maaf gan, dari awal ane ga pernah bilang "disatukan" lho...
komunis memang tidak bisa sejalan dgn ideologi lain, khususnya agama, dikarenakan memang memiliki perbedaan substansi, apalagi esensi intinya... karena teori komunisme pada dasarnya adalah tidak ada birokrasi administratif (atau hak istimewa) bagi beberapa golongan, termasuk agama di dalamnya...

tapi bila kita mengkorelasikan komunis tidak bisa sejalan dgn keyakinan, apakah liberal dan nasional sejalan dgn keyakinan?

tentu tidak, di negara2 liberal dan nasional (seperti Indonesia) bahkan termasuk komunis (saat ini), setiap masyarakat dijamin kebebasannya memilih agama atau kepercayaannya, tapi tetap keyakinan tidak akan bisa sejalan dgn Pemerintahan (kecuali klaim-klaim dari para penganut agama tertentu yg bilang bahwa agama bisa sejalan dgn Pemerintahan, artinya berarti ideologi agama-lah yg dipakai)...

sebagai contoh, di negara2 liberal sudah pasti memakai sistem sekularisme, pemisahan hukum agama dgn Pemerintahan, di negara2 liberal juga sudah pasti memakai sistem pluralisme, artinya selama ideologi agama tidak mengacaukan Pemerintahan diperbolehkan adanya partai2 politik berhaluan agama lain, bukan salah satu agama saja... di negara2 komunis juga sudah pasti memakai sistem single-party state (partai tunggal negara) untuk menjalankan Pemerintahan yg stabil... jadi dgn kata lain, ternyata ga hanya komunis yg ga bisa sejalan dgn agama, ternyata juga liberal, nasional, juga tidak bisa sejalan dgn agama...

tapi apakah ketidaksejalanan kedua ideologi bertentangan itu tidak bisa disatukan? ternyata jawabannya BISA... ingat Nasakom?

pada pelaksanaannya, Nasakom termasuk dalam kategori "sukses", namun berdasarkan situasi dan kondisi yg mengakibatkan adanya perseteruan di kalangan legislatifnya, maka Nasakom dianggap "gagal".... gagal bukan karena tidak sejalan, tapi karena situasi dan kondisi yg membuat mereka tidak sejalan...