- Beranda
- Stories from the Heart
Ketika Cinta Dipisahkan Oleh Kematian
...
TS
cupacupacakes
Ketika Cinta Dipisahkan Oleh Kematian
hai agan2 and sista2..
ane mau bikin cerita nih, tapi berhubung masih newbie jadi maap2 yah kalo thread ane berantakan.. hehe..

chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
chapter 47
chapter 48
chapter 49
chapter 50
chapter 51
chapter 52
chapter 53
chapter 54
chapter 55
chapter 56
chapter 57
chapter 58
chapter 59
chapter 60
chapter 61
chapter 62
chapter 63
chapter 64
chapter 65
chapter 66
chapter 67
chapter 68
chapter 69
chapter 70
chapter 71
chapter 72
chapter 73
chapter 74
chapter 75
chapter 76
chapter 77
chapter 78
chapter 79
chapter 80
chapter 81
chapter 82
chapter 83
chapter 84
chapter 85
chapter 86
chapter 87
chapter 88
chapter 89
chapter 90
chapter 91
chapter 92
chapter 93
chapter 94
chapter 95
chapter 96
chapter 97
chapter 98
chapter 99
chapter 100
chapter 101
chapter 102
chapter 103
chapter 104
chapter 105
chapter 106
chapter 107
chapter 108
chapter 109
chapter 110
chapter 111
chapter 112
chapter 113
chapter 114
chapter 115
chapter 116
to be continued --> next page
ane mau bikin cerita nih, tapi berhubung masih newbie jadi maap2 yah kalo thread ane berantakan.. hehe..

chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
chapter 47
chapter 48
chapter 49
chapter 50
chapter 51
chapter 52
chapter 53
chapter 54
chapter 55
chapter 56
chapter 57
chapter 58
chapter 59
chapter 60
chapter 61
chapter 62
chapter 63
chapter 64
chapter 65
chapter 66
chapter 67
chapter 68
chapter 69
chapter 70
chapter 71
chapter 72
chapter 73
chapter 74
chapter 75
chapter 76
chapter 77
chapter 78
chapter 79
chapter 80
chapter 81
chapter 82
chapter 83
chapter 84
chapter 85
chapter 86
chapter 87
chapter 88
chapter 89
chapter 90
chapter 91
chapter 92
chapter 93
chapter 94
chapter 95
chapter 96
chapter 97
chapter 98
chapter 99
chapter 100
chapter 101
chapter 102
chapter 103
chapter 104
chapter 105
chapter 106
chapter 107
chapter 108
chapter 109
chapter 110
chapter 111
chapter 112
chapter 113
chapter 114
chapter 115
chapter 116
to be continued --> next page
xandler dan 2 lainnya memberi reputasi
3
95.9K
1.5K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
cupacupacakes
#36
Aku gak mau kalo sampai ujian susulan. Bisa-bisa aku gak bisa mikir karna deg-degkan. Pokoknya aku harus sembuh secepat mungkin. Haru yah harus. Kataku didalam hati menyemangati diriku sendiri. Seharian kedua sahabatku dirumah menemaniku. Aku asik membaca novel yang kemarin aku beli, dan Ari sama Rama asik bermain ps. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, setelah selesai makan malam bersama, ngobrol-ngobrol sebentar dengan keluargaku, Ari dan Rama pamit pulang. Akupun langsung menuju kamarku untuk beristirahat. Besok hari sabtu, aku harus tetap dirumah dan belajar demi masa depan. Sepanjang weekend ku habiskan waktuku untuk belajar, besok sudah ujian akupun tidak bisa tidur. Jam sudah penunjukkan pukul 00.45 menit namun aku masih juga belum bisa tertidur, ku ambil air wudhu aku ingin sholat tahajud. Semoga setelah sholat aku lebih tenang untuk menghadapi hari esok. Setelah sholat tahajud, kupaksakan diriku untuk tidur, selang beberapa menit kemudian akupun tertidur.
Aku dibangunkan oleh mamah pukul lima pagi, aku segera mandi dan tak lupa sholat subuh dan berdoa meminta kemudahan kepada Allah. Setelah sholat, aku memakai seragamku. Setelah itu langsung sarapan. Pukul setengah 7 kedua sahabatku menjemputku dan kita pergi bersama. Sepanjang perjalanan kami semua diam. Sama-sama cemas menghadapi ujian. Inikah yang dinamakan syndrome ujian, hah sungguh tidak mengenakkan. Lima belis kemudian kami sampai disekolah. Sekolah sudah terlihat ramai. Peserta ujian terlihat tegang, rata-rata mereka belajar didepan ruangan yang akan mereka pakai. Untung aku, Ari dan Rama satu ruangan setidaknya aku sedikit lebih tenang. Jam tujuh, belpun berbunyi semua peserta ujian masuk kedalam ruang kelas. Tak berapa lama pengawas ujian masuk, lalu menyuruh kami semua meletakkan tas didepan kelas, hanya ada alat tulis dimeja.
Aku semakin deg-degkan pengawasnya terlihat killer sekali. Beliau bukan guru dari sekolahku, yah aku tau itu. Karna aku belum pernah sama sekali melihatnya. Lalu beliau membagikan soal ujian dan ujianpun dimulai. Hari ini adalah hari pertama ujian, dan mata pelajaran yang diujikan adalah bahasa Indonesia. Akupun berusaha mengerjakannya semampuku. tanpa melihat kanan kiriku. Aku mampu mengerjakan soal-soal ini sendiri batinku berkata. Tapi aku tetap sesekali memberikan jawabanku kepada teman-temanku untuk sekedar membantu. Meskipun didalam kondisi seperti ini, solidaritas itu penting. Aku masuk ke sekolah ini bersama-sama dengan mereka, keluar juga harus sama-sama dong, pikirku. Dua jam sudah berlalu, waktu ujian sudah habis. Aku segera meninggalkan lembar jawabanku di mejaku dan segera keluar kelas untuk beristirahat. Hari ini ada dua mata pelajaran yang di ujikan. Bahasa Indonesia dan matematika.
Setelah 30 menit istirahat bel kembali berbunyi, kami semua masuk ke dalam kelas masing-masing. Alhamdulillah pengawas kali ini tidak sekiller pengawas yang tadi. Aku tidak begitu pintar di matematika, setidaknya memudahkanku untuk menyontek dengan teman-temanku, hehe. Ujian dimulai, oh tidaaakk!! Apa-apaan ini? Aku benar-benar gak ngerti. Ngeblank, aku lewati soal-soal yang aku tidak bisa. Ku kerjakan soal yang lebih mudah dahulu. 15 soal hanya mampu ku kerjakan dari 40 soal yang diberikan. Aaarrrggghh, pasrahlah aku nyontek saja, hehe. Ujianpun selesai, untung aku sudah selesai. Ujian kali ini aku memang sudah pasrah untuk hasilnya nanti. Lalu akupun langsung pulang dengan ke dua sahabatku itu.
Hari kedua ujian dan seterusnya berjalan dengan lancar. Ujianpun selesai kami semua tersenyum bahagia sekaligus cemas menanti hasil. Kami harus menunggu satu bulan untuk tau kami lulus atau tidak. Aaahhh lebih cemas dari kemarin. Hari ke hari aku lewati dengan rasa yang begitu cemas. Akhirnya hari yang dinanti pun datang, yah besok aku dan teman-teman akan melihat kasilnya dari 12 tahun aku belajar di sekolah. Dari SD sampai SLTA, aku sudah tidak sabar dan benar-benar sangat takut, aku teringat ucapan mamah, disaat kita sedang takut dengan apapun, berserahlah kepada sang pencipta, mengadulah dan mintalah petunjuknya. Ku ambil air wudhu, aku kerjakan shalat sunnah malam, aku berserah dan pasrah dengan hasil yang akan ku terima besok. Apapun hasilnya itulah takdirku dan itulah yang terbaik untukku.
Aku dibangunkan oleh mamah pukul lima pagi, aku segera mandi dan tak lupa sholat subuh dan berdoa meminta kemudahan kepada Allah. Setelah sholat, aku memakai seragamku. Setelah itu langsung sarapan. Pukul setengah 7 kedua sahabatku menjemputku dan kita pergi bersama. Sepanjang perjalanan kami semua diam. Sama-sama cemas menghadapi ujian. Inikah yang dinamakan syndrome ujian, hah sungguh tidak mengenakkan. Lima belis kemudian kami sampai disekolah. Sekolah sudah terlihat ramai. Peserta ujian terlihat tegang, rata-rata mereka belajar didepan ruangan yang akan mereka pakai. Untung aku, Ari dan Rama satu ruangan setidaknya aku sedikit lebih tenang. Jam tujuh, belpun berbunyi semua peserta ujian masuk kedalam ruang kelas. Tak berapa lama pengawas ujian masuk, lalu menyuruh kami semua meletakkan tas didepan kelas, hanya ada alat tulis dimeja.
Aku semakin deg-degkan pengawasnya terlihat killer sekali. Beliau bukan guru dari sekolahku, yah aku tau itu. Karna aku belum pernah sama sekali melihatnya. Lalu beliau membagikan soal ujian dan ujianpun dimulai. Hari ini adalah hari pertama ujian, dan mata pelajaran yang diujikan adalah bahasa Indonesia. Akupun berusaha mengerjakannya semampuku. tanpa melihat kanan kiriku. Aku mampu mengerjakan soal-soal ini sendiri batinku berkata. Tapi aku tetap sesekali memberikan jawabanku kepada teman-temanku untuk sekedar membantu. Meskipun didalam kondisi seperti ini, solidaritas itu penting. Aku masuk ke sekolah ini bersama-sama dengan mereka, keluar juga harus sama-sama dong, pikirku. Dua jam sudah berlalu, waktu ujian sudah habis. Aku segera meninggalkan lembar jawabanku di mejaku dan segera keluar kelas untuk beristirahat. Hari ini ada dua mata pelajaran yang di ujikan. Bahasa Indonesia dan matematika.
Setelah 30 menit istirahat bel kembali berbunyi, kami semua masuk ke dalam kelas masing-masing. Alhamdulillah pengawas kali ini tidak sekiller pengawas yang tadi. Aku tidak begitu pintar di matematika, setidaknya memudahkanku untuk menyontek dengan teman-temanku, hehe. Ujian dimulai, oh tidaaakk!! Apa-apaan ini? Aku benar-benar gak ngerti. Ngeblank, aku lewati soal-soal yang aku tidak bisa. Ku kerjakan soal yang lebih mudah dahulu. 15 soal hanya mampu ku kerjakan dari 40 soal yang diberikan. Aaarrrggghh, pasrahlah aku nyontek saja, hehe. Ujianpun selesai, untung aku sudah selesai. Ujian kali ini aku memang sudah pasrah untuk hasilnya nanti. Lalu akupun langsung pulang dengan ke dua sahabatku itu.
Hari kedua ujian dan seterusnya berjalan dengan lancar. Ujianpun selesai kami semua tersenyum bahagia sekaligus cemas menanti hasil. Kami harus menunggu satu bulan untuk tau kami lulus atau tidak. Aaahhh lebih cemas dari kemarin. Hari ke hari aku lewati dengan rasa yang begitu cemas. Akhirnya hari yang dinanti pun datang, yah besok aku dan teman-teman akan melihat kasilnya dari 12 tahun aku belajar di sekolah. Dari SD sampai SLTA, aku sudah tidak sabar dan benar-benar sangat takut, aku teringat ucapan mamah, disaat kita sedang takut dengan apapun, berserahlah kepada sang pencipta, mengadulah dan mintalah petunjuknya. Ku ambil air wudhu, aku kerjakan shalat sunnah malam, aku berserah dan pasrah dengan hasil yang akan ku terima besok. Apapun hasilnya itulah takdirku dan itulah yang terbaik untukku.
0