Kaskus

Story

AntiTabooAvatar border
TS
AntiTaboo
House~OF~Taboo
Quote:


----------¤----------
¤ SELAMAT DATANG DI GUBUK KECIL KU ¤

dimana hukum berada dibawah kaki rakyat
----------¤----------

Quote:


Quote:


Quote:


Spoiler for Daftar isi:


Spoiler for bukan repost:
radetraAvatar border
someshitnessAvatar border
someshitness dan radetra memberi reputasi
2
99.9K
225
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
B-Log Personal
B-Log Personal
KASKUS Official
6.7KThread13.5KAnggota
Tampilkan semua post
AntiTabooAvatar border
TS
AntiTaboo
#15
Lesbian
The American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan pernyataan mengenai homoseksual terutama pada remaja dan terminologi yang sering dipakai.

  1. Orientasi seksual adalah gambaran menetap dari gairah emosi dan seksual seseorang terhadap sesama jenis, lawan jenis atau kedua jenis kelamin.
  2. Identitas jenis kelamin, adalah seseorang dari lahirnya sudah diketahui laki-laki atau perempuan, biasanya sudah tambah jelas pada usia 3 tahun.
  3. Homoseksual adalah seseorang yang mengalami bangkitan emosi dan seksual terhadap sesama jenis kelamin. Gay adalah istilah homoseksual pada laki-laki dan lesbian adalah istilah homoseksual untuk perempuan.
  4. Heteroseksual adalah seseorang yang mengalami bangkitan emosi dan seksual terhadap lawan jenis.
  5. Biseksual adalah individu-individu yang melakukan aktivitas homoseksual dan heteroseksual secara menetap selama satu periode kehidupannya.
  6. Transeksual adalah seseorang yang menolak jenis kelamin badaniahnya, tidak peduli dia dibesarkan sebagai pria atau wanita. Disebutkan juga jenis kelamin fisik dan jenis kelamin psikologiknya bertentangan.
  7. Transvestitisme adalah keadaan seseorang yang mencari rangsangan dan pemuasan seksual dengan memakai pakaian dan berperan sebagai seorang dari jenis kelamin berlainan.
  8. “In the closet” aadalah penolakan dari perasaan homoseksual atau biseksual ke dunia luar.
  9. “Coming out“ adalah suatu proses penerimaan diri dan masyarakat terhadap seseorang dengan orientasi homoseksual
.

Kejadian homoseksual pada remaja belum ada angka yang pasti. Penelitian dari Kinsey, et al., dalam Elizabeth, et al. (1992) melaporkan 8% laki-laki dan 4% wanita adalah homoseksual sejati sedikitnya selama 3 tahun pada usia 16-55 tahun. Di Amerika serikat perkiraan angka kejadian gay, lesbian dan biseksual sebanyak 10% dari jumlah penduduk. Di Indonesia belum ada laporan yang pasti mengenai angka kejadian gay, lesbian maupun biseksual pada remaja. Bermacam-macam teori mencoba menjelaskan asal usul orientasi seksual, terutama homoseksual. Secara garis besar etiologi homoseksual dijelaskan dengan teori-teori biologik dan psikososial.

Teori-teori biologik. Beberapa bukti yang banyak diteliti untuk menjelaskan orientasi homoseksual adalah pengaruh faktor genetik dan hormonal.

Faktor genetik.
Peran faktor genetik dalam orientasi homoseksual telah terbukti pada penelitian angka kejadian homoseksualitas diantara kembar identik, kembar heterozigot dan saudara kandung. Penelitian pada saudara kembar menunjukkan angka kejadian homoseksual pada kembar identik lebih tinggi (48-66%) dibandingkan kembar heterozigot. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan penting, walaupun bukan satu-satunya penyebab.

Pillard dan Werlick dalam Wilson (2003) melaporkan laki-laki homoseksual sering mempunyai saudara laki-laki homoseksual juga. Sebaliknya seorang lesbian lebih banyak mempunyai saudara homoseksualitas wanita tanpa peningkatan kejadian homoseksualitas pada saudara laki-laki. Hamer dalam Wilson (2003) menyatakan bahwa dalam studi molekular lima petanda DNA pada ujung lengan panjang kromosom X yaitu pada segmen Xq28 mempunyai korelasi positif dengan terjadinya homoseksualitas.

Faktor Hormonal.
Selain genetik, faktor biologik lain yang dianggap dapat mempengaruhi orientasi sosial, khususnya homoseksual adalah keseimbangan hormone androgen sebelum dan saat dewasa. Hormon androgen prenatal diperlukan untuk perkembangan genitalia eksternal laki pada fetus dengan genetik laki. Pada kasus yang dikenal sebagai Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH) yaitu suatu kondisi dimana secara congenital terdapat defek dari suatu enzim sehingga terjadi produksi hormon androgen secara berlebihan. Jika CAH terjadi pada fetus perempuan, maka akan menyebabkan terjadinya maskulinisasi pada bayi perempuan itu.

Teori-teori Psikososial. Beberapa teori perkembangan orientasi homoseksual menghubungkan dengan pola asuh, trauma kehidupan dan tanda-tanda psikologis individu.

  1. Pola Asuh. Freud dalam Wilson (2003) mempercayai bahwa individu terlahir sebagai biseksual dan hal ini dapat membawa tendensi homoseksualitas laten. Dengan pengalaman perkembangan psikoseksual normal melalui fase homoerotik, individu dapat berkembang menjadi heteroseksual. Freud juga berpendapat bahwa individu dapat juga terfiksasi pada fase homoseksual jika mengalami hal-hal tertentu di dalam kehidupannya, misalnya mempunyai hubungan buruk dengan ayah dan memiliki ibu yang sangat dekat dengan dirinya. Hipotesis daari Freud ini diperkuat oleh peneliti lainnya. Beiber dan Socrarides dalam Wilson (2003) melaporkan bahwa banyak kaum homoseksual mempunyai ibu yang dominan, overprotektif dan ayah yang lemah, bermusuhan dan bahkan tidak ada. Mereka berpendapat bahwa hubungan dengan orangtua seperti ini dapat menyebabkan rasa bersalah dan kecemasan yang mendorong mereka menjaadi homoseksual.
  2. Trauma Kehidupan. Pengalaman hubungan heteroseksual yang tidak bahagia atau ketidak mampuan individu untuk menarik perhatian pasangan lawan jenis, kadang dipercaya dapat menyebabkan homoseksual. Pandangan lama juga menganggap bahwa lesbianism terjadi karena adanya dendam, tidak suka, takut atau tidak percaya terhadap laki-laki. Pandangan ini menganggap menjadi homoseksual adalah pilihan ke dua setelah heteroseksual. Penelitian menunjukkan 795 lesbian telah pernah berhubungan seksual dengan pria dan banyak mereka menikmatinya, walaupun demikian mereka lebih memilih berhubungan seksual dengan wanita. Bell dalam Meininger, et al. (2002) menyatakan bahwa orientasi homoseksual pada wanita tidak merefleksikan suatu kekurangan pengalaman berhubungan heteroseksual yang tidak menyenangkan. Dia juga menemkan bahwa homoseksual laki-laki dan heteroseksual laki-laki tidak berbeda dalam frekuensi kencan saat mereka di Sekolah Menengah Atas.
  3. Tanda-tanda Psikologik. Perilaku masa anak-anak, terutama dalam hal bemain dan berpakaian juga dianggap dapat menentukan homoseksualitas di kemudian hari. Anak laki-laki yang bermain boneka, memakai baju ibu, tidak menyukai permainan laki-laki dan disebut sebagai sissy diduga cenderung akan menjadi homoseksual.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.