1. Pilihan Allah Terhadap Nuh
Istilah "pilih" dalam bahasa Ibraninya adalah "bakhar" yang mempunyai arti memilih seseorang dengan seksama, yaitu dengan mempertimbangkannya dengan sebaik mungkin dari berbagai kemungkinan lain. Nama Nuh dari bahasa Ibrani "Noakh" dari akar kata "nwkh" yang artinya istirahat, memang belum semua pakar sependapat terhadap pengertian istilah tersebut.

Nuh merupakan keturunan "ke sepuluh" dari pasangan Adam & Hawa. Nuh adalah anak dari Lamekh ketika telah berusia 182 tahun. Lamekh adalah orang pertama yang melakukan Poligami, ia mempunyai dia orang istri bernama Ada dan Zila, nama ibu dari Nuh tidak disebutkan namanya (Kej. 4:19; 5:28, 29).

Nuh hidup di daerah Mesopotamia, yang kepercayaan penduduknya memuja banyak dewa. Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN, sebab hanya Nuh yang moralitas hidupnya benar dan tidak tercela diantara orang-orang yang hidup sezamannya; dan Nuh hidup "bergaul dengan Allah". Nuh mempunyai tiga anak yaitu Sem, Ham, dan Yafet (Kej. 6:8-10). Nuh dipilih Allah karena kehidupannya benar pada masa itu untuk diselamatkan dari pembinasaan semua manusia yang telah bobrok moralnya di muka bumi.


a. Ketaatan disertai perbuatan
Pelaksanaan pembinasaan manusia jahat pada masa itu diawali dengan perintah Allah kepada Nuh untuk membuat bahtera besar di tengah daratan. Ketika membangun bahtera, Nuh ditertawakan dan dicemooh oleh manusia di sekitarnya. Setelah bahteranya jadi, Allah yang memerintahkan Nuh dan keluarganya yang disertai berbagai hewan untuk masuk ke bahtera, dan pintu ditutup-Nya. Lalu datanglah air bah memenuhi bumi dan binasalah semua manusia dan segala makhluk ciptaan-Nya.

Setelah turun hujan 40 hari lamanya, air "berkuasa" selama 150 hari di atas bumi. Nuh berada dalam bahtera selama 375 hari, kemudian diperintah Allah untuk turun ke bumi, sebab bumi telah kering (Kej. 7:11, 24; 8:13-15). Allah mencurahkan "anugerah" keselamatan kepada Nuh dan anak serta menantunya. Air bah menggambarkan hukuman Allah, tetapi juga memperlihatkan kasih karunia-Nya. Nuh dan anak-anaknya diselamatkan untuk mengadakan suatu "permulaan baru". Mereka ini menjadi "cikal bakal semua manusia dimuka bumi samapai sekarang ini (Kej. 9:1).






Dari suatu penelitian ilmiah dengan mengadakan penggalian di Mesopotamia selatan, ditemukan suatu lapisan tanah yang merupakan endapan lumpur air bah setebal 3 meter, kota Ur juga rusak akibat banjir yang lama. Dari dokumen tertua yang dikenal sebagai "Daftar Raja Sumer" yang ditulis lebih dari 2000SM memperkenalkan tentang raja-raja yang memerintah sebelum air bah dan setelah air bah. Berarti peristiwa air bah adalah nyata dan dapat dipercaya.

b. Perjanjian Allah dengan Nuh
Perjanjian Allah dengan Nuh diadakan setelah air surut dan bumi kering seperti semula. Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta diperintahkan, "Beranak-cuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi". Semua makhluk ciptaan-Nya di bumi berada dalam kuasa manusia. Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri. Dan janji Allah, bahwa tidak akan ada lagi air bah yang memusnahkan segala yang hidup di bumi, seperti yang telah Ku-lakukan (Kej. 9:1-6, 11).


2. Etika dan Moral Nuh
★ Nuh seorang yang hidupnya beriman & bergaul dengan Allah, sikap dan perbuatannya benar di mata Tuhan.
★ Moral Nuh tidak tercela, berani tampil beda dengan perilaku orang-orang di lingkungannya yang jahat & penyembah berhala (Kej. 6:9,11)
★ Patuh terhadap perintah Tuhan
★ Karakternya rajin & teliti dalam bekerja sehingga perintah untuk membangun bahtera mudah dilaksanakan dengan tepat (Kej. 6:22)
★ Nuh memegang teguh kepatuhannya pada Allah, meskipun akibatnya ia dicemooh banyak orang saat membangun bahtera
★ Ia mempunyai watak yang berhati-hati & sabar dalam mengambil keputusan (Kej. 8:6-12)
★ Nuh bersyukur & mempersembahkan korban bakaran atas penyelamatan Tuhan terhadap keluarganya (Kej. 8:20)
★ Sikapnya tekun dalam bekerja sehingga berhasil menjadi orang pertama yang mampu membuat kebun anggur (Kej. 9:20)
★ Nuh marah & mengutuk anaknya Ham atas sikap perbuatannya sewaktu ia telanjang akibat mabuk minum anggur (Kej. 9:21-27)