• Beranda
  • ...
  • Saham
  • Company Analysis, The Heart of Stock Fundamental Analysis

dunkzAvatar border
TS
dunkz
Company Analysis, The Heart of Stock Fundamental Analysis
Sebagai sebuah instrument investasi, saham memang dapat dipandang dari berbagai sisi. Saham diperdagangkan setiap harinya di bursa saham sehingga harganya akan terus berubah tergantung mood dari market. Saham yang sejatinya merupakan tanda kepemilikan suatu perusahaan (company), bisa dipandang sebagai komoditas. Range perdagangan yang cukup lebar tiap harinya memungkinkan kita untuk mendapatkan keuntungan dengan membeli dan menjual pada saat yang tepat. Jika kita memandang dari sisi ini, kita memposisikan diri sebagai trader. Tidak dipungkiri banyak trader yang berhasil mendapatkan keuntungan dengan menggunakan cara ini.

Namun apabila kita ingin menjadi purist dan memandang saham sebagai kepemilikan suatu bisnis, maka sebelum mulai berinvestasi di saham, kita sebaiknya mengetahui bagaimana bisnis suatu perusahaan dijalankan. Jika kita bisa mengambil keuntungan dengan trading, mengapa kita perlu bersusah payah melakukan analisa fundamental dari suatu saham? Toh dengan mengamati chart, kita bisa mendapatkan keuntungan juga.
Satu hal yang perlu diingat, dalam jangka pendek, market adalah voting machine, sedangkan dalam jangka panjang, market adalah mesin penimbang (weighing machine). Apa maksudnya?

Dalam jangka pendek, kondisi psikologis pelaku pasar akan sering berubah-ubah. Setiap hari berita dan informasi yang datang membanjir akan mengaduk-aduk emosi para trader dan mempengaruhi pandangan mereka tentang prospek suatu saham. Trader yang berpengalaman akan mampu untuk memanfaatkan kondisi psikologis para pelaku pasar ini dan mendapatkan keuntungan. Karena dalam jangka pendek, harga saham akan berubah-ubah sesuai dengan perilaku para trader tersebut. Oleh karenanya, dalam jangka pendek disebut dengan voting machine.

Apa yang terjadi dalam jangka panjang. Seekstrim apapun volatilitas harga saham, pada akhirnya kinerja perusahaan di baliknya akan membuat gap antara value dari perusahaan dengan harga saham yang diperdagangkan di bursa. Akibatnya, mau tak mau harga saham akan mengikuti kinerja dari perusahaannya. Oleh karena itu dalam jangka panjang, market disebut dengan weighing machine.

Apabila dasar kita dalam berinvestasi di saham adalah dengan menganalisa bisnis di baliknya, maka kita disebut melakukan analisa fundamental. Analisa fundamental sendiri sebenarnya sangat luas. Suatu bisnis mau tak mau akan dipengaruhi oleh kondisi eksternal (kondisi ekonomi, tingkat persaingan, regulasi pemerintah, dan fase suatu industri tempat perusahaan berada).
Walaupun begitu, sebuah perusahaan yang dikelola dengan baik akan mampu mengantisipasi perubahan kondisi eksternal . Apa yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menghadapi berbagai macam cuaca di luat perusahaan akan tercermin pada strategi yang mereka terapkan. Bagaimana kita mengetahuinya? Salah satu sumber yang cukup dapat diandalkan adalah laporan tahunan mereka. Di dalam laporan tahunan, manajemen akan melaporkan banyak hal mengenai perusahaan, mulai dari kinerjanya, tantangan yang dihadapi, strategi untuk mengembangkan usahanya, serta bagaimana kondisi keuangannya. Pendeknya, kita bisa mulai memahami suatu bisnis dengan membaca laporan tahunan.

Oleh karena itu, saya menyebut company analysis sebagai heart of fundamental analysis. Kondisi fundamental eksternal akan selalu berubah namun yang lebih penting adalah kemampuan perusahaan untuk mengantisipasinya.

Tujuan saya untuk membuat thread ini adalah melakukan analisa terhadap kondisi fundamental suatu perusahaan dan berusaha menemukan potensi-potensi investasi di dalamnya. Mari kita coba menggali potensi dari suatu perusahaan sampai dengan melakukan valuasi.

Silakan buat yang pengen diskusi di sini emoticon-Smilie

Beberapa tulisan di thread ini:

Belilah Saham Karena Nilainya, Bukan Harganya
Dasar-Dasar Company Analysis
PGAS: High Growth Potential with some Challenges
Bagaimana Cara Menentukan Harga Wajar Saham?
Layakkah Membeli Saham dengan PER yang Tinggi?
CPIN: Mulai Bangkit atau Hanya Sekedar Mendapatkan Durian Runtuh?
Memilih Saham ala Benjamin Graham (Bagian 1)
Memilih Saham ala Benjamin Graham (Bagian 2)
The Theory of Expanding Value
Sekilas Mengenai BBTN
INDF: The Noodle King
ASGR: Astra Group Yang Sering Terlewatkan
SCMA: A Profitable Media Company
Jaring Pengaman Valuasi Saham
Beberapa Website Yang Berguna Untuk Melakukan Analisa Fundamental
Memilih Saham Dengan Menggunakan "Magic Formula"
Spreadsheet Rasio Keuangan (v1.0) untuk Membantu Melakukan Analisa Fundamental
OK, Saya Berhasil Mendapatkan Saham Bagus dan Murah, Tapi Kapan Naiknya?
Dari Graham ke Buffett: Guru dan Murid, Ide Yang Sama (dengan Sedikit Perbedaan)
KLBF Redux: It Would Be Better for Us to Be Patient
ARNA: A Shiny Ceramics Producer
Menafsirkan Laporan Keuangan (Bag.1): Income Statement
Menafsirkan Laporan Keuangan (Bag.2): Balance Sheet
Menafsirkan Laporan Keuangan (Bag.3): Cash Flow Statement
Quiz: Undangan untuk Menuangkan Ide Valuasi (UNVR)
MRAT: Because Indonesia is Very Beautiful
Berburu Perusahaan Yang Solid (Bagian 1)
Berburu Perusahaan Yang Solid (Bagian 2)
MDRN: Chasing a Fortune from 7-Eleven Franchise
14 Nasehat Investasi Berharga dari Peter Lynch
FAST: Growing and Growing
Menggunakan DuPont Analysis untuk Memahami Karakteristik Industri
Spreadsheet Laporan Keuangan
GARP: Menggabungkan Value Investing dengan Growth Investing
GARP in Action: GARP Versi Saya, Fokus pada Pertumbuhan
Membaca Laporan Keuangan Bank (Bagian 1)
Membaca Laporan Keuangan Bank (Bagian 2)
Competitive Advantage, Kunci Mendapatkan Saham Pemenang
AUTO Update: Strong Performance
HEXA: Looks Promising
Hati-Hati dengan Cerita, Bedakan Harapan dengan Kenyataan

One-Day Workshop: Stock Picking & Valuation in 2013

Data Laporan Keuangan & Laporan Tahunan

Buku "Behind Investing Ideas" sudah terbit

NEW!: Tools untuk Tuning Valuasi Saham
Diubah oleh dunkz 01-07-2014 02:38
lina.wh
tien212700
baike11
baike11 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
255.9K
3.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Saham
Saham
3.7KThread1.7KAnggota
Tampilkan semua post
dunkzAvatar border
TS
dunkz
#15
Layakkah Membeli Saham dengan PER yang Tinggi?
Cara yang sangat umum digunakan untuk menentukan apakah suatu saham dijual terlalu mahal atau terlalu murah adalah dengan menggunakan PER (Price to Earning Ratio). PER dapat didapatkan dengan mudah dengan membagi harga saham dengan EPS (Earning per Share). Saham dengan PER 10x memberikan kita informasi bahwa jika kita membeli saham tersebut, dibutuhkan waktu 10 tahun supaya modal pembelian kita impas. Tentu saja dengan catatan pertumbuhan laba ke depannya nol.

Dengan membandingkan PER saham-saham yang berada di dalam satu industri, kita bisa dengan cepat mengetahui apakah suatu saham overvalue atau undervalue. Sayangnya PER ini memiliki suatu kelemahan mendasar. Jika seandainya PER ASII (Astra International) lebih tinggi daripada PER IMAS (Indomobil), apakah kita bisa memutuskan bahwa ASII dijual lebih mahal daripada IMAS? Jika Anda langsung menjawab ya, maka Anda mengikuti permainan yang sangat berbahaya.

Katakanlah saham X memiliki PER = 10x dan saham Y memiliki PER = 18x. Saham X terlihat lebih menarik sebagai sasaran investasi kita. Dengan membeli sahamnya, kita bisa mengharapkan balik modal dalam waktu 10 tahun sementara saham Y memerlukan waktu yang lebih lama (18 tahun). Benarkah?
Mari kita coba memandang dari sisi lain. Berdasarkan info dari laporan keuangan mereka, ternyata didapatkan long-term EPS growth saham X adalah 4 sementara saham Y berpotensi memiliki long-term growth EPS lebih tinggi yaitu 20%. Apa yang dapat kita simpulkan?

Mari kita simak ilustrasi berikut:



Terlihat bahwa meskipun PER saham X lebih rendah daripada saham Y, kedua saham tersebut memerlukan waktu yang sama (9 tahun) untuk balik modal. Berdasarkan hal tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tinggi rendahnya PER tidak bisa menjadi patokan kita untuk melakukan valuasi. Kita juga harus memperhitungkan faktor growth. Kembali pada kasus di atas. Jika kita membagi PER saham X dengan growthnya (nominal), maka kita dapatkan angka 10/4 = 2.5. Angka ini disebut dengan PEG (P/E to Growth ratio). Dengan cara yang sama kita bisa mendapatkan nilai PEG untuk saham Y adalah 0.9. Terlihat bahwa PEG saham X lebih tinggi daripada saham Y.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa saham dengan PER yang tinggi layak sebagai investasi selama tingginya PER tersebut dapat ditopang dengan growth. Hal lain yang menarik lainnya, dengan PEG kita dapat membandingkan saham-saham pada industri yang berbeda. Peter Lynch, mantan fund manager Magellan Fund merekomendasikan PEG tidak lebih dari 1. PEG yang lebih dari 1 mengindikasikan growth tidak mampu menopang tingginya PER.
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan PEG:

  1. Pastikan bahwa growth suatu perusahaan konsisten dan predictable.
  2. Walaupun PER yang tinggi dapat dioffset dengan growth, bukan berarti semakin tinggi growth semakin baik. Long term growth normal yang realistis dapat dicapai maksimal sekitar 25%. Growth yang lebih tinggi dari itu dalam jangka panjang sangat sulit untuk dipertahankan.


Di bawah ini adalah list PER dan PEG untuk beberapa saham berdasarkan laporan keuangan FY 2009. Data LT Growth didapatkan dari reuters



Disclaimer is on.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.