TS
kakatua.
PAPUAPEDIA | Ensiklopedia Papua !!! (Updated)
PAPUAPEDIA
Kumpulan Info-Info
seputar kekhasan dan keunikan Papua
INDEX :
Burung Cendrawasih
Koteka
Kasuari
Papeda
Buah Matoa
Tradisi Makan Pinang
MUSAMUS
Festival Budaya Lembah Baliem
Situs Gua Jepang Binsari, Biak
Noken
Kangguru
Khasiat Buah Merah
Puncak Jayawijaya Dulunya Dasar Laut
Telaga Sarawandori
Epen Ka !!!
MUMI Khas Papua
HONAI - RUMAH TRADISIONAL PAPUA
Kayu Gaharu, Sang Pohon Dewa
Taman Nasional Lorentz
Festival Danau Sentani
Jangan Lupakan Pulau Mansinam
Pegunungan Arfak dan Harta terpendamnya
Pegunungan Arfak dan Harta terpendamnya (part 2 - end)
Kepulauan Raja Ampat dan pesona alam bawah airnya
Kepulauan Raja Ampat dan pesona alam bawah airnya - part 2 (end)
Kapak Batu, Maskawïn Wajib Suku Sentani
Credit Penyumbang Tulisan
ɐnʇɐʞɐʞ²
Ghoes Green
Regional Papua
jamzaja
Bagi2 Cendolnya gan u/ Penyumbang tulisannya

(Klik Icon)


Kumpulan Info-Info
seputar kekhasan dan keunikan Papua
Quote:
INDEX :
Burung Cendrawasih
Koteka
Kasuari
Papeda
Buah Matoa
Tradisi Makan Pinang
MUSAMUS
Festival Budaya Lembah Baliem
Situs Gua Jepang Binsari, Biak
Noken
Kangguru
Khasiat Buah Merah
Puncak Jayawijaya Dulunya Dasar Laut
Telaga Sarawandori
Epen Ka !!!
MUMI Khas Papua
HONAI - RUMAH TRADISIONAL PAPUA
Kayu Gaharu, Sang Pohon Dewa
Taman Nasional Lorentz
Festival Danau Sentani
Jangan Lupakan Pulau Mansinam
Pegunungan Arfak dan Harta terpendamnya
Pegunungan Arfak dan Harta terpendamnya (part 2 - end)
Kepulauan Raja Ampat dan pesona alam bawah airnya
Kepulauan Raja Ampat dan pesona alam bawah airnya - part 2 (end)
Kapak Batu, Maskawïn Wajib Suku Sentani
Credit Penyumbang Tulisan
ɐnʇɐʞɐʞ²

Ghoes Green

Regional Papua

jamzaja

Bagi2 Cendolnya gan u/ Penyumbang tulisannya

(Klik Icon)
Quote:


0
68.2K
157
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Papua
3.3KThread•229Anggota
Tampilkan semua post
Ghoes Green
#7
Tradisi Makan Pinang
Hanya ada Di Papua| Only in Papua
Tradisi Makan Pinang di Papua
![kaskus-image]()
Tradisi Makan Pinang di Papua
Dilarang makan pinang. Stiker seperti itu sudah umum ditemukan di Bandara Sentani Jayapura, Papua. Larangan seperti itu diperlukan karena kegemaran saudara-saudara kita di Papua mengonsumsi pinang yang menghasilkan air ludah berwarna merah itu bisa membuat lingkungan Bandara Sentani menjadi sangat jorok.
Mereka yang makan pinang ditambah campuran lainnya, sama seperti orang makan sirih yang menghasilkan air ludah berwarna merah. Biasanya air ludah itu dimuntahkan begitu saja di jalan, atau di mana saja. Bisa dibayangkan kalau air ludah itu dibuang di terminal Bandara Sentani maka semua lantai akan berwarna merah, dinding-dinding juga berwarna merah akibat air ludah yang berwarna merah itu.
Jalan-jalan di sekitar terminal Bandara, atau di Kota Jayapura sendiri sebagian memang berwarna merah karena masyarakat dengan seenaknya membuang ludah di jalan atau tempat-tempat lainnya. Kesan jorok pasti terasa, dan kalau tahu penyebab warna merah itu adalah air ludah, maka kita akan hati-hati melangkah agar tidak menginjaknya.
Ada yang mengatakan, ludah berwarna merah itu tidak hanya dibuang di jalan, tapi kadang-kadang dengan sengaja dibuang ke bangunan yang baru dicat, atau lantai yang baru dibangun di sebuah bangunan baru. Yang bisa dilakukan hanyalah menempel stiker seperti larangan makan pinang itu. Dan itu pun rasanya belum tepat karena yang dilarang seharusnya membuang air ludah sembarangan, bukan tradisi makan pinang itu.
Kebiasaan membuang ludah hasil makan pinang itu sama seperti yang terjadi di Myanmar. Penduduk di sana juga terbiasa makan sirih yang dijual di pinggir jalan. Seperti merokok, setiap orang dapat membeli sirih untuk sekali makan. Karena itu, jangan heran di Myanmar jalan-jalan penuh dengan warna merah karena ludah berwarna merah dibuang sembarangan di jalan-jalan.
Kesan yang timbul mengunjungi Bandara Sentani memang sangat tidak nyaman. Semua toilet yang ada di Bandara itu dalam keadaan rusak, walau kata petugasnya sedang direnovasi. Toilet yang ada di terminal kedatangan, dan kebarangkatan semuanya tergenang air. Apalagi yang berada di luar terminal, semua toiletnya sedang ditutup karena alasan sedang dalam perbaikan. Kita khawatir genangan air yang ada di toilet itu selain air kencing dan air lainnya, pasti di dalamnya juga tercampur dengan air ludah yang berwarna merah dari pemakan pinang tersebut.
Dan lebih tidak menarik lagi di hampir semua Bandara di Papua, banyak anggota masyarakat yang bisa masuk sampai ke pinggir landasan tempat pesawat parkir, seperti di Bandara Sentani. Petugas memang berusaha untuk mencegah mereka masuk dan menghalau mereka untuk keluar dari daerah yang sebenarnya tertutup tersebut. Tapi mereka tetap tidak mau keluar dari lingkungan yang terbatas tersebut. Bagaimana faktor keselamatan penerbangan dengan adanya kelonggaran seperti itu.
Pemerintah memang telah berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat, dan masyarakat juga sebenarnya harus menjaga dan memelihara apa yang telah dibangun oleh pemerintah tersebut. Kita juga harus menjaga kebersihan lingkungan kita, apalagi Papua merupakan salah satu tujuan wisatawan mancanegara, sehingga harus kita jaga kebersihannya dengan tidak membuang ludah sembarangan.
Sumber : Infopapua
Sa tambah ya kk semoga tidak salah kamar

0
Ditunggu Penyumbang tulisan Lainnya 