtttttttttzzzzzzzzzzzz!!!! Dorr!!! Dorr!!! Dorr!!! Dorr!!!

DUARRRRRRRRRRR!!!!!!!”


Suara kericuhan masih terdengar di telinga Pierre. Suara ledakan – ledakan bersama dengan suara tembakan – tembakan senapan api terdengar bergemuruh dari arah depan dirinya dan terdengar cukup dekat. Ia menyadari dengan pasti, bahwa The Sect telah menyerang dan melesak masuk cukup jauh hingga Armadanya ia perkirakan hampir sampai ketempat ini. Pierre menggeram dengan sangat kesal dan melihat dengan tajam kearah jalanan didepannya.

“Drapp!! Drapp!! Drapp!! Drapp!!” satu anggota order yg terlihat terluka dengan cukup parah, tiba – tiba muncul dan berlari dengan terhuyung – huyung sembari memegang senapan api M16 yg berwarna hitam dikedua tangannya tepat dari arah jalanan yg Pierre lihat. Tubuh anggota Order itu kemudian tersandung jatuh tersungkur kejalanan. Pierre yg melihat hal itu kemudian berteriak dan membuat anggota – anggota order yg masih selamat walaupun tengah terluka ditempat itu, melirik semua kearahnya. Pierre kemudian berlari mendekati tubuh yg terbaring tersungkur itu. Ia kemudian membalikan badan orang itu dan berusaha berbicara padanya untuk menyadarkan orang itu yg telah menutup mata.

“Hei bertahanlah!!! bertahanlah!!!”

“Uhukk – uhukkk” Anggota order yg terluka itu kemudian terbatuk – batuk membuka mata. Dan kemudian berbicara dengan agak terbata – bata.

“Master.. mereka telah menghancurkan Avalon Gate.. uhukk.. jumlah mereka sangat banyak dan tiba dengan kendaraan tempur berat.. Truck militer dan juga beberapa Tank menembak semua orang yg mereka lihat.. uhukk .. uhukk .. ”

“Tank?!!”

“Kami tidak dapat bertahan lebih lama lagi uhukk uhukk.. telah banyak anggota Order yg tewas di garis depan...”

Seluruh anggota Order yg berada di District Scientist mendengar percakapan antara Pierre dan sosok yg tengah terluka itu. Mereka semua diam karena tahu bahwa keadaan telah menjadi sangat buruk di garis depan. Para anggota Order yg berpakaian serba hitam itu diam dan beberapa ada yg menundukan kepala mereka.



“Drapp!! Drapp!! Drapp!! Drapp!!”

Suara langkah kaki Shade dan Elenna yg baru saja tiba diluar library dengan posisi Shade yg menarik lengan kanan Elenna menggunakan tangan kirinya.

Shade berhenti di trotoar depan Library Order dan terlihat kaget karena melihat keadaan sekelilingnya. Ia melihat bangunan – bangunan disekelilingnya hancur roboh rusak parah. Beberapa sudut di Jalanan terbakar dan mengeluarkan kepulan asap gelap yg menjulang kelangit dan terlihat juga dijalanan banyak bekas lubang – lubang peluru dan banyak mayat yg tewas mengenaskan bergelimpangan dengan berlumuran darah dimana - mana.

Elenna yg masih dalam kondisi labil dengan apa saja yg baru terjadi didalam museum sebelumnya, shock juga melihat keadaan lingkungan disekelilingnya. Ia melihat banyak orang terluka sedang mengerang kesakitan, darah berceceran dimana – mana bersama mayat yg terdiam membisu mewarnai sekelilingnya. Mengerikan.. benar – benar mengerikan ujar Elenna dalam hati. Elenna memandang sekelilingnya dengan sangat sedih dan menutup mulutnya menggunakan telapak tangan kirinya. Inikah yg disebut dengan Perang? Elenna berkata dalam hati karena ia baru pertama kali mengalami kondisi seperti sekarang ini dalam hidupnya.

Shade kemudian melepaskan pegangan tangannya pada lengan Elenna. ia kemudian lari menuju kearah Pierre yg sedang berlutut memapah tubuh anggota Order yg tengah terluka parah.

“Kami membutuhkan.. Uhukkk,, bala bantuan lebih untu ..k menahan mereka Mas…ter..”

Anggota Order yg terluka itu kemudian berhenti berbicara. Pierre melihatnya, sosok yg berada dihadapannya telah berhenti bernafas. Pierre terdiam memandang tubuh dingin yg baru saja kehilangan nyawanya itu. Ia menundukan kepalanya dan sangat shock berat dengan semua tragedy berdarah yg tengah terjadi di Florentia sekarang ini.

Shade yg berlari dengan kencang, akhirnya tiba tepat dibelakang Pierre lalu kemudian ia berhenti melangkah.

“Apa dosa kami.. Kenapa semuanya berubah menjadi seperti ini…” Pierre berkata dengan suara agak menggeram.

Shade memandang Pierre dari belakang yg sedang berbicara sendiri. Ia menyadari bahwa temannya itu sedang terpukul dengan hal yg baru saja terjadi dihadapannya.

Pierre yg sangat marah dan histeris lalu menegadahkan kepalanya ke atas langit dan kemudian ia berteriak dengan sekencang - kencangnya memberikan pertanyaan kepada Tuhan yg ia percayai.





****