Agan pernah menonton film The Grudge? Kalau pernah, pasti tidak asing lagi dengan bocah berkulit kebiruan dan bermata hitam.

Urban legend ini dianggap sebagai salah satu urban legend paling mengerikan di dunia, banyak ditemui di tahun 1990-an. Bagaimana tak mengerikan? Bayangkan saja seandainya agan sedang di rumah, membaca surat kabar. Di luar, hujan turun dengan derasnya. Tiba-tiba pintu agan diketuk. Ketika agan membuka pintu, di tengah derai hujan, agan melihat dua orang anak laki-laki, berdiri di tengah hujan deras seolah tak ada apa-apa, kepala mereka menunduk.

Melihat agan, mereka perlahan berjalan mendekat. Bulu kuduk agan mulai merinding. Kedua anak itu berdiri di depan agan, yang satu kelihatannya lebih besar. Anak yang lebih besar berkata, “Tuan, kami tersesat di tengah hujan. Bolehkah kami meminjam telepon Tuan untuk menelepon orangtua kami?”
Anak itu berbicara dengan ketenangan dan kedewasaan yang jauh dari umurnya, membuat agan semakin ketakutan. Agan berkata telepon agan rusak semata untuk menghindarinya.

Si bocah berkata lagi, “Tuan, kami kebasahan. Bolehkah kami menggunakan kamar mandi Tuan sebentar saja untuk sekedar membersihkan diri?”
Sekarang agan kebingungan. Orang macam apa yang menolak dua anak yang tersesat dan kehujanan? Tapi insting agan mengatakan agar agan menutup pintu dan kabur jauh-jauh. Agan berkata tidak bisa, dan menyarankan mereka pergi ke kantor polisi terdekat.

Si kecil berkata, “Tuan, kami kehujanan. Tidakkah Tuan hendak membolehkan kami beristirahat barang sebentar?”
Sambil berkata, mereka mendongakkan kepalanya, dan agan melihat mata mereka… yang berwarna hitam seluruhnya dan kosong, seolah bola matanya telah dicabut dan seseorang menuang tinta hitam ke dalamnya.



Bocah-bocah bermata hitam ini menjadi fenomena sejak tahun 1990-an di mana banyak sekali laporan masuk mengenai “kunjungan” mereka, selalu mendatangi orang yang sedang sendirian di rumah di tengah hujan. OMG.
Kadang, mereka bahkan muncul untuk menakuti agan yang berada dalam mobil di tengah hujan yang sedang macet!

Mari kita berjalan-jalan ke Filipina. Bayangkan agan sedang berjalan di sebuah desa, dan kebetulan melewati hutan. Tiba-tiba agan mendengar suara tangisan bayi. Agan melihat seorang bayi mungil yang masih merah tergeletak begitu saja. Sebagai seorang manusia, agan tak mungkin membiarkan bayi baru lahir tergeletak begitu saja di tempat sepi, bukan?

Agan memungutnya, mungkin bermaksud membawanya ke rumah sakit atau kantor polisi. Agan mengira urusan ini akan mudah, dan agan akan menjadi penyelamat seorang bayi mungil. Yang tidak agan bayangkan adalah, si bayi akan menumbuhkan taring dan cakar! Dan dalam sekejap, wajah si bayi berubah tua dan menyeramkan seperti nenek sihir, dan agan sadar bayi mungil ini sanggup-sanggup saja menyobek-nyobek tubuh agan.

Itulah Tiyanak, hantu dari Filipina berwujud bayi. Orang bilang Tiyanak berasal dari bayi yang diaborsi secara kejam, atau bayi yang ditinggal mati ibunya sehingga ikut meninggal.
Asal-usulnya juga agak nggak jelas, tapi tidak penting. Yang penting adalah, hantu ini MENYERAMKAN.

Agan punya seseorang yang agan amat sayang, tapi sudah meninggal? Urban legend Lady in White akan membantu agan bertemu kembali dengan seseorang itu!

Caranya, masuklah ke kamar mandi agan, lalu matikan lampunya. Berdirilah di depan cermin dan ucapkan ‘Lady in White’ lima kali, lalu berbaliklah dan sebutkan nama orang yang hendak agan panggil. Orang itu akan muncul di cermin agan… tapi berhati-hatilah karena wujudnya belum tentu secantik yang biasa agan lihat di kala hidup.

Ketika berkunjung ke Bessie Little Bridge, Dayton, berhati-hatilah karena agan mungkin akan bertemu dengan hantu Bessie Little!

Kisah ini diawali dari kisah nyata. Bessie Little yang berpacaran dengan Albert J. Frantz, suatu hari menyadari dirinya hamil. Sang pacar yang enggan bertanggung jawab lalu membunuh Bessie di sebuah jembatan, pada tanggal 27 Agustus 1896 dengan cara menembak kepalanya. Perbuatan itu ketahuan, dan pada 19 November 1897, Albert J. Frantz dihukum mati dengan kursi listrik. Namun hantu Bessie tetap mengunjungi jembatan tempat dia dibunuh secara berkala, menampakkan diri pada para pengguna jalan.

Berhati-hatilah ketika berjalan-jalan di Paris! Sepasang suami istri yang baru menikah berbulan madu di Paris. Sang istri pergi sebentar ke toilet, dan tak kembali. Sang suami yang khawatir melapor pada polisi, namun sang istri telah menghilang dan tak ditemukan. Sang suami yang patah hati memutuskan berkeliling dunia untuk menghilangkan kesedihan. Beberapa tahun kemudian, ia sedang berada di Borneo dan menonton sebuah sirkus yang mempertunjukkan koleksi benda-benda serta manusia aneh. Ketika ia sampai ke sebuah kandang, ia melihat seorang wanita yang beberapa bagian tubuhnya dimutilasi dan dihiasi cakaran, menggumamkan suara bagaikan binatang kesakitan. Sang suami langsung menjerit ketika ia mengenali tanda lahir di wajah wanita itu adalah tanda lahir di wajah istrinya.

Di Siberia, beberapa ahli geologi sedang melakukan pengeboran untuk penelitian, ketika bor mereka mulai ngadat dan berputar secara abnormal, ditambah beberapa keanehan lain yang mulai terjadi sejak kedalaman sepuluh mil. Mereka memutuskan untuk menurunkan sebuah microphone lewat lubang kecil, dan tebak apa yang mereka dengar dari microphone itu?
Suara jeritan dan lengking kesakitan dari jiwa-jiwa yang disiksa di neraka.

Sebuah urban legend menyedihkan dari Vietnam. Sebuah keluarga menerima telepon dari anak mereka yang menjadi tentara. Si anak berkata ia hendak membawa pulang temannya yang juga tentara, namun sang teman hanya memiliki satu tangan dan kaki karena menginjak ranjau aktif. Sang keluarga tak mau menerimanya. Si anak langsung menutup telepon dan tak ada kabar sampai beberapa hari kemudian, ketika keluarga itu sekali lagi menerima telepon dari Dinas Tentara yang mengatakan anaknya telah meninggal bunuh diri. Ketika keluarganya datang menjemput, mereka mendapati mayat anaknya hanya memiliki satu tangan dan kaki.

Ketika naik kereta, pernahkah agan bertemu orang aneh? Urban legend ini tak diketahui dari mana asalnya. Kisahnya, seorang gadis naik kereta, dan duduk di sebelah seorang pria. Di seberang mereka, duduk seorang wanita berkerudung yang diapit dua pria. Wanita tersebut memelototi sang gadis. Pria yang duduk di sampingnya berbisik, “Turunlah di perhentian berikutnya. Jangan tanya kenapa, turuti saja.”
Gadis itu menurut, dan mereka berdua turun bersama. Kemudian si pria berkata, “Syukurlah kau mau menurut. Wanita di depanmu itu sudah mati, dan dua pria di sebelahnya itu sedang memeganginya supaya duduk tegak.”