Kaskus

Regional

  • Beranda
  • ...
  • Papua
  • PAPUAPEDIA | Ensiklopedia Papua !!! (Updated)

kakatua.Avatar border
TS
kakatua.
PAPUAPEDIA | Ensiklopedia Papua !!! (Updated)
PAPUAPEDIA





Kumpulan Info-Info
seputar kekhasan dan keunikan Papua




Quote:





INDEX :

Burung Cendrawasih
Koteka
Kasuari
Papeda
Buah Matoa
Tradisi Makan Pinang
MUSAMUS
Festival Budaya Lembah Baliem
Situs Gua Jepang Binsari, Biak
Noken
Kangguru
Khasiat Buah Merah
Puncak Jayawijaya Dulunya Dasar Laut
Telaga Sarawandori
Epen Ka !!!
MUMI Khas Papua
HONAI - RUMAH TRADISIONAL PAPUA
Kayu Gaharu, Sang Pohon Dewa
Taman Nasional Lorentz
Festival Danau Sentani
Jangan Lupakan Pulau Mansinam
Pegunungan Arfak dan Harta terpendamnya
Pegunungan Arfak dan Harta terpendamnya (part 2 - end)
Kepulauan Raja Ampat dan pesona alam bawah airnya
Kepulauan Raja Ampat dan pesona alam bawah airnya - part 2 (end)
Kapak Batu, Maskawïn Wajib Suku Sentani






emoticon-SmilieCredit Penyumbang Tulisan emoticon-Smilie

ɐnʇɐʞɐʞ² PAPUAPEDIA | Ensiklopedia Papua !!! (Updated)
Ghoes Green PAPUAPEDIA | Ensiklopedia Papua !!! (Updated)
Regional Papua PAPUAPEDIA | Ensiklopedia Papua !!! (Updated)
jamzaja PAPUAPEDIA | Ensiklopedia Papua !!! (Updated)


Bagi2 Cendolnya gan u/ Penyumbang tulisannya emoticon-Big Grin emoticon-Big Grin emoticon-Big Grin
(Klik Icon)

emoticon-Blue Guy Cendol (L)



Quote:





PAPUAPEDIA | Ensiklopedia Papua !!! (Updated)
Join Group :
.:: Regional Papua Community ::.
http://www.kaskus.co.id/group.php?groupid=1601





emoticon-I Love Kaskusemoticon-I Love Kaskus emoticon-I Love Kaskus

0
68.2K
157
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Papua
Papua
KASKUS Official
3.3KThread229Anggota
Tampilkan semua post
kakatua.Avatar border
TS
kakatua.
#53
Kapak Batu, Mas k a w i n Wajib Suku Sentani
Kapak Batu, Mas k a w i n Wajib Suku Sentani



Quote:



Pada suatu petang, kehebohan kecil terjadi di Danau Sentani. Teriakan khas orang Sentani--salah satu suku yang ada di Papua--di atas perahu yang menyanyikan lagu kemenangan menggema. Itu tanda bahwa perburuan yang dilakukan berhasil. Dan yang berhasil menjadi tangkapan mereka adalah seekor buaya yang cukup besar. Binatang yang hidup di dua alam ini berhasil ditangkap di pinggir danau yang terletak sekitar 30 kilometer dari arah barat Kota Jayapura itu

Ondoafie (penguasa) Pulau Asei, Nomansen Ongge, adalah orang yang paling gembira dengan keberhasilan perburuan kali ini. Sebab, sebagai kepala suku, Nomanse Ongge akan memperoleh bagian yang cukup besar dari hasil penjualan kulit dan daging buaya. Maklum, saat itu bapak tiga anak ini sedang membutuhkan duit untuk membeli maskimpoi berupa kapak batu bagi putranya.

Di Sentani, pernikahan bukanlah urusan yang mudah. Dalam prosesnya banyak negosiasi yang harus dilakukan. Tak hanya itu, duit untuk biaya pernikahan, terutama untuk maskimpoi, juga banyak dikeluarkan. Sedikitnya sekitar Rp 5 juta dikeluarkan hanya untuk membeli alat-alat perkimpoian yang mulai langka.

Quote:


Perlengkapan perkimpoian, seperti kapak batu dan manik-manik sebagai maskimpoi harus ada. Sebab, jika persyaratan tersebut tak dipenuhi, sebuah pernikahan tak akan sah secara adat. Nah, hal ini yang sedang dialami putra Nomensen Ongge. Dia sudah menikah di gereja. Namun, dia belum bisa membawa pulang sang istri. Sebab, dia belum memberikan maskimpoi berupa 10 buah kapak batu dan manik-manik, sesuai permintaan keluarga besan.

Saat ini, keluarga Nomensen telah terkumpul sebanyak sembilan kapak batu. Namun, mereka harus menambah sedikitnya empat kapak batu lagi. Keempat kapak batu itu diperlukan sebagai cadangan kalau-kalau ada beberapa dari sepuluh kapak batu yang ditolak sang besan. Itulah sebabnya, Nomensen dan istri, serta seorang abuahouw (juru taksir kapak batu) sibuk mengunjungi sejumlah tetangga mereka untuk membeli kapak batu. Untungnya, Nomensen punya uang tambahan dari hasil penjualan kulit dan daging buaya. Dengan demikian, ia mampu mengeluarkan duit sebanyak Rp 600 ribu untuk membeli keempat kapak batu itu.

Pulau Asei adalah salah satu pulau yang terletak di tengah Danau Sentani yang termasuk kawasan Taman Nasional Gunung Cyclops. Danau Sentani yang letaknya tak jauh dari pusat Kota Jayapura, ibu kota Provinsi Papua memiliki luas 9.630 hektare. Di danau inilah orang Sentani yang berjumlah sekitar lima ribu jiwa, termasuk yang tinggal di Pulau Asei, mencari makan. Ikan mujair, mas, dan gabus menjadi tangkapan mereka sehari-hari.

Bagi para wisatawan, Pulau Asei yang menjadi wilayah kekuasaan adat Nomensen Ongge dikenal sebagai salah satu desa di Sentani yang masih mempertahankan tradisi pembuatan lukisan kulit kayu kabouw. Di masa lampau, kulit kayu kabouw digunakan sebagai pakaian dan pembungkus mayat. Lukisan-lukisan di atasnya menceritakan soal mitologi kehidupan orang Sentani, nilai-nilai sakral tentang kematian, dan simbol-simbol kelompok kekerabatan atau marga.

Sayangnya, nilai sakral dan sosial kayu ini, kini sudah mulai luntur. Warga di sana sekadar membuat lukisan kayu untuk konsumsi para wisatawan. Namun, ada satu hal yang dari dulu hingga sekarang tak berubah, yaitu fungsi kulit kayu. Kulit kayu ini biasanya digunakan sebagai alas tempat menaruh kapak batu pada perundingan pembayaran maskimpoi. Nah, perundingan pembayaran maskimpoi inilah yang sedang terjadi di kediaman Nomensen.

Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati, Nomensen telah mengabarkan kepada keluarga besan, keluarga Hengki Asabo Pepuhe, untuk merundingkan pembayaran maskimpoi. Sebanyak, 14 kapak batu telah Nomensen siapkan untuk dilihat aboahouw yang dikirim keluarga Hengki.

Dalam tradisi Sentani, abuahouw sebagai juru taksir dan kualitas kapak batu mempunyai kekuasaan penuh untuk menentukan maskimpoi mana yang bisa diterima. Dari sepuluh yang ditaruh Nomensen di atas kulit kayu kabouw, dua kapak batu ditolak. Nomensen kemudian segera menyodorkan penggantinya, hingga akhirnya disetujui abuahouw.

Setelah abuahouw selesai menaksir, lengkap sudahlah jumlah maskimpoi yang telah disepakati. Saat akan mengambil pengantin wanita, keluarga Nomensen harus menyerahkan sebanyak tiga buah kapak batu rela besar dan sepuluh kapak batu mofoli yang ukurannya lebih kecil kepada pihak besan.

Dua hari setelah kesepakatan itu, Nomensen memenuhi janjinya untuk segera membawa menantunya, Agustina, ke rumah. Maka, dikirimlah sepasang utusan untuk menjemput pengantin perempuan di rumah Hengki Pepuhe.

Melalui sebuah manik-manik yang menjadi bukti kepemilikan dari keluarga Ongge, kedua utusan meminta kepada ayah Agustina untuk melepaskan anak perempuannya. Dengan demikian dia bisa diperistri oleh putra Nomensen Ongge.

Saat Agustina akan dilepas, beberapa teman sebaya dan kerabat mengiringinya dengan sebuah lagu ratapan. Lagu yang disenandungkan itu menggambarkan kesedihan atas kepergian seorang teman. Sementara itu, sebuah perahu baru telah disiapkan di depan rumah Hendri Pepuhe. Perahu ini nantinya akan menjadi milik Agustina dan suami sebagai modal hidup mereka dalam berumah tangga.

Agustina akhirnya pergi dengan menggunakan perahu pemberian orang tuanya. Sementara itu, sang suami telah menunggu di seberang danau. Tak lama kemudian, Agustina tiba. Tak ada ritual yang rumit untuk menerima pengantin perempuan. Satu-satunya syarat adalah pengantin dan penyambut harus menggenakan busana dari kulit kayu kabouw.

Setelah acara penyambutan yang singkat dan sederhana itu selesai, Agustina kini resmi menjadi anggota keluarga Ondoafie Nomensen Ongge. Pesta akhirnya ditutup dengan tarian anak-anak muda yang menggambarkan kegembiraan atas pernikahan itu.

SUMBER


Tambahan : Budaya potong jari dengan kapak batu

Bagi orang suku dani, setiap kali ada saudara atau kerabat dekat yang meninggal, mereka akan memotong satu ruas jari atau sebagian dari daun telinga sebagai tanda berduka.

Gambar :

Spoiler for PIC!!!:





NB : kimpoi = k a w i n emoticon-Nohope
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.