Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

NikkentobiAvatar border
TS
Nikkentobi
SHARE Jangan Serakah, Bedakan antara Investasi dan Spekulasi
NOTE: Mengingat thread lama "Jangan Serakah" di-lock sejak kaskus kena hack kemarin, utk sementara, thread "Jangan Serakah" pindah ke sini dahulu. Buat teman-teman yg ingin membaca artikel-artikel di thread yg lama, bisa didownload dlm bentuk file pdf di sini. Jika linknya sudah kadaluarsa, harap info ke saya, agar bisa saya upload. Saya juga akan pelan-pelan memindahkan isi file pdfnya ke thread ini, tetapi akan memakan waktu karena formattingnya harus saya kerjakan lagi.

-----OOO-----

JANGAN SERAKAH, BEDAKAN ANTARA
INVESTASI DAN SPEKULASI


Terkadang sedih rasanya melihat banyak orang yang setiap kali terjebak "investasi" (dalam tanda kutip) yang nggak bener, karena belum mengerti investasi yang benar itu seperti apa. Investasi itu, menurut Benjamin Graham(gurunya Warren Buffet), adalah

"an operation which, upon thorough analysis, promises safety of principal and an adequate return. Operations not meeting these requirements are speculative".


Dalam bahasa Indonesianya kira kira :

"sebuah operasi, dimana melalui analisa yang mendalam, menjanjikan keamanan modal pokok dan tingkat keuntungan yang pantas/layak. Operasi yang tidak memenuhi persyaratan ini adalah spekulatif"

-------


Dalam definisi di atas ada 3 elemen yang penting buat sebuah investasi:
  1. Kita harus melakukan analisa yang mendalam

    Apa nih artinya? Artinya kita mesti pelajarin data data tentang investasi kita. Tidak cuma dengerin kata orang doang. Pelajari apakah model investasi itu benar feasible.

    Misalnya ada yg nawarin invest warnet, coba tanya teman teman yg punya warnet. Kalau nggak ada, luangin waktu liat gimana operasi warnet pada umumnya. Cari insider info dari karyawan warnet kalau perlu, tanya mereka per hari ada berapa jam, tapi minta data beneran jgn cuma omong "rame terus pak". Hitung estimasi pendapatan, hitung estimasi biaya (listrik mahal sekarang!), hitung biaya sewa, karyawan, penyusutan komputer dan lain lain.

    Repot? Tidak serepot kalau modal investasi kita hilang dan mesti ngumpulin modal lagi.


  2. Kita harus berusaha sebisa mungkin menjaga keamanan modal pokok kita

    Modal pokok kita adalah ibaratnya pohon di taman kita. Kalau cuma buah dicuri, tahun depan bisa berbuah lagi. Kalau misalnya dahan dipatahin orang, biarpun mengganggu, selama pohon masih hidup, masih bisa kita nikmatin buahnya tahun depan. Tapi kalau sampai pohon ini roboh?

    Harus diingat, SEMUA investasi itu ada resikonya. Bahkan anda beli Surat Utang Negara ataupun US Treasury Bonds pun masih ada resikonya, cuma resikonya sangat kecil saja.Jadi kalau ketemu orang nawarin investasi yang bilang NO RISK, langsung tinggalin saja, karena itu udah misleading, atau lebih parah lagi sedang mencoba buat scam kita.


  3. Kita harus berusaha mencapai tingkat pengembalian/keuntungan yang "PANTAS"/"LAYAK", bukannya "LUAR BIASA".

    Salah satu aturan utama yang kita harus selalu ingat, baik kita invest maupun spekulasi itu adalah "return proportionate to risk" atau "keuntungan itu berbanding dengan resiko". Risiko rendah memberikan tingkat Return/untung yang rendah. Resiko tinggi itu menawarkan tingkat Return yang tinggi.

    Tidak ada yang namanya "Resiko rendah-Return Tinggi". Lagi lagi kalau ada yang nawarin hal seperti ini, langsung aja tinggalin, karena kalau bukan misleading, ya berarti lebih parah lagi alias scam.

    Kalau baca koran sekarang, banyak yang nawarin "mimpi" main forex/options. Klaimnya "Over 1100% profit in 1 day!!!!!" Apakah itu bohong? Tidak juga, bisa saja kejadian seperti itu, karena saya juga pemain options and stocks. Tapi realita tidak seindah itu. Mereka tidak pernah nulis bahwa utk 1 orang yang profit 1100% in 1 day itu, sudah berapa orang yang modalnya ludes semua? Bahkan sebelum profit 1100% itu atau juga sesudahnya, orang itu sudah rugi berapa? Yang difokuskan dlm iklan adalah bahwa pada 1 hari itu, orang itu menang 1100%. Padahal dengan membeli lotere kita juga bisa "menang", beribu ribu % malahan.

    Jadi berapa sih tingkat keuntungan yang "Layak"/"Pantas"? Itu tergantung kepada banyak variabel, terlalu banyak buat dibahas semua. Tapi ada satu metode yang paling gampang. Kalau ada orang yang nawarin investasi dengan untung 10% perbulan misalnya, bahkan tanpa memperhitungkan faktor compounding (bunga berbunga) itu berarti udah 120% per tahun.

    Nah logikanya, kalau orang itu begitu yakin dgn proyeknya, kenapa dia tidak mengagunkan aja semua assetnya (rumah, mobil, dll), kalau perlu pinjam saudara. Bunga kredit dari bank di Indonesia itu sekarang tergantung tipenya paling 13-14%. Masih untung 100%++...

    Bahkan kalau orang itu narik duit pakai kartu kredit, yang bunganya gak kalah dengan rentenir, itu baru 48% setahun, masih untung 72% setahun!!! Tapi orang ini malah nawarin investasi ini ke anda, berarti anda udah harus mulai curiga ada udang di balik batu. Jadi analisanya harus lebih mendalam lagi. Lebih baik bertanya daripada sesat di jalan, itu kan kata orang tua kita.


-------


Nah permasalahnya, banyak orang yang tidak mengetahui hal hal diatas, lalu berpikir mereka invest, tapi gak sadar kalau mereka itu sebenarnya spekulasi, atau lebih parah lagi kena scam.

Ada satu catatan penting lagi yang mesti diingat, ini gak berarti spekulasi semuanya jelek. Seperti kata Benjamin Graham :

"Just as there is intelligent investing, there's also intelligent speculation. But there are many ways in which speculation may be unintelligent. Of these, the foremost are : (1)speculating when you think you are investing; (2) speculating seriously instead of as a pastime, when you lack the proper knowledge and skill for it"; and (3) risking more money in speculation than you can afford to lose"


Indonesianya kira-kira :

"Sama halnya bahwa ada Investasi dengan cerdik, ada juga Spekulasi dengan cerdik. Tetapi ada beberapa kondisi dimana spekulasi mungkin tidaklah cerdik, terutama : (1) Berspekulasi sambil menganggap bahwa anda itu berinvestasi (2) Berspekulasi secara serius (dan bukan utk bermain-main), padahal tidak mempunyai pengetahuan maupun keahlian utk itu; dan (3) Mempertaruhkan uang di spekulasi dalam jumlah yg terlalu besar".

Happy Investing!

------NOTE-----


Thread ini BUKAN tentang bagaimana "membuat Rp 1000 anda jadi Rp 1 juta". Kalau mau dibilang, thread ini lebih condong kepada "Bagaimana agar Rp 1 juta anda TIDAK menjadi Rp 1000."

Diskusi dalam thread ini mungkin akan saya arahkan kepada diskusi tentang :
  1. Investasi (investasi secara umum, bagaimana menyusun portofolio, instrumen investasi apa yg cocok bagi masing masing orang, dll)
  2. Spekulasi
  3. Financial Planning/Perencanaan Keuangan
  4. SCAM (bagaimana cara mengenali sesuatu tawaran sebagai SCAM, dll)


Fokus kepada topik di atas adalah karena saya lumayan akrab dengan topik-topik tersebut. Kalau mengenai bisnis/enterpreneurship, saya tidak berani banyak bicara, karena saya tahu banyak orang yg jiwa enterpreneurshipnya yang hebat. Selain itu pandangan tentang bisnis & cara menjalankan bisnis pun berbeda-beda antara tiap orang. Walaupun demikian, kalau sekedar bertukar cerita, tidak dilarang emoticon-Smilie.

----000----


Bagi yg tertarik buat ngikutin thread ini tetapi tidak sempat baca keseluruhan thread, di bawah ini adalah direct link ke beberapa posting dan juga diskusi saya dengan user lain di thread ini yang topiknya agak menarik.

Meskipun demikian, jika ada waktu, mungkin lebih baik untuk membaca thread dengan lengkap, karena banyak post yg bagus dari user lain yang tidak dibuatkan direct linknya (takut kepenuhan). Sayang kalau user-user sudah pada sharing tapi tidak kita manfaatkan.

Proyek Terjemahan/Rangkuman buku "The Intelligent Investor" :(MUST READ!!!)



Berkenalan dengan Reksadana
(link, tambahan)

Mengenal lebih dekat Obligasi
(part 1, part 2)

Investasi Emas di saat ini
(link)

Options : Investasi atau Spekulasi? (link)

Spekulasi, FM forbiz dan FM profesional
(link)
unik19
unik19 memberi reputasi
1
274K
2.4K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Entrepreneur Corner
Entrepreneur CornerKASKUS Official
22KThread4.5KAnggota
Tampilkan semua post
NikkentobiAvatar border
TS
Nikkentobi
#125
Kenali manajer investasi anda
Quote:


Quote:


-------


Saya pribadi melihat ada yang agak menarik di sini. Di post "Berkenalan dengan Reksadana" itu, saya ada quote dari buku Intelligent Investor :

Kebanyakan orang memilih reksadana dengan pertama-tama melihat performa (prestasi) selama ini, lalu reputasi manajer investasinya, lalu tingkat resiko reksadana itu dan yang terakhir dilihat (itu pun jika ada dilihat), berbagai biaya/fee dan pengeluaran reksadana itu.

Seorang Intelligent Investor dalam memilih reksadana, juga akan berdasarkan hal-hal di atas, tetapi dengan urutan yang terbalik.


Berarti seharusnya seorang Intelligent Investor menilai suatu reksadana dimulai dengan : (1)Biaya/fee (2) Tingkat Resiko (3) Karakter dan reputasi manajer investasinya, dan yang terakhir (4) prestasi reksadana selama ini.

Nah, yang menarik di sini adalah sejak saya menulis tentang reksadana, sudah ada dua orang yang bertanya mengenai mendalami karakter MI-nya, padahal itu urutan no 3. Mengapa tidak ada yg bertanya tentang no 1 atau no 2 ya? hahaha.

--------


Kembali ke pertanyaan mengenai topik "mengenal" Manajer Investasi. Tentu saja kondisi idealnya adalah jika anda bisa mengenal langsung manajer investasi itu secara pribadi dan tahu bagaimana pandangan dia tentang investasi. Tetapi tentu saja pilihan seperti ini boleh dikatakan tidak tersedia bagi para investor rata rata emoticon-Smilie.

Saya juga melihat bahwa investor reksadana di luar negeri, terutama negara maju, sedikit lebih "beruntung" daripada investor di Indonesia karena mereka bisa mencoba mendapatkan informasi mengenai manajer investasinya di Internet. Data tentang manajer investasi di Indonesia di internet sepertinya lebih sulit ditemukan.

Sewaktu makan siang tadi, saya meluangkan waktu untuk memikirkan solusi utk problem ini, dan menemukan suatu cara yang mungkin bisa dipakai teman-teman untuk membantu memberikan sedikit gambaran tentang Manajer Investasi suatu Reksadana. (PS: karena ini murni hasil pikiran saya, metode ini saya namakan metode "Edison" dan besok akan saya patenkan, hahaha, bercanda).

Di luar negeri, setiap reksadana di akhir tahun selalu memberikan laporan kepada para investornya. Seharusnya reksadana di Indonesia pun tidak berbeda. (Mudah-mudahan asumsi saya ini benar, karena kalau tidak, metode ini tidak bisa jalan)

Dalam metode ini, kita akan mencoba "mengenali" seorang manajer investasi melalui laporan ini. Untuk itu, sebelum menaruh uang kita di suatu reksadana, kumpulkanlah sebanyak-banyaknya laporan tahunan reksadana itu dari tahun-tahun lalu, semakin banyak semakin baik. Usahakan agar tidak ada tahun yang "bolong" laporannya.

Terlalu merepotkan? Mengutip tulisan di awal thread ini : "Repot? Tidak serepot kalau modal investasi kita hilang dan mesti ngumpulin modal lagi."

-------


Setelah memiliki arsip laporan itu, hal yang pertama harus dilihat adalah sudah berapa lama manajer investasi kita mengelola reksadana itu. Informasi ini seharusnya bisa dilihat dengan mudah dari laporan itu. Dalam setiap laporan tahunan, biasanya ada semacam "surat" dari manajer investasi kepada investor. Kita tinggal melihat apakah penulis "surat" itu berganti atau tidak.

Langkah pertama ini penting terutama utk reksadana yang sudah berjalan agak lama, karena ada kemungkinan pernah terjadi pergantian manajer investasi. Selanjutnya kita akan memfokuskan pengamatan kita kepada tahun-tahun di mana manajer investasi tersebut mulai mengelola reksadana itu.

Langkah kedua adalah mengamati apa saja investasi yang dipegang oleh reksadana itu setiap tahunnya. Misalkan kita berbicara tentang Reksadana Saham. Lihatlah saham-saham apa yang dipegang oleh reksadana itu tahun ini. Bandingkan dengan tahun lalu, dan lalu bandingkan lagi dengan tahun-tahun sebelumnya.

Jika setiap tahunnya saham-saham yang dimiliki oleh reksadana itu berubah drastis, maka mungkin ada baiknya kita berhati-hati. Ini bisa menandakan bahwa manajer investasinya berpikir "ala" trader dan bukan investor. Seorang manajer investasiseharusnya mempunyai pola pikir investor, dan seorang investor tentunya tidak akan "gonta-ganti" saham setiap tahun. Selain itu, jika manajer investasi itu berpikir "ala" trader dan reksadananya sering "gonta-ganti" saham, maka tentunya akan timbul biaya trading yang besar yang akan mengurangi tingkat hasil reksadana itu.

Langkah ketiga adalah membaca "surat" dari sang manajer investasi tersebut untuk setiap tahunnya, lalu bandingkan dengan laporan tahun berikutnya. Biasanya dalam "surat" tersebut, seorang manajer investasi akan menulis tentang prospek dan resiko, juga apa rencana investasi utk tahun berikutnya. Periksalah apakah apa yang dikatakan oleh manajer investasi itu benar dilakukan/terjadi di tahun berikutnya.

Ilustrasinya: dalam "surat" kepada investor pada tahun 2002, manajer tersebut berkata bahwa thn 2003, sektor telekomunikasi prospeknya bagus. Periksalah laporan tahun 2003, apakah benar dia lalu membeli saham telekomunikasi, dan bagaimana hasil dari investasi di saham itu? Jika misalnya dia berkata bahwa thn 2003 dollar akan melemah atau SBI akan naik, periksa apakah analisanya itu benar terjadi?

Dengan metode tiga langkah sederhana ini, mungkin teman-teman bisa mendapatkan sedikit gambaran kira kira seperti apa manajer investasi yang akan mengelola uang kita itu.

Mudah-mudahan cara yang saya usulkan ini bisa membantu sebagai pertimbangan tambahan dalam memilih reksadana.


Read my blog about investing at http://janganserakah.wordpress.com/
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.