Pada masa Yesus, pemujaan kepada Allah dipusatkan pada upacara di Bait Allah atau Kenisah di Yerusalem. Pada mulanya, Raja Salomolah yang membangun Kenisah pertama di Yerusalem. Namun, Kenisah itu dihancurkan saat diserbu bangsa Babilonia.

Ketika bangsa Yahudi diperbolehkan kembali dari pembuangan, mereka kembali membangun Kenisah yang baru. Namun, Kenisah kedua ini tidak bisa semegah yang pertama.

Melihat kondisi ini, Herodes berkesempatan mengambil hati bangsa Yahudi. Dia merenovasi Bait Allah menjadi bangunan baru yang megah.


Keterangan:
Pengadilan bukan Yahudi
Pengadilan bukan Yahudi bertempat di pelataran yang luas. Orang yang bukan Yahudi hanya diperbolehkan berada di halaman ini, dimana pedagang dan penukar uang menggelar usahanya.

Pengadilan Perempuan
Baik laki2 maupun perempuan Yahudi boleh masuk ke Pengadilan Perempuan, namun untuk perempuan hanya sampai disini saja

Pengadilan Israel
Hanya laki2 Yahudi yang boleh masuk dalam Pengadilan Israel. Hewan kurban persembahan bagi Allah dibakar dalam mezbah besar di tempat ini.

Tempat Suci
Imam kepala boleh masuk sampai ke tempat suci. Di seberangnya, dibatasi oleh tirai mewah adalah Ruang Maha Suci, berupa ruang gelap yang disediakan untuk Tabut Perjanjian.


Di Kenisah, imamlah yang berwenang memimpin upacara keagamaan. Setiap hari, mereka menyalakan pelita dan membakar dupa. Orang Lewi membantu dalam urusan administrasi. Tugasnya meliputi memastikan para peziarah dapat membeli hewan kurban dan menukar uang mereka dengan koin yang dibutuhkan untuk membayar pajak tempat ibadah.