TS
kadalxburik
+++ Kumpulan Tempat Wisata Kuliner Di Indonesia +++ (Update Trus)
Index
# Sate Kerbau
# Nasi Tiga Huruf
# Persekutuan Bumbu ala pesisir
# Nasi Rames Bali
# Warung Klangenan
# Pecel Mbah Wito
# Gudeg Yu Djum
# Tahu Kupat
# Kuliner Solo
# Bubur Bali
# Tepo Tahu
# Warung Makan Rosya Kebumen
# Udang Selingkuh
# Restoran Ria Rio
# Djendela Djinjer
# Rumah Makan Keluarga,Solok
# Mak Uneh
# Mie Bakso Akung
# Pecel Mbok Sadur
# Semanggi Suroboyo
# Warso Farm
# Sensasi Pinggir Kali Krasak
# Sate klathak
# Ikan Kuah Pala Banda
# Ikan,Kelapa,ubi Kayu
# Dendeng Batokok
# Sate Ambal
# Lontong Tuyuhan
# Kampung Keling
# Cakalang Asar
# Soto Ayam Pak No
# Kuliner Babel
# Megono Pekalongan
# Sate Buntel
# Bebek Basah Kuyup
# Lawar Klungkung
# Nasi Uduk Kuntilanak
# Sop Buntut Karamel
# Bakso Nuklir
# sate Kerbau
# Sate Kerbau
# Nasi Tiga Huruf
# Persekutuan Bumbu ala pesisir
# Nasi Rames Bali
# Warung Klangenan
# Pecel Mbah Wito
# Gudeg Yu Djum
# Tahu Kupat
# Kuliner Solo
# Bubur Bali
# Tepo Tahu
# Warung Makan Rosya Kebumen
# Udang Selingkuh
# Restoran Ria Rio
# Djendela Djinjer
# Rumah Makan Keluarga,Solok
# Mak Uneh
# Mie Bakso Akung
# Pecel Mbok Sadur
# Semanggi Suroboyo
# Warso Farm
# Sensasi Pinggir Kali Krasak
# Sate klathak
# Ikan Kuah Pala Banda
# Ikan,Kelapa,ubi Kayu
# Dendeng Batokok
# Sate Ambal
# Lontong Tuyuhan
# Kampung Keling
# Cakalang Asar
# Soto Ayam Pak No
# Kuliner Babel
# Megono Pekalongan
# Sate Buntel
# Bebek Basah Kuyup
# Lawar Klungkung
# Nasi Uduk Kuntilanak
# Sop Buntut Karamel
# Bakso Nuklir
# sate Kerbau
0
64.5K
289
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Domestik
10.2KThread•4.3KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kadalxburik
#36
Soto Ayam Pak No, Jangan Ngaku ke Semarang Kalau Belum Nyoba...
Kota Semarang, ibukota Jawa Tengah itu, ternyaya menyimpan potensi wisata kuliner yang 'membuat ngiler' juga. Banyak tempat makan yang selama ini tidak terekspose, ternyata ketika dicoba, rasanya lebih dahsyat dibanding yang sudah terkenal duluan. Beruntung penulis punya kesempatan keliling kota yang katanya cukup panas itu.
Alhasil, beberapa tempat yang sempat penulis dengar, langsung saya sambangi dan harus dicoba. Salah satu yang "menganggu" adalah Soto Pak No di Jalan Sukun, Banyumanik Semarang. Konon, penjual soto yang mengawali jualannya dengan warung kecil ini, kini sukses mengembangkan tempatnya lebih besar.
Tempatnya termasuk strategis, karena berada di ujung jalan tol menuju arah Solo atau Jogjakarta. Daerahnya masuk wilayah Srondol Wetan. Kalau dari arah Solo, sebelum masuk tol kita belok ke kanan di Jalan SUkun tadi. Gampang lokasinya.
Oh ya, Soto di Semarang, sebenarnya nyaris sama dengan Soto Kudus. Disajikan dalam mangkok kecil antara nasi dan kuah dicampur, meski sekarna juga menyediakan nasi yang dipisah. Porsinya memang tidak terlalu besar, itulah kenapa penulis selalu menghabiskan mininal dua mangkok sampai benar-benar merasa kenyang.
Pun di Soto Pak No. Sekedar informasi saja, di Semarang, nyaris semua soto menggunakan nama Pak No. Usut punya usut, ternyata karena Pak No yang awal sukses, semua yang memulai belakangan ngedompleng namanya. Padahal mungkin nama aslinya ada yang Yono, Jono, Tono, Pono, Sono atau Gino. Toh akhirnya semua bisa eksis. Tinggal kita saja pinter-pinter milih. Soto Pak No Banyumanik ini, termasuk keluarga yang asli. Mereka buka di Jalan Sukun ini mulai awal tahun 90-an.
Masuk di warng Soto ini, terasa sekali suasana jawa yang ramah dan santai. Pelayannya berbaju batik menyapa dengan bahasa Jawa. Saya memesan Soto [hanya ada Soto ayam kampung saja], penulis juga minta Es Teh [kalau di Jawa Tengah, Es Teh itu artinya sudah pakai gula, beda dengan Jakarta].
Soto datang dengan tambahan ciri khas lainnya, Sate Kerang, Sate Ayam Bumbu dan Sate Telor, ditambah tempe goreng. Tenang saja, tidak ada istilah menunggu terlalu lama, meski pengunjung sedang penuh sekalipun. Di depan penulis, sederet mobil berplat nomor B [Jakarta], AB [Solo], AD [Jogjakarta] dan R [Banyumas], selain H [Semarang].
Soto Pak No dihidangkan dalam mangkok berisi nasi, bihun, taoge, irisan telor rebus, bawang daun, dan daging ayam. Tentu dilengkapi kuah soto yang gurih. Sebagai temannya, Anda bisa menambahkan sate ayam, sate kerang, sate telur puyuh, tahu, tempe, serta perkedel kentang.
Bumbu kuah sotonya terasa sekali. Panasnya pas, dan kita tidak perlu tunggu lama untuk menyantapnya. Ambil sate kerang yang bumbu manis pedasnya [dominan manis sih], langsung nempel di lidah. Mulut 'ngap-ngap' ngerasain soto yang panas-panas tapi nggak mau berhenti menyuapnya. Percaya deh, tidak cukup satu mangkok untuk benar-benar merasakan enaknya Soto Pak No ini. Tambah satu mangkok lagi deh.
Warung Soto PAK NO ini buka mulai jam 7 pagi, ketika orang mulai beraktivitas, sampai jam 9-10an malam. Soal harga relatif murahlah, Soto dengan harga Rp 4000-an plus sate sekitar Rp 2000-an, rasanya masih bisa terjangkau kantong-kantong kita.
Buat yang nggak suka soto atau Teh Manis, tenang saja, Pak No juga menyediakan menu lain seperti ayam goreng kampung [yang juga nendang rasanya]. Untuk minum, standar sih, ada es campur dan minuman ringan lainnya.



Kota Semarang, ibukota Jawa Tengah itu, ternyaya menyimpan potensi wisata kuliner yang 'membuat ngiler' juga. Banyak tempat makan yang selama ini tidak terekspose, ternyata ketika dicoba, rasanya lebih dahsyat dibanding yang sudah terkenal duluan. Beruntung penulis punya kesempatan keliling kota yang katanya cukup panas itu.
Alhasil, beberapa tempat yang sempat penulis dengar, langsung saya sambangi dan harus dicoba. Salah satu yang "menganggu" adalah Soto Pak No di Jalan Sukun, Banyumanik Semarang. Konon, penjual soto yang mengawali jualannya dengan warung kecil ini, kini sukses mengembangkan tempatnya lebih besar.
Tempatnya termasuk strategis, karena berada di ujung jalan tol menuju arah Solo atau Jogjakarta. Daerahnya masuk wilayah Srondol Wetan. Kalau dari arah Solo, sebelum masuk tol kita belok ke kanan di Jalan SUkun tadi. Gampang lokasinya.
Oh ya, Soto di Semarang, sebenarnya nyaris sama dengan Soto Kudus. Disajikan dalam mangkok kecil antara nasi dan kuah dicampur, meski sekarna juga menyediakan nasi yang dipisah. Porsinya memang tidak terlalu besar, itulah kenapa penulis selalu menghabiskan mininal dua mangkok sampai benar-benar merasa kenyang.
Pun di Soto Pak No. Sekedar informasi saja, di Semarang, nyaris semua soto menggunakan nama Pak No. Usut punya usut, ternyata karena Pak No yang awal sukses, semua yang memulai belakangan ngedompleng namanya. Padahal mungkin nama aslinya ada yang Yono, Jono, Tono, Pono, Sono atau Gino. Toh akhirnya semua bisa eksis. Tinggal kita saja pinter-pinter milih. Soto Pak No Banyumanik ini, termasuk keluarga yang asli. Mereka buka di Jalan Sukun ini mulai awal tahun 90-an.
Masuk di warng Soto ini, terasa sekali suasana jawa yang ramah dan santai. Pelayannya berbaju batik menyapa dengan bahasa Jawa. Saya memesan Soto [hanya ada Soto ayam kampung saja], penulis juga minta Es Teh [kalau di Jawa Tengah, Es Teh itu artinya sudah pakai gula, beda dengan Jakarta].
Soto datang dengan tambahan ciri khas lainnya, Sate Kerang, Sate Ayam Bumbu dan Sate Telor, ditambah tempe goreng. Tenang saja, tidak ada istilah menunggu terlalu lama, meski pengunjung sedang penuh sekalipun. Di depan penulis, sederet mobil berplat nomor B [Jakarta], AB [Solo], AD [Jogjakarta] dan R [Banyumas], selain H [Semarang].
Soto Pak No dihidangkan dalam mangkok berisi nasi, bihun, taoge, irisan telor rebus, bawang daun, dan daging ayam. Tentu dilengkapi kuah soto yang gurih. Sebagai temannya, Anda bisa menambahkan sate ayam, sate kerang, sate telur puyuh, tahu, tempe, serta perkedel kentang.
Bumbu kuah sotonya terasa sekali. Panasnya pas, dan kita tidak perlu tunggu lama untuk menyantapnya. Ambil sate kerang yang bumbu manis pedasnya [dominan manis sih], langsung nempel di lidah. Mulut 'ngap-ngap' ngerasain soto yang panas-panas tapi nggak mau berhenti menyuapnya. Percaya deh, tidak cukup satu mangkok untuk benar-benar merasakan enaknya Soto Pak No ini. Tambah satu mangkok lagi deh.
Warung Soto PAK NO ini buka mulai jam 7 pagi, ketika orang mulai beraktivitas, sampai jam 9-10an malam. Soal harga relatif murahlah, Soto dengan harga Rp 4000-an plus sate sekitar Rp 2000-an, rasanya masih bisa terjangkau kantong-kantong kita.
Buat yang nggak suka soto atau Teh Manis, tenang saja, Pak No juga menyediakan menu lain seperti ayam goreng kampung [yang juga nendang rasanya]. Untuk minum, standar sih, ada es campur dan minuman ringan lainnya.
Spoiler for soto:
Spoiler for soto:



0
[/IMG]
[/IMG]