Mungkin kalau uang yang ada cap nya itu membuat design aslinya tertutup ,
grafiti . Dari segi estetika jatuh , walau dari segi sejarah unik , karena mungkin khas hanya terdapat peredarannya pada wilayah tertentu .
Kecuali kalau memang uang aslinya design PRRI
( seperti yang dibuat di Belgia itu ) , itupun kayaknya tidak mahal-mahal amat ya ?

Tentang Rp.5 Seri Pekerja Tangan-I , walau tidak ada tulisan angka tahun 1958
saya masih meyakini kalau uang nominal ini masih layak
digolongkan Seri Pekerja Tangan , karena design gambar nya ,
tanda tangan yang sama , bahkan jenis nomor seri nya ( 3 huruf 6 angka ) .
Mirip juga Vijf Gulden Seri Coen-II yang tidak dipasang gambar J.P.Coen
seperti denominasi lainnya .

Ada lagi seperti Seri Hewan Komodo Rp.2500,-
karena motif gambar yang sama , akhirnya digolongkan saja seri yang sama .
Padahal tanda tangan sudah berbeda , dan terbitnya 1964 ,
bahkan denominasi lainnya sudah ditarik pada 1959 ,
masih meniru design dari Seri Hewan 1957 .

Yang saya pribadi agak heran dengan perkembangan KUKI 2010 ,
walau tidak ingin mencantumkan harga ,
saya rasa jenis yang ada pada KUKI 1996 seharusnya bisa dimunculkan kembali , karena jenis ini nyata memang pernah ada dan tidak diedarkan .
Kalau perlu essay uang kertas juga / seperti banyak uang lama yang proof dimasukkan juga , namun tidak beredar dan juga langka .
Juga Seri Bunga Rp.2500,- 1959 , tidak masuk ?



Mungkin perlu ada penjelasan yang realistis untuk ini ,
dengan alasan yang dapat diterima , seperti hak cipta pemilik tunggal
yang tidak mau diekspos koleksinya , atau permasalahan hukum dan hubungannya dengan tuduhan Pemberontakan pada masa yang lalu ,
atau kalau ketahuan mengkoleksi akan ditangkap ,
atau mungkin penyusun katalog ditanyai dari mana dapat gambarnya padahal BI tidak mengedarkan ,
atau alasan lainnya yang rasional , mungkin baru dapat dimengerti .
( tapi apa ? )